WARLORD'S FATE

By iyesari

1.1M 87.5K 6.4K

CERITA FULL BISA DIBACA/DIBELI DI PLAYSTORE BURLB Kyran Jahangir, dewa perang dari Persia yang tidak memilik... More

PROLOG
Part 1 - Eye contact
Part 2 - She so Beautifull
Part 3 - The Sunset
Part 4 - Fever and Closer
Part 6 - First Night
Part 7 - a New Wife
Part 8 - Prince of Persia
Part 9 - Wasiat Sang Raja [Repost]
Part 10 - Penculikan
Part 11 - Serangan Di malam hari
Part 12 - Busur dan Anak Panah
Part 13 - Gua
Part 14 - Hanya Berdua
Part 15 - Esther
Part 16 - Turki
Part 17 - Rindu
Part 18 - Rencana Khabib
Part 19 - Aydan dan Esther
Part 20 - Kyran yang berbeda
21. Persiapan perang
22. Strategi perang
23. Perang Dimulai
24. Naina dan Orion
25. When the last guardian falls
Tersedia Ebook

Part 5 - Ceasefire

46.1K 3.6K 173
By iyesari

Sekalian baca.. sekalian denger lagu di multipedianya ya.. hehehe. Lagi lancar nih ide buat Kyran..

Sory for typos

@

Gemericik api dari kobaran api unggun mengiringi kegiatan malam di perkemahan itu. Para prajurit bersiap menyambut keberangkatan mereka besok pagi dengan membersihkan pedang, tameng dan senjata mereka yang lain. Besok mereka hanya akan menyerang dari daratan, tapi tidak menutup kemungkinan perkelahianpun tetap akan terjadi.

Tala, melakukan hal yang sama seperti yang lainnya. Mengelap pedangnya dengan minyak zaitun yang langka ketika Kyran duduk di sebelahnya.

"Kau tidak perlu ikut besok," ujar Kyran.

"Che? Kenapa?"

"Aku membutuhkanmu untuk menjaga Naina disini."

"Bukankah ada prajurit yang lain?"

Kyran menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa meninggalkan Naina dengan prajurit yang lain. Kau tahu, semalam ada tiga laki-laki yang hendak menyerangnya. Aku tidak ingin prajurit yang lain nantinya menyerang Naina juga."

"Apa kau tidak takut aku akan menyerang putri Naina juga?"

"Apa kau seorang laki-laki?"

"Bukan."

"Kalau begitu, kau tidak akan menyerangnya."

Tala tersenyum mendengar betapa Kyran mempercayai dirinya. Beginilah Kyran, jika sudah memeercayai seseorang. Dia akan dengan sepenuh hati mempercayai, dan akan dibalas dengan kesetiaan dari yang dipercayai.

"Sebenarnya, aku ingin sekali ikut menghancurkan kapal-kapal itu. Tapi, jika kau memberiku tugas yang lebih penting, maka dengan senang hati akan kulakukan."

Kyran tersenyum. "Bagus. Pastikan dia terus berada di dalam tendanya."

"Bale."

Setelah memberikan amanatnya kepada Tala, Kyran pun bergegas ke tenda Naina. Wanita itu sedang asik menjahit sesuatu di atas saputangan berwarna merah magenta. Terlalu asik dengan apa yang sedang di kerjakannya, hingga tidak menyadari kehadiran Kyran di sebelahnya. Ketika ia terasadar pun lonjakan pelan tubuhnya tidak terelakkan.

"Kyran. Kau mengejutkanku." Naina menyentuh dadanya yang berdebar dengan sangat kencang.

Kyran tertawa. Yaa.. dia tertawa. "Maafkan aku, tadinya aku hanya ingin memperhatikan apa yang sedang kau jahit. Tapi, kau terkejut sendiri." Kyran mengusap pipi Naina, selalu tidak bisa tidak menyentuh Naina.

"Aku menjahit seekor kupu-kupu." Naina menunjukkan hasil sulamannya pada Kyran.

Kyran melirik sekilas kupu-kupu berwarna kuning itu lalu mengangguk. "Bagus."

"Kyran, apa besok kau akan pergi berperang?" Kyran diam, tidak menjawab pertanyaan Naina. "Maaf, aku tidak bermaksud ikut campur. Hanya penasaran."

Kyran tersenyum, menunduk ke wajah Naina hingga hidungnya bersentuhan di pipi Naina. Nafas Kyran yang panas pun berhembus di atas pipi Naina. Mereka begitu dekat. Naina memejamkan matanya, menunggu satu kecupan dari Kyran. Tapi, Kyran tidak kunjung menciumnya atau pun mengecupnya.

