Takdir Yang Tak Direncanakan

By Siti_Wahyu_kezya

23.3K 1.9K 515

Bagaimanakah perasaan kalian jika takdir mengharuskan untuk menikah dengan lelaki yang tidak kalian cintai? A... More

🌸Pagi Yang Indah🌸
🌸Pertemuan Pertama🌸
🌸Kakak Menyebalkan🌸
🌸Kejadian Tak Terduga🌸
🌸Tipe Suami Idaman🌸
🌸Sepertiga Malamku Untukmu🌸
🌸Lokasi Pembangunan Proyek🌸
🌸Sejenak Melepas Lelah🌸
🌸Berita Tak Terduga🌸
🌸Pilihan Yang Sulit🌸
🌸Hatiku Memilihmu🌸
🌸Bimbang🌸
🌸Keputusan🌸
‼️INFO‼️

🌸Perjalanan Ke Puncak🌸

1.3K 121 25
By Siti_Wahyu_kezya

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an"

~HAPPY READING~

💠•💠•💠

Pagi harinya, kini keluarga Zahira sedang menikmati sarapan pagi bersama. Sama seperti biasanya, Susana meja makan hening, tidak ada yang membuka suara, hanya ada dentuman piring, sendok, dan garpu yang digunakan untuk makan.

Setelah tiga puluh menit kemudian, acara sarapan pagi keluarga Zahira pun sudah selesai. Langsung saja Zahira, Zahra, Bunda Farah, dan Bi Lastri segera membereskan alat makan, dan menyimpan makanan yang masih tersisa. Sementara Ayah Arga sudah beranjak dari ruang makan, dan pergi ke ruang keluarga untuk kembali mengurus bisnisnya. Walaupun ini adalah hari Sabtu, namun tidak ada kata libur bagi Ayah Arga, beliau harus tetap memantau bisnisnya, dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Setelah selesai membereskan peralatan makan, dan menyimpan makanan yang masih tersisa, Zahira, Zahra, dan Bunda Farah pun segera menyusul Ayah Arga ke ruang keluarga. Setelah sampai, ketiga perempuan itu pun ikut duduk di sofa bersama Ayah Arga.

Ayah Arga yang merasakan ada pergerakan di sekitarnya pun mendongakkan kepalanya, dan menatap sang istri, serta kedua putrinya yang sudah ikut duduk bersama dirinya di sofa. Lalu Ayah Arga menutup laptop, dan meletakkan berkas-berkas yang sedang dirinya pegang di atas meja.

"Hari ini kalian free kan?" Tanya Ayah Arga pada sang istri, dan kedua putrinya.

"Iya ayah, emang kenapa?" Jawab Zahra lalu balik bertanya pada sang ayah.

"Ayah rencananya mau ajak kalian ikut ayah survei ke lokasi pembangunan proyek ayah sama Alfian," ucap Ayah Arga mengajak sang istri, dan kedua putrinya untuk ikut bersama dirinya untuk survei ke lokasi pembangunan proyeknya dengan Alfian.

"Hari ini ayah? Kan ini weekend, nggak mau di rumah aja? Tanya Bunda Farah.

"Iya bun, mumpung ayah free. Takutnya kalo nanti-nanti malah ayah sibuk, dan nggak sempet ke sana," jawab Ayah Arga memberikan penjelasan pada sang istri.

"Emang proyek apa sih ayah?" Tanya  Zahira ikut penasaran.

"Hotel dengan nuansa alam gitu," jawab Ayah Arga.

"Wah, berarti lokasinya masih asri ya, yah? Tanya Zahra antusias.

"Iya lah kak, di daerah puncak," jawab Ayah Arga sedikit merasa gemas pada putri sulungnya itu.

"Wah Masya Allah, bisa sekalian healing nih," ucap Zahra begitu semangat. Rasanya dirinya sudah tidak sabar ingin melihat pemandangan alam yang sangat indah di puncak.

Memang Zahra lebih suka pergi ke tempat-tempat dengan nuansa alam, seperti pedesaan, pegunungan, dan pantai. Karena menurut Zahra, jika dirinya pergi ke  tempat-tempat dengan nuansa alam, Zahra bisa merasakan ketenangan, dan rasa syukur atas adanya alam semesta yang telah Allah ciptakan dengan begitu indahnya. Sedangkan Zahira lebih suka pergi ke tempat-tempat wisata religi, dan bersejarah dalam Islam. Karena menurut Zahira, jika dirinya pergi ke tempat-tempat wisata religi, dan bersejarah dalam Islam, Zahira bisa menjadi pribadi yang lebih kuat imannya, dan lebih bisa menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah SWT.

