AMBER and the vampire prince...

By Nkalestar

257K 11.4K 1.1K

WARNING (18+)❗ Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mi... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57 (END)

Bagian 31

2.6K 103 6
By Nkalestar

Amber merasakan bukanlah sebuah taring tajam, namun sebuah kecupan yang singkat dari Giovanni. Setelah itu, Giovanni berjalan mundur dan mengacak-acak rambut Amber.

"Terima kasih atas tawaranmu. Tapi aku tetap tidak bisa melakukannya, mungkin esok atau lusa. Kau siap?"

Tak bisa di pungkiri Amber merasa sangat malu sekarang. Dia mengangguk kecik dan langsung menutup mukanya. Giovanni terkekeh.

"Beristirahatlah. Isabelle akan menemanimu."

Amber mengangguk, setelah itu Giovanni pergi meninggalkannya. Amber ambruk ke kasurnya. Gadis itu menerawang ke langit-langit kamarnya.

Dunianya sudah berubah saat dia mengenal Giovanni. Vampir, werewolf dan sebangsa makhluk immortal ternyata berada di sekitarnya selama ini.

Seketika Amber teringat sesuatu. Dia langsung mengecek ponselnya yang untung saja tidak jatuh setelah dirinya melewati beberapa kejadian tadi yang menimpanya.

Tidak ada notifikasi pesan ataupun panggilan dari Celine membuat Amber terheran-heran. 'Bukankah aku telah menghilang waktu itu? Kenapa dia tidak mencoba menghubungiku atau mencariku?'

Di tengah pemikirannya, sosok wanita memasuki kamarnya, yaitu Isabelle. Wanita itu langsung memeluk Amber yang posisinya semula tengah berbaring, di tarik langsung oleh Isabelle hingga berdiri.

Amber yang masih terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba berdiri dan mendapat pelukan erat dari Isabelle, hanya diam dan memperhatikan Isabelle.

"Nona, syukurlah anda baik-baik saja! Saya khawatir saat tahu anda menghilang dari sini dan berhasil di tangkap oleh bangsa werewolf itu!"

"Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku, Isabelle. Aku beruntung punya pelayan pribadi sepertimu yang sudah aku anggap sebagai temanku sendiri. Untuk sebelumnya, maafkan aku telah kabur dari sini. Tapi aku melakukannya karena terpaksa, aku harap dirimu mengerti."

"Saya tahu, nona. Saya juga tidak bisa melakukan apapun. Tapi sekarang, dengan keberadaan anda di sini lagi membuat saya sangat senang. Rasa khawatir yang menghantui saya, serasa hilang begitu saja ketika melihat wajah nona kembali!"

"Ha ha ha, kau ini. Bisa kau tinggalkan aku sendiri? Aku mau istirahat dulu. Badanku sangat letih sekali."

"Baiklah, nona. Silahkan anda beristirahat, sementara saya akan menyiapkan makan untuk anda. Saya permisi."

Isabelle keluar dari kamar Amber. Amber menatap kepergian pelayan pribadi itu dengan sedikit pertanyaan di otaknya. 'Dia tidak mendapat hukuman dari Giovanni? Bukankah dengan aku hilang ini karena keteledorannya menjagaku? Apa yang ia katakan sebenarnya kepada Giovanni?'

Di dapur, Isabelle dengan lihainya meracik bumbu-bumbu untuk membuat makanan. Vampir takut bawang putih? Tidak, itu hanya mitos. Jika iya, lantas mengapa Isabelle masih baik-baik saja saat pekerjaan sehari-harinya menjadi pelayan pribadi Amber yang mengharuskan ia memasak?

Isabelle memasak dengan senyum tak lunturnya. Di satu sisi dia sangat senang nonanya kembali, dan di sisi lain dia juga senang karena omong kosong yang ia bilang kepada Giovanni mengenai Amber yang di culik bangsa werewolf, ternyata itu benar. Jadi dia tidak perlu takut mengenai hukuman yang akan ia dapatkan jika dirinya kedapatan berbohong.

Makanan telah siap. Isabelle pergi ke kamar Amber. Isabelle meletakkan nampan berisi makanan dan susu hangat di atas meja kecil samping ranjang Amber. Amber sudah tidur, Isabelle merasa tidak tega membangunkan Amber jadi dia akan meninggalkan makanannya di sana dan pergi meninggalkan kamar itu.

Cuit.... Cuit... Cuit...
Cuit... Cuit... Cuit...

Bunyi burung yang mulai beterbangan bebas di awan, menjadi tanda bahwa hari mulai pagi. Amber terbangun meskipun dirinya masih sangat mengantuk akibat malam panjang yang telah ia lalui.

