Kenapa aku up lagi?
Kalian akan tau setelah baca diakhir. Intinya ini nentuin gimana cerita ini selanjutnya.
Jadi mohon pendapat kalian ya guys.
Aku terima apapun saran kalian asal dengan bahasa yang sopan
Maaf banyak typo karena emng gk di refisi samsek.
🥀🥀🥀
Saat ini yoselin melihat ruang asrama dengan wajah gelap
Ruang sempit penuh barang. Tempat tidur susun yang terlihat kecil, dan melihat kamar mandi kecil itu membuat yoselin merasa mual.
Dia tidak bisa hidup lebih lama disini! Tidak bisa!
Dia dulu memang sesekali tinggal disini, tapi itu hanya formalitas untuk memiliki hubungan baik dengan semua orang dan terlihat sederhana
Tapi jika dia di suruh untuk tinggal selamanya disini? Tidak mungkin!
Bahkan saat menarik nafas dia merasa sesak!
"Yoselin kenapa kau selalu terlihat murung? Apa ada sesuatu yang mengganggumu"
Segera yoselin menunduk lalu terisak pelan "tidak. Aku hanya masih merasa sedih"
"Apa karena tara?" Yang lain menebak
Yoselin tidak menjawab, keterdiaman yoselin seakan mengatakan kebenaran
"Bukankah ada banyak orang yang mau berteman denganmu? Kau tidak perlu memaksa orang yang tidak tau baik dan buruk seperti itu"
"Tapi dia tidak mempunyai teman selain aku"
Mendengar itu, ketiga wanita itu saling menatap dan tidak mengatakan apa-apa.
Mereka mengingat ucapan tara. Jika yoselin hanya berteman dengannya untuk menguras hartanya.
🍄🍄🍄
Hari ini tara sedang ada di supermarket, perempuan itu terlihat serius memilih bahan-bahan yang akan di masaknya hari ini.
Tara memang berniat memasak hari ini, untuk pertama kalinya.
Hey jangan remehkan keterampilannya! di kehidupannya dulu, masakannyalah yang menjadi kebanggaannya
Tapi membayangkan untuk siapa dia belajar memasak dulu, tara merasa jijik di hatinya.
Karena dion di kehidupannya dulu mengungkit masalah pernikahan dan dia memimpikan mempunyai istri yang pandai memasak dan hanya fokus pada rumah tangga, tara dengan bodohnya belajar dengan giat bahkan langsung dengan chef bintang lima yang ia sewa sendiri.
Meskipun dia memang tidak menyesal belajar dengan sangat keras, dia masih kesal karena objeknya untuk belajar di kehidupannya dulu untuk dion, pria brengsek yang hanya memanfaatkannya saja.
Sibuk dengan pikirannya, tara bahkan tidak sadar jika tangannya selalu mengambil bahan asal dan terlihat troli sudah penuh
"Haha"
Baru saat mendengar suara tawa rendah itu, tara tersadar dari lamunannya. Melihat kearah pria yang ada di hadapannya, dia terlihat ling-lung sebentar
Dia sepertinya pernah melihatnya, tapi tidak yakin dimana.
Sedangkan pria yang kini melihat wajah tara sepenuhnya terdiam lama, lalu tersenyum tipis
Melihat wajah tara yang terlihat tidak yakin saat melihatnya, pria itu kembali terkekeh kecil "apa aku memang semudah itu di lupakan?"
Mendengar suara husky pria itu, tara tertegun sebentar. lalu ingatannya berbalik saat dia sma dulu
"Kau ternyata disini! Eh...siapa perempuan ini?" Pria lainnya yang baru datang menatap tara bingung, lalu tatapannya beralih pada temannya
Mata curiga pria itu membuat tara merasa canggung.