"Jadi gimana, kalian mau ikut ayah nggak?" Tanya Ayah Arga pada sang istri, dan kedua putrinya. Dan diangguki oleh Zahira, Zahra, dan Bunda Farah secara serempak.

"Ya udah, sana Zahra, sama Zahira siap-siap. Kita berangkat ba'da dzuhur," ucap Ayah Arga menyuruh kedua putrinya untuk bersiap-siap.

"Oke ayah!" Jawab Zahira, dan Zahra serempak.

Setelah itu kedua kakak beradik perempuan itu pun berdiri dari duduknya, dan beranjak ke kamar mereka masing-masing untuk bersiap-siap.

💠•💠•💠

Setelah shalat dzuhur, keluarga Zahira sudah siap untuk pergi ke puncak dalam rangka survei lokasi pembangunan proyek Ayah Arga, dengan Alfian.

Alfian juga turut ikut serta berangkat bersama keluarga Zahira. Dikarenakan Ayah Arga belum terlalu paham di mana lokasi pembangunan proyeknya dengan Alfian, jadilah Alfian diminta untuk berangkat bersama keluarga Zahira.

Setelah semua barang siap, satu per satu koper milik keluarga Zahira, beserta koper milik Alfian dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Kali ini Ayah Arga memilih menggunakan mobil Alphard berwarna hitam miliknya karena perjalanan yang cukup jauh, dan barang-barang yang dibawa juga lumayan banyak karena mereka akan menginap untuk beberapa hari di sana.

Di kursi bagian depan ada Ayah Arga, dan Bunda Farah, di kursi bagian tengah ada Alfian, dan Zahira. Sementara di bagian belakang ada Zahra seorang diri. Memang Zahra memilih untuk duduk di belakang agar dirinya bisa beristirahat jika merasa lelah nantinya.

Sementara Zahira, sebenarnya dirinya juga merasa canggung duduk di samping Alfian. Meskipun ada jarak di antara mereka, tetap saja Zahira merasa tidak nyaman duduk bersebelahan dengan lelaki yang bukan mahramnya di mobil. Apalagi ini juga kali pertama Zahira duduk bersebelahan dengan lelaki di mobil kecuali dengan sang ayah. Sebenarnya Zahira ingin menolak, namun karena tidak enak hati jika nantinya akan menyinggung perasaan gurunya itu, dan tidak mau memperpanjang masalah, jadilah Zahira menurut saja untuk duduk di samping Alfian.

Ternyata jalanan menuju puncak macat. Dikarenakan ini juga pada waktu weekend, yang pastinya orang-orang di ibukota, dan sekitarnya akaan pergi berlibur untuk beristirahat, dan merefresh diri mereka sejenak setelah seminggu ini disibukkan dengan aktifitas mereka masing-masing.

"Kita berhenti di res area dulu ya, ini juga macetnya panjang banget," ucap Ayah Arga meminta pendapat pada yang lain.

"Iya om, nggak papa. Lagian ini juga udah masuk waktu shalat ashar," jawab Alfian yang duduk di belakang Ayah Arga.

Setelah mendapat persetujuan, Ayah Arga segera melajukan mobilnya ke res area yang berada tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang.

Setelah mobil terparkir di res area, satu per satu keluarga Zahira, beserta Alfian pun segera turun dari mobil. Dan mereka segera menuju ke masjid yang ada di res area tersebut untuk melaksanakan shalat ashar terlebih dahulu.

Setelah selesai shalat, keluarga Zahira, beserta Alfian memutuskan untuk mampir ke cafe yang ada di res area tersebut untuk beristirahat selama beberapa saat sebelum nantinya akan kembali melanjutkan perjalanan.

Setelah semuanya duduk, seorang pelayan cafe datang menghampiri meja keluarga Zahira, beserta Alfian. Dan menanyakan menu apa yang akan mereka pesan.

"Permisi, ini daftar menunya. Bapak ibu, mas, dan mbaknya mau pesan apa?" Tanya pelayan tersebut sambil bersiap untuk mencatat menu apa saja yang akan dipesan.

"Saya teh hangat, dan pisang goreng, mbak," ucap Ayah Arga setelah membaca daftar menu yang diberikan oleh pelayan tersebut.

"Saya samakan saja seperti suami saya ya, mbak," ucap Bunda Farah ikut angkat bicara.

