Antara Kita

By Xeddesi

1.3K 234 29

"𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚, 𝐬𝐞𝐩𝐮𝐜𝐮𝐤 𝐥𝐮𝐤𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚." Allendra adalah d... More

Prolog
01. Kali Pertama Melihatmu
03. Denganmu Aku Lupa Waktu
04. Pekerjaan Baru
05. Sedikit Tau Tentangmu
06. Kamu Ternyata Banyak Sedihnya
07. Takdir Tak Selalu Adil
08. Mengenang Perjalanan Kita
09. Hujan dan Kamu

02. Katanya Aku Cantik

178 38 7
By Xeddesi

Hai semua! Eci kembali. Selamat pagi, siang, sore ataupun malam saat kalian membaca bab ini. Gimana kabarnya? Sehat semua, kan?

Coba tulis di sini kalian pakai baju warna apa waktu baca bab ini?

Sebelum membaca jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya. Kalau bisa komen di setiap paragraf ya. Komen serta vote kalian yang buat aku semangat untuk nulis.

Okeyyy, happy reading

***

Rooftof sekolah mungkin adalah tempat yang umumnya jarang dikunjungi oleh siswa-siswi. Hal itu bisa disebabkan karena tempatnya yang Kotor, lalu begitu panas saat siang hari, dan beberapa alasan lainnya. Tetapi itu berbeda dengan SMA Mandala. Rooftof sekolah ini justru menjadi tempat tongkrongan utama bagi lima lelaki yang terkenal akan sifatnya yang nakal.

Seperti saat ini, para lelaki nakal itu melarikan diri dari ulangan matematika pak botak untuk kelas Allendra dan Ezra. Sedangkan kelas Ragasha, Nando, dan Javas tengah diajar oleh guru yang membosankan katanya. Dan berujung ke rooftof sebagai pilihan tempat untuk kabur. Hal ini terjadi bukan yang pertama kali, bahkan, tak akan bisa dihitung hanya menggunakan jari.

Lima orang itu terdiri dari Allendra dengan julukan buaya darat kuadrat, karena tingkat buayanya sudah melebihi batas. Kemudian ada Ragasha. Lelaki ini di mata orang-orang adalah sosok yang keren, tertutup dan cenderung pendiam. Yang ketiga ada Javas. Kalau Javas sendiri terkenal dengan aura cerianya yang selalu membuat orang di sekitar betah lama-lama di dekat Javas.

Yang ke empat adalah Ezra. Jika kalian ingin tau, aura laki-laki ini begitu dingin. Ezra juga dikenal sebagai orang yang irit bicara. Kalau kata Nando, "Ezra itu kalau ngomong harus yang bener-bener penting. Karena satu kata yang keluar dari mulut Ezra sama halnya membayar uang sepuluh juta."

Beralih dari Ezra kini sampai pada orang yang terakhir, yaitu Nando. Banyak orang bilang  Nando adalah lelaki yang humoris. Selain itu anaknya juga receh abis.

"Kemarin anak Pelita ngajakin tanding futsal, tapi nggak jadi," kata Javas sembari terus memakan bungkusan snack kacang ditangannya. Makanan ini memang sengaja ia bawa dari rumah, tak hanya satu, tetapi ia membawa lima snack dengan ukuran yang hampir sama, tetapi dengan jenis yang berbeda. Ya, tas lelaki itu penuh dengan makanan ringan, yang lainnya hanya dua buku tulis dan satu pena.

"Kenapa nggak jadi?" tanya Allendra yang duduk menyilang di kursi kayu.

Javas menggelengkan kepalanya merasa tak tau, ia kemudian menjeda acara makannya sebentar sebelum berbicara. "Yang ngajakin bukan Leo ataupun Angga, dia kayaknya beda kumpulan sama Leo."

"Pantes. Cupu, belagu, mental tempe," timpal Nando dengan omongan pedasnya.

"Kayak lo jago aja, dulu aja pernah kalah waktu tanding."

Nando memukul kepala Javas yang suka ngomong seenaknya. "Heh, waktu itu gue masih SMP. Dulu masih bego sama futsal, soalnya pas SMP gue ahli di basket. Tapi liat sekarang dong, bola futsal aja udah kaya pasangan hidup. Tidak akan terpisahkan!"

Javas mencibir dengan ekspresi mengejek. Sedang Allendra hanya menggelengkan kepalanya. Ia menghembuskan napasnya kasar dengan meng-scroll acak layar handphone. Karena terlalu lama duduk berdiam diri membuatnya merasa suntuk. Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk meninggalkan rooftof dan mencari angin segar. Namun, baru beberapa langkah Allendra sudah diberi pertanyaan oleh Ezra.

"Kemana?"

"Cari cewek cantik," jawab Allendra yang tentunya melenceng jauh dari tujuan sebenarnya yang ingin mencari angin dan merasa suntuk.

