♪The Perfect Character♪

By Khanzra

2.3K 174 13

Ganti Judul: Awal: Peran Antagonis Sekarang: The Perfect Character Feli gadis yang memiliki sifat Cuek, tida... More

Bab 1 ||Felisha Albinara Viston||
Bab 2 ||Fuzia Varelio Mahardika||
Bab 3 ||Membiasakan Diri||
Bab 4 ||Tragedi Balapan||
Bab 5 ||Sekolah||
Bab 6 ||Kebenaran & Amarah||
Bab 7 ||Ingatan Yang Pahit||
Bab 8 ||Diary Fuzia||
Bab 9 || Isi Diary ||
Bab 10 || Pertemuan ||
Bab 11 || Sosok Misterius ||
Bab 12 || Berangkat Bersama ||
Bab 13 || Balapan dan Taruhan ||
Bab 14 || Fuzia VS Draxes ||
Bab 15 || Sosok Yang Rapuh ||
Bab 16 || Apa Itu Cinta?||

Bab17 ||Memiliki Teman||

69 4 1
By Khanzra

.
.
.
Happy Reading
.
.
Ini udah bukan Flashback
.

****
Terlihat Fuzi tengah mengikat rambutnya menjadi kepang satu, setelah selesai ia segera mengambil tas nya dan turun ke bawah.

"Selamat pagi," sapa Fuzi ketika di ruang makan.

"Selamat pagi juga," balas di kembar yang menatap adiknya dengan senyum.

"Ayo segera makan, setelah itu sekolah." ujar Gala yang segera makan di ikuti oleh kedua nya.

Selama makan ketiganya sama sama diam, namun si kembar sesekali melirik kearah Fuzi lebih tepatnya ke tangan gadis yang tengah di perban yang di gunakan untuk makan.

"Selesai," ucap Fuzi membuat keduanya segera menatap piring gadis itu yang sudah habis, dengan cepat keduanya menghabiskan makanan mereka lalu ikut berdiri mengejar adik mereka yang sudah keluar.

Selama perjalanan mereka hanya diam, benar sekarang mereka menggunakan mobil. Keduanya tidak membiarkan adik mereka menggunakan motor, walau tadi sempat terjadi perdebatan di bagasi karena perdebatan naik mobil.

Ketika di parkiran sekolah keduanya turun, Gala yang membawa tas Fuzi sedangkan Gale membuka pintu untuk adiknya.

Fuzi menghela nafas. "Bang tangan gue cuma luka bukan lumpuh," Fuzi menatap keduanya dengan datar.

Kedua nya hanya tersenyum tipis, tapi tetap berjalan di samping adik mereka.

"Halo Fuzi," sapaan dari belakang membuat ketiga nya menoleh, disana Raya terlihat berjalan dengan Wilona dan Olla.

"Mau ke kelas kan?" tanya Raya ketika dekat, bahkan dengan berani gadis itu merangkul bahu Fuzi.

Fuzi menoleh kearah rangkulan itu dengan datar, namun tidak menolak ia malah mengangguk menjawab. Raya tersenyum melihat respon Fuzi, dengan santai ia membawa gadis itu berjalan menuju kelas.

Sedangkan para lelaki hanya mampu cengo, apalagi Raya yang benar benar terlihat berbicara dengan Fuzi walau hanya di balas dengan anggukan atau gelengan oleh Fuzi.

"Woy! Kalian tetap disana kah?" teriak Raya membuat semua lelaki itu tersentak lalu segera berlari menyusul para gadis itu.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, terlihat banyak siswa keluar setelah guru yang duluan keluar, berbeda dengan yang lain Fuzi lebih memilih diam. Dia malah asik menonton film di ponselnya, melirik ke samping ketika merasakan pergerakan.

"Wil, beli cemilan yuk sama Olla terus bawa kesini. Kita nonton sama Fuzi," ujar Raya membuat Fuzi langsung menatap gadis itu dengan aneh.

Sedangkan Olla dan Wilona mengangguk, keduanya langsung berjalan keluar membeli cemilan di kantin. Sedangkan Raya langsung mendekat dan menarik tangan Fuzi untuk berdiri.

"Diri dulu, kita satuin meja. Biar bisa nonton bareng hehehe," tungkas Raya yang malah membuat Fuzi hanya diam dengan tubuh malasnya yang bergerak.

