STORY LOVE SMART GIRL

By PresiliaAgnesPermata

2.6K 779 693

Aiko Nakagawa, murid pindahan dari jepang yang sangat pintar. Awalnya ia bertemu dengan seorang cowok yang ng... More

For Readers
PROLOG♡♡
CHAPTER 01 ♡♡
CHAPTER 02 ♡♡
CHAPTER 03 ♡♡
CHAPTER 04 ♡♡
CHAPTER 05 ♡♡
CHAPTER 07 ♡♡
CHAPTER 08 ♡♡♡
CHAPTER 09 ♡♡♡
CHAPTER 10 ♡♡♡
CHAPTER 11 ♡♡♡
CHAPTER 12 ♡♡♡
CHAPTER 13 ♡♡♡
CHAPTER 14 ♡♡♡
CHAPTER 15 ♡♡♡
CHAPTER 16 ♡♡♡
CHAPTER 17 ♡♡♡
CHAPTER 18 ♡♡♡
CHAPTER 19 ♡♡♡

CHAPTER 06 ♡♡

112 38 43
By PresiliaAgnesPermata

"Heh tunggu!"

Suara itu mengingatkan pada dirinya yang jatuh tadi pagi.

"Iya ada apa ya kak?" ku membalikan badan lalu yang ia pikirkan pun terjadi, ternyata yang manggil dirinya itu adalah cowok yang menabrak dirinya waktu pagi

Cowok itu menghampiri sambil membawa kotak kecil sesuatu kayak nya buat seseorang deh, kan nggak mungkin cowok itu ngasih ke dirinya.

"Untuk kejadian tadi maaf ya. Nih aku kasih buat kamu semoga kamu suka ya." ujar cowok sambil memberikan kotak kecil itu kepada dirinya.

Seketika sontak kaget dan dirinya sedikit mundur perlahan lahan dari cowok tersebut dan sedikit menggelengkan kepala. Menurutnya jatuh gitu aja masa harus dikasih hadiah baru dimaafin. Orang juga udah maafin batinnya.

"Kenapa?" tanya ragu karena menurut dirinya kayaknya cewek dihadapannya tidak mau memaafkan padahal cewek tersebut sudah memaafkan dari awal.

"Nggak papa, kamu bawa aja kotak nya karena aku udah maafin kamu kok. Jadi kamu nggak usah ngasih aku barang kayak gitu buat minta maaf ke aku." ujarku membuat cowok itu kaget dikiranya ia tidak dimaafkan olehnya dan ternyata dimaafkan.

"Kenapa kamu nggak suka ya, apa kotak nya kekecilan ya?" ucapnya merasa tidak enak karena barang yang ia berikan tidak diterima oleh cewek tersebut.

"Bukan nggak suka, emang aku nggak mau menerima aja, karena menurutku aku baik-baik aja nggak ada lecet sama sekali orang jatuh di lantai doang kok." ucapnya dan sedikit menghembuskan nafas kasar.

"Oo gitu kalau gitu aku ke kelas dulu ya, sampai ketemu lagi." ucapnya, meninggalkan Aiko di toilet itu dan melihat punggung cowok itu sedikit menjauh darinya.

Aku langsung berjalan sedikit tenang karena ada pengumuman dari guru kalau hari ini free class yang artinya tidak ada jam pelajaran sampai pulang.

Dan ini momen yang ditunggu tunggu oleh ku karena ingin mengakrabkan diri kepada yang lain agar tidak canggung dengan siapapun itu yang berada di kelas.

Dan tak lupa ia melihat sekitaran depan area kelas lain terdapat banyak tanaman yang berjejeran disana serta tak lupa terdapat hiasan kecil yang menggantung disana.

"Kenapa ya bagus banget sekolahnya? Padahal sekolah ku dulu nggak sebesar seperti yang sekarang." ucap dirinya sambil menghirup udara di pagi hari yang cerah.

Berjalan seiring memasuki kelas dan duduk di tempat duduk yang tadinya tidak ada orang, sekarang ada orangnya.

Siapa ya penasaran aku?

