Have We Met? || Kim Doyoung

By BaswaraBentala

428 325 422

「 sebelum membaca jangan lupa follow && tinggalin jejak yaa, happy reading <3 」 ㅤㅤ Semua orang akan dilupakan... More

00 . Prolog.
01 . Amara's life.
02 . Cowok aneh.
03 . Do I know you?
04 . Kim Doyoung.

05. Amara dan Semesta.

18 16 19
By BaswaraBentala

Beberapa hari kemudian . . .

Amara meregangkan otot-otot tubuhnya. Hari ini kelas bimbelnya selesai lebih awal, namun lebih rumit dari sebelumnya.

“Capek, mau tidur”. Hanya itu yang ada didalam benaknya saat ini.

Namun, seperdetik kemudian gadis itu mendapati Mingyu yang sedang berdiri seorang diri didekat parkiran. Sedang apa dia?

“Loh, Mingyu?? Ngapain kok lo disini?”

“Eh, Ra? Udah selesai? Lancar ga hari ini? Rencananya gue mau ngajak lo jalan-jalan ke sekitaran sini, Ra”.

“Duh, Gyu, asli cape banget gue. Mau langsung tidur aja rasanya”.

“Yaelah Ra, gue sita waktu lo bentaran aja. Kita ke cafe deket sini aja dah, ya? Ada yang mau gua omongin, urgent”.

Mau tidak mau, Amara mengiyakan ajakan Mingyu. Mana mungkin ia menolak padahal temannya itu sudah menunggunya sejak tadi? Ditambah lagi, Amara sedikit penasaran dengan apa yang ingin dikatan oleh Mingyu.

Sesampainya di cafe yang tak jauh dari tempat bimbelnya Amara, merekaㅡ Mingyu dan Amara memilih untuk duduk dikursi yang dekat dengan jendela.

“Kok lo keliatan gelisah gitu, Gyu? Mau ngomongin apa?” Ucap Amara spontan.

“Itu.. Gua.. Gua ketoilet dulu Ra.”

“Dih, jangan lama-lama lo!”

Mingyu bergegas meninggalkan Amara dan pergi menuju kearah toilet cafe tersebut. Tak lama kemudian, tampak seorang pria menghampiri Amara dan secara mendadak duduk dikursi yang seharusnya menjadi tempat duduk Mingyu.

“Ra.. Amara? Maaf soal kemarin. Serius, maaf. Gue ga bermaksud buat ninggalin lo gitu aja.” Ucap pria itu penuh sesal.

Amara mengernyit. Netranya memandang dengan tatapan seolah pria itu adalah orang asing.

“Lo.. Masih inget gue, kan?”

Amara membungkam. Sepertinya gadis itu sibuk tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Doy? Doyoung, ya?”

Mendengar namanya disebutkan dengan benar, pria itu tersenyum senang.

Disaat yang bersamaan tampak Mingyu yang telah kembali dari toilet kini sedang menapak kearah meja mereka.

Melihat hal itu, Doyoung bergegas pergi dari cafe tersebut meninggalkan Amara tanpa sepatah katapun.

“Ekhem, sebenernya Ra.. jadi.. gue mau bilang kaloㅡ”

Belum sempat Mingyu menyelesaikan kalimatnya, Amara langsung memotongnya.

“Gyu, gue baru inget. Tadi itu seharusnya masih ada lanjutan kelas tambahan lagi. Gue duluan Gyu, kita ngobrol lain kali aja”

Tanpa basa-basi, Amara langsung meninggalkan Mingyu yang tengah kebingungan.

“DOY, TUNGGUIN!”

Sudah berkali-kali gadis itu memanggil namun sang empunya malah tetap berjalan seolah tidak ada yang terjadi. Mau tidak mau, Amara mempercepat langkahnya.

“Doyoung, sialan. Lo budek kah? Gue dari tadi manggilin lo goblok!” ucap Amara dengan nada kesal saat sudah menyamai langkah Doyoung.

Doyoung kemudian menghentikan langkahnya lalu ia menatap kearah Amara dengan intens. Sementara itu, yang ditatap hanya mengernyit kebingungan.

“Lo kenapㅡ”

“Ayo, temenin gue jalan-jalan”

ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ____________

Sagara mengajak Amara berjalan-jalan ke sebuah taman. Taman itu.. adalah tempat dimana mereka kembali bertemu.

Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk disalah satu kursi yang ada disana. Suasananya begitu nyaman. Hanya ada semilir angin yang menyapu kulit dan orang-orang yang berlalu-lalang.

Dan sepertinya, Amara juga setuju akan hal itu. Gadis itu tampak menikmati suasana sekitarnya. Sementara Doyoung.. Pria itu memang sedari tadi diam, tetapi sebenernya ia sedang bertengkar dengan pikirannya sendiri.

“Sebenernya gue berharap apa? Memangnya kalo Amara tetep mengingat semuanya itu hal yang mungkin terjadi?” batin Doy.

“Lo pasti dirumah gabut ya? Sampe ngajak gue kesini”

Ucapan Amara berhasil membuyarkan lamunan Doyoung. Tapi bukannya menjawab, pria itu malah bergumam.

“Ra, Potongan puzzle itu bakal terisi.. betapa beruntungnya kalo itu gue.”

Amara mengernyit kebingungan, kemudian gadis itu kembali membuka suara, “Yang tadi di cafe itu Mingyu. Kelas D juga, lo pasti kenal dia kan?”

