STORY LOVE SMART GIRL

De PresiliaAgnesPermata

2.6K 786 697

Aiko Nakagawa, murid pindahan dari jepang yang sangat pintar. Awalnya ia bertemu dengan seorang cowok yang ng... Mais

For Readers
PROLOG♡♡
CHAPTER 01 ♡♡
CHAPTER 02 ♡♡
CHAPTER 03 ♡♡
CHAPTER 04 ♡♡
CHAPTER 05 ♡♡
CHAPTER 06 ♡♡
CHAPTER 07 ♡♡
CHAPTER 08 ♡♡♡
CHAPTER 10 ♡♡♡
CHAPTER 11 ♡♡♡
CHAPTER 12 ♡♡♡
CHAPTER 13 ♡♡♡
CHAPTER 14 ♡♡♡
CHAPTER 15 ♡♡♡
CHAPTER 16 ♡♡♡
CHAPTER 17 ♡♡♡
CHAPTER 18 ♡♡♡
CHAPTER 19 ♡♡♡

CHAPTER 09 ♡♡♡

104 29 1
De PresiliaAgnesPermata

Keesokan harinya...

Aku berangkat pagi,  karena Haruto tidak bisa mengantarnya karena terlalu pagi.

Aku sudah menyiapkan itu dari kemarin, ia lupa tidak mempunyai no hp Yuta dan Dave. Aku ingin membuat grup buat olimpiade minggu depan.

Aku berjalan menuju halte bus seraya melihat kanan kiri adakah orang yang sama mencari bus untuk mendapatkan tumpangan.

Aku tidak lupa untuk meminta doa restu kepada Ayah dan Ibunda nya yang sudah berada di Surga, ia selalu panjatkan doa tersebut agar bisa lolos hingga tingkat internasional.

Ini yang diimpikan oleh Ayah, Ayah berdoa agar anaknya bisa mengikuti lomba apapun itu di sekolah barunya, dan ternyata doa itu terkabulkan. Ini janji harus ku tepatin agar Ayah bangga jika aku mendapatkan juara 1.

"Semoga olimpiade ini mendapatkan nilai yang memuaskan. Amin"

Doa itu yang selalu ku panjatkan agar aku semakin semangat untuk mengalahkan sekolah lain.

Aku melihat bus lewat, ia melambai lambaikan tangan nya agar bus itu berhenti.

Bus itu terhenti, Aku memasuki bus dan mencari bangku yang kosong namun bangku itu nihil tidak ada yang kosong sama sekali.

Yang artinya aku harus berdiri hingga menuju ke sekolah, baginya ini bukan rezeki untuknya karena ia tidak mendapatkan tempat duduk.

Ia melihat sekitar ternyata kebanyakan anak sekolah namun sekolah itu beda dengannya, dan satu lagi ia menemukan baju seragam yang sama dengan miliknya.

"Kok kayak kenal sama seragamnya? Siapa ya penasaran banget?" ujarnya yang penasaran, ia sesekali mengintip name tag nya siapa karena orang itu tertidur sambil menggunakan headset yang terpasang di telinganya.

Dan ternyata orang itu adalah Yuta, teman sebangkunya. Lalu kenapa ia menaiki bus? Apakah motornya ada masalah sampai ia nekat naik bus ini?

Aku masih bertanya tanya dengan Yuta, atau emang ia bosan saja kalau ia menaiki motor tanpa adanya hambatan apapun pada motornya.

Aku heran kenapa ia malah menjadi orang yang kepo, padahal ia tidak mau mengurusi urusan orang dan ngapain juga ia memikirkan itu semua.

Ia tidak sadar ternyata sekolahnya sudah lewat sekitar 500 meter, ia membangunkan Yuta agar ia tidak telat.

"Kiri Pak.." ucap ku sedikit keras, agar supir busnya menghentikan busnya.

Yuta sedikit sempoyongan karena ia sedang mengantuk berat.

"Nih pak uangnya dan sekalian teman aku ya pak. Makasih ya.." Aiko berterimakasih kepada supir bus.