"Bukan urusanmu." Ucap Xavier datar
Xavier menatap tara lama. Lalu melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kemudian senyum tipis terbit di bibirnya
"Kau terlihat berubah, tapi aku masih mengenalmu" mendengar itu membuat tara semakin merasa malu, xavier seakan menyinggung soal dia yang tidak mengingat laki-laki itu.
Benar-benar tidak pernah berubah. Dan penuh dendam!
Tara memang sudah mengingat sosok xavier. Laki-laki yang digilai seluruh siswa smanya dulu
Tapi xavier adalah musuhnya, ehem. Bukan musuh yang sebenarnya
Hanya....
Ya saat itu...
Saat itu tara....
Dia menyatakan cinta pada xavier di depan semua siswa, dan tentu saja langsung ditolak oleh pria itu
Karena itulah tara memusuhinya!
Hummp dia pikir dia siapa? Dia sangat sombong bahkan langsung menyuruhnya untuk menyingkir dari jalannya seakan dia adalah kotoran.
Saat itu tanpa semua orang tau, tara hanya menerima tantangan dari bella, dan tentu saja manusia gila itu langsung memiliki ide yang tidak kalah gilanya dengan otaknya
Dia disuruh menembak laki-laki yang di juluki pangeran sekolah itu. Dan itu adalah kejadian yang paling memalukan selama masa sma tara.
"Apa kau sudah mengingatku?"
Tara membuang wajahnya kesamping, pura-pura tidak melihat tatapan mengejek orang didepannya
Sedangkan teman xavier menatap xavier ngeri. Apa dia salah melihat? pria ini sepertinya tersenyum meski sekilas
Tidak. Mungkin dia hanya salah lihat, ya pasti salah lihat!
Melihat kearah tara lagi, dia terlihat ragu. Jika benar Xavier tersenyum, maka ada sesuatu pada wanita ini.
Tara melihat jam di tangannya, keningnya mengerut. Sudah hampir siang, sebentar lagi jam makan siang dikantor
Dia harus segera kembali, dan memasak untuk alarick. Dia ingin memberikan kejutan untuknya!
Dia melihat dua pria didepannya "maaf aku harus segera pergi" setelah itu tara berbalik menuju kasir
Xavier menatap dalam punggung tara. Dia memang berubah, tapi dia tidak tau pasti apa yang berubah dari perempuan itu
Tapi yang pasti. Dia terlihat lebih menarik.
🍄🍄🍄
"Nyonya kami bisa melakukannya, anda hanya perlu duduk dan menunggu kami untuk menyiapkan semuanya"
Tara menatap tajam kepala pelayan, yang membuat kepala pelayan itu bergetar takut
"Aku sudah bilang, aku bisa melakukannya sendiri, kalian hanya berdiri di samping dan membantuku saat aku membutuhkan bantuan" ucap tara tegas
"Baik nyonya" ucap kepala pelayan yang akhirnya pasrah.
Tara menyiapkan bahan-bahan. Dia berniat memasak soto ayam kesukaan alarick. Bukan hanya soto ayam dia juga berniat memasak telur balado, cumi asam manis dan perkedel kentang
Itu memang terlihat sederhana, tali karena itulah tara ingin menghidangkan hal yang mungkin alarick tidak pernah merasakannya
Karena masakan pelayan selalu mewah bahkan terkesan kebarat-baratan dan tara yakin jika alarick dikantor makan dari restoran yang tidak jauh berbeda.
Para pelayan yang melihat keahlian pisau tara terdiam, mereka baru tau jika nyonya mereka sangat pandai memasak, terlihat kemampuan pisaunya saja terlihat jika itu bukan dilakukan sekali dua kali, tapi memang sudah terlatih
Kepala pelayan yang awalnya takut tara mengacaukan dapurnya akhirnya menghela nafas lega dan ikut membantu yang di suruh oleh tara.
Setelah semuanya beres tara menyuruh pelayan untuk menyiapkan bekal yang akan di bawa kekantor alarick, dia sendiri naik keatas untuk bersiap-siap.
