AMBER and the vampire prince...

By Nkalestar

307K 13.3K 1.1K

WARNING (18+)❗ Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mi... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57 (END)
Extra Part (1)

Bagian 6

10.7K 517 21
By Nkalestar

"Hah, akhirnya kita pulang juga! Aku lelah sekali dari pagi sampai siang jalan-jalan terus."

"Siapa yang suruh?"

Celine hanya cengengesan dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Amber menyimpan semua belanjaannya. Dia mengamati ponsel baru di tangannya. Dia tidak bisa menggunakan ponsel model seperti ini. Tidak ada tombol untuk mengetik, lalu bagaimana caranya ia mengirim pesan?

Celine melihat Amber yang kebingungan dengan benda di tangannya. Gadis itu hanya sibuk membolak-balikkan ponsel itu dari tadi. Dia merebut ponsel dari tangan Amber dan mulai mengaktifkannya. "Kau tidak akan bisa menggunakannya jika tidak kau aktifkan, begini caranya."

Amber mendengarkan dengan serius Celine yang sedang menjelaskan semua fitur-fitur yang ada di ponsel barunya. Amber akhirnya mengerti dan mencoba untuk mencari lagu di aplikasi bernama youtube dan mengirim pesan dengan aplikasi Whatsapp. Tentu masih dengan panduan Celine.

Amber terlihat senang, kini gadis itu berbaring dan bermain ponsel dengan serius. Celine pun ikutan memainkan ponsel dan tiduran di samping Amber. Amber mengintip layar ponsel Celine yang ternyata gadis itu sedang memandangi foto profil seseorang yang juga ia kenali.

"Tampan, bukan?"

"E--eh ...? Jangan suka mengintip privasi orang lain, dasar!"

"Aku tidak mengintip, hanya melihat saja. Bagaimana perkembangan hubungan kalian?"

"Hubungan apa yang kau bicarakan? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya, sekedar teman saja."

"Sungguh? Kalian belum pernah pergi berkencan?"

"Belum. Aku malu untuk mengajaknya. Dan dia, tentu saja tidak akan memulai lebih dulu. Dia itu orang yang gila pekerjaan!"

Amber mengangkat kedua bahunya bodoh amat dengan masalah percintaan temannya itu, ia pun melanjutkan bermain sosial media yang baru dibuatkan Celine tadi. Ada banyak gambar lucu yang membuatnya terkekeh sendiri. Lalu ia menemukan satu video CCTV yang terdapat caption 'Penampakan vampir di dunia nyata.'

Amber pun melihat video itu, di video terdapat seorang pria memakai pakaian serba hitam sedang berlari dengan cepat. Dirinya pun teringat dengan seseorang yang ia lihat tadi di depan toko, dia berpikir sejenak. Bisa saja itu makhluk yang sama yang di lihat salah satu warga di desanya. Jika iya, itu bisa membuat manusia terancam!

Celine menguap lebar dan melihat jam yang tertera di ponselnya, sudah menjelang sore dan ia belum tidur sama sekali. Ia takut nanti saat bekerja ia mengantuk, jadi dia minta izin untuk kembali ke rumahnya. Amber kini sendirian di rumahnya itu. Dia meletakkan ponselnya dan mengambil tas yang berisi lingerie tadi. Dia mengamati sebentar benda itu. 'Bagus juga, Celine juga sudah pulang. Apa aku harus memakainya saat tidur malam nanti?'

Amber menaruh benda itu lagi di tasnya dan berdiri untuk ritual mandinya. Hari yang melelahkan jadi ia akan berendam dengan air dingin. Di acara berendamnya itu pun dia ketiduran cukup lama. Dia terbangun ketika waktu menunjukkan hampir malam, untung saja dirinya tidak masuk angin.

Dia melihat sekali lagi penampilannya menggunakan lingerie itu di cermin kamarnya. Dia tidak percaya baju semacam ini cocok juga untuknya. Andai saja Celine melihatnya memakai ini, entah respon apa yang akan gadis itu berikan.

Amber pergi ke dapur untuk membuat makan malamnya, hanya menu sederhana yang didominasi sayur-sayuran. Dia makan sambil menikmati siaran televisi. Dia mengambil ponselnya yang di sana sudah tertera pesan dari Celine. Gadis itu menyuruhnya untuk tidur lebih awal karena mungkin tubuhnya lelah dan jangan lupakan lingerie yang sebenarnya sudah Amber pakai. Amber hanya membalas pesan itu singkat.

