AMBER and the vampire prince...

By Nkalestar

257K 11.4K 1.1K

WARNING (18+)❗ Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mi... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57 (END)

Bagian 36

2.4K 116 12
By Nkalestar

Hari yang di tunggu-tunggu bangsa werewolf akhirnya telah datang yaitu hari pernikahan Alpha mereka. Kehadiran seorang Luna, menjadikan harapan besar bagi mereka untuk kejayaan bangsa werewolf. Akan tetapi, bagi seseorang yang tahu kalau Luna mereka bukanlah yang sesungguhnya yang seharusnya menjadi Luna, menunggu kehancuran bangsa mereka oleh Moongoddess.

Altar pernikahan telah siap. Para tetua yang sebenarnya tak menyetujui pernikahan ini, mau tak mau harus hadir menjadi saksi pernikahan Alpha mereka. Para warga pack juga sudah antusias menunggu di depan gerbang pack house yang sudah di dekorasi sedemikian rupa dalam semalam saja.

Di sebuah kamar, terlihat Amber yang sudah siap. Alice sampai tidak berkedip melihat sosok menakjubkan di depannya ini. Amber juga tak hentinya melihat penampilannya di cermin.

'Pernikahan ini akan sempurna apabila dia adalah Giovanni. Nyatanya, Giovanni tidak segera membawaku pergi dari sini sebelum hari ini datang. Apakah aku telah melakukan kesalahan dengan mencintai seseorang yang mungkin sudah tidak mencintaiku lagi?'

Raut kesedihan tak lepas dari wajah Amber. Namun berhasil ia tutupi dengan senyum palsunya. Ia ingat tujuannya ia menikah ini adalah demi temannya, bukan yang lain.

Beatrice datang ke kamarnya, mengatakan acara akan segera di mulai. Wanita itu juga sempat terperangah sebentar melihat sosok Amber berbalut gaun pengantin itu.

Dua pelayan berdiri di belakang Amber, membantu membawakan gaun panjang Amber. Amber menggenggam bunga di tangannya dan mulai berjalan keluar mengikuti Beatrice. Di sepanjang jalannya, sudah di sediakan karpet merah.

Mereka telah sampai di altar pernikahan. Axelle ternyata sudah menunggunya di sana. Axelle sendiri terlihat sangat gagah dengan baju pernikahan di dominasi dengan baju kebesarannya.

Bisikan demi bisikan mulai terdengar setelah kedatangan Amber di sana. Axelle tak hentinya menatap paras Amber bak dewi tersebut yang mulai mendekati tempatnya.

Jantung Axelle semakin terpacu ketika ia bisa melihat dengan dekat Amber yang sudah berdiri menghadapnya. Amber menundukkan kepalanya. Axelle mengangkat lembut dagu gadis itu hingga menatapnya. Amber langsung memalingkan mukanya, enggan menatap Axelle.

"Lebih baik kau jaga sikapmu selama acara ini berlangsung. Jangan berani kau membuat masalah, atau kau akan merasakan akibatnya!" Bisik pria itu. Amber menelan ludahnya dengan susah payah.

Setelah semua siap, para tetua mulai melakukan ritual pernikahan. Sampai pada waktunya di mana sang Alpha harus menandai pasangannya dengan mengigit pada tengkuknya.

Axelle menarik pinggang Amber semakin menempel padanya. Ia mulai mendekatkan kepalanya ke tengkuk gadis itu. Sebelum itu, ia sengaja menggoda Amber dengan menciumi area leher gadis itu yang berhasil membuat Amber mengerang kecil.

"Rilex, Am. Aku akan lembut melakukannya. Cakar punggungku jika kau tidak tahan."

Amber mengangguk lemah. Ia mulai menutup matanya rapat-rapat. Ia tidak mengharapkan lagi Giovanni datang menolongnya lagi karena setelah ia di tandai, maka ia seutuhnya akan menjadi milik pria ini.

'Aku tidak mengiginkan ini, aku tidak ingin pernikahan ini! Aku tidak mencintainya, aku tidak bisa menikah dengannya!'

"Aku mulai. Tenang..."

Axelle membuka mulutnya. Taringnya mulai memanjang. Ia mulai mencari tempat yang tepat di tengkuk Amber untuk ia menancapkan taringnya. Ia harus berhati-hati dalam mengukir tanda kepemilikkannya atas gadis itu.

BRUAK! DUAR!