Yuta yang masih berjalan sedikit sempoyongan, membuat ku ingin membantunya. Aku kira Yuta ini sedang mabuk soalnya jalannya kayak sempoyongan parah.

"Siapa lo bantuin gue segala? Gue bisa sendiri nggak usah lo bantuin segala." ujar Yuta menghempas kan tangan ku yang sedang merangkul dirinya.

Aku kaget dengan perlakuan Yuta kepadaku, padahal diriku ingin berbuat baik dengannya, kenapa malah ia mendapatkan balasan yang begitu buruk pada dirinya.

"Maaf Yuta, aku pingin bantuin jalan kamu biar nggak sempoyongan soalnya kan bentar lagi mau latihan buat olimpiade nanti di ruangan khusus." jelas ku, Yuta hanya diam dan menghiraukan ucapan ku baginya sangat berisik bila aku nggakbanyak bicara.

"Iya iya sana lo nggak usah nungguin gue jalan duluan, gue bisa sendiri tanpa lo bantuin." sergah Yuta yang berjalan mendahului ku, Aku hanya diam dan menatap punggung milik Yuta.

Aku tidak sadar bahwa ada yang merangkul di belakangnya, ternyata cowok yang tidak dikenal.

Aku menoleh dan ia mendapatkan cowok itu tersenyum kepadanya, Aku hanya tersenyum tipis sangat tipis sekali.

Karena mood untuk pagi ini hancur karena ulah cowok yang sangat cuek mirip kutub utara itu.

"Kenapa nggak masuk?, dan lo ngapain masih disini dia nggak ngehargain lo buat bantuin dia. Lain kali jangan terlalu baik ama orang. Kenalin gue sohyun anak IPA 2. " ucap cowok yang bernama Sohyun, lalu ia pergi begitu aja.

Aku tidak sempat mengejarnya karena jangka jalannya sangat jauh.

"tuh siapa sih?!  Aku nggak kenal kamu, ngapain masih nenangin aku. Aku masih nggak ingat dengan kejadian itu." Aku teriak di tepi jalan, orang yang mengendarai kendaraan semuanya pada menoleh ke arah ku.

Aku sudah kehabisan tenaga, sekarang diriku berjalan menuju sekolah dan ingin menuju ke kelas untuk meletakkan tas.

Diriku ingin menyendiri, karena ia tidak mau digangguin oleh siapapun kecuali Jeno, dan Sora.

Berjalan seraya melihat anak-anak di dalam kelas, namun ia lihat Yuta sedang melihat di luar kelas dan ia tidak sengaja menatap dirinya.

Namun ia tidak mau melihat muka Yuta, karena ia masih ingat dengan ucapan anak lelaki itu. Jangan terlalu baik ama orang.

Ia berjalan seolah olah tidak terjadi apa-apa kepada Yuta, namun Yuta melihat kok Aiko tidak menatapnya balik.

Ini yang akan terjadi jika ia melakukan kekerasan adu mulut dengan Yuta.

Aku menunjukkan muka datarku, agar ia tidak mau ada orang yang menganggunya satupun terutama Yuta.

"Napa dah datar amat tuh muka? Habis makan sambal atau jeruk nipis sih?." kata Yuta yang sedikit bercanda.

"Itu bukan urusan kamu, dan kamu jangan ganggu urusan Aku. Dan kamu manusia paling rese yang aku temuin." sarkas ku, membuat Yuta kaget dengan ucapan ku yang keluar dengan sendirinya.

Satu kelas pun menoleh ke arah percakapan antara aku dengan Yuta. Aku tidak takut jika ia dibully oleh Yuta karena ia merasa itu benar.

"Lo nggak takut ama gue lagi hah?! Gue ingatin sekali lagi gue bisa bully lo sekarang juga kalau lo nggak ada hormat sama sekali dengan gue." ujar penuh dengan kata-kata yang sedikit menindas membuat orang-orang yang ada disekitar kelas sedikit bergidik ngeri.

