♪The Perfect Character♪

By Khanzra

2.3K 174 13

Ganti Judul: Awal: Peran Antagonis Sekarang: The Perfect Character Feli gadis yang memiliki sifat Cuek, tida... More

Bab 1 ||Felisha Albinara Viston||
Bab 2 ||Fuzia Varelio Mahardika||
Bab 3 ||Membiasakan Diri||
Bab 4 ||Tragedi Balapan||
Bab 5 ||Sekolah||
Bab 7 ||Ingatan Yang Pahit||
Bab 8 ||Diary Fuzia||
Bab 9 || Isi Diary ||
Bab 10 || Pertemuan ||
Bab 11 || Sosok Misterius ||
Bab 12 || Berangkat Bersama ||
Bab 13 || Balapan dan Taruhan ||
Bab 14 || Fuzia VS Draxes ||
Bab 15 || Sosok Yang Rapuh ||
Bab 16 || Apa Itu Cinta?||
Bab17 ||Memiliki Teman||

Bab 6 ||Kebenaran & Amarah||

170 12 0
By Khanzra

.
.
.
Seragam melekat sudah ditubuh Fuzi dan kini dia tengah berada di jalan tol yang berhenti karena lampu merah, melihat kesamping ternyata kedua kakaknya bisa menyusul dengan cepat.

"Kenapa nggak nunggu abang?" tanya Gala yang kini sudah berada di samping Fuzi.

"Abang lambat," jawab Fuzi santai membuat Gala dan Gale hanya bisa menghela nafas pelan.

"Tapi kan bisa nunggu sebentar lagi," gumam Gale yang di dengar oleh Fuzi.

"Fuzi udah nunggu, tapi abang berdua lambat " ucap gadis itu membuat Gale langsung menatap kearah nya.

"Kamu dengar dek?" tanya Gale yang terkejut.

"Denger, walau samar." jawab gadis itu.

Gala dan Gale saling tatap lalu menggaruk tekuk mereka pelan, lampu merah berganti hijau. Fuzi dan si kembar akhirnya menjalankan motor menuju SMA, sampai di parkiran semua tatapan jatuh pada Fuzi yang menggunakan motor baru nya.

"Itu siapa anjirr?"

"Gila motornya warna putih."

"Gala sama Gale kawal itu motor loh."

"Jangan jangan Fuzi?!"

"Mana mungkin Fuzi."

Banyak sekali ocehan para siswa dan siswi pada Fuzi yang belum membuka helm nya, setelah selesai memarkir motor nya Fuzi langsung melepaskan helmnya dan itu membuat semua orang langsung menjatuhkan rahang mereka saat melihat bahwa Fuzi lah yang menggunakan motor tersebut.

"Anjirr, si Fuzi ternyata." kaget Galvin membuat yang lain juga ikut mengangguk.

"Lah. Buset gue nggak nyangka kalau itu Fuzi," tungkas Saga.

Fuzi terlihat biasa biasa saja terlebih lebih dua yang menjadi pusat perhatian, berjalan santai meninggalkan si kembar yang lebih memilih mendatangi para sahabatn mereka. Tetapi belum sempat Fuzi benar benar berjalan Moni dan Rebecca lebih dulu menahan gadis itu untuk pergi dan itu di lihat oleh si kembar dan juga yang lainnya.

"Hay sahabat tidak tahu diri," ejek Moni tetapi ada yang aneh terlihat Fuzi yang seperti menahan amarah pada sosok yang berada di sampingnya Monica.

"Wah nggak ngerespon, udahlah Moni dia bukan sahabat kita lagi ayo pergi." ujar Rebecca yang menarik tangan Moni untuk pergi.

Fuzi mengangkat sebelah alisnya lalu mengedik bahu nya pertanda tidak peduli, setelah itu Fuzi kembali pergi menuju ke kelasnya.

"Tunggu!" teriakan itu membuat Fuzi berhenti lalu menoleh.

"Gue sama elo satu kelas, jadi ... Kekelas bareng aja." tawar gadis itu dengan sedikit tersenyum canggung.

Fuzi menatap Raya dengan dahi mengerut pertanda bahwa ia tengah bingung dengan ucapan gadis itu.

"Maksud gue kita kan satu kelas jadi bareng aja ke kelas," jelas Raya kembali membuat Fuzi langsung mengangguk paham lalu kembali berjalan menuju kelas.

