THE SULTAN'S

由 IAMYEPO

9.4K 5.9K 11K

Ini adalah kisah tentang dua orang sepupu yang tidak pernah akur. Tom dan Jerry saja bisa, kenapa mereka tida... 更多

Prologue
THE SULTAN'S - 01
THE SULTAN'S - 02
THE SULTAN'S - 03
THE SULTAN'S - 04
THE SULTAN'S - 05
THE SULTAN'S - 06
THE SULTAN'S - 07
THE SULTAN'S - 08
THE SULTAN'S - 09
THE SULTAN'S - 10
THE SULTAN'S - 11
THE SULTAN'S - 12
THE SULTAN'S - 13
THE SULTAN'S - 14
THE SULTAN'S - 16
THE SULTAN'S - 17
THE SULTAN'S - 18
THE SULTAN'S - 19
THE SULTAN'S - 20
THE SULTAN'S - 21
THE SULTAN'S - 22
THE SULTAN'S - 23
THE SULTAN'S - 24
Visual Cast
THE SULTAN'S - 25
THE SULTAN'S - 26

THE SULTAN'S - 15

221 165 350
由 IAMYEPO

Jay hari ini sangat telat pulang ke rumah bahkan dia tidak ikut makan siang bersama. Ketika ia masuk, oma dan Jake tampak asyik duduk berbincang di ruang TV.

"Sore oma!" Jay mencium pipi omanya dan buru-buru ingin naik ke atas untuk menghindari pertanyaan. "Jay ganti baju dulu ya oma."

"Jay!" panggilan itu membuat si empunya nama berhenti melangkah. Jay menatap pada oma dan sesekali pada Jake, ia menebak kalau Jake sudah mengadukan segalanya. Mulai dari kebohongan tentang kerja kelompok, dihukum hormat bendera, sampai tadi malam pulang larut dengan keadaan mabuk.

"Ada apa oma?"

"Kamu dari mana sih kok telat pulang?"

"Tadi jemput mobil oma. Semalam mogok dan uda dibenerin," jawab Jay. Memang faktanya tadi dia menjemput mobil yang tertinggal di club, hanya saja ia merubah alasan kenapa mobil itu tertinggal.

Di sisi lain, Jake bosan dengan kebohongan Jay. Ini sudah keberapa ratus kalinya jika dihitung.

"Kamu uda makan?"

"Uda kok oma, tadi Jay makan di luar."

"Yauda kalau gitu cepat ganti baju kamu, ada yang mau oma omongin sama kalian berdua."

Jay pun mengangguk. Entah apa yang mau omanya katakan ia tak tahu, yang paling penting sekarang ganti baju dulu. Jake pun sama halnya, dia juga tak tahu apa yang akan oma sampaikan kepada mereka berdua.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Jay kembali ke ruang TV. Kali ini dia sudah berpakaian santai, dengan mengenakan celana pendek dan kaus tanpa lengan. Sudah memang kebiasaannya berpakaian seksi begini.

"Oma mau bicara apa?" tanya nya ingin tahu.

"Jay, Jake oma sangat sayang pada kalian... Yang oma lakukan pada kalian semua itu untuk kebaikan, oma sangat senang memiliki kalian di sisi oma. Walau kalian sulit untuk akur, oma yakin suatu saat ada masanya."

Jake menggenggam tangan oma dengan lembut, "Oma... Jake juga sayang sama oma dan Jake tahu semua yang oma lakukan selama ini itu baik. Sedetik aja oma engga pernah membuat kesalahan dalam membesarkan kami, Jake sangat berterima kasih sama oma."

Jay juga menggenggam tangan oma yang satunya. "Oma ingin Jay lakuin sesuatu? Bilang aja oma, Jay bakal berusaha lakuin apa yang oma mau. Oma tiba-tiba ngomong gini, pasti ada hal serius kan?"

"Oma mau, oma yang memilihkan pendamping kalian," jawab oma langsung.

Keduanya sama-sama bungkam. Mereka tidak menyangka hal serius yang ingin oma bicarakan adalah ini. Terutama Jay, ternyata ucapan oma beberapa waktu lalu bukanlah sebuah candaan semata. Keduanya bertanya-bertanya dalam hati, apakah omanya ini ingin mereka nikah muda?

