Mentari Sebelum Hujan (SQUEL...

بواسطة shtysetyongrm

48.8K 3.4K 1.1K

Akan banyak ujian di hidupmu jika kamu benar-benar berjuang melalui proses yang ada. Setiap tetesan air mata... المزيد

PROLOG
|MSH 1| Selangkah Untuk Maju
|MSH 2| Bunga Tulip
|MSH 3| Satu Hari Menuju Sekolah
|MSH 4| Makan Malam Keluarga
|MSH 5| Hari Pertama Sekolah
|MSH 6| Penolong Mentari
|MSH 7| Menunggu Di Gerbang
|MSH 8| Kantin Sekolah
INFO CEK
|MSH 10| Asa Untuk Mentari
|MSH 11| 15 Maret 2023
|MSH 12| Hanya Sebatas Wajah
|MSH 13| Rencana
|MSH 14| Bertemu Tapi Tak Bersatu
|MSH 15| Hari Ini Aku Datang
|MSH 16| Flashback On
|MSH 17| Sampai Kapan?
|MSH 18| Perihal Nomor
|MSH 19| Sisi Lain Guru Olahraga
|MSH 20| Antara Cara & Hati
|MSH 21| Apakah Ini Sebuah Kebetulan?
|MSH 22| Tersembunyi
|MSH 23| Tripel Date
|MSH 24| Visual Tokoh
|MSH 25| Terbongkar
|MSH 26| Perjalanan Waktu
|MSH 27| Kerikil dan Bulan
|MSH 28| Terlambat
|MSH 29| Pingsan?
|MHS 30| Apartemen
|MSH 31| Nomor Misterius
|MSH 32| Salah Sangka
|MSH 33| Pesan Misterius 2
|MSH 34| Langkah Awal
|MSH 35| Biologis
|MSH 36| Pulang Untuk Kerinduan
|MSH 37| Anala & Harapan
|MSH 38| Malam Untuk Kerinduan
|MSH 39| Terungkap Malam Ini
|MSH 40| Keputusan Terbaik
|MSH 41| Mentari Sebelum Hujan
SAPA AUTHOR
|MSH 42| Semuanya Baik-baik Saja

|MSH 9| Perhatian Surya

1.1K 97 28
بواسطة shtysetyongrm

Tidak ada orang tua yang tidak mencemaskan anaknya. Hanya saja cara mereka bertindak dan peduli tak sama. Tapi kembali lagi, setiap orang tua tidak akan pernah menjerumuskan anaknya dalam hal-hal yang berbahaya.

🌿🌿🌿🌿

Happy Reading
Baca cerita ibunya dulu di Raina, Hujan Telah Datang biar tahu kelanjutan nya ya🌼
Cerita ini akan up tiap hari.
Give me 50 komen 🌼

🌼🌼🌼🌼

Surya baru saja tiba setelah pulang dari kantor dan utusan bisnisnya. Berjalan masuk ke dalam rumah menemukan dua perempuan yang amat ia sayangi di dunia. Dinda dan Dina istrinya terlihat sedang menghabiskan waktu bersama dengan masak makan malam mereka. Yap, memang hari ini jam masih menunjukkan pukul 17.00 sore, tapi kebiasaan keluarga kecilnya memang seperti ini. Memilih untuk memasak dari pada membeli di luar yang kita tidak pernah tahu kualitas makanannya akan seperti apa.

"Ya, Allah. Kenapa diam aja mas? Panggil dong biar aku tahu kamu pulang," ucap Dina yang segera mendekati suaminya dan meraih tas kerjanya.

Surya pun mencium kening kepala Dina. Wanita pertama yang menerima kondisi adiknya dan merawat anak adiknya dengan penuh cinta. Sampai-sampai Mentari tak merasakan bahwa kasih sayang Dina sebatas ibu tiri saja bukan ibu kandung seperti Dinda.

"Gak apa-apa. Kamu sama Dinda masih asyik sekali masak. Masak apa sih kalian?" tanya Surya pada sang istri.

"Ayah suka jengkol, kan? Ini Dinda masih buatin untuk ayah loh," sahut Dinda yang ternyata sedang mengaduk sayur yang sebentar lagi akan matang.

"Wah pasti enak, nih. Masakan anak ayah, kan, selalu enak," balas Surya membuat Dinda tersenyum dan mengacungkan kedua jempol nya.

Tatapan Surya kemudian seperti mencari sesuatu. Tak biasanya mereka hanya masak berdua. Pasalnya setiap kali ia pulang dari bekerja, ada tiga orang yang tentu saja masak untuk makan malam keluarga mereka. Entah Dinda yang sibuk membersihkan sayur atau Mentari yang sibuk dengan kegiatannya. Tapi sore ini tak satu pun keberadaan Mentari ia temukan. Surya yang merasa bingung menatap istrinya.

"Cari Mentari, ya?" tanya Dina pada Surya.

"Iya. Kemana dia? Apa masih belajar? Tumben sekali tidak bantu masak," balas Surya.

"Mentari belum pulang sekolah. Di hubungi juga hanya ceklis dua. Sudah aku coba untuk telepon, tapi ya begitu. Kata Dinda dia sedang eskul," balas Dina yang memang apa adanya.

"Eskul? Mentari agropobia mana mungkin dia bisa beradaptasi dengan lingkungan secepat itu. Ini yang aku takutkan, takut kalau -----"

"Mas, lebih baik kamu mandi dulu, ya. Setelah itu duduk dan minum teh dulu. Aku yakin Mentari bisa menjaga dirinya," ucap Dina yang berusaha untuk menenangkan pikiran negatif dari suaminya.