"Kalo mas, dan mbaknya, mau pesan apa?" Tanya pelayan tersebut pada Zahira, Zahra, dan Alfian.

"Saya matcha hangat, sama pisang keju ya, mbak," jawab Zahra.

"Kalo saya pesan coklat panas, sama brownies coklat ya, mbak," kini Zahira yang memesan makanan, dan minuman untuk dirinya.

"Saya samakan saja seperti mbaknya yang ini," ucap Alfian sambil menunjuk ke arah Zahira.

Pelayan tersebut pun segera mencatat makanan, dan minuman apa saja yang dipesan oleh keluarga Zahira, beserta Alfian.

"Masnya, sama mbaknya ini suami istri ya? Kok seleranya sama," ucap pelayan tersebut sambil menunjuk ke arah Zahira, dan Alfian.

"Hah? Eh, nggak mbak," elak Zahira cepat.

"Nggak mbak, mungkin cuma kebetulan saja," ucap Alfian ikut menimpali.

"Oh, kirain suami istri, soalnya pesanannya sama. Kayak bapak, sama ibunya," ucap pelayan tersebut sambil tersenyum canggung karena dugaannya salah. Lalu segera pergi untuk menyiapkan makanan, dan minuman yang telah dipesan oleh keluarga Zahira, beserta Alfian.

"Alfian suka coklat panas, sama brownies coklat juga, ya?" Tanya Bunda Farah.

"Iya tan, biasanya kalau saya lagi capek urus kerjaan, ummi bikinin coklat panas buat saya biar saya ngerasa rileks, dan tenang. Kalau brownies coklat, ummi emang sering bikin, jadinya saya suka," jawab Alfian memberikan penjelasan. Bunda Farah pun menganggukkan kepalanya paham.

"Wah, ummi kamu juga suka bikin kue, ya?" Tanya Bunda Farah lagi dengan antusias.

"Iya tan, Tante Farah juga suka bikin kue?" Ucap Alfian balik bertanya.

"Iya, kalo weekend gini biasanya tante, sama Zahira suka bikin kue bareng," jawab Bunda Farah.

"Oh gitu, nanti kapan-kapan bisa bikin kue bareng dong sama ummi saya," ucap Alfian.

"Wah, boleh tuh. Insya Allah kapan-kapan ya," jawab Bunda Farah.

"Zahira juga suka coklat panas sama brownies coklat, ya?" Tanya Alfian pada Zahira. Zahira yang mendengar namanya disebut pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Memang sedari tadi Zahira, Zahra, dan Ayah Arga hanya menyimak pembicaraan di antara Alfian, dan Bunda Farah.

"Wah, ayah seneng deh lihat bunda udah akrab sama Alfian," ucap Ayah Arga sambil terkekeh pelan.

"Iya nggak papa lah ayah. Siapa tau nanti bunda bisa punya menantu kayak Alfian gini. Udah baik, paham agama, ganteng, CEO muda lagi," ucap Bunda Farah memuji Alfian.

"Terima kasih tante. Tante terlalu berlebihan," jawab Alfian yang merasa apa yang diucapkan oleh Bunda Farah itu terlalu berlebihan.

Tidak berselang lama kemudian, seorang pelayan cafe pun datang menghampiri meja keluarga Zahira, beserta Alfian sambil membawa makanan, dan minuman yang telah dipesan. Langsung saja keluarga Zahira, beserta Alfian menikmati makanan, dan minuman mereka masing-masing.

Setelah selesai menikmati makanan, dan minuman, Ayah Arga segera memanggil pelayan di cafe tersebut untuk meminta total harga makanan, dan minuman yang harus dibayar.

"Biar saya aja om yang bayar," ucap Alfian tiba-tiba.

"Eh, nggak usah Alfian. Biar om saja," tolak Ayah Arga.

"Nggak papa, om," ucap Alfian lagi, lalu mengambil sebuah kartu dari dalam dompetnya.

Saat melihat kartu yang di ambil oleh Alfian, sontak Zahira, dan Zahra saling menatap satu sama lain.

"Black card," ucap Zahira, dan Zahra melalui tatapan.

Setelah semua makanan, dan minuman dibayar, keluarga Zahira, beserta Alfian pun segera beranjak dari cafe tersebut, dan kembali masuk ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.

Syukurlah, jalanan sudah tidak terlalu macat sekarang. Jadi tidak akan terlalu menghabiskan banyak waktu lagi untuk sampai di tempat tujuan.