Akhirnya aku memberanikan menepuk pundak cowok itu dan seketika cowok itu menoleh.

"kenapa nepuk pundak gue?" ucap cowok itu dengan muka datar serta super dingin.

mengalahkan seperti kutub es di kutub utara, cowok itu beda banget sama yang menabrak dengannya.

"Maaf, kalau boleh tahu nama kamu siapa ya? Biar kita bisa akrab gitu?" ucap sedikit gelisah serta lidah terasa kelu karena ia takut melihat aura cowok yang duduk di samping dirinya.

"Nama gua Yuta, kenapa lo ngefans ama gua nanyain gua mulu."

"Cih sok sokan lu, seandainya kalau gua anak lama, gua jotos muka lu itu." aku sudah muak melihat muka datar Yuta, untung ia bisa senyum.

Dan tidak Yuta pun tidak menanyakan kembali namanya siapa? Malah diam aja nggak ngomong sama sekali.

Emang dasar kutub utara kok, dia nggak bakalan mencair es nya kalau modelannya kayak gini.

"Oo iya Yuta, kalau boleh tau kamu orang Jepang kan? Dan rumah kamu dimana?" tanya Aiko, agar tidak kelihatan kalau dirinya lagi kesal.

"Rumah gue di Jl Anggrek bulan no 17, dan disitu dekat orang yang kemarin baru berkemas kemas kayak habis pindahan gitu." kali ini Yuta ngomong panjang lebar kayak rumus persegi panjang aja. Canda rumus.

Deg...

Hati ku tiba-tiba kaget mendengar penuturan Yuta yang mengatakan rumahnya berdekatan dengan orang yang baru pindahan.

Dan dilihat lihat ia dengan Yuta ini sama-sama satu komplek di Jalan Anggrek bulan tersebut.

Yang artinya ia tetanggaan dengan orang kutub utara, dan bakalan berpapasan setiap kali ia keluar rumah dong.

"Gimana nih? Aku dengan dia satu komplek dan kita tetanggaan? Aku nggak mau itu terjadi." batinnya yang mulai nggak karuan.

Yuta yang melihat dia sedikit gelisah dan mukanya sedikit cemas, membuat dirinya ingin menjahilinya agar tidak cemas di depan mukanya.

"Dorrr" teriakan Yuta membuat ku kaget dan sekaligus melempar buku paket itu ke muka Yuta.

Akhirnya Yuta kena karmanya karena sudah mengkageti, dan sedikit syok melihat Yuta ditimpuk menggunakan buku tebal miliknya itu.

"Eh sorry Yuta, aku nggak sengaja soalnya tadi ada yang kagetin aku. Makanya aku reflek mukul buku tadi ke muka kamu." ucapnya sedikit gemetaran takut Yuta memukul buku itu ke muka nya.

Yuta pun beranjak keluar dari bangku dan menghampiri ku yang sedikit gemetaran lalu membuka mata perlahan.

Dan ternyata Yuta sudah berada di depan mukanya yang artinya Yuta akan memberikan pembalasan untuknya.

"Lo nggak usah takut ama gua, karena gua mau nenangin lo agar lo nggak gemeteran. Dan maaf soal tadi karena gua yang kagetin lo, jadi ini karma buat gue karena udah bikin lo kaget. Dan lo kenapa bengong tadi gue jelasin kalau rumah gue di daerah Anggrek Bulan?" jelas panjang lebar, sedikit tenang, mulai cemas kembali namun ia tidak memperlihatkannya takutnya nanti dijahilin oleh Yuta.

"Nggak papa, soalnya gue kayak pernah lihat jalan Anggrek, makanya agak syok gitu. Btw sekarang gak ada pelajaran kan." ucapnya agar sedikit netral biar Yuta tidak curiga dengannya.

"Nggak ada, karena jamkos sampai pulang, jadi gue tenang buat tiduran di kelas." ucapnya lalu siap-siap untuk tiduran di kelas.

