AMBER and the vampire prince...

By Nkalestar

307K 13.3K 1.1K

WARNING (18+)โ— Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mi... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57 (END)
Extra Part (1)

Bagian 28

3.2K 134 8
By Nkalestar

Amber menunggu kedatangan Isabelle yang ia harap akan membawa ponselnya kembali , telah berlalu beberapa menit. Hati Amber tak tenang. Ia takut Celine akan mencarinya ke mana-mana.

"Sepertinya aku butuh udara segar untuk menenangkan pikiranku."

Amber membuka pintu dan memutuskan keluar dari apartemen itu. Dia sudah bisa menggunakan lift berkat dirinya sering menonton film-film di ponsel dan televisinya. Ia meniru cara menggunakannya dari sana.

Amber telah sampai di luar. Keadaan di sana baru turun hujan, jadi hawa dingin menyengat di kulitnya yang hanya memakai kaos lengan pendek dan celana panjang. Dia memeluk dirinya sendiri.

Amber berkeliling mencoba mencari bangku kosong untuk ia duduki. Matanya tertuju ke sebuah kursi panjang di bawah pohon tinggi. Basah karena air hujan tidak masalah bagi Amber. Ia membersihkan air dari kursi tersebut lalu mendudukinya.

Matanya melihat-lihat sekitarnya yang sudah sepi, hanya ada beberapa orang saja, melihat karena hari memang sudah sangat larut sekali. Tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang menyentuh bahunya, berhasil membuat gadis itu terlonjak kaget dan langsung berdiri.

Mata Amber melotot dan kakinya membawanya mundur. Yang di lihatnya sekarang adalah penampakan Axelle yang menatapnya seolah... Sedih?

"A-axelle... M-mau apa kau ke sini!?"

"Amber, tolong dengarkan penjelasanku dulu. Aku mohon. Ini tidak seperti yang kau pikirkan!"

"TIDAK MAU! JANGAN DEKATI AKU, ATAU AKU AKAN BERTERIAK!"

"Kau sudah berteriak, Am! Kecilkan suaramu, jangan buat orang-orang curiga!"

Amber berbalik dan bersiap kabur. Namun, tangannya lebih dulu di cekal oleh Axelle. Amber mencoba melepaskan tangannya dengan sekuat tenaganya hingga tangannya memerah dan ia meringis.

"Aku mohon, lepaskan aku! Jangan membunuhku!"

"Hey, hey! Aku tidak akan mungkin melakukan itu padamu, percayalah! Kejadian itu, bukanlah diriku yang melakukannya!"

"Lalu, kau mau menyalahkan siapa di sini!? Kau pikir aku tidak bisa membedakanmu dengan orang lain!? Jelas-jelas itu dirimu yang mau membunuh Giovanni dan mau menyakitiku!"

"Tidak, Am. Itu bukanlah diriku, melainkan sisi wolfku! Tenanglah dulu biar aku jelaskan semuanya padamu!"

"Tidak perlu, Axelle!"

Amber dan Axelle sontak beralih ke sumber suara. Giovanni datang dan menarik tangan Amber yang satunya. Giovanni meraih tangan Amber yang masih dalam cengkraman Axelle.

"Lepaskan gadisku!"

Axelle menyerah dan melepaskan tangan Amber. Amber langsung memeluk erat Giovanni yang balas memeluk erat dirinya.

"Masih belum cukupkah aku lubangi dadamu? Masih mau mencoba melakukan hal yang akan membuatku melakukannya lagi?"

"Aku tidak ada urusan denganmu! Aku mau bicara dengan Amber. Aku mau menjelaskan lebih jelas semuanya!"

"Aku bilang tidak perlu! Dia sudah mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya! Lebih baik kau menjauh darinya mulai sekarang! Urus saja hidupmu yang mengerikkan itu!"

"Apapun yang kau katakan aku tetap tidak akan menyerah untuk mendapatkannya, ingat itu baik-baik! Cepat atau lambat, dia akan menjadi milikku! Hanya milikku!"

Wushh!

Axelle melesat sangat cepat seperti angin. Amber semakin mengeratkan pelukannya pada Giovanni.

"Dia tidak menyakitimu lebih dari tanganmu, kan?"

"Ti-tidak..."

"Bagus. Kalau tidak, aku akan benar-benar menghabisinya!"

"Bawa aku kembali masuk. Aku takut."

"Tenang, sayang. Aku ada bersamamu sekarang."

Giovanni menggendong Amber kembali memasuki apartemennya. Giovanni membaringkan tubuh Amber di kasur kamarnya.