Sebenarnya dia masih ingin bermalas-malasan, namun dia masih kepikiran tentang Celine yang tidak menanyakan kabarnya sama sekali. Ia takut terjadi sesuatu terhadap temannya itu.

Amber bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi. Dia mandi menggunakan air hangat dan memang sengaja berlama-lama memanjakan tubuhnya dengan air hangat tersebut.

Setelah keluar dari kamar mandi, dirinya menemukan makanan di meja kecil samping ranjangnya. Amber duduk di ranjang dan memakan makanan itu dengan perlahan meskipun sudah tidak hangat lagi.

Amber selalu suka masakan Isabelle. Jadi menurutnya akan rugi membuang makanan yang sudah dingin ini. Kebetulan juga dirinya sangat lapar sebab dari semalam dia tidak makan.

Amber membereskan piring dan gelas kotornya, lalu membawanya ke bak pencuci piring di dapur. Dia mendapati Isabelle yang tertidur seperti biasa di sofa depan televisi. Amber memperhatikannya lama, lalu tangannya menggoyangkan lembut bahu Isabelle hingga pelayan itu membuka matanya.

"Ah, nona Amber. Anda sudah bangun? Maaf saya ketiduran. Saya akan menyiapkan sarapan untuk anda. Silahkan anda tunggu sebentar."

"Eh, tidak perlu! Aku sudah memakan makanan yang kau siapkan di kamarku, kok. Aku hanya mau meminta tolong padamu."

"Pertolongan? Baik, katakan saja pada saya, nona."

"Bisa kau antar aku ke rumah temanku yang berada tak cukup jauh dari apartemen ini? Untuk kali ini saja, tolong jangan larang aku. Aku sangat khawatir padanya yang semenjak kehilanganku, dia tidak menanyakan kabarku sama sekali. Aku takut dia ikutan terseret dengan masalahku. Aku mohon, kau pun ikut denganku."

"Tapi, saya takut kejadian kemarin terulang kembali, nona. Saya sungguh tidak berani. Maa-...!"

Amber bersujud di kaki Isabelle. Isabelle tersentak dan langsung membantu Amber untuk kembali berdiri. Dia tidak menyangka Amber sampai akan bersujud di kakinya seperti ini.

"Jangan lakukan hal ini lagi, nona!"

"Lalu, aku harus apa biar dirimu mau membantuku?! Aku tidak berbohong.... Aku sangat khawatir padanya... Tolonglah..."

Isabelle sebenarnya tak tega melihat Amber yang seperti ini sekarang, tapi dirinya juga sangat takut jika tiba-tiba salah satu werewolf itu kembali menculik Amber. Dia sama sekali tidak berdaya dengan kekuatannya yang lemah ini.

"B-baiklah, saya akan mengantar nona menemui teman anda. Tapi jangan sampai anda menghilang dari pandangan saya."

"Benarkah?! Terima kasih banyak, Isabelle! Kalau begitu, kita pergi sekarang!"

Isabelle mengambil kunci pintu apartemen yang di percayakan Giovanni padanya. Isabelle membuka pintu dengan perlahan di antara hatinya yang bimbang. Setelah pintunya terbuka, Amber langsung menarik tangan Isabelle.

Sesampainya mereka di luar, Amber dan Isabelle berjalan menuju rumah Celine. Setelah mereka berdua sampai di depan rumah gadis itu, Amber tercengang.

Terdapat tulisan di kaca rumah gadis itu yang di tulis dengan darah. Amber menjerit histeris dan Isabelle tak percaya. Rupanya Celine juga menjadi sasaran penculikan bangsa werewolf setelah dirinya. Tidak tahu apa tujuan mereka membawa Celine yang sama sekali tidak tahu apa-apa itu.

Isabelle langsung mencoba menenangkan Amber. Amber seperti orang tidak waras yang menangis sambil berteriak. Orang yang berlalu lalang tak luput melihatnya.

"N-nona, sudah hentikan!"

"I-isabelle, Celine... Mereka menculik dia juga!... Aku... Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan!"

Isabelle tidak bisa berkata apa-apa. Dia juga bingung mencari cara menyelamatkan teman Amber. Amber berhenti menangis dengan tiba-tiba dan menatap wajahnya serius.

"Kau, bawa aku ke dunia mu sekarang juga! Bawa aku langsung pergi wilayah hutan bangsa werewolf!"

"Tidak, saya tidak bisa melakukan hal itu! Itu sangat berbahaya bagi anda yang hanya seorang manusia biasa, nona!"

"JANGAN MEMBANTAHKU! Kalau kau tidak mau membawaku ke sana saat ini juga, okay! Kau saksikan kematianku di depan matamu sendiri dan bersiaplah mendapat hukuman yang sangat berat dari Giovanni!"