"Oo iya silahkan." ucap ku lalu ia beranjak keluar dari bangku karena mau kenalan dengan anak-anak yang lain.

aku berjalan ke arah bangku sebelah kanan paling depan sendiri dekat pintu masuk kelas.

"Halo, nama kamu siapa? Salam kenal ya." ucap ramah dan tak lupa ia senyum.

"Hai kenalin nama aku Sarah, salam kenal juga"

"Hai kenalin nama aku Yui, salam kenal juga."

"Hai Aiko,  nama aku Felicia. Bisa kamu panggil aku cia atau feli. Salam kenal dari aku ya Aiko." ucap anak perempuan berambut panjang sedikit kecoklatan dan ia sangat cantik seperti anak blasteran Indonesia inggris.

Lalu anak yang berada di kelas bergerombol untuk kenalan dengan ku, lalu tinggal Yuta kutub utara saja yang tertidur pulas di kelas.

"Woy minggir gua mau lewat! Ngapain halangin jalan gua." ucap anak cowok namun suaranya kayak familiar.

Siapa ya? Pengen tahu tapi nggak kelihatan karena banyak anak disini bergerombol untuk kenalan saja.

"Okay teman-teman aku mau keluar dulu, karena mau menyapa yang lain yang tengah duduk disana" tunjukku, membuat semua anak yang menggerombol paham apa yang dikatakan itu.

Aku berjalan menuju meja anak yang menyuruh kasih jalan kepada dirinya.

"Halo? Ini bukannya anak yang tadi kasih aku kado bukan sih?" ucap ku, tapi sebenarnya ragu takut salah orang.

Orang yang mendengarnya langsung menotice siapakah yang mengajak berbicara.

"Iya itu saya, kenapa ya?" ucap cowok itu sama dengan Yuta sama-sama kayak kutub utara tapi ini kutub selatan.

"Nggak papa, aku mau kenalan saja. Soalnya tadi kan nggak sempat untuk kenalan. Kenalin nama aku Aiko, kalau kamu siapa?"

Cowok itu langsung berdiri dan menunjuk name tag nya kepada Aiko yang bertuliskan 'Dave Wilson'.

Ternyata cowok itu dingin dan mukanya bad. Ada perbedaan diantara Yuta dengan Dave.

"Oalah, yaudah kalau gitu aku mau ke bangku dulu. Salam kenal" ujar nya lalu berjalan meninggalkan Dave.

Dave yang melihat, ternyata cewek itu cantik ya tapi bodo amat kan gue dah punya geng yang harus ia urus.

"Tapi ngomongnya halus banget kayak sutera, apa dia itu bidadari turun dari langit untuk diriku agar bisa ia jaga. Ah napa ngelantur gini gua ngomong. Ah!" jelas nya lalu ia kembali duduk, dan menatap ku yang sedang menatap ponsel.

Sora dan Jeno berjalan menghampiri ku untuk diajak berjalan berkeliling 1 sekolah agar ia tidak diam di kelas saja.

"Aiko" panggil Sora dan Jeno bersamaan, membuat ku sedikit menoleh dan melambaikan tangan untuk menyapa dari luar sana.

"Iya Jen, Sora ada apa?" tanya ku yang sedang memasukan Ponsel itu di saku roknya.

"Ayo ikut gue sama Sora untuk keliling sekolah mumpung lagi jamkos kan. Dan oo iya lo udah kenalan belum sama anak 1 kelas." ajak Jeno, dan mengangguk yang artinya ia mau dan ia mengangguk kembali untuk menjawab pertanyaan kedua yang artinya ia sudah berkenalan dengan anak 1 kelas.

"Yasudah, Oo iya lo udah kenal sama teman sebangku lo belum?" tanya kembali, kali ini Sora yang bertanya.

"Sudah kok Sora, kenapa?." jawabku dengan suara yang pelan, agar Yuta tidak terbangun dari tidurnya takut nya ia marah dengannya karena sudah menganggu dia tidur.

"Okay" jawab singkat, lalu ditarik oleh Sora dan berjalan beriringan.