Doyoung hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Amara barusan.

“Btw, gue minta nomor lo dong”

“Gue.. ga bawa handphone”

“Lahㅡ yang bener aja, benda penting gitu masa ga lo bawa?”

Bukannya menjawab, Doyoung malah mengalihkan pembicaraan, “Ra, lo inget tempat ini?”

Mendengar pertanyaan itu, Amara kembali menatap sekelilingnya.

“Lo nabrak gue disini waktu itu, yang lo naik sepeda.”

“Emangnya.. gue pernah nabrak lo, ya?”

ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ____________

“Doy, kayanya sampe sini aja deh”

Mendengar ucapan Amara, Doyoung menghentikan langkahnya kemudian bertanya meyakinkan gadis itu, “Yakin? Udah malem gini, biar sekalian gue anter sampe rumah lo aja”

Namun yang ditanyai hanya menggeleng, kemudian berkata, “Gausah, rumah gue udah deket dari sini. Lagian gua bawa sepeda.”

Amara tampak termenung sejenak sebelum kembali membuka suara, “Tapi.. gue jadi kepikiran. Gimana cara kita ketemu lagi? Atau gimana cara gue ngehubungin lo? Nomor lo aja gua ga punya.”

Doyoung hanya tersenyum menanggapi perkataan dan pertanyaan gadis itu. Melihat tanggapan Doyoung, Amara berdecak kesal.

“Senyam senyum lo sialan! Makanya handphone tuh dibawa! Kalo kaya gini gue kanㅡ”

“Bertemu secara kebetulan” celetuk Doyoung tiba-tiba.

“Maksudnya..?”

“Saat kita ketemu, menurut gue itu sebuah keajaiban. Dan seandainya kita ga ketemu lagi..” Doyoung diam selama beberapa saat sebelum melanjutkan kalimatnya.

“Itu artinya, takdir kita buat ketemu ya cukup sampe disitu”

“Tapi lo masih mau ketemu sama gue lagi kan, Doy?” tanya Amara spontan.

Doyoung terkekeh ringan, kemudian menjawab “Soal itu.. gue juga lagi berusaha. Ra, lo bener-bener harus percayain semua sama alur kehidupan dimana kita terkadang beruntung, kadang juga engga”

Doyoung kembali diam sebelum melanjutkan kalimatnya, “Ra.. kenapa ga kita coba, kan?”

Amara tertegun, tapi seperdetik kemudian gadis itu tertawa, “Lo kocak bener dah, tapi disisi lain lo juga sedikit anehㅡ ralat, aneh lo banyak. semua yang berhubungan sama lo itu menurut gue aneh”

“Gitukah?”

Suasana kembali hening, sebelum akhirnya Amara kembali membuka suara.

“Oke deh, gue ngertiㅡ maksudnya.. ya gue sebenernya ga ngerti, tapi yaudahlah”

Mendengar penuturan Amara, Doyoung hanya tersenyum tipis menanggapinya. Tetapi netranya memandang gadis itu seolah berusaha menyampaikan sesuatu lewat tatapannya. Pandangan yang menusuk kalbu.

Mendadak Amara mendekat kearah Doyoung, mengikis jarak yang ada diantara mereka. Keduanya tenggelam dalam tatapan satu sama lain, kemudian..

Cup!

Amara mengecup pipi Doyoung. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu, setelahnya ia bergegas pergi meninggalkan Doyoung yang masih berusaha mencerna akan apa yang baru saja terjadi.

Baru sekitar beberapa meter Amara menjauh, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap Doyoung sambil berteriak, “DOY!! BESOK GUE BAKAL ADA DI BUMI PERKEMAHAN MANDALAWANGI JAM 10 PAGIㅡ”

Belum sempat Amara menyelesaikan kalimatnya, Doyoung sudah memotongnya, “Itu curang namanya. Kalo janjian gitu ya jelas lah kita ketemu lagi.”

Karna jarak mereka yang belum terlalu jauh, perkataan Doyoung masih bisa didengar oleh Amara. Gadis itu kemudian tertawaㅡ tidak, bukan hanya Amara, tetapi Doyoung juga. Keduanya tertawa dibawah indahnya indurasmi.

Sepertinya.. malam itu adalah malam yang menyenangkan, ya?

Tapi, seperti yang Doyoung katakan, Kehidupan itu terkadang beruntung terkadang tidak.

Dan Doyoung.. ia paham betul akan hal tersebut. Itulah sebabnya, meskipun ia tampak bahagia, sebenarnya masih terbesit rasa takut akan kekosongan yang kembali lagi dalam lubuk hatinya.

Sang semesta kerap kali bercanda.

Merasa bahagia? Mungkin keesokan harinya ia akan merenggut kembali semuanya.

Didunia ini, tidak ada yang tercipta secara abadi.

Doyoung mungkin takut ruang kosong itu kembali lagi merasuki atma-nya. Tetapi, ia juga yakin bahwa semua akan kembali seperti semula jika ia kembali berusaha.

Bahkan sesekali terbesit dibenaknya, “Sampai kapan?”

Di dalam hatinya, ia selalu berharap bahwa semua orang tidak akan pernah melupakan dirinya lagi. Termasuk gadis yang ada didepannya saat ini.

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 127K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 24.3K 10
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.4M 99.5K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.3M 98.2K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...