Semua orang terkejut begitupun Axelle dan Amber. Pintu besar aula pernikahan itu roboh lalu kemunculan Giovanni membuat mereka semua bersikap waspada. Amber membulatkan matanya tak percaya dengan kedatangan Giovanni yang sudah lama ia nantikan, akan tetapi berbeda dengan Axelle yang sekarang mulai tersulit emosi. Cakar di mulai memanjang dan ia menatap tajam Giovanni.

"Maaf sekali telah mengganggu acara penting kalian. Aku ke sini hanya ingin membawa gadisku kembali dan memberikan hadiah kepada Alpha Axelle."

Lalu, kedatangan Diego dengan seseorang yang tak sadarkan diri dalam gendongannya, berjalan ke tengah-tengah altar. Nafas Axelle tercekat begitu melihat siapa seseorang yang di bawa Diego itu.

"... Gracia!"

"Ya, seratus untukmu! Ini adalah matemu yang telah kau sia-siakan demi seorang gadis milik orang lain. Bukankah wanita ini yang harusnya kau nikahi? Apa kau tidak malu pada rakyatmu? Kau akan memberikan Luna palsu kepada mereka saat kau sendiri masih memiliki mate. Ck ck ck, Alpha macam apa kau ini!"

Diego berbicara lantang di ruangan itu. Semua orang langsung terkejut dan saling berbisik. Tangan Axelle terkepal kuat sampai cakarnya menembus tangannya sendiri hingga mengeluarkan darah.

"DIAM!"

Axelle mengeluarkan Alpha tone nya, dan seketika itu semua orang terdiam dan menunduk. Diego meleparkan begitu saja tubuh lemah Gracia hingga membentur lantai dengan keras. Axelle langsung saja melesat mendekatinya.

"G-gracia, tolong bangunlah... Aku mohon! Buka matamu... GRACIA!"

Tangan Axelle tak sengaja menyentuh luka di tengkuk gadis itu yang membuat Gracia meringis. Axelle merasakan cairan lengket di tangannya setelah menyentuh bagian tadi. Dan, betapa terkejutnya ia saat tahu sesuatu yang terukir di sana. Tubuhnya mematung.

Giovanni berteleportasi ke tempat Amber berdiri sekarang. Ia langsung memeluk tubuh gadis itu dan di balas tak kalah erat oleh Amber. Gadis itu menangis sejadi-jadinya di pelukan orang yang ia cintai.

"... Hiks... Aku membencimu, aku membencimu!... Hiks... Kau jahat padaku, kau tidak langsung menyelamatkanku... Kenapa, hiks...."

"Sst... Sudah, sayang, sudah. Aku sudah di sini bersamamu, kau tenanglah."

"Kau jahat, Giovanni... Kau jahat!"

"Maaf, maafkan aku... Aku menunggu waktu yang tepat, sayang. Sekarang kita sudah bersama lagi, kau senang? Hm?"

Amber mengangguk lemah. Mereka bertiga yaitu Giovanni, Amber dan Diego langsung melakukan teleportasi menuju perbatasan wilayah mereka tanpa Axelle sadari karena pria itu masih sangat syok dengan yang dilihatnya sekarang.

"Giovanni..," Gumamnya pelan. Insting Alphanya bekerja melihat tanda pria lain di pasangannya. Alpha itu menancapkan taringnya tepat di tanda di mana Giovanni mengukir namanya di sana, menandainya.

"Sa... Kit..."

Axelle masih berfokus dengan tanda yang ia buat. Gracia terlalu lemas untuk memberontak, hanya mulutnya lah yang mengeluarkan ringisan. Semua orang yang menyaksikan itu, menahan nafas mereka.

Axelle menjauh dari tengkuk Gracia setelah ia rasa tanda yang ia buat telah selesai. Ia lalu menatap Gracia yang masih terlihat kesakitan itu, kemudian mengangkat tubuh lemah tersebut menuju kamar miliknya.

Axelle membaringkan dengan perlahan tubuh Gracia ke ranjang miliknya. Ia masih memperhatikan gadis itu, lalu muncul sebuah sinar dari tengkuk gadis itu. Axelle tersenyum puas. Tanda yang ia ciptakan telah sempurna. Tanda berbentuk kepala serigala yang di kepalanya terdapat lambang bulan.

Dirinya tidak bisa berpikir apa-apa setelah melihat tengkuk Gracia yang di ukir dengan nama pria lain. Jiwa serigalanya saat itu juga memberontak ingin menghilangkan tanda orang lain itu. Akhirnya tanpa pikir panjang, ia tadi langsung menandai Gracia sebagai miliknya.