Jeno, Sora dan Aku berjalan setiap kelas dari kelas X hingga kelas XII, dan terdapat banyak toilet cewek dan cowok di sekitaran agak jauh dari kelasnya.

Lalu ada 2 taman di sekolah ini, taman yang satu buat anak anak bermain bola atau nggak untuk bermain seusai istirahat. Taman yang terakhir untuk arena berfoto karena tamannya sangat cantik untuk dijadikan area berfoto serta terdapat bunga dan tanaman yang langka yang ditemukan di sekolah ini.

Makanya sekolah ini sangat elit, lalu kenapa Aiko di sekolahkan di sekolah yang mahal padahal dahulu sekolahnya tidak semahal sekarang.

Nggak sembarangan orang bisa bersekolah disini, yang pertama mahal, kedua terdapat banyak ortu yang berkerja sebagai pengusaha terkenal atau bisa disebut konglomerat.

"Gimana Aiko bagus nggak taman nya? Padahal disekolah lain nggak ada taman nya ada 2. Palingan taman nya 1 doang atau nggak, nggak punya taman sama sekali. Iya nggak Jen?" ucap Sora yang menyakinkan Jeno, lalu disambut dengan anggukan oleh ku.

Lalu lanjut berjalan menuju lapangan yang besar banget, ini lapangan bisa dibagi menjadi 3 yaitu lapangan sepak bola, bola voli, dan basket.

Karena menurutnya besar banget gitu buat lapangan sepak bola doang.

"Aiko, ini lapangan sepak bola biasanya kalau ada lomba dari sekolah lain. Mesti sekolah kita sebagai lapangan untuk bertanding, nggak pernah keluar mencari lapangan yang besar. Karena lapangan kita ini sangat besar untuk latian apalagi buat lomba."

"Dan yang paling penting banyak cogannya dong Aiko, kamu nggak tertarik buat lihat anak futsal atau nggak lihat anak sepak bola disini?" tanya Sora sambil menggoda agar Aku tersenyum malu, namun ku hanya senyum biasa.

"Nggak Sora, oo iya ada lagi nggak buat ditunjukin untuk tempatnya?" tanya Aiko.

Sora dan Jeno berjalan menuju laboratorium, serta kantin dan ada juga musholla untuk sholat.

"Sudah selesai, kapan-kapan kita bisa 1 kelompok buat ke lab ini ya Aiko."

"Amin" ucap ku

Lalu ia berbalik badan menuju ke kelas, ternyata bel berbunyi yang artinya waktunya istirahat.

Kringg kring...

"Eh udah bel istirahat, yuk kita ke kantin. Soalnya perut gua lapar nih." ucap Jeno sambil memegang perutnya. Sora yang melihat hanya tersenyum simpul.

"Ayo Jen, oo iya disini makanan nya pasti enak kan? Nggak mungkin nggak?" tanya untuk memastikan apakah makanannya enak di indonesia soalnya ia tidak pernah merasakan makanan Indonesia sama sekali.

"Enak kok Aiko, tapi mending lo makan jajanannya aja.  Soalnya untuk kaum awam gitu mending makan yang jajannya aja." ujar Jeno, tapi menurut nya ada benarnya juga kalau untuk dirinya yang awam diberikan makan yang berat kan kurang cocok mending jajan nya aja.

"Sini sama aku makan Batagor mang Agus enak banget lo diantara batagor yang lain." ucap Sora lalu menarik ku untuk jajan batagor di mang Agus dekat dengan jajanan yang sekiranya ia tidak tahu.

"Ayo Sora!" jawab, lalu ia duduk di dekat gerobak batagor mang agus yang katanya enak itu.

Namun Jeno tidak makan bareng dengannya karena dirinya mau makan soto aja, karena kangen katanya.

Sora duduk di sebelahnya, dan tak lupa di depan Aiko sudah ada Es Jeruk yang kelihatannya seger banget.

"Aiko" sapa Sora, sambil menatap ku.

"Iya Sora" jawab, sambil menyeruput minuman yang sudah dipesankan oleh Sora.

"Btw, kenapa kok pindah sekolah disini? Emang nggak nyaman kah di sekolah sana?" tanya Sora, lalu meminum minumannya.