"Kamu siapa aku ha?! Harus hormat sama kamu, aku nyesel tadi bantuin kamu. Bener apa kata anak tadi, jangan terlalu percaya ama orang lain." jelas ku, namun wajah sangar Yuta mulai memanas karena ulah ku.

aku sama sekali tidak takut, karena baginya Yuta itu adalah manusia yang tidak punya hati nurani sama sekali.

Aku langsung duduk di bangku tersebut, namun Yuta sudah teriak-teriak menyuruh ku untuk tetap berdiri.

"Heh sapa suruh lo duduk ha? Gue nyuruh lo itu berdiri, jangan harap lo bisa selamat ya jika lo masih ngeyel tetap duduk." ucap Yuta, lalu ia menampar muka ku menggunakan tangan kosong.

Plak...

Pipi ku seketika memerah, bekas dari tamparan yang begitu keras, yuta senang jika Aku merasakan sakit yang sangat luar biasa itu.

Namun itu hanyalah bayang bayang ku, aku masih dengan muka datar, namun ia tidak akan mengatakan kata-kata itu keluar dari mulutnya.

"Udah datang lo sekarang? Padahal gue tadi sedikit samar-samar lihat lo nolongin gue di bus. Bener nggak sih?" tanya Yuta penasaran, namun aku kaget ternyata Yuta tidak sadar jika aku menolong dirinya sempoyongan di tepi jalan.

"Iya itu aku, kenapa emangnya?" tanya ku, masih dengan muka datarnya.

"Nggak papa, dan gue minta maaf karena gue nggak sadar kalau lo itu yang nolongin gue sempoyongan." ucap Yuta sambil ingin berjabat tangan dengan diriku.

aku langsung ikut berjabat tangan, Yuta langsung tersenyum jika tangannya disambut dengan hangat.

"Yasudah setelah bel berbunyi, kita langsung ke ruang yang disuruh oleh  bu guru kemarin. Tapi kita bareng dengan Dave ya." ucap Yuta, Aku kaget kalau ia berbarengan dengan 2 cowok sekaligus.

Namun bagi dia takdirnya emang seperti ini, jadi mau gimana lagi emang ia diapit oleh orang yang pintar yaitu Yuta dan Dave.

Semoga kedua cowok ini tidak ada yang namanya berantem di dalam ruangan.

"Yasudah, terserah kamu maunya kayak apa aku ikutin aja alurnya." ucap ku yang mengikuti perkataan Yuta.

Yuta berjalan sambil bergandeng tangan denganku, Aku hanya pasrah jika Yuta bergandeng tangan dengannya.

"Woii ayo buruan ke ruangan itu, ditunggu ama guru nggak usah lama kalau disuruh ama guru." ucap Yuta yang masih nempel dengan ku.

Dave menoleh ke arah Yuta, dan ia melihat tangan Yuta menggandeng tangan Aiko. Lalu raut muka Aiko sedikit pasrah dan rada gemetaran. Sedangkan Yuta tidak merasa ada salah ia malah cengir.

"Tumben lo gandeng cewek? Lo suka ama Aiko ya Yut?" tanya Dave penasaran, Yuta lalu melepaskan genggaman tangannya dan sedikit gelagapan jika ditanyakan oleh Dave seperti itu.

"Nggak kok Dave, lagian kasian aja kalau dia berada di belakang makanya gue ada inisiatif buat gandeng dia biar berada di depan terus." ucap ngeles, namun Dave masih berfikir keras apa iya yang diucapkan oleh Yuta itu benar?

"Nggak mungkin, lo itu orangnya anti banget buat gandengan tangan apalagi cewek? Yang benar aja nggak ada rasa lo." tanya makin menjadi jadi, membuat Yuta kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan dari Dave.

"Jujur aja gue nggak bakalan nyebarin itu semua, lagian kalian udah cocok banget jadi pasangan serasi. Mendingan jadian aja daripada nanti diambil orang lo bro." celetuk Dave, Yuta tidak peduli bila Aiko ada yang naksir biarin aja lagian dia hanya berteman dengan Aiko, tidak ada maksud untuk mencintai Aiko.