Giovanni merogoh sesuatu dari sakunya yang ternyata itu adalah ponselnya. Giovanni menyerahkannya pada Amber yang menerimanya dengan antusias.

"Kenapa bisa ada padamu? Di mana Isabelle?"

"Aku menahannya di penjara kastil."

"APA?! KENAPA KAU MELAKUKAN ITU!?"

"Kenapa? Karena dia sudah lalai dalam menjagamu! Dia telah melanggar perintahku. Hukuman itu masih lah ringan untuknya."

"Lepaskan dia sekarang juga, Gio!"

"Kenapa aku harus melakukannya? Di masa depan, dia pasti akan melakukannya lagi."

"Aku bilang lepaskan dia sekarang juga! Atau aku-"

Bruk!

"Atau apa, hm? Mau apa dirimu?"

Giovanni menindih tubuh Amber. Amber terkejut dengan tindakan mendadak Giovanni. Jantungnya berdetak sangat cepat dengan posisinya sekarang.

Giovanni menelusuri wajah Amber. Amber memejamkan matanya merasakan sensasi sentuhan Giovanni. Lalu...

"Aduh!"

"Cepat tidur, sudah hampir menjelang pagi."

Amber cemberut. Dia sudah membayangkan dengan posisi mereka tadi, Giovanni akan... Amber menggelengkan kepalanya kuat-kuat. 'Apa yang kau pikirkan, Amber Charllene! Kenapa kau ketularan penyakit mesumnya Giovanni dan Axelle! Tidak, tidak boleh begini!'

Giovanni yang melihat tingkah Amber, sebenarnya tahu apa yang tengah gadis itu pikirkan. Akan tetapi, dirinya saat ini tidak bisa mengabulkan apa yang di pikirkan gadis itu. Ini semua demi keadaan Amber yang masih belum terlalu pulih.

"Silahkan tidur di sini. Aku akan tidur di kamar sebelah. Selamat malam menjelang pagi, my queen."

Kecupan singkat mendarat di bibir Amber. Amber mengedipkan matanya berkali-kali. Giovanni tersenyum sesaat lalu pergi meninggalkan kamarnya.

Amber menenggelamkan wajahnya ke bantal dan menjerit di sana. Amber yakin jika ada orang lain yang melihatnya sekarang, pasti mereka menganggapnya sudah gila. Memang dia sudah gila karena sikap manis Giovanni padanya.

PAGI HARINYA~

"Hoamm...."

Amber duduk dan mengumpulkan nyawanya. Matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Amber terdiam sejenak.

Tok... Tok... Tok...

Amber berdiri dan membukakan pintu. Wajah Isabelle yang selalu tersenyum muncul di baliknya. Wajah Amber langsung ceria. Gadis itu langsung memeluk Isabelle erat.

"Aku senang kau kembali, Isabelle!"

"He he, terima kasih sudah mengkhawatirkan saya, nona."

Amber melepaskan pelukannya dan menatap Isabelle sedih. Gadis itu menarik tangan Isabelle untuk memasuki kamarnya.

"Maafkan aku, karena diriku kau masuk penjara."

"Itu sudah sepantasnya saya terima, nona. Karena kecerobohan saya, anda berada dalam bahaya."

"Ini tetap menjadi salahku! Aku tidak tahu akan jadi seperti itu akhirnya."

"Tidak perlu meminta maaf lagi, nona. Lebih baik sekarang anda segera mandi. Saya akan menyiapkan sarapan untuk anda."

Amber langsung menuruti ucapan Isabelle. Sementara Isabelle, kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan calon ratunya. Ngomong-ngomong, Isabelle pernah bekerja di dunia manusia dan dirinya menjadi koki di salah satu restoran kecil, namun hanya bertahan sebentar.

Tepat saat Isabelle selesai menghidangkan semua makanannya, Amber datang ke meja makan. Gadis itu nampak segar kembali. Amber menatap makanan-makanan itu dengan semangat. Bau harumnya pun mengisi seluruh apartemen ini.

"Ini semua buatanmu?! Luar biasa!"

"T-terima kasih pujiannya, nona. Saya bisa memasak makanan manusia dari pengalaman kerja saya yang pernah bekerja di salah satu restoran."

"Tidak heran. Kalau begitu, aku akan mencobanya. Aku yakin tidak mengecewakan!"

"Silahkan menikmatinya, nona."