"Ya, karena Ayah ku kerja di Indonesia dan kayaknya bakalan menetap di sini selamanya. Kalau ada waktu mungkin balik ke Jepang buat mengunjungi saja." jelas nya, lalu ia tidak sengaja menatap Yuta yang berada di warung makan seperti bakso.

Dan tanpa sadar Yuta juga menatapnya balik, membuat dirinya membuang muka.

"Yaudah lanjut Sora, tadi kamu mau nanyain Apa?" agar mengalihkan pembicaraan supaya Yuta tidak menatapnya terus menerusnya.

"Udah gitu aja nggak ada yang mau dibicarain lagi. Soalnya makanan kita udah sampai." ujarnya lalu membagi makanan itu kepada Aiko.

"Makasih ya Sora" mengucapkan terimakasih kepada Sora karena sudah memberikan makanan itu di depannya.

"Iya sama-sama Aiko." ucap balik.

Lalu Yuta menghampiri tempat duduk Aiko dan Sora, agar ia cemas kembali jika dia kembali untuk ikut berbincang bincang.

"Sor, gue boleh duduk sini nggak?" tanya Yuta denga muka datar, tapi ada saja yang teriak kepada Yuta membuat telinganya sakit mendengar teriakan tersebut.

"Boleh kok manusia singa, silahkan!" ucap Sora netral, kayak tidak ada yang terjadi apa-apa dengannya.

Yuta mendengar ucapan Sora biasa, karena biasa aja kalau Sora menyebut dirinya 'manusia singa'

Aiko hanya menelan ludah, takut Yuta memarahi Sora karena sudah menyebut dirinya dengan sebutan 'manusia singa'.

Apakah ada perkelahian setelah mengatakan itu? semoga saja tidak ada.

Dan ternyata benar tidak ada apa-apa,  namun bisa dilihat Sora dan Yuta seperti sudah akrab meski hanya tatap tatapan saja.

"Kenapa lo nggak makan Aiko?" tanya berbarengan membuat Yuta dan Sora saling tunjuk menunjuk.

"Lo ngapain ikutin gua ngomong sih! Emang nggak ada kata lain kah?" ucap kesal Sora.

"Gue gak tau kalau ngomongnya sama, orang nggak sengaja ngomongnya bersamaan gini. Gak usah marah lo, gue tampol muka lo lama-lama ya." Yuta mulai memancing keributan agar seisi kantin bisa melihat kalau dirinya ribut dengan anak cewek.

"Ayo tampol aja, beraninya ama cewek. Lo nggak malu diliatin ama Aiko? Ihh manusia singa beraninya ama anak cewek. Cuih" tantang Sora balik, sambil melirik ku,  Aiko yang sedari daritadi menyaksikan keributan antara Sora dan Yuta namun hanya diam sambil makan agar nggak kelihatan kalau dirinya sedang mengamatin.

"Nggak, ngapain malu ama anak baru. Orang dia aja fine fine aja kalau kita ribut, dan gua mau makan dulu jangan ganggu mood gua yang ancur gara gara lo." ucap Yuta yang hendak menyendoki makanannya untuk dimakan.

"Iya iya terserah lo aja, dah ah gue mau makan juga malas juga ngeladenin lo." Sora menyudahi ucapannya, lalu ia lanjut makan Batagornya.

Yuta yang hendak melanjutkan sesuap lagi, ia mulai melihat sedang makan dengan santai namun sedikit gemetaran. Ia tahu kalau ia itu takut kalau ada dirinya datang di tempat makannya.

"Napa lo takut ama gua kalau gua duduk disini." dengan nada yang sangat rendah, membuat ku sedikit bergidik ngeri saat mengucapkan itu.

"Nggak kok Yuta, kan aku cuman syok aja kalau kamu mau berantem ama Sora.  Iya kan Sora?" ucap Aiko memastikan, lalu menyenggol Sora agar Sora menjawab 'iya' kepada Yuta.

