ERLANGGA | END

Av pawssieshc

3.4M 103K 1.1K

FOLLOW DULU BARU SECROL ! Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo... Mer

01. Pertemuan Pertama
03. Daren Alpheus Zorion
04. Bohong?
05. Keributan
06. From Someone
07. Wedding
08. Awal yang Baru
09. Nonton Bareng
10. Satu Atap
11. Masuk Tim
12. 5 Menit Cukup?
13. Peliharaan Baru
14. Ungkapan
15. Turnamen
16. Kepergok!
17. Omah Sarah
18. Pindah
19. Perasaan
20. Jebakan
21. Milik Sepenuhnya!
22. Kepergian
23. Sendiri
24. Hari Berikutnya
25. Menang or Kalah?
26. Berita Buruk
27. Siapa Salah
28. Kembali
29. Belum Membaik
30. Muak
31. Rumah Sakit
32. Terpaksa
33. Masih peduli?
34. Kenyataan
35. Berduka
36. Pemakaman
37. Tiba Saatnya
38. Kesedihan
39. Ujian
40. Pisah Rumah
41. Cek up
42. Study Tour
43. Truth or Dare
44. Pantai
45. Papa Muda
46. Aku Kamu Nih?
47. Bersama Mereka
48. Pulang
49. Bukti
50. Takut Kehilangan
51. Gak Terima?
52. Pengakuan
53. Kelulusan
54. Marah
55. Anin Birthday's
56. Rese
57. Sate Ayam
58. Kebohongan
59. Yang Katanya Rumah
60. Insiden
61. Akhir dari Kisah
62. Bucin
63. Dubai
64. Welcome baby! [END]
ANNOUNCEMENT
OPEN PO!!
CERITA BARU

02. Pulang Bareng

119K 3.7K 25
Av pawssieshc

Matahari telah menampakkan sinarnya melalui celah jendela rumah yang megah. Dan di hari pertama semester genap ini, Anin akan lebih ambis mengejar target nilai, dengan datang tepat waktu, tidak bolos, juga rajin mengerjakan tugas.

Anin itu tipikal orang yang bisa dibilang pintar ya tidak, dibilang tidak ya tapi pintar. Semua tergantung mata pelajaran dan kapasitas otaknya yang mampu atau tidaknya mencerna.

Perempuan cantik lengkap berbalut setelan khas seragam sekolah di tambah kardigan itu menuruni anak tangga berjalan ke arah dapur dimana kedua orang tuanya tengah memulai sarapan di meja makan.

"Pagi Bunda, Ayah," sapa Anin sebisa mungkin tersenyum di depan mereka. Bisa dilihat matanya sembab karena semalam menangis memikirkan pernikahan yang sebentar lagi dilaksanakan.

"Pagi sayang, udah cantik aja nih anak Bunda. Mau sarapan apa hm? Bunda ambilin ya," tanya Jihan lembut.

"Em... Anin mau nasi goreng aja Bun, jangan pake telur ceplok tapi."

Lalu Jihan mengambilkan setengah centong nasi goreng ke piring untuk putrinya. "Ini nasi gorengnya. Habisin ya, bunda gak mau kalau kamu sampai kelaperan di sekolah."

Anin mengangguk dan tersenyum.

Hendra, selaku kepala keluarga yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya pun berbicara. "Anin, setelah pulang sekolah nanti kamu jangan kemana mana, begitu juga dengan Erlan."

Anin mendonggak belum sempat sendoknya masuk ke mulut. "Kenapa, Ayah? Memangnya kita mau kemana?"

"Malam ini perusahaan om Arhan akan mengadakan pesta besar besaran di Gandaria hotel yang akan di hadiri banyak orang, dan kalian juga wajib hadir sebagai pasangan."

"Tapi---,"

"Om Arhan bilang dia tidak menerima penolakan, kamu dan Erlan wajib mengikuti acara sampai selesai."

Anin menghela napasnya pelan, mau menolak pun rasanya tidak bisa, tapi bagaimana lagi? Jika Ayahnya sudah bertindak semua terasa sulit, susah untuk membantah.

"Iya Ayah, Anin usahakan pulang tepat waktu deh kalo hari ini gak ada latihan nari."

