Happy reading
Malam ini,Nara berkunjung ke apartemen abangnya.
"Bang"panggil Vira dengan Snack ditangannya.
"Apa?"tanya Elang menatap Vira sebentar,lalu matanya kembali fokus menatap layar komputer.
"Vira mohon,Abang keluar ya dari pekerjaan Abang.masih banyak pekerjaan diluar sana bang"
Jari-jari Elang berhenti mengetik diatas keyboard.
"Gabisa"ucap Elang singkat.
"Kenapa enggak?Rion ngancem Abang?jawab yang jujur bang Elang!"paksa Vira.
"Kamu akan tau alasannya.tapi ga sekarang"
"Aku maunya sekarang"
"Kamu ga akan paham"
"Vira udah remaja bang,aku pasti bisa ngerti"
Elang tak menggubris kata-kata adiknya.kini jarinya kembali bergerak lincah di atas keyboard.
Vira menghela nafas kasar.
"Oke,aku ga akan paksa Abang lagi.tapi aku cuma mau satu permintaan."ucap Vira.
"Apa itu?"tanya Elang.
"Jangan bunuh orang."
Tubuh Elang terasa kaku.Elang mengepalkan tangannya sesaat.
"Abang ga bunuh orang"sahut Elang.
"Terus apa yang dimaksud dari jual organ tubuh manusia?"
"Abang memang ditugaskan di bagian itu,tapi bukan berarti Abang ikut ngebunuh."
"Tapi kalo sampe polisi tau,Abang pasti langsung dipenjara bang!"
"Abang tau,tapi itu emang udah konsekuensi yang harus Abang terima Vira"
"Jadi Abang ga masalah kalo dipenjara?kalo Abang dipenjara,sama aja Abang ninggalin aku."
"Abang ga akan ninggalin kamu"
Vira mengalihkan pandangannya, mulutnya sudah lelah berdebat dengan Elang yang pada dasarnya keras kepala.
Elang memeluk tubuh adiknya, mengusap rambut Vira yang tergerai.
"Kamu ga perlu khawatir,abang bakal baik-baik aja kok.dan Abang ga akan pernah ninggalin kamu,adik Abang yang tersayang"
Vira tersenyum haru sembari menahan isakannya.jarang-jarang Elang berbicara so-sweet seperti ini, sekalinya bicara saja membuat rasa haru menyeruak direlung hatinya.
"J-janji?"tanya Vira dengan hidung yang sudah memerah karena tangisannya.
Elang terkekeh gemas.
"Iya Vira sayang"
Vira memukul lengan Elang pelan,rasanya sedikit geli jika dipanggil seperti itu.
"Aku nginep ya bang"
"Iya,tapi kayaknya Abang harus sumpel telinga Abang sama kapas deh"
"Loh, kenapa?"
"Kamu kan kalo tidur kayak kebo, dengkurannya keras"
"Mana ada!Abang ih!"Nara memukul dada Elang, sedangkan Elang tertawa kencang.
"Utututu maafin abang ya,Abang cuma bercanda.yaudah ayo tidur"
Mereka berjalan menuju kamr,lalu merebahkan tubuhnya masing-masing.keduanya terlelap dengan berpelukan.
Dan bisa-bisanya Vira lupa,tidak meminta izin kepada keluarga Nara yang sudah dilanda kepanikan saat ini.
Pada saat jam menunjukkan pukul 11 malam,Elang bangun dari tidurnya.lalu berganti pakaian menjadi serba hitam.
Sudah saatnya dia bertugas.
****
K
ediaman Azka.
"Sebenarnya Nara kemana?"Winda menggigit bibirnya cemas.
"Mama tenang dulu ya,papa lagi kerahin bodyguard buat nyari Nara"Azka memeluk lalu mengusap punggung istrinya.
Mereka kini tengah berkumpul di ruang keluarga, dengan kepanikan yang melanda hati mereka.
Galaksi,Alvaro dan juga Reza, berusaha menghubungi nomor Nara.namun hanya suara operator yang terdengar.sementara Kenzo menatap mereka dengan tatapan tak terbaca,jujur saja dia juga merasa panik sekaligus khawatir.tapi perasaan gengsi serta benci yang masih ada,membuat Kenzo enggan mengakui perasaan khawatir nya.
Waktu juga semakin larut.kini sudah menunjukkan pukul 23.45,namun belum ada tanda-tanda Nara ditemukan.semua bodyguard yang dikerahkan pun belum mendapat jejak apapun.
"Biar kita aja yang nyari"usul Galaksi.
"Baiklah, hati-hati"ucap Azka diangguki mereka.
Mereka berempat pun berpencar dan mulai mencari adiknya itu.
Disisi lain,seorang lelaki berparas tampan sedang menggeram marah.setelah kabar kalau Nara hilang,membuat emosinya tak terkendali.jika dihitung,sudah 10 bodyguard yang dia bunuh malam ini.
"Cari gadisku sampai ketemu.jika kalian tidak menemukannya,maka kupastikan jantung kalian keluar dari tempatnya."ucap lelaki itu dengan sorot mata tajamnya.
"Baik tuan, laksanakan!"