"Iya, ngga usah bikin anak orang ketakutan." celetuk Sora, membuat Yuta hanya mengangguk sekali lalu melanjutkan makan dengan muka yang masam.

Setelah 15 menit makan, akhirnya aku dan Sora beranjak pergi dari kantin. Namun Yuta juga ikutan pergi dari kantin dan ikut bersama dengan aku dan Sora.

"Gua ikut lo pada, karena gua malas, kalau gua sendirian." ucap penuh dengan alasan, namun diangguki saja.

Aku dan Sora memasuki kelas, namun Jeno dan yang lainnya pada nggak ada.  Mungkin lagi ada urusan masing jadi tinggal bertiga di kelas.

Aku mengerjakan sesuatu seperti menulis apa aja agar tidak bosan hanya melihat ponsel terus menerus.

Dan ide terlintas di pikiran ku yaitu bermain teka teki seperti sudoku, untung nya ia membawa bahan seperti origami, dan ia akan membentuk dan membuat papan agar terlihat estetik.

"Selesai juga, tapi main sama siapa ya? Kan enak kalau dimainin berdua gitu." gumam ku, Yuta mendengar gumamam tersebut.

Lalu ia menepuk  ku untuk menjawab

"Gua ikut main sama lo, jadi nggak usah takut nggak ada yang bisa diajak main ama lo." ucap Yuta, meskipun mukanya datar ternyata dia itu baik. Eh tunggu napa gua muji nih anak takutnya nanti besar kepala.

"Okay, tapi lo nggak terpaksa kan main ama gua?" tanya sekali untuk memastikan apakah Yuta terpaksa main dengan dirinya.

"Nggak kok, ayo bentar lagi pulang loh." ujar Yuta, lalu menghadap ke arah ku.

Yuta merasa kenapa dirinya kok nggak cuek dengan ku, padahal sama anak lain cuek. Kenapa dengan dirinya?

Aku memberikan papan Sudoku berserta angkanya, lalu ku hanya diam menunggu Yuta main duluan.

Yuta melihat itu langsung ia main dengan lihai, ku yang main merasa tegang karena Yuta jago main Sudoku. Nggak nyangka

"Ya tuhan semoga aku menang mengalahkan Yuta. Amin" ucap ku penuh yakin di dalam hati.

Di detik terakhir akhirnya Aku kalah dengan Yuta, karena menurutnya ia kalah gesit dengan Yuta. Menurut ku ternyata manusia kutub utara ini mempunyai otak yang cerdas.

"Yah kalah, nggak papa deh namanya juga permainan." ucap pasrah, namun masih didengar oleh Yuta.

"..." Yuta hanya melihat sebentar ke arahku, namun ia sadar bahwa dirinya ini bisa mengalahkan ku hanya sekejap.

Padahal dirinya ingin kalah dengan ku, kenapa dirinya masih menang dengan ku?

Tapi yasudahlah sudah terjadi juga, tetapi bel pulang akhirnya bunyi juga.
   
 Kring kringg.....

Akhirnya jam pelajaran selesai, anak-anak semua pada berhamburan keluar untuk ke tempat parkiran dan ada juga yang naik Angkot, lalu ada juga yang naik bus.

Aku berlari menuju bangku Sora dan Jeno.

"Duluan ya Jeno, Sora." Aku tos dengan Jeno dan Sora.

"Hati hati ya Aiko di jalan, semoga sampai tujuan." ucap Sora, lalu Jeno mulai tersenyum muncul bulan sabitnya.

Yuta masih berjalan santai, namun tidak mengejar ku, karena ia mau ke parkiran untuk mengambil motor sportnya.

Di tengah jalan aku berjalan dihadangin oleh seorang cowok yang tinggi, namun ia tahu ciri-ciri anak ini siapakah dia?

To be Contiuned

Jangan lupa menekan tombol bintang untuk vote sebanyak banyak nya, lalu jangan lupa tekan kolom komentar untuk berkomentar sebanyak mungkin. Jangan lupa follow akun Author dan happy enjoy readers ♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 214K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
499K 54K 22
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.7M 77K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...