Terlihat Raya begitu asik menyatukan empat meja, setelah itu menyusun kursi untuk tempat duduk.

"Selesai, tinggal nunggu cemilannya deh." bangga Raya menatap Fuzi dengan senyum manisnya.

Fuzi tertegun namun segera sadar, ia langsung duduk di tempat nya dan meletakkan ponselnya kembali untuk segera melanjutkan tontonan nya.

"Etss nanti dulu, kita sama sama nonton sambil makan cemilan." Raya mengambil ponsel Fuzi dan mematikan layarnya.

Setelah beberapa menit keduanya datang, bukan hanya mereka berdua saja ternyata para lelaki juga datang.

"Loh El, kok kesini?" Raya terheran melihat inti Ralvalos yang datang.

Ellio hanya diam, sedangkan Raya mengedik bahu lalu duduk di samping Fuzi terlihat cemilan yang di beli telah di letakkan di atas meja, mengambil ponsel milik Fuzi lalu membuka layarnya.

"Eh! Pakai kata sandi, Zi buka terus letakin. Kita nonton sama sama," ujar Raya dengan ramah.

Fuzi dengan malas membuka layar lalu meletakkan lalu didirikan di dinding, dengan segera ia menyadarkan tubuhnya untuk menikmati tontonan itu.

Sedangkan yang lain kini sambil membuka cemilan sembari menonton ada juga yang malah bermain game, Fuzi menatap datar film thriller tersebut tanpa sadar menjadi lebih dekat dengan para tokoh utama tersebut.

"Ya habis, lo masih punya film yang lain kan?" tanya Raya pada Fuzi yang baru saja selesai mengambil hpnya.

"Adakan Zi?" tanya Raya membuat Fuzi yang ingin mengembalikan hpnya ke beranda menatap gadis itu.

Gadis itu mengangguk, kembali ke aplikasi dan menekan salah satu film favorit nya. Kemudian ia meletakkan kembali ponselnya ketempat tadi, membiarkan orang lain menonton film tersebut.

Film dengan judul Resident Evil:Death Island adalah salah satu kesukaan dari Fuzi.

Beranjak dari duduknya Fuzi berjalan keluar, Raya melihat kepergian Fuzi langsung bertanya.

"Lo mau kemana?" Fuzi menghentikan langkahnya menatap Raya.

"Mau kemana dek?"

"Toilet," jawab Fuzi yang tanpa menunggu lama langsung pergi ketoilet.

Selama perjalanan ia sama sekali tidak peduli dengan orang yang mengawasi dirinya, karena yang sekarang gadis itu pedulikan adalah ke toilet untuk membuang air kecil.

Tak!

Tak!

Tak!

"Jika kau mengikuti ku lagi, ku pastikan kau akan menyesal." Fuzi dengan cepat berbalik tanpa aba aba yang membuat sosok yang mengikutinya tidak sempat untuk bersembunyi.

"Kau, Bagaimana bisa?" bingung sosok bermasker tersebut.

"Pergi dan jangan pernah mengikuti ku lagi," ujar Fuzi menatap dingin orang tersebut.

Namun sosok yang berpostur pria itu sama sekali tidak bergeming, tatapan sosok itu menjadi tajam yang di balas tatapan dingin oleh Fuzi.

Set!

Tringg!

Fuzi langsung menarik kakinya ke kanan dengan cepat jangan lupakan tubuhnya yang ia miring, hingga pisau itu melesat mengenai dinding dan terjatuh ketanah.

Itu tidak di lakukan sekali tapi tiga kali, namun Fuzi mampu untuk menghindari semua dengan gesit. Lalu saat lemparan ke empat tanpa menyadari bahwa gerakan Fuzi berbeda dan dalam sekejap pisau yang terlempar ke arahnya tertangkap oleh Fuzi, menatap dingin sosok itu lalu dengan cepat melempar balik pisa itu.

Jleb!

"Argh!?" teriakan dari sosok itu membuat beberapa orang langsung mendengarkan nya.

Pisau itu tertancap di bahu kanan dengan dalam, sosok itu tidak sempat menghindar karena gerakan Fuzi yang tidak terbaca.

Drap!

Drap!

Drap!

Suara beberapa langkah terdengar membuat sosok itu segera kabur dari tempat itu meninggal Fuzi yang menatap kepergian sosok itu dengan datar, bahkan tidak ada sedikit rasa takut dari sosok Fuzi pada sosok misterius itu.