"El, aku duluan ke kelas sampai jumpa di kantin nanti." pamit Raya melambaikan tangannya pada Ellio.

Si kembar dan yang lain menatap Raya dengan tatapan bingung.

"Lah kok tu anak malah mau jalan sama Fuzi, padahal dia sendiri paling benci jika berhadapan dengan Fuzi." ucap Angga yang merasa aneh dengan Raya.
.
.
.
Lonceng istirahat telah berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin hanya untuk mengisi perut atau tidak membeli minuman. Fuzi gadis itu malah memilih berlawanan arah untuk ke toilet, sampai di toilet ia langsung masuk untuk membuang air kecil setelah selesai membuang air kecil, Ia ingin membuka pintu toilet.

Tetapi saat ia membuka pintu toilet ternyata terkunci, Fuzi mengerut kening lalu kembali mencoba tetapi tetap tidak bisa malah malah tidak bisa terbuka. Suara dari luar terdengar saat mendongak sudah ada satu ember dengan air di dalamnya yang siap di tumpahkan kearahnya, Fuzi tidak bisa menghindar karena toilet itu kecil.

Byurr

Fuzi hanya diam dengan tangan mengempal, entah kenapa dia jadi emosi. Tetapi masih coba untuk ia tahan, suara dari luar terdengar suara tawa beberapa perempuan terdengar. Fuzi hanya diam, setelah beberapa menit suara tawa itu menghilang dan Fuzi mencoba membuka pintu dan ternyata terbuka.

Fuzi menghela nafas kasar lalu keluar, Fuzi melihat dirinya di cermin yang sekarang dalam keadaan basah. Ia menunduk lalu mencekram tempat kran air lalu mengusap wajahnya yang masih basah, untungnya ia membawa jaket jadi pakaian dalamnya tidak akan terlihat.

Fuzi keluar dari toilet perempuan dan tanpa sengaja bertemu seorang gadis, tatapan Fuzi yang dingin dan aura yang mencekam membuat gadis itu menunduk. Fuzi berlalu pergi tanpa peduli gadis itu yang sudah lemas karena aura Fuzi yang tidak main main, tetapi ia mencoba berdiri lalu berlari kearah kantin.

Sampai di kantin gadis itu terlihat menoleh kesana kemari seperti tengah mencari seseorang hingga tatapan nya si kembar yang tengah berbincang dengan para sahabat dan juga tiga gadis yang berada di sana.

Ia segera menuju ke tempat itu dengan sedikit takut.

"Permisi kak," sapa gadis itu membuat semua orang menoleh padanya yang berani ke meja itu.

"Ada apa?" tanya Angga dengan sopan.

"S--saya mau bicara sama kak Gale juga Kak Gala," jawab gadis itu.

"Sama gue dan kembaran gue?" bingung Gala yang mengangkat sebelah alisnya.

"Bicara apa?" tanya Gale dingin membuat gadis itu takut.

"I--itu kak, t--tadi ... Aku nggak sengaja ketemu F--fuzi." gadis itu terlihat sulit mengatakan nya karena aura yang di keluarkan oleh si kembar.

"Gala, Gale aura lo berdua bikin dia takut bego!" sentak Saga membuat si kembar menghela nafas lalu mencoba mengurangi aura mereka.

"Ada apa?" tanya Gala pelan.

"Itu ... Tadi aku nggak sengaja ketemu Fuzi di depan toilet perempuan kak, tapi ... Keadaan Fuzi dalam keadaan basah kuyup." beritahu gadis itu membuat mereka semua menatap gadis itu lalu segera berdiri.

"Fuzi basah kuyup? Sekarang adek gue dimana?" tanya Gale yang spontan membuat gadis itu sedikit terperanjat kaget.

"Itu kak ... Aku lihat tadi dia ke arah ruang kepsek," beritahu gadis itu lagi.

"Oke thanks udah beritahu gue sama kembaran gue," ucap Gala berterima kasih lalu segera berlari untuk bertemu dengan Fuzi.

Mereka segera pergi kearah yang di beritahu gadis itu, saat mereka sudah sampai di depan ruang kepsek terlihat Fuzi yang baru keluar dengan membawa seragam baru. Si kembar langsung tertegun saat melihat keadaan adiknya yang ternyata benar benar dalam keadaan basah, terlebih lagi tatapan Fuzi yang dingin dan aura nya yang sama sekali tidak berkurang dari saat ia keluar toilet perempuan.