"Nggak dulu bro, mentingin pelajaran dulu baru deh pacaran sepuasnya."

"Halah sok sok an lo pakai nggak mau segala, kalau gue ambil baru tau rasa lo." Dave makin panas panasi Yuta, namun Yuta tidak ada ekspresi sama sekali.

Aiko makin malas buat lihat 2 sejoli ini ribut memperebutkan dirinya, padahal Yuta hanya berteman tidak ada niatan lain selain itu.

"Pamit duluan ya, silahkan dilanjutkan ributnya." ujarku membuat Yuta dan Dave langsung berhenti ribut.

Dan sekarang berjalan menuju ke ruangan yang dimaksud oleh bu guru itu.

Ternyata ruangan itu sangatlah bersih, terdapat buku-buku yang memiliki level standar olimpiade, serta ruangan ini sedikit ber ac.

"Lumayan sejuk juga ya, dan ternyata banyak buku juga disini. Makin asyik nih kalau baca buku disini." kata ku lalu ia memasuki ruangan itu dibarengi oleh Yuta dan Dave.

"Iya, dan kalau kamu mau memasuki ini harus ikutan olimpiade dulu baru deh bisa ngerasain ini." timpal Dave, Yuta ikutan mengangguk.

Aku merasa bahwa vibes ini sangatlah beda, dan  bila Yuta atau Dave belajar ini kayaknya lebih nyeremin.

"Yaudah gue belajar dulu ya, takutnya gurunya datang kita belum siap buat ngerjain soal." Dave pergi menuju meja yang dekat dengan Buku dan tepat dengan Ac yang masih menyala.

"Gue juga mau belajar dulu, kalau lo mau liat-liat dulu nggak papa. Tapi jangan terlalu lama karena kita mau olimpiade." saran Yuta kepada ku. aku masih memikirkan itu dan niatnya pun diurungi karena ia tidak mau mengecewakan anggota timnya.

Aku berbalik badan dan ia mencari tempat yang selayaknya dekat dengan jendela serta ac yang cukup.

Aku melihat sekeliling, Yuta dan Dave kalau belajar serius vibesnya kayak beda banget. Ini kayak bukan dia.

Makin berwibawa banget kalau Yuta dan Dave belajar kali ini.

Aku juga nggak mau kalah dengan Yuta dan Dave.

Ceklek...

Pintu itu terbuka menunjukkan wajah guru Fisika memasuki ruangan itu, dan memberikan salam kepada muridnya.

"Selamat pagi anak-anak"

"Selamat pagi juga Bu." ujar anak-anak menjawab ucapan bu guru.

"Rajin sekali kalian belajar, nggak sabar ya buat untuk olimpiade. Jadi materi ini yang akan kalian kerjakan untuk hari ini." ujar guru itu sambil menuliskan sesuatu di papan.

Dave, Yuta, dan Aiko diam sejenak sambil melihat di papan dan ia memahami apa yang dimaksud.

"Ini ada 3 Print soal untuk hari ini, jadi dikerjakan dengan serius saya kasih waktu sebanyak 1 jam dimulai dari sekarang."

Bu guru itu menyalakan timer untuk melatih murid didiknya.

Aku langsung sigap mengambil soal dan mengamati soal tersebut. Sedangkan Yuta langsung mengerjakan tanpa mengamati soal tersebut, lalu Dave memilih soal mana yang sulit lalu ia kerjakan terlebih dahulu baru mengerjakan yang mudah.

Tipe-tipe saat mengerjakan soal sangat lah berbeda dari ini saja. Manakah yang cepat? Jawab di kolom komentar ya!

Waktu seiring berjalan, Aku masih mengerjakan soal no 7, Yuta sudah mengerjakan soal no 15,  Dave sudah mengerjakan soal 12.

Soal yang diberikan sebanyak 30 soal. Sedangkan Aku kurang 23 soal lagi, Yuta kurang 15 soal lagi, terakhir Dave kurang 18 soal lagi.