"Ah bagaimana aku bisa melupakan abangnya itu"gumam lelaki itu,lalu menyuruh tangan kanannya untuk datang.
Tak berselang lama,tangan kanannya pun datang.lelaki yang baru datang itu membungkuk hormat.
"Dimana gadisku?"tanya lelaki tadi dengan nada rendah.
"Dia sedang berada di apartemen saya tuan"
"Berani sekali kau membawanya kesana hah!"
"Maafkan saya tuan"
"Minum"perintah lelaki tadi lalu melemparkan serbuk berwana putih.
Lelaki itu meneguk ludahnya kasar.dia tau serbuk apa yang baru saja bosnya lemparkan,namun ini adalah hukuman nya.lelaki itu meminum nya,tak berselang lama tubuhnya kejang-kejang lalu darah mengalir dari mulut dan hidungnya.
Di sebuah ruangan gelap nan bau amis,seorang lelaki kini tengah bermain dengan mangsanya.namun kegiatannya itu harus terhenti,saat tangan kanannya memberi tahu kalau gadisnya telah menghilang.itu membuat lelaki itu marah besar,dan bermain brutal dengan mangsanya.
Setelah mangsanya tewas,dia langsung mengerahkan seluruh bodyguard nya untuk mencari.
Lagi-lagi ada nyawa yang terbunuh,seorang lelaki dengan tubuh kekarnya sedang mengamuk.kini 3 bodyguard dikabarkan tewas.
"CARI GADISKU SAMPAI KETEMU!"bentak lelaki itu.
"Baik tuan muda!"
Beberapa menit kemudian.
Kebetulan yang mengagumkan!kedua lelaki itu mendapat informasi kalau gadis mereka berada di apartemen bersama seorang lelaki.itu membuat mereka murka.tanpa basa-basi mereka langsung menuju apartemen tersebut.
Entah siapa dulu yang akan bertemu dengan Nara.
****
Nara mengerjab kan matanya,dia merasa ada yang memeluk tubuhnya dari belakang.ah dia ingat,kan semalam dia tidur bersama Elang.
Namun ada yang aneh,kenapa tempat ini begitu asing?ini bukan apartemen abangnya!berarti,orang yang memeluknya juga bukan Abang nya.Nara menoleh kebelakang dengan gerakan cepat,nampak wajah tampan yang terlelap membuat Nara melongo.
Dimana ini!? Dan kenapa bajingan Rion ada disini!belum lagi posisi mereka yang terlihat intim.
Nara melepas tangan Rion dari perutnya.namun nihil, bukannya lepas malah semakin erat.
"Ada apa sayang"tanya Rion dengan suara serak-serak basah,dengan mata yang masih terpejam.
"Kenapa si Rion harus cakep sih anju"batin Nara.
"Lepas!gue mau pulang!"sentak Nara.
"Pulang kemana?ini kan rumah kamu"
Nara menatap sekelilingnya untuk memastikan,apa benar ini rumahnya.sementara Rion yang sudah bangun pun terkekeh kecil,gadisnya sungguh polos.
"Ini bukan rumah gue!"seru Nara setelah beberapa saat terdiam.
"Ini memang bukan rumah kamu,tapi rumah kita"
Mendengar itu Nara berlagak seolah mual, sementara Rion berusaha untuk tidak marah saat ini.
"Minggir!"Nara menyentak tangan Rion kasar.
"Ayo tidur lagi,ini masih pagi sayang"ucap Rion sembari menahan tangan Nara.
Nara melirik jam dinding,benar.jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari.
"Bodo amat"cetus Nara dan menghempas tangan Rion kasar.lalu berjalan ke arah pintu,Nara menatap aneh pintu didepannya.karena tidak ada gagang pintunya,apa ini pintu geser?pikir Nara.
"Ini pintu apa sih,kok ga ada gagangnya"ketus Nara.
"Pintu itu udah didesain khusus sayang,jadi kamu ga akan bisa kabur"sahut Rion.
"Buka pintunya! siapapun yang ada diluar!"teriak Nara lalu menggedor pintu itu kuat, sementara Rion mengepalkan tangannya karena diabaikan.
"Percuma kamu teriak-teriak kaya gitu,ga akan ada yang denger."celetuk Rion.
Lagi-lagi Nara menghiraukan.Rion menatap punggung Nara dengan tajam,rahangnya sudah mengeras.
"Aku gasuka diabaikan"desis Rion yang tiba-tiba sudah dibelakang Nara.
Nara tersentak kaget.
"Mangkannya bukain cepet!"sentak Nara.
"Gak!"bentak Rion menyeret Nara menuju ranjang, Nara memberontak.
Rion melempar tubuh Nara ke atas ranjang,lalu menindih tubuh Nara.
"Mau apa Lo!"seru Nara mendorong tubuh Rion.
"Gadis pembangkang kayak kamu enaknya dihukum gimana hm?"
Hai hai hai
Gimana sama part kali ini?
Vote and komen!
Rion & Nara?
Lucas & Nara?
Alex & Nara?
Alzar & Nara?
Gio & Nara?
Jodoh Nara nanti tergantung komen kalian😝,lebih banyak ngeship Nara sama siapa..
~see you~