"Cewek terus yang lo pikirin, dasar," sahut Nando seraya melempar satu buah biji kacang ke tempat Allendra berdiri.

Allendra dengan lihai menangkap kacang itu dengan mulutnya. Ia kemudian mengunyah kacang itu serta menatap Nando dengan ekspresi mengejek. "Apa salahnya? Nyatanya gue bahagia. Ingat, lebih baik mati daripada hidup tanpa kebahagiaan."

"Lebih baik mati daripada hidup tapi suka buat perempuan sakit hati," balas Ezra kurang setuju dengan perkataan Allen. Dan dari balasannya itu ia mendapat dukungan serta jempol dari teman-temannya.

"Itu ucapan orang-orang bahagia."

***

Kaki panjang Allendra melangkah pelan menyusuri jalan belakang sekolah dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana abu-abunya. Semilir angin dari pohon-pohon besar membuat rambut Allendra bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri.

Lelaki itu berbelok ke arah lorong-lorong lab yang sepi, ada juga beberapa ruangan yang kosong tak terpakai. Dia menatap lurus ke depan, dan dari kejauhan Allendra dapat melihat ruang perpustakaan yang didepannya terdapat tiga sepasang sepatu hitam khas sekolah.

Alhasil Allendra berakhir memasuki perpustakaan. Tapi sebelum itu ia melepaskan sepatu hitamnya yang dipadu dengan warna putih itu dan meletakkannya di rak sepatu yang sudah tersedia. Ia disambut dengan dinginnya AC dan pewangi ruangan yang begitu tercium tajam saat memasuki ruangan itu.

Bu Tika—penjaga perpustakaan menyatukan alisnya. Dia sedikit menurunkan kacamatanya lalu mengembalikan ke posisi semula. "Kamu ... Allendra, kan? Tumben ke Perpustakaan?" tanyanya tanpa melepaskan tatapan mata ke lelaki didepannya.

"Ya, Allendra, gelarnya sebagai cowok paling ganteng," jawab Allen dengan tersenyum manis memperlihatkan gigi putihnya.

Bu Tika memajukan wajahnya meneliti penampilan Allendra dari atas sampai bawah. Ia mengangguk-angguk seperti menilai sesuatu. "Tinggi oke, rambutnya kece, kaki bagus, tangan juga mulus, wajah sempurna."

Allendra menarik pelan kerah seragamnya seraya berdehem. Setelah itu ia juga menyugar rambut lebatnya ke belakang dengan gerakan lambat. "Terimakasih, Bu Tika cantik. Saya mau nambahin sedikit, yang bagian wajah tadi seharusnya lebih sempurna. Standar ketampanan saya itu udah ada di level paling tinggi," kata lelaki itu dengan tampang percaya diri.

"Ya, ya, terserah kamu saja."

Dengan senyuman yang masih merekah Allendra berkata, "Permisi, Bu, saya mau belajar." Sebenarnya, itu bohong, dia kesini hanya untuk menumpang tidur ataupun hanya berdiam diri dengan tenang tanpa adanya gangguan.

Setelah mendapat anggukan dari Bu Tika tanpa lama-lama Allendra berjalan ke pojok perpustakaan. Kali ini perpustakaan sepi, hanya ada beberapa orang, dan Allendra merasa senang karena hal itu. Lelaki penyuka wanita itu mendudukkan dirinya di kursi belakang. Didepannya sudah ada perempuan berambut panjang yang fokus membaca, entah buku pelajaran ataupun bukan Allendra kurang tau.

Allendra terus mengamati punggung perempuan itu dari belakang, sepertinya familiar. Dia mencoba mengingat-ingat kembali siapa orang didepannya itu. Setelah berpikir keras dan menemukan jawaban, tanpa pikir panjang Allendra cepat-cepat berpindah duduk di depan. Suatu keajaiban dia bisa dipertemukan kembali dengan perempuan di sampingnya.

"Hai Amora, orang yang baik hati, cantiknya pakai banget dan pekerja keras." Sapaan hangat menyapa telinga Amora. Gadis itu menolehkan kepalanya ke sumber suara. Deg! Ternyata lelaki disampingnya ini orang yang menolongnya semalam.

Dengan sisa terkejutnya Amora menjawab, "H-hai, Allen."

"Lo ternyata anak Mandala, ya? Kelas sebelas juga. Kok gue nggak pernah lihat," ucap Allendra setelah mengamati badge logo kelas pada lengan gadis itu.

"Di Mandala orangnya nggak cuma puluhan ataupun ratusan, tapi ribuan. Jadi ya wajar aja kalau kamu belum pernah lihat aku," jelas Amora.

"Padahal mata gue ini tajam banget kalau tentang perempuan. Apalagi Lo cantik, Ra," kata Allendra dengan memfokuskan matanya untuk melihat wajah Amora saja. "Cewek cantik di Mandala hampir semuanya gue kenali. Tapi lo yang paling cantik malah baru tau," lanjutnya seraya menyelipkan beberapa helai rambut Amora yang menutupi wajah ke belakang telinga.