"Kami akan menyerang kapal gandum dari Mesir." Suara Kyran terdengar dekat di telinga Naina, karena Kyran sama sekali belum menjauh. Masih menempelkan hidungnya di pipi Naina.

Naina membuka matanya, pandangannya bertemu dengan mata Kyran, begitu dekat. "Berapa lama?" Naina mengulurkan tangannya ke jubah panjang Kyran. Berusaha mencari pegangan, jika sewaktu-waktu ia terjatuh. Merasakan itu, Kyran pun memeluk pinggang Naina.

"Tidak akan lama. Tala akan tetap disini bersamamu."

Naina menganggukan kepalanya. Bersyukur karena Tala yang akan menjaganya.

"Naina," panggil Kyran serak.

"Bale?"

"Aromamu seperti padang rumput, segar dan menenangkan." Kyran menurunkan wajahnya hingga le permukaan leher Naina. Menghirup ferofom Naina dan menyimpannya ke dalam memorinya. Dia akan menghapal wangi ini.

Kyran menarik jubah atasan Naina, yang menampakkan bahu polos Naina. Membuat wanita itu bernafas dengan memburu. Kyran mendaratkan satu kecupan disana lalu kembali menatap Naina. "Tidurlah, Naina." Lalu mengusap pelan wajah Naina sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan wanita itu dengan dada yang masih naik turun karena keintiman yang baru saja berlangsung diantara mereka.

~~
~~

Keesokan harinya, Kyran sudah bersiap-siap dengan memakai pakaian perangnya dengan persenjataan yang lengkap. Naina masuk ke dalam tendanya tanpa rasa malu sedikitpun.

"Untuk apa kau kemari?" Tanya Kyran dingin.

Naina menundukkan wajahnya, kenapa tiba-tiba Kyran berubah dingin? Dimana Kyran yang lembut semalam?

Melihay kebingungan di wajah Naina pun, Kyran melembutkan suaranya. "Ada apa Naina?"

Naina menaikkan kepalnya lalu tersenyum dibalik cadarnya. "Hanya ingin mengantarmu."

Kyran tersenyum lalu melepaskan cadar Naina, menangkup wajah itu dengan kedua tangannya dan mengusapkan ibu jarinya di pipi itu. Lagi-lagi Naina terbuai dengan sentuhan Kyran. Ia memajamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya di tangan Kyran.

Kyran mengusap sudut bibir Naina, membuat wanita itu membuka matanya dan membalas tatapan Kyran. Kyran mengusap bibir Naina dengan ibu carinya. "Nanti," bisiknya seraya memasang kembali cadar Naina. Naina pun mengangguk. Seolah mengerto janji yang Kyran ucapkan padanya.

Naina mengantar kepergian Kyran dengan perasaan campur aduk. Di hadapan semua orang, Kyran berjalan dengan menggenggam tangan Naina menuju kudanya, Orion.

Tala, menunggu dengan sabar di sebelah Orion, dan tersenyum melihat kedekatan mereka. "Aku menyerahkan pengawasan disini padamu." Amanat Kyran kepada Tala.

"Akan kupastikan semuanya aman."

Kyran mengusap kepala Naina sebelum menaikki kuda. Namun dengan cepat Naina memanggilnya. "Kyran."

Kyran menoleh.

"Ulurkan tanganmu."

Bingung tapi Kyran tetap menurut, setengah membungkuk di atas kudanya ketika memgulurkan tangan kepada Naina. Saputangan merah magenta dengan hiasan kupu-kupu melilit di pergelangan tangannya. Naina mengikatnya kencang lalu mengecup kupu-kupu itu di balik cadarnya.

"Semoga bisa menjadi jimat keberuntunganmu."

Kyran menatap saputangan itu dengan alis bertautan. Tidak ada yang memberinya jimat keberuntungan sebelumnya, bahkan ibunya. Yang pasti, Kyran tidak membutuhkan jimat atau apapun. Karena dia selalu bisa menang. Dewi keberuntungan selalu menyertainya, karena itu dia selalu bisa selamat melewati semua pertempuaran, tanpa kehilangan nyawanya.

Kyran memberikan ciuman yang sama di atas kupu-kupu itu dengan mata yang tidak lepas dari Naina. Setelahnya mereka pun berangkat meninggalkan perkemahan.

~~

Sore harinya, Naina merasa gelisah karena Kyran dan yang lainnya juga belum pulang. Apa memang kepergian itu menghabiskan waktu begitu lama? Atau terjadi sesuatu pada Kyran? Banyak pertanyaan berkecamuk di kepalanya saat ini. Ia menghawatirkan Kyran.

