Hope?

By MasNebz

9.9K 986 176

Aether adalah saudara kembar dari Lumine si seleb sekolah, namun mereka memiliki lingkungan yang berbeda. Lum... More

CH 1
CH 2
Perkenalan
CH 3
CH 4 ⚠
CH 5
CH 6
CH 7
maaf
CH 9
CH 10
CH 11 (part 1)
CH 11 (part 2)

CH 8

652 65 13
By MasNebz

Di toilet

Seorang anak laki laki tampak merenung di balik pintu toilet. Hanya duduk dan melamun, tidak ada melakukan apapun.

Dirinya tampak frustasi dan stress, matanya sedu dan tak lupa dengan pakaian yang berantakan. Halusinasi mulai menyaluti pemikiran nya, mental dia sudah diambang kewarasan dan kesehatan nya semakin memburuk.

Dia mulai memikirkan hal yang akan membuat nya bahagia saja, situasi ini sangat menyeramkan. Wajah nya menunjukkan ekspresi tersenyum dengan tatapan kosong, sungguh malang.

Sudah 10 menit ia terdiam, mungkin dia bolos 1 mapel pelajaran senseinya itu tidak baik. Namun saat keluar sudah ada zhongli yang bersandar di dinding kamar mandi.

"Anda harus menjelaskan semuanya Aether. "

.
.
.

Saat ini Aether sudah berada di kantor pribadi guru guru, terbilang cukup besar karena zhongli sendiri adalah wakasek (wakil kepala sekolah) jadi tak heran dirinya mendapat ruangan yang nyaman.

Aether dipersilahkan duduk, Zhongli mulai memasak air panas di teko portabel miliknya dan setelah itu dia menyajikan teh untuk dirinya dan Aether.

'Apakah sensei meninggalkan mata pelajaran dikelas? Sangat jarang sensei begini, pasti karena aku.. '

Suara hati Aether yang semenjak tadi melihat bawah dengan perasaan gelisah, kakinya yang terus bergetar dan tak lupa dengan memainkan jari miliknya, sejujurnya dia sudah merasa ini seperti penyakit mental.

Zhongli menyadari hal itu, dirinya menarik Aether ke sofa yang cukup untuk 4 orang duduk. Aether hanya pasrah dan mau tidak mau dia harus bercerita, jika tidak dirinya akan bermasalah dan Zhongli akan memanggil Adiknya yang sama sekali belum mengetahuinya.

"Sensei, aku-"

Belum menjelaskan dirinya di sodorkan dengan segelas teh. Teh yang benar benar diseduh tanpa memakai yang instant menurut nya sulit dibuat, namun ternyata Zhongli sudah sangat ahli dengan ini semua

Dengan perlahan Aether menerima secangkir teh tersebut, Zhongli mengkode untuk mencoba teh buatannya. Tentu di mengerti Aether dan Aether menyeruput teh nya.

Rasa sedikit pahit dan harum nya teh tersebut menenangkan dirinya.

"Kau siap? "

Aether menganggukkan kepalanya.

.
.
.

3 hari yang lalu..

Aether pulang bekerja, pukul 8 malam dirinya ingin memasak sesuatu untuknya dan Lumine malam ini.

Dia sudah turun dari kereta dan berjalan santai ke arah rumah, setelah itu dia melihat mini market yang tak jauh dari rumahnya.

Sebelum dirinya benar benar masuk kedalam, ada suara aneh di sebuah gang disebelah mini market nya itu. Suara orang meringis dan kesakitan disana, yang Aether lihat hanya tumpukan barang entah apa itu.

Mungkin orang yang meringis kesakitan butuh bantuannya? Aether memutari block rumah rumah yang ada disana dan mendapati jalan masuk lain menuju gang sempit itu.

Awalnya dirinya melihat orang yang terkulai di tanah dengan bahu yang terluka karena tusukan, dia menyadari bahwa itu adalah.. Diluc!

"Ka-.. Um kenapa bisa seperti ini? Apa yang terjadi? Kita kerumah sakit ya?! "

Aether memberikan pertanyaan pertanyaan yang membuat Diluc malas membalasnya.

Aether membopong Diluc dengan meletakan tangan Diluc di bahu nya, karena tinggi badan
mereka sangat jauh tentu mereka kesulitan.

"Tunggu- mereka akan kembali mencariku.. "

Diluc buka suara, Aether tidak peduli karena takut orang ini akan bertambah parah karena lukanya.