Kepala sekolah yang berada di dalam ruangannya saja langsung menghela nafas pelan saat Fuzi sudah keluar, pertama Fuzi masuk ke ruang kepala sekolah. Pria tua itu sudah menahan nafas karena tertekan dengan aura sosok Fuzi yang tidak main main, bahkan cara bicara gadis itu benar benar seperti sosok yang tegas dan juga seperti memiliki jiwa kepemimpinan didalam dirinya.

Kembali pada Fuzi yang menatap si kembar dan yang lainnya tetapi tetap dengan tatapan yang sama sekali tidak berubah, gadis itu sama sekali tidak mengeluarkan suara nya sedikit pun yang berarti gadis itu tengah mencoba menidurkan sisi lain di dalam dirinya.

Melangkah mendekati mereka lalu melewati mereka begitu saja, si kembar dan juga yang lain terdiam kaku termasuk Razka yang memiliki sifat paling dingin dan memiliki aura pekat melebihi Ellio saja kalah.

Ia berjalan menuju toilet lalu masuk untuk menggantikan seragamnya dan setelah beberapa menit ia kembali keluar, di depan toilet sudah ada yang lain menunggu dirinya.

"Adek kenapa bisa basah kuyup?" tanya Gala membuat Fuzi menoleh pada nya alih-alih menjawab gadis itu malah mengacuhkan pertanyaan Gala dan malah berjalan menuju kantin.

Kembar G saling tatap lalu segera mengejar Fuzi yang di ikuti oleh yang lain.

"Raya, Fuzi kenapa?" tanya seorang gadis berambut sebahu dia adalah salah satu sahabat Raya yang bernama Olla Ariella Marshanda gadis yang menjadi tokoh pendukung yang memiliki peran penting, memiliki sifat bar bara, ceria, humble dan friendly.

"Seperti nya dia sedang dalam keadaan tidak baik," celetuk gadis dengan rambut gelombang sedada dengan wajah tenang. Wilona Farea Albiantara adalah sahabat Raya yang memilki sifat kalem, tenang, pendiam dan juga sabar. Tetapi gadis itu jika sudah marah benar benar akan menjadi orang yang sangat mengerikan benar benar mengerikan tetapi aura nya akan kalah jika di sandingkan dengan sosok Fuzi atau lebih tepat nya Feli.

kembar G yang mendengar ucapan Wilona langsung berhenti, lalu menatap gadis itu.

"Maksudnya gimana Wil?" bingung Saga.

"Seperti dia tengah menahan emosi nya, terlihat dari cara dia yang nggak mau jawab ucapan kak Gala tadi." jelas Wilona dengan wajah tenang.

"Dari pada itu ... Lebih baik kita segera kejar dia, karena sekarang terlihat ia tengah kekantin dalam keadaan mood yang tidak baik." ucap Raya yang segera berlari untuk menuju kantin dimana Fuzi tengah kesana.
.
.
.
Di kantin Fuzi membeli minuman dingin, tetapi tetap dengan aura yang sama tapi sekarang lebih berkurang yang berarti ia sedikit demi sedikit bisa menenangkan amarah yang bergejolak di dalam dirinya, kembar G dan yang lain sampai di pintu kantin.

Melihat Fuzi yang duduk di salah satu meja dengan minuman dingin yang tengah ia minum, mereka menghela nafas lega saat merasakan aura Fuzi yang sudah tidak mencekam lagi. Tetapi itu tidak berselang lama, Monica dan Rebecca malah mendekat pada Fuzi dan terlihat mengejek gadis itu.

"Wah rambutnya kenapa lepek? Habis mandi ya atau kenapa tuh," ledek Monica tetapi Fuzi tetap diam.

"Monica! Jangan gitu nanti dia marah loh," ejek Rebecca yang terlihat menatap Fuzi dengan tatapan merendah.

Fuzi mencekram botolnya mencoba untuk tidak emosi, botol yang ia cekram terdengar bunyinya karena keadaan kantin yang senyap.

"Astaga Rebecca, lo benar dia marah. Heh!" Monica terlihat tidak peduli dengan aura yang sudah mencekam.

"Lebih baik jangan mengej-" belum sempat Rebecca melanjutkan perkataannya sudah terlebih dahulu di potong oleh suara dingin dan menusuk dari Fuzi.