Allendra tak langsung menarik tangannya setelah urusan menyingkirkan rambut itu beres. Justru ia memegang pipi Amora yang terasa kecil ditangannya. Tangan Allendra yang hangat bertemu dengan pipi Amora yang begitu dingin karena perempuan itu sudah di perpustakaan cukup lama dan akibatnya  terkena suhu AC sedari tadi.

Pegangan Allendra berujung usapan-usapan lembut dengan gerakan lambat. Hal itu yang membuat jantung keduanya berdetak tak karuan. Tangan satu lagi Allendra yang tersisa mengepal erat menahan gemetaran pada dirinya. Astaga, perasaan apa ini?

Rona merah di kedua pipi Amora tak dapat ditutupi lagi. Bahkan, tubuhnya sudah terasa panas dingin. Apalagi dengan tatapan matanya dengan Allendra yang terkunci. Usapan-usapan dari lelaki didepannya tak kunjung berakhir semakin membuat suasana menjadi begitu hening.

Seperkian detik setelahnya Allendra menarik tangannya dari wajah Amora. Keadaan seketika menjadi canggung, hanya bunyi ketikan laptop yang entah dari arah mana juga suara dentingan jam mengisi ruang diantara mereka berdua. Sedangkan Allendra, dia dengan asal mengambil satu buku yang ada di meja kemudian membacanya.

Ketahuilah, sebenarnya Allendra hanya ingin menutupi wajahnya yang memerah dan juga senyumannya. Dia benar-benar dilanda malu yang luar biasa. Cukup lama dengan posisinya, lelaki itu dengan ragu melirik ke kiri dimana Amora duduk. Aduh! Matanya lagi-lagi bertubrukan dengan Amora. Dapat dilihat jika wajah keduanya sama-sama memerah seperti kepiting rebus.

Allendra dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah buku. Ditatapnya rumus-rumus fisika yang tak ia pahami sama sekali. Ia mendelik membaca deret kalimat yang tampak begitu asing dimatanya. Ini memang dia yang tak pernah belajar atau gimana?

Cukup lama dua orang remaja itu terjebak pada posisi yang canggung. Sampai Allendra sudah bergerak tak nyaman di kursi yang ia duduki. Cukup! Ini sangat menyiksa lelaki itu. Biasanya ia tidak seperti ini jika bersama seorang perempuan.

"Ekhem," dehem Allendra sembari melirik kembali Amora lewat ekor matanya.

Hening. Amora tidak menjawab apa-apa dan masih fokus pada buku yang ia baca. Allendra meneguk ludahnya kasar, suasana ini menjadi lebih panas daripada tadi. Lelaki itu meyakinkan diri untuk mencairkan suasana itu. Dia ingat, jika lelaki yang ganteng itu tidak pernah menyerah hanya karena satu kali gagal.

"Ekhem ekhem!" Suara Allendra kini bertambah sedikit keras dari yang pertama tadi.

Amora menolehkan kepalanya sejauh sembilan puluh derajat. Wajah perempuan itu sudah lebih baik dibandingkan tadi yang memerah.

"Ekhem."

"Allendra sstt, jangan berisik, nanti kamu dimarahin Bu Tika," ujarnya sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir.

Allendra bersorak dalam hatinya karena Amora akhirnya mau bicara. Setelah itu dia menarik kursi yang diduduki agar lebih mendekat ke Amora, juga supaya lebih leluasa untuk berbincang tanpa menganggu yang lainnya.

"Amora," panggil Allendra dengan suara pelan.

Amora mendekatkan kepalanya saat merasa suara Allendra terdengar begitu jauh dari jangkauannnya. "Apa?"

"Tawaran buat manggil sayang dengan syarat senyuman satu menit semalam, gimana? Lo mau?"

***
Gimana menurut kalian sama bab dua ini? Seru? Coba kasih rating dari 1-10 dong

Untuk visual tokoh cerita Antara kita bisa kalian lihat di Instagram @wp.desi
Untuk informasi tentang update, informasi cerita kalian bisa follow Ig @wp.desi dan akun pribadi aku @desymooo

Promosikan cerita ini di sosmed kalian semuaa. Bisa di tiktok, instagram, twitter, ataupun ke teman-teman kalian agar cerita Antara Kita bisa semakin dikenal. Jangan lupa pakai #wpantarakita

Siapa cowok kalian?

Spam yang milih Allendra di sini

Spam yang milih Ragasha di sini

Spam yang milih Nando di sini

Spam yang milih Javas di sini

Spam yang milih Ezra di sini

Spam juga buat Amora cantik

Terimakasih udah berkenan baca cerita ini. Luvv luvv buat kalian semuaa. Sampai jumpa di bab 3 sayang.

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 264K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 18.3K 7
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5.9M 389K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
835K 63.3K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...