"Iya, Ayah harap kamu mau nurut," ucap Hendra sembari menyeruput kopinya.

"Bunda ikut juga?" tanya Anin pada Bundanya.

"Udah pasti ikut lah sayang, kemana pun ayah kamu pergi kan pasti bunda yang mendampingin."

"Udah kaya bodyguard pribadi aja ya bun." Anin terkekeh.

Jihan tersenyum senang melihat Anin tersenyum kembali, dan semoga saja putrinya ini bisa menerima takdir nya untuk menerima perjodohannya dengan Erlan.

°°°°

Di kelas XII IPA 1, kelasnya para cogan terkenal paling berisik, yang suaranya itu terdengar sampai ruangan guru. Tidak ada yang bisa bikin bahagia sampai jingjrak jingrak terkecuali jamkos bukan? Memanfaatkan waktu hanya untuk main main di sekolah.

Seperti sekarang, semua berkeliaran di mana mana. Ada yang tidur di kolong meja guru, ada yang menggosip, ada yang keluar masuk kelas izin ke toilet tapi balik balik bawa jajanan, ada juga yang sibuk ngerjain tugas buat di jam ke dua, dan masih banyak hal menyenangkan lainnya.

Tapi ada satu orang yang paling di hindarin di kelas ini. Ruby Shaveena, si bendahara kelas meletakkan kasar buku data nama siswa di atas meja. Dengan suara melengkingnya itu dia akan menagih uang kas, terutama di depan anak anak basket, pentolan SMA Cakrawala yang sering nunggak.

"BURUAN BAYAR KAS SEBELUM JURUS TIKUS KEJEPIT GUE KELUAR!"

"Buset!" Aldevano Dakara, mengusap telinganya yang panas mendengar suara Ruby berteriak tepat di samping.

"Buruan bayar! Lo udah nunggak 1 tahun anjir dari awal masuk gak bayar bayar!"

"Mampus!" ledek Refaldo Januartha.

"Sorry sorry aja nih ya, sebenernya gue duit ada, tapi belum di gesek aja. Lagian gue juga udah janji ya anjir buat bayar uang kas selama setahun, jadi lo gak usah malak malak gue wahai rentenir!" Devan menjitak kepala Ruby yang meringis.

"Wah, By! Lo di bilang rentenir dong sama dia!" tunjuk Caca mengompori.

"Bilang aja lo kere kan gak ada duit? Mana ada orang jelek kaya lo pegang duit, yang ada hutang bejibun noh di mana mana!" balas Ruby, si bendahara galak.

"Nyenyenye, Liat aja lo nanti gue bayar uang kas pake mahar nikah!" tekan Devan.

"Idih ogah!" Ruby bergidik ngeri.

"Ribut mulu lo pada! Giliran jodoh baru tau rasa!" timpal Mahen Algrava. Yang duduk di kursi tapi kedua kakinya sengaja dinaikkan ke atas meja. Memang tidak sopan.

"Nah tuh, capek gue liatnya, udah lah mending kalian nikah aja sana."

"Bacot! Diem lo!" jawab Ruby dan Devan bersamaan.

"Tuh kan jawabnya aja barengan, apa gue bilang." ucap Mahen.

"Uang kas nya berapa?" tanya Erlan tiba tiba. Si irit bicara yang bakalan ngomong kalau penting doang.

"Kenapa? Emangnya lo mau bayarin?" ketus Ruby dengan mata tajam.

"Cepet sebutin nominalnya, gue transfer ke rekening lo sekarang."

Semua orang yang ada di sana melongo, terutama Devan.

"1.245000, Itu selama setahun," ujar Ruby.

Erlan berdehem lalu mentransfer uang tersebut lewat handphone miliknya, dan Ruby menerimanya dengan tersenyum puas saat uang itu masuk ke rekeningnya.

"Bagus! Gini kek dari tadi! Gue kan jadi gak usah buang buang tenaga buat nagih kas temen lo."

"Udah kan? Yaudah sana lo pergi jauh jauh!" usir Mahen menggerak gerakkan tangannya.

"Iya iya, makasih Erlan." Ruby pun pergi dari hadapan mereka semua dengan membawa buku catatan yang di apit di ketiak.