"Putri, sebaiknya anda makan dulu. Anda belum sembuh total." Deena memangillnya.

Naina menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa makan jika aku gelisah."

"Tapi putri, tuan Kyran memberiku perintah untuk memastikan anda makan tepat waktu."

"Aku tidak berselera."

Deena menghembuskan nafasnya, ia lalu keluar dan kembali lagi bersama Tala.

"Putri, anda harus makan."

"Tala, kenapa mereka lama sekali?" Bukannya menjawab, Naina balas bertanya.

Tala tersenyum dan duduk di sebelah sang putri. "Putri, apakah anda tahu bahwa Kyran dijuluki dewa perang oleh bangsa Persia? Tapi, sebagian musuh-musuh kita menyebut Kyran, sebagai Pangeran Kegelapan. Kau tahu alasannya apa?"

Naina menggelengkan kepalanya. "Karena Kyran membunuh dengan sangat cepat dan akurat, bahkan para korban tidak sempat merintih sakit sedikit pun. Pada malam hari ia seperti hantu, datang dari arah mana saja ketika menyerang. Kyran selalu suka menyerang di malam hari, karena itulah mereka menyebutnya pangeran kegelapan."

Naina termenung. Ia hanya tahu tentang julukan dewa perang. Tidak tahu tentang julukan pangeran kegelapan itu. Ia teringat akan kejadian kemarin. Kyran membunuh dengan sekali menancapkan pisaunya pada laki-laki yang mengejarnya. Tanpa sedikit pun melenceng. Langsung menyerang jantung laki-laki itu.

Naina menghembuskan nafasnya. Ia harus percaya bahwa Kyran pasti baik-baik saja.

"Perang juga membutuhkan waktu lama. Mungkin mereka akan pulang besok, atau lusa atau esok lusa. Tidak ada yang bisa memprediksikan berapa lama waktu penyerangan. Jika ada perlawanan, maka akan memakan waktu yang sangat lama." Tala menjelaskan lagi.

"Baiklah, aku mengerti." Naina tersenyum mengerti.

"Nah, putri. Sebaiknya anda makan, karena kami tidak ingin dihukum oleh Kyran."

Naina tertawa pelan lalu menganggukkan kepalanya. Jadi, seperti inilah rasanya menghawatirkan seseorang. Seorang suami.

~~
~~

Kyran sedang menatap puas satu kapal yang sudah terbakar habis dan dua kapal yang lain yang sudah mulai terlalap api. Kapal yang lebih dekat lebih mudah dijangkau oleh anak panah yang sudah dicelupkan api. Tapi dua kapal yang tersisa, harus menunggu dengan kesabaran penuh untuk menembak kesana. Mereka bahkan harus menggunakan pelempar yabg lebih besar agar bisa mengenai dua kapal yang lain. Tapi, sekarang kedua kapal itu pun sudah mulai terbakar..sebagian prajurit dari Mesir Yang mencoba untuk membalas menyerang dengan berlari ke arah pantai juga sudah tumbang dan tergeletak di pasir pantai.

Kyran akan melemparlan lebih banyak lagi batu berapi, jika saja tidak ada bendera putih tanda menyerah dari kapal itu. Itu hal yang wajar, bendera putih artinya pernyataan bahwa pihak musih menginginkan genjatan senjata dan berdiskusi. Lalu, disanalah Kyran. Berdiri dengan menopang tangannya pada pedang sambil menunggu kapal kecil yang membawa pemimpin mereka.
Seorang laki-laki yang bertubuh kecil. Bagaimana mungkin laki-laki bertubuh kecil, bisa memimpin ratusan prajurit bertubuh besar. Hal itu terjawab ketika laki-laki itu sudah berada di hadapannya. Ternyata, dia bukan seorang laki-lali, tapi perempuan dibalik baju perangnya. Persis seperti Tala, tapi bertubuh lebih kecil dari Tala.

"Jika aku boleh tahu, siapa kau yang sudah lancang menyerang kapal kami?" Suara wanita itu keras dan lantang. Sungguh terkesan sebagai seorang pemimpin.

"Namaku Kyran Jahangir."

Wanita itu menaikkan alisnya dan sedikit tersenyum. "Jadi, kau Pangeran kegelapan?"

Kyran menaikkan bahunya. Ia sudah sering mendengar julukan yang aneh padanya, jadi dia mengacuhkan panggilan itu.