Ternyata yang mengerjakan dengan cepat adalah Yuta, tetapi tidak tahu salah dia ada berapa jadi kita tunggu waktu itu selesai.

20 menit akhir, murid olimpiade sedang mengerjakan dengan baik namun ada berberapa soal tidak ada jawabannya laiu ia melingkari soal tersebut.

10 menit berlalu, Aku sudah mengerjakan, hanya saja ia tinggal mengkoreksi hasil pekerjaannya.

5 menit terakhir Aku  sudah matang untuk mengumpulkan soal nya ini pertama.

Dan waktu pun selesai Yuta, Dave dan Aku sudah tidak memegang alat tulis apapun itu, jadi dia menyerahkan soal itu langsung ke depan guru tersebut.

"Kalian akhirnya mengerjakan dengan cepat, sekarang saya akan mengoreksi pekerjaan kalian. Silahkan baca buku buat refresnsi apakah ada soal yang sekiranya sulit bisa diajarkan dengan sebisanya kalau tidak bisa, bisa tanyakan pada Ibu." ujar guru itu sambil melihat pekerjaan milik 3 murid tersebut.

Aku, Yuta dan Dave langsung mengerjakan sesuatu yang menurutnya efektif. Berjalan seiring berjalannya waktu.

Aku menatap Yuta lekat bahwa ia menyadari ternyata Yuta sangat tampan bagi dirinya. Garis rahang yang begitu membuat aura Yuta semakin keluar dan ini tipe dia.

Namun aku tahu bahwa Yuta itu orangnya cuek kepada siapapun salah satunya dirinya sendiri, ia merutuki dalam diam dan ia ingin berkata. Mengapa Yuta itu dingin? Seandainya dia itu tidak dingin mungkin aku bakalan mendekati dirinya.

Ia tahu bahwa Yuta dingin itu ada maksud, namun ia tidak tahu maksud yang dimaksud oleh nya itu apa? Apakah Yuta emang semesterius itu kah?

Pikiran itu langsung ia buang-buang jauh saja, ini masih di ruangan ia tidak mau menjadi beban jika ia tidak bisa kompak pada saat olim itu terjadi.

Yuta yang melihat Aku gelisah, ia tahu bahwa dirinya ini kagum dengannya,  tetapi ia tidak mengasih tahu kelemahannya pada Aku. Bahwa ada satu kelemahan membuat semua cewek akan eilfeal dengannya. Tetapi ia biarkan Aku berpikir dengan pikirannya.

"Gue bakalan ngasih tahu ini ke lo kalau lo itu jadi cewek gue. Tetapi itu hanya bayang-bayang gue, nggak mungkin gue dapat cewek seperti lo." kata batin itu membuat ia ingin sekali mengungkapkan, tetapi tidak bisa untuk sekarang.

Dave merasa ada yang janggal dengan penglihatan, kenapa ia melihat Aiko dengan Yuta ini saling tatap tatapan sangat lama, apakah batinnya sedang berbicara? Lalu apa yang dipikirkan oleh 2 insan ini.

Padahal ada dirinya yang melihat itu dengan sendirinya, tapi tidak papa mungkin ia lupa kalau ada dirinya yang melihat itu.

"Heh! Lo kok pada tatap tatapan sih? Lo nggak lihat ada gue disini lihatin lo daritadi. Kalau lo berdua ini suka yaudah gas lah pacaran nggak usah ditunda."

"Enak sembarangan aja lo, kita masih pelajar nggak mungkin pacaran lah bego?!" ucap Bersamaan, membuat Dave cengir nggak jelas karena ia berhasil membuat keduanya ngamuk bersamaan.

"Tuh tuh kalian aja ngomongnya bareng, udah lo itu pas banget jadi pasangan. Ada pepatah mengatakan buah tak jatuh dari pohonnya yang artinya Aiko ini udah cocok jadi pasangan hidup tetapi masih calon kok." cerocos Dave, bagi Yuta ada benarnya juga namun ia memikirkan perasaan Aiko apakah dia memiliki perasaan yang sama dengannya?.