Amber dengan nekat hampir berlari ke tengah jalan raya yang banyak kendaraan berlalu lalang. Isabelle melihat satu kendaraan yang melaju sangat cepat. Isabelle membulatkan matanya dan langsung menghentikan Amber yang akan membunuh dirinya sendiri.

"JANGAN! baik, baiklah! Saya akan membantu anda pergi ke sana, tapi jangan berbuat hal bodoh seperti ini lagi!"

"Kalau begitu cepat!"

"Tidak di sini. Kita cari tempat yang sepi."

Amber dan Isabelle mencari tempat yang sekiranya jarang di lewati oleh orang-orang. Langsung saja Isabelle dan Amber berteleportasi menuju dunia Immortal.

Amber membuka matanya kembali. Dia dan Isabelle berada di tengah hutan gelap. Jika situasi saat ini normal, bisa di pastikan Amber akan sangat ketakutan. Tapi tidak dengan situasi sekarang yang membuat pemikiran seperti itu tidak ada di otaknya.

Mereka berada tepat di perbatasan wilayah bangsa vampir dan werewolf. Isabelle mencoba meyakinkan Amber sekali lagi, namun tekad Amber sudah bulat untuk menyelamatkan temannya.

"Kalau begitu, maafkan saya hanya bisa mengantar sampai sini, nona. Semoga anda berhasil dengan tujuan anda dan kembali kepada kami dengan selamat."

"Pasti!"

Amber berjalan pelan memasuki hutan kawasan werewolf itu. Isabelle masih memperhatikannya dari jauh sampai Amber benar-benar menghilang di telan kegelapan. Kini Isabelle yang bingung sendiri kembali mencari alasan kepada Giovanni. Tapi ia yakin untuk kali ini dia tidak bisa lolos dari hukuman.

Amber berjalan di tengah hutan yang gelap sekaligus mengerikkan itu. Tak jarang bunyi lolongan serigala yang terdengar dari jauh membuat bulu kuduknya merinding. Amber tidak menyalakan senter ponselnya, tapi dia bergantung pada bulan purnama yang sangat terang malam ini.

Dia berjalan dengan hati-hati melewati ranting-ranting pohon yang patah. Dia hanya memakai sandal rumahan, kalau dia tergesa-gesa maka dia akan terluka.

KRESEK!! KRESEK!!

Amber seketika menghentikan langkahnya. Matanya menatap sekeliling dengan waspada. Amber berjalan menepi ke salah satu pohon. Bunyi rumput bergoyang terdengar lagi, namun kali ini di tambah dengan suara geraman binatang buas.

Amber menggigil ketakutan. Dia tidak bisa lari, atau kalau tidak binatang itu pasti akan mengejarnya. Amber mengambil salah satu ranting pohon yang lumayan besar untuk ia jadikan senjata. Amber mengacungkan ranting itu ke segala arah. Tepat saat ia melirik di samping kanannya, serigala besar bermata emas tengah menatap dirinya.

Serigala itu besar melebihi serigala pada umumnya. Serigala itu semakin mendekatinya yang membuat Amber segera mengambil ancang-ancang untuk kabur.

"Okay, Amber! Dalam hitungan ke tiga, kau harus lari dengan cepat jika dirimu masih ingin melihat calon suamimu nanti! Satu... Dua... Ti... Ga!"

Amber berlari dengan cepat. Kali ini dia tidak mempedulikan kakinya yang tergores ranting pohon. Dia melihat ke belakangnya, serigala besar itu berlari mengejarnya dan jarak mereka lumayan dekat. Amber memicu lebih cepat kakinya untuk berlari.

Dari arah belakangnya, serigala itu melompat dengan tinggi dan berhasil mendarat sempurna di atas tubuh Amber. Lalu serigala itu melolong dengan keras.

Amber sendiri terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba terasa tertimpa benda yang amat berat yang berhasil membuat dirinya terjatuh dan kepalanya membentuk batu hingga berdarah lumayan banyak. Mata Amber mulai buram di tambah tubuhnya merasa sangat sesak akibat serigala besar yang menindihnya. Tak lama, penglihatan Amber menjadi gelap. Amber pingsan dengan posisinya yang sama sekali tidak aman.

Continue Reading

You'll Also Like

258K 23K 56
FOLLOW sebelum baca, trims! [Ivanovic series #2] Note : Pure Blood Sequel <3 -- SINOPSIS Ares Alfaro Ivanovic, putra mahkota keluarga Ivanovic. Marga...
614K 37.4K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
489K 27.9K 25
( TAMAT ) #Rank1inWhat'sNew #Rank29inWerewolf #Rank133inWerewolf Bagaimana jika takdirmu terasa aneh? Kamu tentu percaya dengan adanya dunia lain, la...