"Setelah kau menyerang habis kapal kami, apa kau akan melepaskan kami yang masih tersisa untuk kembali pangeran?"

"Tidak. Jumlah kalian masih banyak. Aku akan menghabisi kalian semua."

Wanita itu mengeraskan rahangnya. "Kau tidak tahu siapa aku?"

"Aku tidak perlu berkenalan dengan calon korbanku," jawab Kyran dingin.

Wanita itu tersenyum kecut. Sudah jelas, Kyran tidak memandang bulu, meskipun dia wanita dia akan tetap dibunuh.

"Aku adalah putri dari Mesir. Ayahku akan mengirim semua pasukannya untuk menyerang Persia, jika kau membunuhku."

"Kau seorang putri?" Kyran menatap wanita itu dengan tatapan meremehkan.

"Ya, harus kau ketahui bahwa aku sanggup mengalahkan puluhan laki-laki."

"Ya, tapi tidak padaku."

Wanita itu lagi-lagi mengeraskan rahangnya. Ya, dia memang bisa mengalahkan puluhan laki-laki yang bertubuh besar. Tapi, ia tidak akan menang dari Kyran. Bukan karena tubuhnya besar. Ia hanya tahu, bahwa Kyran sangat kuat.

"Aku menawarkan perdamaian."

Kyran menaikkan alisnya. "Dan apa yang membuatmu yakin aku akan menyetujuinya?"

"Kami banyak memilik gandum yang tidak Persia miliki. Jika tidak bersekutu dengan Yunani, maka dengan Persia pun tidak masalah."

"Kau pikir aku percaya?"

"Percayalah. Karena aku, Zahra Almithy sendiri yang mengajukannya. Ayahku akan setuju, dengan apapun juga yang kukatakan."

Kyran menghembuskan nafasnya lalu memanggil Khabib. Berbisik-bisik sejenak lalu kembali menatap putri itu.

"Hitam di atas putih. Aku ingin perjanjian itu tertulis." Akhirnya kyran menyetujui. Ini bisa jadi pencapaian terbaru, sejauh ini Mesir sangat sulit untuk dibuat tunduk pada Persia, meskipun mereka sudah sering kalah, Mesir terlalu memasang ego yang tinggi.

~~

Setelah kesepakatan itu diucapkan, mereka bergegas menyiapkan meja dan kursi lalu tenda dadakan, untuk menulis perjanjian perdamaian. Dengan saksi dari kedua belah pihak. Maka jadilah kesepakatan itu, masing-masing dari mereka memiliki salinan dari perjanjian itu.

Putri itu berdiri di pinggir pantai menunggu kapal kecilnya, ia berputar dan menghadap kepada Kyran. "Terimakasih atas kesepakatan ini." Lalu mengulurkan tangannya pada Kyran.

Kyran menatap tangan itu lalu mengabaikannya. Zahra tersenyum sambil mengedikkaa bahunya. "Ah," menghentikan langkahnya sebelum naik ke atas perahu lalu memutar tubuhnya lagi. "Apa kau sudah memiliki istri, Pangeran Kegelapan?"

"Aku rasa itu bukan urusanmu."

"Yah, kita sudab berteman dan berdamai. Tidak ada salahnya saling berbagi cerita." Dan untuk pertama kalinya putri itu tersenyum, sangat manis kepada Kyran.

Kyran menatap di kejauhan lalu tersenyum memikirkan Naina. "Aku punya."

Zahra mengeraskan rahangnya. Sudah punya? Tapi tidak menutup kemungkinan bisa memiliki istri yang lain bukan?

Perahu kecil itu membawa Zahra pergi. Tidak menghiraukan tatapan memuja Zahra, Kyran pun memanggil Khabib. "Bersiap untuk pulang."

Zahra memandang Kyran yang sudah menaikki kuda hitamnya. Lihat, bahkan kudanya saja segelap malam. Pantas jika disebut pangeran kegelapan.

Tadinya Zahra hanya dikirim untuk menjalin persekutuan dengan Yunani, tapi ia malah mengadakan persekutuan dengan Persia. Itu luar biasa bukan? Yang lebih membuatnya tidak menyangka adalah pertemuan dirinya dengan Kyran, sang legendaris. Pembantai disetiap perang. Ia akui, laki-laki itu membuatnya antusia ingin mengalahkannya. Tapi setelah bertemu langsung, antusias itu berubah ke hal yang lebih pribadi.

Di luar dugaannya ternyata Kyran sangat mempesona dengan wajah tampannya dan tubuh kekarnya. Membuat Zahra harus menelan ludah berkali-kali ketika berhadapan dengan laki-laki itu. Dia menginginkan Kyran. Ya.. dia harus memiliki Kyran. Istri keberapapun dia tidak akan perduli, asalkan dia memiliki Kyran.