Benar, Amber merasakan tubuhnya sangat lelah karena harus jalan kaki menuju taman kota yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Dia pergi ke kamarnya setelah mencuci piring bekas makannya, dan mulai tidur di kamarnya.

Tanpa Amber sadari, Giovanni sudah mengamati tindak tanduknya saat dia baru selesai mandi. Vampir itu harus menahan hasrat lelakinya karena melihat gadis itu memakai pakaian yang sangat menggoda. Giovanni mengusap kasar wajahnya agar selalu tetap dalam kendali.

Dia memasuki kamar Amber dengan tenang tanpa suara sedikit pun. Dia berdiri dan memandangi tubuh Amber yang terpampang seksi tepat di depan matanya karena gadis itu tidak menggunakan selimut.

Giovanni menjalankan tangannya di sepanjang kulit Amber. Dari wajah turun ke leher, lalu lengan dan perut ramping Amber. Dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Amber, melihat ekspresi tidur gadisnya lebih dekat lagi. Perlahan dia mendekatkan bibirnya dengan bibir pink menggoda Amber. Kecupan singkat yang berujung lumatan lembut.

Amber yang merasa tidurnya terganggu, langsung membuka matanya. Alangkah terkejut dirinya mendapati wajah seseorang yang sangat dekat dengannya, dan bibir orang itu menempel di bibirnya. "Mph ...!"

Tangan bebas Amber mendorong Giovanni, tapi tangannya langsung dicekal Giovanni ke samping kepalanya. Amber hampir kehabisan nafas, dia menggigit bibir Giovanni sampai sang empu melepaskan lumatannya.

Amber mengambil nafas dalam-dalam dan melirik wajah Giovanni yang sama sekali tidak terlihat karena kegelapan kamarnya. Tangannya hendak menyalakan lampu yang berada di sampingnya, namun lagi-lagi tangannya dicekal oleh Giovanni.

Giovanni mendekatkan bibirnya ke telinga Amber dan berbisik yang berhasil membuat Amber terkejut. Bukan karena apa yang dibisikan Giovanni, melainkan suara Giovanni yang sangat ia kenali dalam mimpinya akhir-akhir ini.

"K--kau adalah ...."

"Ha ha, sudah hafal dengan suaraku rupanya. Kenapa? Terkejut karena aku nyata di depanmu sekarang?"

"Tidak mungkin! Siapa kau!? Lepaskan aku, TOLONG!"

Giovanni kembali mencium bibirnya, tapi kali ini hanya kecupan biasa tanpa ada lumatan seperti tadi. Amber langsung terdiam dan menatapnya dengan mata melebar.

"Teriak lagi maka aku akan melahap habis bibir manismu itu."

"Tapi mengapa ...?"

"Hm? Mengapa apanya?"

"Tidak, bukan apa-apa."

Amber memiringkan kepalanya guna menghindari tatapan intens orang yang kini berada di atasnya. Tapi justru ia memamerkan leher putih mulusnya. Giovanni mendekatkan mulutnya ke leher Amber. Amber bisa merasakan deru nafas memburu Giovanni di lehernya.

Amber kembali mengalihkan matanya ke Giovanni dan ia langsung merinding ketakutan. Mata Giovanni sudah berubah menjadi merah menyala dan taring vampirnya sudah memanjang. Amber ketakutan dan memberontak keras ingin dilepaskan.

"Tolong jangan sakiti aku, aku mohon ...."

"Kau takut denganku? Jangan takut. Aku tidak akan menyakiti orang yang aku cintai."

Giovanni menghapus air mata gadis itu dan mengecup lembut keningnya untuk menenangkannya. Amber akhirnya bisa sedikit tenang. Giovanni dan Amber saling bertatapan. Giovanni membelai lembut wajah Amber.

"Giovanni, panggil aku dengan nama itu. Aku ingin kau terus mengingat nama itu."

"Kau ... Kau vampir, kan? Makhluk yang suka menghisap darah itu?"

"Iya, tapi untuk kasus pembunuhan hewan ternak di desamu itu bukan diriku yang melakukannya, karena mana mungkin pangeran terhormat sepertiku meminum darah dari hewan-hewan kotor."

"Lalu, bagaimana bisa kau ke sini? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Kita bertemu setiap hari, sayang. Kau melupakan setiap pertemuan kita?"

"Aku ...."

"Sstt, jangan bicara lagi. Kau tahu, aku sekarang sedang berusaha menahan sesuatu. Jika aku terus mendengar suara indahmu, aku yakin kau tidak akan baik-baik saja esok hari."