"Jangan membangunkan sisi gelap ku bitch," suara Fuzi yang terdengar rendah dan juga menekan setiap perkataan di tambah aura miliknya terasa pekat.

Monica dan Rebecca langsung meneguk Saliva kasar karena takut tapi ingat mereka adalah antagonis yang tidak akan peduli, karena mereka hanya ingin melakukan apa yang mereka inginkan dan tidak peduli dengan aura Fuzi yang sudah memekat.

Si kembar dan yang lain ikut merasakan aura Fuzi bukan hanya mereka saja seluruh murid dan beberapa guru yang berada di sana juga merasakan aura milik Fuzi yang terasa kental sekali, bukan hanya itu mereka seperti di paksa untuk tunduk dengan sosok yang mengeluarkan aura tersebut.

"Cih! Bitch? Lo tuh yang jalang, kata nya cinta sama Ellio eh malah jadi temenan sama Raya. Kalau lo cinta sama Ellio sepatutnya lo kejar, bukannya lo cinta banget sama Ellio. Tapi malah temenan sama pacar Ellio sepatut kalau lo cinta rebut Ellio dari Raya?!" marah Rebecca yang mencoba memprovokasi.

"Shut up! Kau selalu saja mengatakan diriku mencintai Ellio. Yang mana sebenarnya diriku tidak pernah mencintai Ellio sedikit pun." ucap Fuzi dingin dengan tatapan dinginnya, perkataan Fuzi cukup membuat semua orang yang berada di sana terkejut bukan main.

"Jangan bohong! Lo sendiri yang bilang kalau lo cinta Ellio ke gue kan dan lo juga bilang kalau sekarang lo di ancam sama Raya kalau lo masih ngejar Ellio nyawa lo yang akan terancam?!" kesal Rebecca tapi ada sedikit raut wajah panik di wajahnya.

"Aku mengatakan padamu bahwa aku mencintai dia dan aku berhenti mengejar lelaki itu karena di ancam oleh kekasihnya ...." tunjuk Fuzi pada Ellio yang masih mencerna perkataan Fuzi yang mengatakan kalau sosok itu tidak mencintai dirinya.

"Atau ... kau yang mengancamku. Jika aku berhenti mengejar Ellio maka aku akan di bully olehmu bukan hanya di bully tapi juga akan kehilangan kehormatanku jika aku melawan benarkan Rebecca." lanjut Fuzi yang mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga sedikit pun oleh semua orang di sana.

"Jangan mengada mana mungkin gue ngancam Lo yang sahabat gue Fuzi, lo pasti di suruh oleh Raya kan." elak Rebecca sedangkan Monica terlihat mati kutu saat mendengar itu, terlebih Monica sadar bahwa Fuzi yang sedang ia lawan sekarang bukanlah Fuzi yang dulu jadi dia lebih memilih mundur dari pada dalam bahaya. Pikir Monica.

"Siapa yang mengancam dan siapa yang di ancam, hanya aku yang tahu semua itu Rebecca." tekan Fuzi dengan tatapan tajamnya.

"Dan bukankah kau yang sebenarnya tergila-gila dengan Ellio dan ingin merusak hubungan Ellio dan Raya lewat diriku," ujar Fuzi dengan wajah tenangnya dan kembali kata kata yang keluar dari mulut Fuzi membuat semua orang Kembali terkejut dengan kebenaran itu.

"Mana mungkin gue cinta Ellio Fuzi, elo yang cinta sama Ellio." terlihat wajah Rebecca yang panik tapi mencoba tenang.

"Oh benarkah? Tetapi bukannya di ponsel mu semuanya foto Ellio bahkan kau memiliki rencana untuk melukai Raya dan yang akan menjadi kambing hitam nya adalah aku, jika aku memberi tahu rencana mu ini maka aku akan ... Dalam bahaya. Benarkan Rebecca," ucap Fuzi yang mencoba membuat Rebecca mengungkapkan semua kebenaran dengan mulutnya sendiri.

"Oh satu lagi ... Bukannya kau itu pecandu S-" belum sempat Fuzi mengatakan kelanjutan dari perkataan Rebecca sudah dulu memotong perkataan Fuzi.

"Dasar nggak tahu diri, selama ini gue selalu ada buat Lo Fuzi dan ini balasan lo buat gue." marah Rebecca yang menatap tajam Fuzi.