Jake tidak siap, karena selulus sekolah ini dia masi punya tujuan menuntut ilmu. Sementara Jay masi ingin bebas menikmati masa mudanya, mungkin dia akan terima kalau selulus sekolah ini diminta untuk memimpin perusahan dibanding nikah muda.

"Jangan berpikir kalau oma ingin kalian nikah muda. Oma hanya ingin mengenalkan kalian dengan anak rekan oma. Seperti perjodohan, namun tidak untuk langsung dinikahkan."

"Apa pun keputusan oma, mungkin itu yang terbaik..." dengan pasrah Jake menjawab. Ia tidak ingin membuat kecewa orang yang sangat dia sayang di dunia ini.

Jay masih diam, dia bukanlah Jake yang dengan mudah mengiyakan segala keinginan oma. Tapi di sisi lain Jay juga tidak bisa menolak. Jujur dia masih tidak ingin jika harus berhubungan dengan perempuan. Terlebih perempuan yang tidak ia kenal, baginya perjodohan-perjodohan seperti ini sangatlah tidak masuk akal.

Ia pun akhirnya memutuskan. "Jay akan coba nerimanya oma."

Senyum oma tampak terukir. Oma sadar dia egois, tapi dia tahu betul rencananya ini sudah benar. Kedua cucunya itu tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan mana pun. Oma takut jika cucunya itu akan dikira gay oleh orang-orang dan sekarang ia bisa tenang setelah bisa memilihkan pendamping cucunya, sendiri.

"Cucu-cucu oma, oma sangat sayang pada kalian!" Oma menarik kedua kepala cucunya itu, menyenderkan pada kedua sisi bahunya. Ia mengelus pipi mereka dengan penuh kasih sayang.

"Jake juga oma."

"Jay juga."

Balas mereka. Jake tidak mampu menolak oma yang amat ia sayangi, Jay pun begitu. Walau berat tapi mereka akan berusaha mencobanya.

"Kalau begitu oma ke kamar dulu ya ada yang harus oma lakukan," kata oma beranjak, keduanya langsung mengangguk dan tersenyum tipis. Oma pun berlalu pergi meninggalkan cucunya berdua.

Jay langsung teringat kejadian tadi siang setelah matanya sempat melirik Jake yang sudah terfokus pada buku. Jake menutupi luka di bibirnya dengan handiplast kecil bewarna putih polos. Kalau tidak ditutupi, sudah bisa dipastikan tadi oma akan mengira ia berkelahi.

"Dasar lo tukang ikut campur," sahut Jay tiba-tiba.

Jake menoleh. "Sehat kan lo?"

"Malah sok kebaikan ga balas nonjok," tambah Jay dengan posisi tubuh dan pandangan yang lurus ke depan.

"Hm." Jake kembali pada bukunya.

"Gue tau lo kayak gitu karena di depan penggemar-penggemar alay lo."

"Are you done? Then go now!" usir Jake dia sedang malas berdebat.

Jay kian mendesis. "Dasar lemah! Ga pande nonjok nih tukang ikut campur."

"If you're the smartest, why don't you do it for me?"

"Gausah ngelunjak lo karena ngerasa uda bantu gue tadi malam."

"Masi untung ngga gue bawa ke kamar oma," balas Jake tak beralih dari bukunya.

Jay lantas menoleh. "Gue basmi lo kalau berani-berani!"

"Go away, i'm bored of hearing you."

Ia mendecih. "Sok Inggris banget fuck!" bukan Jay namanya kalau tidak membalas sampai telak. "Lo kayaknya seneng banget dijodohin ya?"

Jake menghembus nafas panjang. Sepupunya ini tidak kunjung mengangkat kaki dari sana dan malah terus menghunjaminya dengan cercaan.

"Lo kepengen ngobrol sama gue apa gimana?"

"Kepedean lo! Gue cuman gedek lo ga nolak keinginan oma barusan. Ga heran, lo kan bego."