"Diluc.. Kulihat kau bersama wanita- eh? Pria manis? "

Seseorang berbadan besar dengan pakaian aneh menggunakan topeng yang tidak menutupi seluruh wajahnya. Giginya bertaring dan berambut biru pucat. Tak lupa dengan rombongan orang lain yang mungkin jadi pesuruh nya.

"Aku sudah menelfon polisi! Jangan lukai dia lagi. "

Aether panik karena diluc pendarahan dan dia hanya bisa membohongi orang yang mencegah mereka keluar dari tempat itu.

"Apakah aku peduli? Tentu saja tidak manis"

Orang suruhan tersebut maju untuk menangkap mereka, karena Diluc masi bisa berlari kami menerobos tumpukan barang yang tembus di sebelah minimarket itu dan berlari ke arah apartment milik Aether

Setelah sampai di apartemen Aether untunglah  mereka tidak mengikutinya. Aether membuka pintu dengan Diluc yang sudah pingsan di lantai apartement nya, surat dari Lumine di atas meja. Ketika melihatnya Aether tau Lumine akan menginap di rumah temannya.

Aether membopong Diluc ke sofa, lelah karena tubuh Diluc sangat berat dan memakan hampir semua staminanya. Akhinya Aether mengobati Diluc dengan sendirinya, membuka baju Diluc dan mengelap luka lukanya. Aether tidak terlalu pandai menjahit luka, jadinya aether membalut lukanya dengan pertolongan pertama miliknya. Besok akan segera membawa Diluc kerumah sakit. Untung saja Apartment miliknya ada lift, jika tidak mereka akan mati menaiki tangga di lantai 7

Paginya..

Diluc terbangun pada jam 6 pagi dan mendapati dirinya di kamar kecil yang rapi dan bercat cerah, matahari masih malu menunjukkan sinarnya dan kepalanya masih sedikit pusing.

"Dia.. "

Sebelum selesai berbicara, dirinya mendengar ketukan pintu dan Aether masuk dengan mapan makanan.

"Seperti orang sakit saja, kenapa kau menolong ku? "

Aether meletakkan meja di atas Diluc dan menghidangkan makanan yang ia buat. Sembari membuka tirai jendela, sinar mentari yang belum terik sama sekali menyinari kamar tersebut.

Aether masih tidak mau menjawab, Diluc melihat makanan yang diberikan Aether untuknya. Semangkuk sup panas dengan nasi dan air beserta buah dihidangkan kepada Diluc.

"Makan dulu, apakah kau bisa sendiri? Mau aku bantu? "

Masih dengan pertanyaan ganda Aether yang membuat Diluc mau tak mau meng iyakan karena dirinya tidak ada makan dari semalam dan bau sup Aether sangat membuat selera makannya naik.

Aether menyuapi Diluc, setelah makan Diluc di bopong menuju ruang tamu. Diluc terkejut melihat isi apartemen milik Aether, mirip dengan Apartment Lumine. Mungkin perasaannya saja.

Dan saat keluar dari apartment Aether menuju rumah sakit dirinya melihat nomor rumah yang sama persis. Apakah benar Aether adalah kakaknya Lumine?!

"Aku di pinjamkan mobil oleh tetanggaku, aku sedikit bisa menyetir, kita kesana pelan aja ya soalnya aku gaberani ngebut.. "

Aether mempersilahkan Diluc duduk di kursi depan dan Aether membawa Diluc kerumah sakit dengan kecepatan mobil yang tidak lebih dari 30km/j

Memang hari libur namun ntah kenapa mereka merasakan ini akan menjadi kebiasaan mereka, Sangat asing namun nyaman.

"Tuhan apakah saat masa depan dia menjadi istriku? "

Suara hati Diluc

Gengsi gini tapi sayang ya.

.
.
.

Aether sudah mengantar Diluc dan pamit ingin kembali, tanpa berterimakasih Diluc malah hanya mengangguk saja. Namun Diluc meminta nomor Aether, dia beralasan akan membalas budi dengan perbuatan Aether.

Aether kembali ke apartment dan mengantar kunci mobil tetangganya lalu kembali bekerja di pagi hari karena ingin membantu boss nya bersiap siap untuk beres beres. Namun naas dia harus kena musibah, seseorang yang menganggu nya kemarin ada di hadapannya.

.
.
.

Tbc



Continue Reading

You'll Also Like

431K 2.3K 19
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
606K 26.2K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
975K 145K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
636K 45.5K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...