Tara keluar dengan memakai rok di bawah lutut, dan baju pendek yang terlihat santai, tapi juga elegan saat digunakan olehnya.
"Marie apa sudah siap?"
"Sudah nyonya"
"Baik. Aku akan pergi, tolong jaga rumah. Oh ya, jika kalian pulang sore nanti, tidak perlu memasak" kata tara
Kali ini kepala pelayan marie tidak lagi takut jika tara akan meledakan dapur, dia sudah melihat keahlian majikannya itu. "Baik nyonya"
Setelah tara sampai didepan perusahaan alarick, dia dengan sedikit ragu melangkah masuk
Melihat suasana kantor yang terlihat agak sepi, tara menebak jika ini sudah jam istirahat. Tapi meja resepsionis terlihat masih ada orang yang menjaga
"Maaf nona apa anda ada keperluan?"
Melihat senyum sopan orang didepannya, tara membalas dengan senyum tipis
"Ya. Aku ingin bertemu alarick"
Mendengar itu perempuan resepsionis itu terdiam sebentar, lalu melirik kearah tangan tara yang terdapat kotak makan, dan senyumnya bahkan sudah menghilang.
Dia sudah sering menerima tamu yang ingin bertemu bosnya, ada berbagai jenis wanita dengan tujuan dan trik masing-masing, tapi itu tidak pernah berhasil masuk karena alarick sama sekali tidak mengizinkannya
Entah itu wanita yang berasal dari mana, mungkin saingan bisnis atau wanita yang sekedar ingin memanjat tempat tidur alarick. Semuanya tanpa terkecuali diusir tanpa melihat batang hidung alarick sedikitpun.
Tapi itu tidak menghilangkan etika pekerjaannya "apa anda punya janji?"
Tara terlihat ragu-ragu, lalu menggeleng pelan "tidak"
Seakan bisa menebak jawaban tara perempuan itu kembali tersenyum ramah "maaf nona, jika tidak ada janji anda tidak bisa masuk"
"Tapi aku istrinya...." Suara tara semakin kecil hingga tidak terdengar oleh wanita resepsionis itu
"Maaf nona?"
"Ah tidak. Mmm aku akan menghubunginya saja kalau begitu"
Mata wanita itu terlihat memicing saat tara sibuk dengan ponselnya. Dia fikir tara sedang menjalankan trik lainnya seperti wanita-wanita sebelumnya
Tapi melihat tara tidak berbicara lagi seperti dugaannya, dia menatap ragu. Benarkah wanita ini mengenal bosnya?
"Aku berada di bawah. Ya, aku tidak bisa masuk. Baiklah"
Setelah itu telpon resepsionis berdering, membuat wanita itu menatap horor tara, lalu dengan tangan gemetar dia mengangkatnya
"Biarkan istriku masuk"
Suara dingin itu seperti menembus dalam di telinganya, hingga membuat wanita itu tanpa sadar bergidik, apalagi mendengar kata istri dari bibir orang di sebrangnya.
"Non-- maksud saya nyonya maafkan saya, saya tidak tau jika anda adalah istri ceo alarick. Mari saya antar sampai lift"
Melihat perubahan sikap wanita itu tara tersenyum tipis, dia masih sangat puas dengan sikapnya yang profesional. Tara mengangguk lalu berjalan menuju lift
"Silahkan nyonya, kantor bos ada di lantai tujuh"
"Terimakasih" tara tersenyum manis
Melihat senyum murah hati tara, wanita itu tertegun lalu menunduk sopan "itu tugas saya nona, maksud saya nyonya" wanita itu menepuk pelan bibirnya. salahkan tara yang terlihat begitu muda.
Setelah pintu lift tertutup, wanita resepsionis itu mengambil ponselnya dengan gerakan kilat
"Apa kalian tau siapa yang aku temukan hari ini?"
Ya. Gosip sepetinya dimulai.