Saat beberapa siswa datang, Fuzi sudah lebih dulu menghilang meninggalkan tempat itu. Karena hal itu lah para siswa/i itu menjadi kebingungan kemudian mengusap tekuk mereka dengan pelan, melihat sekitar mereka langsung segera beranjak dari tempat itu dengan cepat.
.
.
.
Seminggu berlalu terlihat banyak sekali perubahan terutama sikap Raya kepada Fuzi, gadis itu benar benar selalu ada saja waktunya untuk mendekati Fuzi.

Sedangkan Fuzi ia membiarkan Raya mendekat, namun bukan berarti Raya mampu untuk membuat sosok itu tersenyum tipis sedikit pun.

"Ayolah Zi, ikut ya ya. Masa cuma kami bertiga sih," bujuk Raya pada Fuzi yang kini tengah memakan nasi goreng pesanan nya.

"Tidak." Fuzi menolak secara tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan.

"Please." Raya menangkup kedua tangannya didepan Fuzi.

Bahkan selesai Fuzi makan dan kembali ke kelas Raya tetap memohon, karena hal itulah Fuzi terpaksa ikut dengan tubuh malas.

Sungguh kalau di hari Minggu Fuzi selalu gunakan untuk tetap berada di kamar seharian, namun sekarang tidak bisa karena Raya yang begitu memaksa.

Dan sekarang berakhir lah mereka di pasar malam dengan Fuzi yang di tarik kesana kemari, membiarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Sedangkan para lelaki hanya mengikuti kemana langkah keempat perempuan itu, namun sesuatu hal membuat Fuzi menahan tarikan yang di lakukan oleh Raya membuat gadis itu menoleh kearah Fuzi.

"Lo kenapa Zi?" tanya Raya melihat Fuzi yang kini diam menatap kesatu arah.

Sedangkan yang lain juga ikut bingung, dengan segera mereka mengikuti arah pandang Fuzi di sana ada seorang lelaki dan juga seorang perempuan tengah berdiri menatap kearah mereka.

Salah satu dari dua orang itu menggerakkan mulutnya seperti mengatakan sesuatu, mereka mengerut kening tidak mengerti.

"Hah maksudnya apa anjir," bingung Saga yang menggaruk tekuk nya pelan.

Namun mereka tiba tiba merasakan aura di samping mereka, ketika mereka menoleh disana terdapat Fuzi yang tengah menatap dua sosok itu dengan dingin dan juga tajam.

"Kaya nya Fuzi ngerti deh gerakan mulut tadi," celetuk Angga yang merasakan aura yang kuat dari Fuzi.

"Permainan di mulai Fuzi." Semua orang langsung menoleh kearah Razka yang mengucapkan hal tersebut.

Lalu segera menatap kearah Fuzi, gadis itu sama sekali tidak bergeming sama sekali.

Ketika mereka melihat kearah dua sosok tadi, kedua nya sudah menghilang karena beberapa orang yang berlalu lalang.

"Dek maksud nya apa?" tanya Gale pada adiknya namun. sang adik hanya diam.

Gala mendekat dan menepuk bahu Fuzi, karena itu Fuzi langsung menoleh menatap abangnya.

"Maksudnya apa dek?" tanya Gala mewakili perkataan Gale tadi.

"Tidak ada," jawab Fuzi singkat yang kini berjalan meninggalkan mereka.

"Kaya nya ada rahasia deh yang di sembunyi-in adek lo berdua, dan itu bersangkutan sama dua sosok tadi." Galvin menyerukan pendapat nya sambil memakan makanannya.

Mendengar itu Gala Gale segera berlari mengejar adik mereka yang sudah menjauh dari pasar malam tersebut.

.
.
.
TBC
.
.
.

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.4M 300K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
205K 16.5K 18
Citra, gadis berusia 17 tahun, multitalenta yang hobi membaca novel ...... Suatu hari ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan jiwanya masuk kedal...
6.9K 669 20
✨Cerita ringan ✨ Anna Eleanor Gadis berusia 24 tahun yang kini bekerja di minimarket untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kalian mungkin berpikir nasib...
896 69 9
[Transmigrasi Story with Sistem] [Slow Updet/sesuai mood] ••• Kayaknya ini bakal jadi proyek tulisan mangkrak deh. Tapi, dari pada numpuk di draft, m...