Surya yang mendengar itu hanya bisa mengusap wajahnya secara kasar. Ia berjalan menaiki tangga dan meninggalkan Dina yang juga sebenarnya merasa khawatir, tapi ia percaya pada Mentari, bahwa anaknya itu tak akan mungkin seperti itu. Belum lama ia berpikir demikian, suara motor sport memasuki halaman rumah mereka. Ia berjalan cepat menuju jendela dan melihat dari balik gorden bahwa Mentari pulang di antar pria yang ia ketahui bernama Yuda. Namun pria itu hanya sebentar setelah Mentari turun dari motornya, pria itu tampak pergi dan membuat Mentari masuk.

"Assalamualaikum," ucap Mentari memasuki rumahnya.

"Walaikumsallam sayang," balas Dina yang muncul secara tiba-tiba membuat Mentari sedikit terkejut. "Gimana sekolah hari ini? Lebih baik dari yang kemarin?"

Mentari pun menganggukkan kepalanya. "Lebih baik bunda. Mentari sudah mulai belajar dari Yuda."

Dina yang mendengar itu pun hanya bisa tersenyum. "Kamu mandi dulu, ya. Setelah itu ke dapur dan kita makan malam bersama, ya."

"Iya, bunda."

Mentari pun pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Kurang lebih tiga dua puluh menit lamanya, keluarga Surya sudah berkumpul di meja makan rumah mereka. Tak ada hidangan yang spesial, hanya ada semur jengkol, ayam goreng, sambal, dan sayur sup serta air putih yang akan melancarkan makan mereka. Surya terdiam di tempatnya menikmati makan malam yang ada dengan penuh kenikmatan. Kalau sedang makan tidak ada yang boleh bicara, itu lah peraturan di rumah mereka. Surya yang sudah selesai lebih dahulu menunggu Mentari anaknya yang saat ini sedang melahap suapan terakhir di tempatnya.

"Mentari pulang telat, ya?" tanya Surya pada anaknya.

Mentari yang merasa ditanya menganggukkan kepalanya. "Maaf, yah. Tadi ada jam pelajaran tambahan. Sopir juga udah pulang jadi Mentari di antar oleh teman. Namanya Yuda dia ------"

"Ayah tidak tahu siapa Yuda, tapi yang ayah tahu, mulai saat ini kamu berhenti berteman dengan Yuda. Jaga jarak dengan dia," sahut Surya dengan wajah yang serius.

Dinda yang sedang makan pun terkejut. Apa ini? Ayahnya menyuruh sang kakak untuk menjauhi Yuda Kakak kelas paling tampan di sekolah kakaknya? Apa ayahnya itu tidak salah?

"Ayah, kak Yuda itu tampan. Kenapa kak ----"

"Dilarang bicara saat sedang makan," tegur Surya pada anak keduanya membuat Dinda terdiam dan tak meneruskan kata-katanya.

Dina yang memahami situasi yang ada memegang tangan suaminya. Surya yang sudah kecewa karena adiknya tiada karena seorang pria akhirnya begitu menjaga Mentari dengan sekuat tenaga dan otoriter. Padahal Yuda adalah pria yang baik menurut feeling-nya sebagai ibu.

"Yah," ucap Dina sembari menggelengkan kepalanya.

"Alasan ayah gak memperbolehkan Mentari buat dekat sama Yuda apa, yah? Yuda buat salah sama ayah?" tanya Mentari pada ayahnya.

"Karena dia seorang pria sayang."

"Ayah juga pria, kan? Tapi kenapa Mentari boleh dekat dengan ayah, tapi tidak dengan Yuda teman Mentari?" tanya Mentari bingung saat ini.

"Seorang ayah tidak akan pernah menyakiti anaknya sendiri," sahut Surya dengan mata yang berkaca-kaca.

Setiap kali ia melihat dan berdialog dengan Mentari dengan perasaannya maka air mata sudah bisa di pastikan akan terjatuh setelahnya. Wajahnya, sikap dan sifatnya tidak ada yang berbeda dari adiknya. Semuanya sama. Bahkan parasnya begitu cantik dan indah. Paras itu lah yang membuat Surya kerap kali teringat kehadiran Raina di tubuh anaknya Mentari.

"Yuda baik, yah. Dia mau bantu Mentari buat gak takut sama dunia luar. Mentari mau berteman dengan siapa pun, yah. Apa Mentari salah?" tanya Mentari yang seolah tak tahu apa-apa.

"Semuanya berawal dari baik. Kalau tidak bisa menjauhi dia, setidaknya jaga jarak demi ayah," ucap Surya menatap Mentari dalam.

Mentari yang mendengar itu seketika hanya bisa terdiam. Ia memikirkan kata-kata sang ayah. Sebenarnya ada apa dengan Yuda temannya? Ayahnya saja tak mengenalnya bagaimana bisa menilai Yuda adalah pria yang seolah buruk di matanya? Bahkan hal ini membuat ia kecewa.

"Mentari ke atas dulu," ucap Mentari kemudian berjalan meninggalkan meja makan dan ke kamarnya.

"Tuh, kan, kak Tari pasti sebel sama ayah karena di larang deketin cogan sekolah." Dinda berkata itu pada Surya. "Udah, lah. Dinda mau samperin kak Tari dulu."

Surya yang mendengar itu pun hanya menundukkan kepalanya.

#TBC

Gimana part kali ini guys? Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

Give me 50 komen 🌼

Sampai bertemu di part selanjutnya 🌼

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

1.1M 61.8K 65
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
229K 18.9K 93
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
199K 19.1K 71
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
721K 60.3K 43
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...