Disisi lain. Tara mengetuk pintu, setelah mendengar alarick menyuruhnya masuk, tara membuka pintu
Terlihatlah pria itu sedang duduk di kursi, tangannya menyangga dagunya, menatap kearah tara, seakan dia sedang menunggu kedatangannya
Mata alarick tanpa sadar melembut melihat wanita yang kini terlihat ling-lung itu
Dia terkekeh kecil. Apa wanitanya terpesona padanya?
Tanpa alarick duga, tebakannya memang benar. Saat ini tara melihat sosok alarick yang dibalut jas hitam dan rambut yang menjuntai kedahinya membuat dia terlihat tidak pada tempatnya, apalagi melihat posisinya saat ini
Dia terlihat seperti pria gila kerja dengan jas yang membalut tubuhnya serta wajah dinginnya, tapi melihat rambut yang sudah tidak tertata dan postur malasnya entah kenapa tara merasa alarick terlihat... lebih seksi?
Dia membayangkan pria pekerja keras tapi malas itu duduk di kursinya dengan kancing kemeja terbuka...
Tara menggeleng, membuang pikiran mesum dikepalanya.
"Aku membawakanmu makan, apa kau sudah makan siang?"
Alarick terdiam sebentar lalu menggeleng "belum"
"Bagus! Hari ini aku khsus memasak untukmu" tara berjalan menuju sofa di pinggir ruangan itu, lalu dia sibuk mengeluarkan semua makanan didalamnya
Alarick menatap tara lama "sejak kapan kau bisa memasak?"
Sontak gerakan tara berhenti. Tubuhnya kaku. Dia tau semua gerakannya setiap hari ada dimata alarick, jelas dia tidak bisa berbohong.
"Aku baru mencobanya hari ini, coba apakah itu enak"
Alarick terlihat tidak perduli mendengar jawaban asal tara, pria itu berjalan lalu duduk disamping tara
Pria itu memeluk pinggang tara. Tara yang terkejut dengan kehadiran tiba-tiba alarick membuat tubuhnya limbung kebelakang hingga bersandar pada sofa
Dan karena itu, kepala alarick bergeser tepat di dada tara.
Keduanya terdiam. Tubuh tara kaku.
Sedangkan alarick. Mata pria itu begitu gelap hingga terlihat seperti tinta, kemudian tawa rendah keluar dari bibirnya
"Yah ini sangat nyaman" entah alarick menghela nafas atau menghirup bau tubuh tara.
Pria itu menggesekkan batang hidungnya di dada tara, membuat wanita itu menggigit bibir bagian bawahnya.
.
.
.
.
Tolong baca ya guys. Mungkin sedikit panjang.
Jadi aku mau nanya, kalian jenuh ngga sih baca cerita ini?
Kemaren kan aku baca komen yang katanya udah jenuh banget sama cerita ini yang bertele-tele
Jujur agak kecewa dan buat aku bingung mau nulis apalagi kedepannya, karena takut alurnya kelamaan
Tau gak kenapa aku nulis dichpter satu 001? Karena aku emng ada niatan buat cerita ini 100 chapter atau lebih, tapi setelahnya aku pikir-pikir kalian emng mungkin akan bosen bacanya, jadi tau kan kenapa alur cerita ini emang lambat?
Aku mau hubungan tara sama alarick itu bertahap, bukan langsung saling mesra, karena menurutku interaksi keduanya perlu, bukan langsung beradegan intim, aku tekenein lagi ya guys, aku buat cerita ini bukan 21+ kenapa? Karena aku mau kalian nikmatin alur dan konfliknya bukan adegan 'mesum' mereka.
Untuk kedepannya aku usahain alur aku cepetin, dan ya maaf kalau menurut kalian cara penulisan aku berubah.
Mohon maaf guys, kalau tulisan aku tidak memuaskan ekspektasi kalian.
Terimakasih by.