"Huh! Dasar curut!" celetuk Faldo melihat kepergian Ruby dan bisa bernapas lega. Seenggaknya di antara mereka berempat ada satu yang bayar.

"Thanks, Lan. Gue gak tau lagi harus gimana kalo gak bayar tu uang kas," ujar Devan merangkul pundaknya.

"Kalo emang gak ada duit bilang anj, gak usah alasan belum gesek duit juga! Yang ada tu cewek malah makin bacot!" geram Erlan menyingkirkan tangan Devan dari pundaknya.

Sementara itu Devan menggaruk tekuknya yang tak gatal. "Hehe sorry. Nanti ya Lan, Palingan habis lulus gue baru bisa ganti duit lo."

"Hm."

"Gue heran, lo kok duitnya gak abis abis ya anjir." Mahen tampak geleng geleng kepala. Karena Erlan itu paling mudah soal uang, apa apa tinggal tf.

"Lah dia mah anak tunggal kaya raya, orang tuanya masih lengkap, punya perusahaan sendiri juga. Gak kaya lo! broken home, duit aja di bagi bagi.c sindir Faldo tanpa dosa.

"Bangsat!" umpat Mahen.

Kring kring kring

Bell pulang telah berbunyi, Guru guru pun meninggalkan kelas di jam terakhirnya, semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing masing.

Satu persatu mulai meninggalkan area parkiran sekolah, tinggal tersisa perempuan cantik yang berbalut kardingan denim berambut ikat satu itu masih menunggu seseorang di depan gerbang.

Anin melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. "Lama banget isss! Mana lagi tu cowok!"

Tin

Motor besar berhenti tepat di depannya. Dia membuka visor helmnya, menampilkan dua mata elang yang menyorot. "Cepet naik."

Anin berdecak lalu menaiki motor itu dengan berpegangan pada pundak Erlan agar tidak jatuh. Rasanya Anin mau maki maki dia karena Erlan telat datang, tapi Anin terlalu gengsi untuk itu.

"Pegangan." Erlan menarik tangan Anin agar melingkar di perutnya.

"Gak mau! Modus ya lo!" tuduh Anin melepas pelukan itu.

"Ck! Terserah!" decak Erlan langsung menyalakan motornya dan menancap gas dengan kecepatan penuh membuat Anin terjungkal terhuyung ke depan, reflek tangannya langsung memeluk erat perut laki-laki itu.

Dalam hati Erlan tersenyum. "Rasain lo!"

Di perjalanan pulang, membelah jalanan. Erlan terus melirik kaca spion motor yang mengarah ke perempuan yang sekarang memeluknya dari belakang menyembunyikan wajah di punggungnya sambil ketakukan.

"Lo kalo mau mati jangan bawa bawa gue kak!"

"Kalo gak ngebut gak bakal nyampe yang," balas Erlan dari balik helm, entah Anin mendengar atau tidak yang jelas ia merasa bahagia berada di posisi ini.

"Kita mampir coffee shop dulu mau gak hm?"

"Terserah."

Erlan mana tau kalau jantung Anin breakdown ingin salting tapi di tahan, tidak mungkin kan tantrum di tengah jalan begini, yang ada kena tegur polantas.

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

ÉTERNITÉ Av chaa

Tonårsromaner

39.9K 5.2K 10
[Sequel MY BABY BOYFIE, diwajibkan baca itu dulu] Nayya salah. Salah besar! Dia kira setelah hampir 4 tahun tidak bertemu dengan Sargas, pemuda itu a...
AKSARA Av 🦋

Tonårsromaner

7.1M 364K 75
BAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebel...
ElgaZa Av Saha Ria

Tonårsromaner

42.3K 2.5K 37
(DILARANG PLAGIAT!!!) (FOLLOW DULU DONG!!) Elgara Alexander Graham harus menikahi seorang gadis bernama Zahra Aurelia Rahman. Mereka menikah bukan ka...
743K 39.8K 55
TERSEDIA DI SHOPEE!!! Pencarian di Shopee bisa ketik "Novel My Possessive Cold CEO" tokonya cmg_berau Stok terbatas! Buruan order sekarang sebelum ke...