Amber makan dengan lahapnya. Di pertengahan acara makanannya, terselip beberapa pertanyaan di otaknya. Amber menjauhkan piringnya yang hampir kosong itu lalu menatap Isabelle yang masih berdiri menatapnya.

"Isabelle, boleh aku bertanya padamu?"

"Tentu saja."

"Apakah benar, jika manusia di gigit vampir akan terikat?"

"Ikatan itu akan terjadi apabila manusia itu sendiri telah di gigit lebih dari tiga kali oleh vampir itu sendiri. Namun, ikatan itu belum benar-benar sempurna tanpa adanya pertukaran darah. Yang bisa di katakan di dunia kami sebagai pernikahan."

"Apa ikatan ini bisa di putuskan?"

"Untuk pertanyaan itu, maafkan saya karena tidak berani untuk menjawabnya. Sekali lagi maafkan saya, nona."

Amber tidak bertanya lagi. Dia tidak berani memaksa Isabelle untuk menjawabnya, ia takut nanti Isabelle lagi yang akan menanggung kesalahan dirinya.

Amber melanjutkan makannya. Setelah itu gadis itu kembali ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada pelayannya itu. Isabelle sendiri juga merasa bersalah, namun dia juga tidak mau mengambil resiko apabila dia memberitahukan itu pada Amber.

Dia takut nanti Amber akan berbuat nekat. Ujung-ujungnya pasti dirinya sendiri yang akan mendapat hukuman lagi dari Giovanni. Bahkan lebih berat dari di penjara di bawah tanah kastil.

Amber di dalam kamarnya, membanting tubuhnya ke kasur. Meraih ponsel yang sudah penuh ia isi daya, lalu menghubungi Celine. Benar saja, baru dia mengaktifkan ponselnya, pesan beruntun dari Celine masuk semua.

"Maafkan aku Celine, sayang. Aku pergi tanpa memberitahumu lebih dulu. Bos ku mengajak semua karyawannya berlibur. Aku terlalu bersenang-senang sampai lupa untuk menghubungimu. Maafkan aku sekali lagi, ya?"

Beberapa menit, balasan masuk ke ponselnya. Respon Celine yang ia maklumi. Temannya itu marah-marah karena telah membuatnya khawatir setengah mati dengan kehilangannya tiba-tiba yang ternyata sedang bersenang-senang itu. Amber tertawa kecil dan bangga dengan otaknya yang mendapat alasan seperti itu.

Di lain tempat, tepatnya di pack yang di pimpin Axelle. Pria itu uring-uringan dan terus menerus menyerang gamma (prajurit) yang tengah berlatih dengannya.

Theodore, selaku betanya Axelle, mencoba menghentikkan tindakan Axelle yang menurutnya dapat membahayakan nyawa gamma-gamma itu.

"Alpha, mohon tenangkan diri anda dulu! Anda bisa membunuh para gamma-gamma itu!"

Axelle menepis kasar tangan Theodore darinya. Dia berganti menatap ganas betanya itu yang sudah dalam posisi siaga menerima serangan mendadak darinya.

"Aku hanya melatih mereka agar tidak menjadi prajurit-prajurit yang lemah! Aku tidak mau memiliki pasukan lemah seperti mereka-mereka ini yang sudah ambruk dari hanya serangan kecilku!"

"Ini bukan serangan kecil, Alpha! Anda hampir membunuh mereka semua! Hentikan saja latihan hari ini!"

"Kau berani memerintahku, Theo!? APA KAU ALPHA DI SINI!?"

Axelle mengeluarkan Alpha tonenya yang berhasil membuat para werewolf di sana menciut. Axelle menatap para werewolf-werewolf itu sebelum dirinya meninggalkan tempat latihan. Axelle pergi ke ruangannya dan lanjut membanting semua benda-benda yang tertata rapi di sana.

"ARGHH, SIAL! INI BISA MEMBUATKU GILA!"

Axelle menarik nafasnya dalam-dalam. Pria itu mendudukkan durinya di kursi yang menjadi satu-satunya benda yang masih berada tetap di tempatnya.

Axelle memijat keningnya, namun tiba-tiba bayangan senyuman manis seorang gadis terlintas begitu saja di pikirannya.

"Gracia..."

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 185K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...
1.2M 123K 46
Di novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketena...
239K 9.8K 32
Nakala Sunyi Semesta Setelah tragedi di rel kereta api malam itu Kala di buat heran dengan hal aneh yang terjadi pada nya, kala pikir malam itu dia m...
978K 105K 62
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ’) โš  (PART KE ACAK!) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€...