~~
~~

"Putri, mereka kembali."

Naina berdiri dari tempat tidur dengan cepat, meremas kain selendang yang melingkar dibajunya dengan kuat. Kyran sudah pulang? Akhirnya setelah menunggu dua hari yang panjang. Kyran pulang.

Di luar. Kyran disambut oleh Tala. Mengambil alih Orion ketika Kyran turun dari kudanya. "Apakah berhasil?" Tanya Tala.

"Lebih dari itu. Aku mendapatkan perjanjian perdamaian."

"Bagaimana bisa?"

"Itu terjadi begitu saja. Tapi, kita harus tetap waspada. Mungkin ini hanya siasat peperangan."

Tala menganggukkan kepalanya mengerti. Mungkin saja.

"Dimana dia?"

Tala tersenyum, tidak perlu bertanya siapa yang dimaksud pun dia sudah tahu. "Di dalam tenda seperti perintahmu."

Kyran pun langsung memasuki tenda Naina. Tanpa membersihkan diri atau melepaskan baju perangnya. Ia sudah sangat ingin bertemu dengan Naina. Setelah memutuskan pulang ke perkemahan, Kyran terus memikirkan Naina. Sekarang, setelah misinya selesai dan pikirannya tidak terpecah, ia bisa memfokuskan diri pada wanita itu.

Di dalam tenda, Naina berdiri mematung ketika melihat Kyran. Tangannya meremas kuat selendangnya, wajahnya yang tidak tertutup cadar terlihat berseri, bahkan tersenyum. Senyum yang sangat manis di wajah yang rupawan itu.

Kyran mendekat dengan tiga langkah yang lebar dan langsung menarik Naina ke dalam pelukannya, tanpa basa basi atau apapun ia langsung mendaratlan bibirnya di atas bibir Naina. Mengecap segala rasa yang ada pada bibir merah itu. Melumatnya seolah-olah bibir itu adalah buah pir yang sangat manis.

"Hhhhh..." Naina berusaha menarik nafasnya karena Kyran sama sekali tidak berniat berhenti untuk beberapa saat. Tangannya mencengkeram kuat lengan kokoh Kyran. Dan dengan pengetahuan seadannya ia berusaha mengimbangi ciuman menggebu-gebu dari Kyran.

Sadar bahwa Naina butuh bernafas, Kyran pun melepaskan pagutannya. Menelusupkan kepalanya di leher Naina dan menghirup aroma perofom Naina. "Naina," panggilnya.

"Se.. selamat datang, Kyran." Naina berusaha mengeluarkan suaranya disela-sela nafasnya yang terengah.

Kyran tersenyum lalu menarik kepalanya menjauh dari leher Naina, tangannya yang kotor, sisa-sisa dari pertempuran tadi menyentuh wajah mulus dan bersih Naina. Sekali lagi ia mencium Naina, kali ini lebih lembut. "Rasamu begitu manis, lebih manis dari buah anggur paling manis sekalipun, lebih memabukkan dari berbotol-botol rum."

"Naina... istriku yang cantik."

++++++

Bersambung

Kecepatan ya? Hahahhaa.. entah kenapa pengen la gsung dibuat balik ke Persia.

Mau nanya nih, mau dimasukin bagian 18+/ NC nya ga? Hahahahaha.. boasanya klo romance pengennya ada kan? Wkwwkwkw

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 462K 50
[2] : [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] BUKAN LAPAK BUAT PLAGIAT!!! _____ "wtf.. kenapa gue malah jadi kucing?!" Livi Marcella atau sering dipanggil Livi, di...
15.1M 1.9M 71
[ π™‹π™šπ™§π™žπ™£π™œπ™–π™©π™–π™£! π˜Ύπ™šπ™§π™žπ™©π™– π™¨π™šπ™¨π™–π™©! ] . Amanda Eudora adalah gadis yang di cintai oleh Pangeran Argus Estefan dari kerajaan Eartland. Me...
1.2M 206K 22
Ini kisah kota yang mengalami banyak duka pada insiden jatuhnya pesawat Air 1125, 21 Mei 1999. Kepada yang kuat meninggalkan Bumi tanpa salam berpis...
1.3M 119K 75
### Tamat Di Good Novel, Dreame dan Kubaca ### IG : Sayonk.29 Fb : Sayonk Warning area 21+ Helena seorang gadis zaman modern yang tiba-tiba berpindah...