Mereka berdua sama-sama terdiam. Giovanni dapat mendengar suara detak jantung Amber yang sangat cepat. Dia kembali memberikan lumatan lembutnya yang kali ini mendapat balasan dari gadis di bawahnya ini.

Giovanni melepas pertemuan bibir mereka lebih dulu dan menutup mata Amber dengan telapak tangannya. Lalu yang didengar Amber hanyalah bisikan Giovanni dengan ucapan yang tidak ia mengerti sama sekali. Matanya tiba-tiba mengantuk berat dan ia langsung tertidur saat itu juga.

Giovanni berdiri dari atas tubuh Amber. Dia membenarkan selimut untuk menutupi tubuh gadis itu. Ia memandangi cukup lama Amber sebelum berjalan ke arah jendela. Ia melompat dan mengeluarkan sayap kelelawarnya.

Tugas bulan telah selesai, kini tugas sang surya lah yang harus menerangi bumi ini. Amber bangun dengan tubuhnya yang segar. Dia mengucek matanya dan berdiri ke arah jendela. Dia bahagia sekali pagi ini, karena dia lagi-lagi memimpikan pangerannya datang menemuinya dan memberikan jejak manis di bibirnya.

Tak henti-hentinya ia menyentuh bibirnya. Meskipun itu mimpi, tapi ciuman itu terasa nyata. Seperti seolah pangerannya memang datang menemuinya tidak dalam mimpinya saja. Dia lalu melihat jam yang menempel manis di dinding, masih pagi sekali.

Ia duduk di tepi ranjangnya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan hari ini, jika hanya duduk manis di dalam rumah itu akan sangat membosankan. Amber akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Celine.

Amber mengambil langkah memasuki kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke rumah Celine yang dekat dengan rumahnya. Tapi sebelum itu, ia membuat sarapan untuk dirinya juga Celine yang akan ia bungkus. Pukul 7.00 pagi, ia pergi ke rumah teman sekaligus sahabatnya itu.

Dia mengetuk pintu rumah Celine dengan keras, karena ia sudah berdiri dari tadi di depan pintu rumah tersebut namun sepertinya sang penghunu rumah masih tidur. Ia mencoba menunggunya beberapa menit lagi, dan muncul lah wajah baru bangun tidur Celine. Tapi seperti ada yang aneh dengan mata gadis itu. Matanya bengkak dan merah seperti baru menangis semalaman.

Celine mempersilahkannya masuk. Dia melihat-lihat isi rumah Celine yang juga bagus seperti rumah sewanya. Dia pun duduk di kursi ruang tamu tanpa dipersilahkan dulu oleh sang penghuni rumah.

"Ada apa datang sepagi ini, Am?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya bosan. Aku juga membawakanmu sarapan, cepat mandi dulu dan makan sarapanmu."

"Terima kasih, harusnya kau tidak perlu repot-repot membawakan sarapan untukku. Aku bisa membuatnya sendiri."

"Sudahlah, cepat mandi saja sana! Aku tunggu."

Celine berjalan dengan sempoyongan menuju kamar mandi, sementara Amber menunggunya di ruang tamu. Celine mandi tidak begitu lama, kini gadis itu sudah terlihat segar kembali kecuali matanya yang masih terlihat membengkak.

Amber menyiapkan makanan yang ia bawa untuk di makan Celine. Celine memakannya dengan lahap. Amber menyuruhnya untuk lebih pelan saat makan, tapi gadis itu seolah begitu kelaparan.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu, Celine?"

Celine hanya memberi anggukan padanya. "Kau habis menangis, kan?"

Celine menghentikan aktifitasnya memakan lauk ayam. Dia diam sebentar dan menatap Amber. "Iya."

"Kenapa? Jika ada sesuatu, ceritakanlah padaku. Jangan sampai kau memendamnya sendiri, itu bisa berdampak buruk pada kesehatanmu."

"Hanya masalah ... Dia."

"Dia? Axelle maksudmu? Memang kenapa dengannya?"

"Jadi ...."

Continue Reading

You'll Also Like

22.3K 343 11
Terpaksa menjadi ibu susu agar bisa balas dendam kepada mantan suami? Gadis Nandini, seorang wanita yang selama hidupnya hanya mendapat perlakuan tid...
1M 47.2K 27
[ SUDAH TERBIT] TAMAT ( Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan) SINOPSIS : Suasana sangat tegang hanya karena perkataan pria yang sedan...
1.4K 102 4
Ketika dunia dilanda fenomena aneh yang melahirkan manusia - manusia super. Membuat mereka menjadi pahlawan dunia. Namun, bukan berarti dunia aman di...
2.3M 168K 49
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...