Gracia akhirnya membuka matanya. Ia pun mampu menggerakkan tangannya. Axelle yakin semua itu berkat tanda yang ia buat sehingga pemulihan Gracia sangat cepat.

"Aku di mana?"

Gracia mencoba untuk duduk, namun segera di tahan oleh Axelle. "Tetap berbaring. Tubuhmu masih belum pulih sepenuhnya."

Gracia menolehkan kepalanya ke sumber suara yang begitu ia kenal. Ia terkejut dengan sosok Axelle yang menatapnya khawatir. Lalu pandangannya menyusuri sekitar. Axelle tahu bahwa gadis itu pasti sangat kebingungan.

"Kau ada di rumahku."

"Tapi, kenapa aku bisa ada di rumahmu? Kapan aku ke sini?"

"Itu tidak penting. Sekarang, berbaringlah kembali. Aku akan pergi sebentar membawakan makanan untukmu."

Axelle membantu Gracia kembali berbaring dan memasangkan selimut untuk gadis itu. Ia melangkah keluar dari kamarnya, akan tetapi jalannya di hadang oleh Beatrice yang sorot matanya penuh pertanyaan yang siap di tumpahkannya kepada Axelle.

Axelle mengibaskan tangannya, isyarat menyuruh Beatrice menyingkir dari jalannya. Namun Beatrice tak mempedulikannya sama sekali. Axelle menghela nafasnya.

"Dia mateku. Puas? Cepat minggir!"

"MATE!?"

"Hm."

"Kapan kau menemukannya?!"

"Tadi, kan?"

"Tidak! Kau bahkan sudah mengetahui namanya, pasti kau sudah mengenalnya lama!"

"Hah, bicaramu sangat tidak sopan sekali."

"Lupakan itu, kita teman masa kecil! Sepertinya kau saat ini sangat sibuk. Kalau begitu, aku nanti akan pergi ke ruanganmu. Aku mau penjelasan untuk semua ini!"

"Terserah."

Axelle mendorong tubuh Beatrice yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju dapur dan menyuruh salah satu koki memasakkan makanan untuk Gracia. Ia bahkan menunggu masakan itu sampai siap di sana. Matanya melirik sekitar dapur tersebut. Selama ia kecil, belum pernah sekali pun dia pergi ke dapur karena tidak ada kepentingan sama sekali yang mengharuskannya pergi ke sini.

Di tengah lamunannya, koki itu telah memberitahu bahwa makanannya telah siap. Axelle mengambil nampan berisi sepiring makanan juga minuman, lalu membawanya ke kamarnya.

Setelah kepergiannya dari dapur itu, para omega langsung berbisik-bisik. Tentu saja mereka terpesona akan ketampanan Alpha mereka yang di nilai sangat sempurna itu.

Alpha itu membuka pintu kamarnya dan melihat Gracia yang tidak ada di ranjangnya. Axelle buru-buru meletakkan makanan yang ia bawa di meja lalu mulai mencari Gracia di luar. Tapi bunyi pintu kamar mandi yang baru terbuka, menghentikan langkahnya.

"Kau!"

Axelle langsung memeluk Gracia yang membuat gadis itu kebingungan dengan tingkahnya. Gracia mencoba melepaskan pelukan erat Axelle padanya.

"Jangan pergi!"

"Ha? Aku hanya pergi ke kamar mandi. Kamu baik-baik saja?"

Axelle kembali memeluk Gracia erat. Gracia di buat semakin kebingungan. Dia teringat sesuatu yang ingin ia tanyakan kepada Axelle mengenai tanda yang ada di tengkuknya yang ia rasa ia sama sekali tidak pernah memilikinya.

Gracia melepas pelukan Axelle padanya dan menatap Axelle dengan mata penuh tanda tanya yang langsung di mengerti oleh Axelle. Axelle menelan ludahnya dengan susah payah. Ia tahu sesuatu yang akan ditanyakan oleh Gracia.

'Bagaimana pun, aku harus tetap memberitahu padanya siapa aku sebenarnya. Kau harus berpikir yang positif, Axelle. Berpikirlah dia tidak akan kabur dari mu setelah ini!'

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 1.6K 52
Pair : Akashi X Reader Karakter milik Tadoshi Fujimaki Seorang gadis muda cantik yang bertemu dengan seorang Milliarder yang sangat kaya rupawan, tap...
1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
784K 46K 25
═ PREQUEL ALPHA KING ═ COMPLETED [BELUM REVISI] Ranked #3 in Werewolf (1/5/20) Ranked #1 in Alpha (11/8/20) "Just learn to love me. It's not hard, i...
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...