"Iya lo paling pintar." jawab Jake mempersingkat.

"Fuck!" Jay tampak jengkel.

"Lo sendiri aja ngga nolak."

"Ya karena lo! Coba lo nolak gue bakal ikut njing"

"Gue bukan antek-antek lo yang bisa di anjing-anjingin!" pungkas Jake serius.

"Ga perduli gue!"

"Ya ngapain lo masih di sini?" sindir Jake dengan tujuan mengusir. Dia amat tidak suka dengan orang yang menyebut-nyebutkan nama binatang ketika bicara. Apa lagi sampai menamahi dirinya, sungguh tidak punya etika.

"Gue juga alergi lama-lama dekat lo!" kini ia pergi meninggalkan Jake sendirian di ruang TV.

Mulut Jay sangat pantas untuk digampar sepertinya. Jake saja yang tidak mau melakukan hal itu karena hanya akan membuang-buang tenaga meladeni orang sinting seperti Jay.

𖥻𖥻𖥻

Pria berbaju minim itu kini tiba di studio dan langsung mendaratkan bokongnya di sofa. Wajahnya tampak sedang tidak bersahabat.

"Seksi banget bro," tutur Terico. "Baju ketekan, celana boxer"

"Boxer bapak lo!" protes Kamal, malah ia yang menyolot. "Lo ga tau boxer apa gimana Ter?"

"Ya kalem setan gue ngejokes doang!" balas Terico. Lalu ia menanyai keanehan pada penampilan Jay, "Ini kenapa anak sultan kok ke studio pake pakaian merakyat gini?"

"Dari mukanya sih ga baik-baik aja. Jangan bilang lo jatuh miskin, Jay?" tuduh Kamal.

"Gue mau dijodohin anjing!"

Gelak tawa bersamaan langsung terdengar dari mulut Kamal dan Terico.

"DIAM LO BERDUA!"

Keduanya pun terdiam, takut karena Jay terlihat serius.

"Jadi lo bener mau dijodohin Jay? Gue kira lo bohong... Gila, ga zamannya lagi anjir dijodoh-jodohin" Terico tampak sulit mempercayai.

"Waduh bro ini sih gue ga bisa bantu apa-apa, uda pastinya juga ini kemauan oma lo" Kamal menambahi.

"Santai Mal, ga ada juga yang mau gue harapkan dari lo!" balas Jay nyelekit.

"Bangsat. Eh, ini lo udahan bad mood nya?" Kamal sadar kalau nada bicara Jay terdengar tidak memaki lagi.

"Mau ga mau. Ogah gue larut dalam kesengsaraan, mangkanya gue kesini juga mau ngajak lo berdua buang suntuk"

"Kuy lah gas!" Terico bersemangat.

"Bro, lo bajuan kayak gini malah tetep kelihatan sultan. Beda cerita kalau gue yang pake," aku Kamal.

"Kayak anak broken home ya ga Mal?" timpal Terico.

"Asu lo Ter..." omongan Terico memang tidak ada salahnya, pikir Kamal. "Jay, ini lo pakai kaca mata kayak orang buta ngapa dah?

"Lo bacot banget Kamal bangsat. Gue gampar sendal juga lo!"

"Ampun tuan muda, aelah gue cuman nanya. Marah-marah mulu nih calon suami orang"

"Tinggal lo di sini." pungkas Jay melangkah keluar dari studio.

"Mampus lo Kamal udin!" ledek Terico bahagia di atas penderitaan temannya.

"YA ALLAH JANGAN DONG, GUE BERCANDA!!" Kamal pun mengikuti kedua temannya yang sudah berlalu pergi.

𖥻𖥻𖥻

Morning guys, jangan lupa tinggalkan jejak ya!
Terima kasih untuk yang sudah mampir><

Kira-kira beginilah pakaian seksi Jay pas pergi ke studio🤭

10 Desember 2022

继续阅读

You'll Also Like

802K 80.5K 46
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
RAYDEN 由 onel

青少年小说

3.6M 224K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
little ace 由 🐮🐺

青少年小说

666K 52.5K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
470K 5.1K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...