"Eh udah-udah malah ribut masalah pasangan, kalian ini jadi peserta olim harus menggebu gebu untuk mendapatkan medali emas juara 1. Itu yag kalian pikirkan jika udah ada, baru deh kalian mikirin pasangan." tutur Bu guru, sambil melihat 3 muridnya yang tunduk melihat meja yang sudah ada buku tebal menemaninya sedari tadi.

"Ibu harap kalian jadi siswa siswi yang berprestasi ya. Ibu tahu kalian ini memiliki potensi yang cukup luar biasa, jadi kalian harus pertahankan ya. Semoga sekolah kita makin dikenal banyak masyarakat bahwa sekolah ini tidak kaleng-kaleng alias banyak murid yang pintar."

"Itu yang bisa saya sampaikan, semoga kalian menjadi orang yang sukses, kalau begitu Ibu pamit duluan karena ada rapat mendadak jadi silakan kalian pergi ke kelas untuk melanjutkan jam pelajaran yang tengah berlangsung." ujar Guru itu, beranjak pergi dari ruangan itu diikuti oleh ketiga muridnya.

Aku, Dave dan Yuta berjalan bebarengan dan memasuki kelas yang sudah ada Guru mapel Sosiologi.

"Permisi Bu, maaf saya dengan teman-teman saya sedang ada tugas untuk latihan olim, dan mohon maaf keterlambatan kami karena guru pembimbing kami ada rapat mendadak, kami semua disuruh untuk kembali ke kelas. Dan mohon Ibu bisa mengerti." ujar Yuta ternyata Yuta ini sangat dewasa sekali, ngomongnya aja kayak orang lagi presentasi, namun anak kuliahan yang lagi presentasi di kelas, padahal bisa tinggal bilang izin ngapain panjang lebar gini. Nyusahin amat bagi ku yang melihat teman ku seperti ini.

"Iya saya tahu, jadi kalian bisa duduk dan makasih ya atas ucapannya. Bila kamu tidak tahu mengerjakan hal berapa tanyakan kepada teman sebangku yang sudah mengerjakan tugas."

Aku merasa  tidak ada yang mengerjakan, padahal teman sebangku juga ikutan olim, dan aku harus gimana buat tanyain tugas? Yaudah aku ke belakang aja siapa tahu dikasih tau apa aja materi yang harus dicatat.

"Eh, gurunya ngasih materi apa? Kalau boleh tahu sekalian dia ya." tunjuk ku, Yuta merasa langsung menoleh dengan sigap ia mengambil kertas pemberian dari anak itu dan menyuruh ku untuk memfoto materi agar bisa digunakan kembali oleh anak itu.

Aku dan yang lain sedang fokus, lalu sepasang tangan menepuk pundak ku, dengan cepat Aku melihat orang itu dan ternyata ia menawariku ke kantin.

Lalu Aku melihat, Yuta kok nggak diajak ya? Kan disamping dirinya ada orang loh.

"boleh nggak ngajak Yuta? Kasian dia nggak diajak, nanti biar aku aja yang bayarin makanannya."

Cowok itu langsung mengangguki, dan pergi menuju keluar kelas dan pergi ke kantin.

Sedangkan Yuta dan Aku masih di kelas karena menyiapkan uang untuk membeli satu buah jajan untuk mengganjal perut.

Lalu alasan mengapa Yuta tidak ditemani oleh banyak orang? Padahal kan ia baik kepada siapapun. Masa dia pencitraan doang.

                                     TBC

Jangan lupa untuk klik bintang untuk mengvote sebanyak mungkin, lalu klik kolom komentar untuk komen sebanyak mungkin. Dan jangan lupa follow akun Author dan Happy Enjoy ♡♡♡

Continue lendo

Você também vai gostar

Love Hate De C I C I

Ficção Adolescente

3.5M 232K 39
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
5.7M 295K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
2.7M 279K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...