Kurang lebih satu jam kemudian, mobil Ayah Arga berhenti tepat di halaman sebuah vila yang berukuran cukup besar. Vila tersebut adalah vila milik keluarga Zahira. Biasanya keluarga Zahira akan menginap di vila tersebut saat sedang berlibur di puncak. Dan di hari-hari biasanya, vila tersebut akan dijaga oleh orang kepercayaan Ayah Arga yang bertugas menjaga, sekaligus merawat, dan membersihkan vila tersebut.

Lalu satu persatu keluarga Zahira, beserta Alfian pun turun dari mobil. Tidak lupa juga untuk mengeluarkan semua barang-barang yang ada di bagasi mobil yang dibantu oleh Pak Yanto, orang kepercayaan Ayah Arga.

"Assalamualaikum tuan, gimana kabarnya?" Salam Pak Yanto sambil menjabat tangan Ayah Arga.

"Waalaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah baik. Kabar Pak Yanto sendiri gimana?" Jawab Ayah Arga sambil membalas jabatan tangan dari Pak Yanto.

"Saya baik tuan. Nyonya, Non Zahra, sama Non Zahira sehat kan?" Tanya Pak Yanto pada Zahira, Zahra, dan Bunda Farah.

"Alhamdulillah kita sehat pak," jawab Bunda Farah mewakili kedua putrinya.

"Kalo ini siapa?" Kasep pisan euy,," ucap Pak Yanto memuji Alfian dengan logat khas sundanya.

"Saya Alfian pak," ucap Alfian memperkenalkan dirinya sambil menjabat tangan Pak Yanto.

"Oh Aden Alfian, calon suami Non Zahra, apa Non Zahira nih?" Tanya Pak Yanto sambil tertawa kecil.

"Calonnya Zahira pak," jawab Zahra tiba-tiba.

"Ih ngarang. Nggak pak," bantah Zahira.

"Nggak salah," ucap Zahra meledek sang adik.

"Ya kan emang enggak. Kata siapa Pak Alfian calonnya Zahira?" Ucap Zahira masih berusaha membela dirinya.

"Kalo beneran kejadian kamu nikah sama Alfian. Kakak ketawain habis akad!" Ancam Zahra.

"Terserah," final. Zahira menyerah menghadapi kakak perempuan kesayangannya ini yang sangat menyebalkan bagi dirinya.

"Udah-udah jangan berdebat di sini. Nggak enak dilihatin Alfian, sama Pak Yanto," ucap Bunda Farah melerai perdebatan yang terjadi di antara kedua putrinya.

Zahira, dan Zahra yang mendengar perkataan sang bunda itu pun mengangguk, dan menundukkan kepalanya karena menahan malu. Terutama Zahira, dirinya merasa sangat malu ditegur seperti itu didepan gurunya. Pasti image nya akan rusak nantinya, begitulah yang ada dalam pikiran Zahira.

Sementara Pak Yanto hanya tertawa kecil melihat perdebatan di antara kedua putri dari majikannya itu yang sudah lama tidak dirinya lihat. Sedangkan Alfian, lelaki itu tetap stay cool dengan muka ekspresi datarnya.

Setelah puas mengobrol di halaman vila, keluarga Zahira, Alfian, dan Pak Yanto pun segera memasuki vila, dan segera memasuki kamar mereka masing-masing untuk membersihkan tubuh mereka. Dan mereka memutuskan untuk survei lokasi pembangunan proyek esok hari saja, karena sudah lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, dan hari pun juga sudah mulai gelap.

💠•💠•💠

Assalamualaikum

Apa kabar nih?

Semoga selalu dalam keadaan sehat, dan selalu baik-baik aja di manapun kalian berada yaaa💖

Akhirnya update lagi!

Gimana part ini?

Apa kalian setuju cerita ini dilanjutkan sampe ending?

Atau udah sampe di sini aja?

Oh iya, selamat menikmati liburan panjang natal, dan tahun baru yaaa💖

Tetap jaga kesehatan juga, soalnya lagi musim hujan

Have fun nice day yaaa💖

Vote dan komennya jangan lupa, oke?

Percaya deh, satu vote, dan komen dari kalian itu sangat berarti bagi seorang penulis☺️

Terima kasih banyak udah baca sampe sini💖

See you next part💖

Continue Reading

You'll Also Like

1M 19.7K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
129K 14.1K 18
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...
944K 2.9K 19
21+ Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu. Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik...
397K 28.2K 27
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...