"Selama ini ada buat ku ... Ku rasa tidak. Kau lebih kearah menyiksa diriku dengan kejam," tungkas Fuzi yang sudah berdiri.

"Dasar jalang, semoga orang yang lo sayang pergi dari hidup lo." ucap Rebecca sarkas dan itu membuat Fuzi langsung menatap nya dingin.

"Katakan sekali lagi maka bangunlah sisi kejamku," ucap Fuzi dingin, Rebecca bukannya diam malah ia mengulangi perkataan itu.

"Semoga orang yang sayang sama elo pergi dari hidup lo," ulang Rebecca yang berhasil membangunkan sosok gelap di dirinya Fuzi.

"Anda sudah berani membangunkan serigala yang tengah tertidur maka jangan menyesal jika nyawa anda dalam bahaya," lirih Fuzi yang mendekat pada Rebecca.

"Selama ini anda belum tahu tentang sosok saya bukan? Selama ini anda anggap puncak amarah saya hanya sebatas teriak dan marah marah, benarkan?" ujar Fuzi yang tetap melangkah dengan Rebecca yang semakin mundur.

"Karena anda belum tahu amarah saya seperti apa maka saya akan tunjukan sekarang. Berani mengusik ketenangan ku berarti sama saja berani untuk merasakan sakitnya fisik." ucap Fuzi menekan setiap perkataan nya.

"Anda hanya perlu memilih tangan atau kaki anda yang ingin anda rasakan sakitnya itu, akan saya beri waktu sepuluh detik sebelum akhirnya saya yang memilih."

Setiap perkataan Fuzi membuat siapa saja merasakan tekanan yang bukan main, tidak ada yang bisa membuka suara. Seperti benar benar di suruh untuk diam dan hanya melihat pertunjukan yang akan terjadi, sosok Fuzi yang sekarang seperti sosok yang berbeda.

"One ...,"

"Two ...,"

"Three ...,"

"Four ...,"

"Five ...,"

"Six ...,"

"Seven ...,"

"Tidak ingin memilih?" tanya Fuzi dengan suara rendah.

"Eigth ...,"

"Nine ...,"

"Ten ...."

"Anda benar benar tidak ingin memilih maka saya akan memilih dan pilihan saya jatuh ke ... Wajah anda yang menjijikan itu," desis Fuzi yang langsung mencekram tangan Rebecca lalu menampar wajah Rebecca dengan keras.

Plak

Suara tamparan terdengar keras, pipi Rebecca memerah dan bahkan bibir gadis itu robek dan mengeluarkan darah.

"Hanya karena status anda yang tinggi, anda bisa semena mena dengan orang lain." ucap Fuzi lalu kembali menampar pipi sebelah lagi.

Plak

Tamparan itu bukan main main, Fuzi benar benar berada di mode kejamnya. Sosok yang akan melakukan kekejaman yang dimana ia tidak peduli dengan sekitar sebelum amarahnya mereda.

"Anda bully siswa dan siswi yang memiliki status rendah, bukan hanya itu Anda juga semena Nena pada mereka yang lemah. Bahkan anda tidak peduli seberapa menderita mereka, keegoisan anda membunuh mereka dan membuat mereka menjadi kehilangan semangat untuk hidup." desis Fuzi dengan aura yang kental.

Apa ada yang tahu kenapa bisa Fuzi semarah ini maka jawaban nya adalah malam tadi ia mendapatkan sebuah ingatan yang Fuzi simpan di selama ini, apa kalian tahu apa ternyata oh ternyata ...

To be Continued-

Continue Reading

You'll Also Like

206K 16.5K 18
Citra, gadis berusia 17 tahun, multitalenta yang hobi membaca novel ...... Suatu hari ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan jiwanya masuk kedal...
1.1K 138 6
Menceritakan seorang gadis bernama Brigitte Aceline Mahendra, seorang gadis yang bisa dikatakan pintar, cantik, dan multitalent. Semenjak kakaknya me...
118K 4.5K 6
[CERITA TELAH PINDAH KE-LAPAK NOVELTOON] Alisya adalah seorang gadis berhati lembut yang disukai oleh banyak orang. Dia adalah pemeran utama dalam se...
14.9K 927 15
(COMPLETED)kisah ini sumbernya dari FB, tapi cerita ini seru banget kalian harus baca