Elgara Bramasta (END)

By archzous

740K 51.1K 2.4K

Dia Elgara Bramasta, seseorang yang pergi karena ke egoisan keluarganya. Menyiksa dirinya yang tak tahu apa a... More

prolog
part 1
part 2
part 3
part 4
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
maaf
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
cast
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
cerbar Ananta Gafandra

part 5

21.3K 1.4K 42
By archzous

"El hari ini kerja ngak?" Tanya Ardy.

"Iya, Napa?"

"Sampe jam?"

"Kayaknya jam sembilan atau 10 deh, kata bang Rio tadi ada yang nganterin mobil tapi belum di periskanya, dia nyuruh gua" ujar El.

"Yah terus nanti lu ngak bisa ikut donk" ucap Ken.

"Lah emang mau kemana?"

"Ck ini nih jadinya kalo banyak makan micin belum tua udah lupa, baru aja tadi istirahat gua bilang"

"Oooh iya heheh lupa gua" cengir El

"Iiii iyi hihihi lipi gii"

El hanya menyengir, karena memang ia lupa. El bukan anak yang selalu keluar untuk guru hara sana sini, karena waktunya lebih banyak di habiskan untuk belajar dan bekerja.

Walau begitupun ia tetap punya waktu untuk bermain.
Ia ingin membuktikan kepada orang orang yang dulu membuangnya bawah dirinya bisa bangkit dan besar tanpa mereka.
Dan ia akan wujudkan itu.

Setelah berunding tentang rencana kumpul kumpul mereka yang memutuskan akan berkumpul jam 11 nanti sehabis El pulang kerja.

Tak ada yang penting sebenarnya, namun bagi anak anak muda seperti mereka berkumpul itu mempunyai kesenangan tertentu.

Aktivitas pelajaran berakhir pada jam 3 sore, maklum selama 2 tahun pandemi ini yang mereka lakukan adalah pembelajaran secara daring, dan waktu belajar pun cukup singkat. Dan sekarang sudah kembali pada masa normal lagi.
Sebenarnya agak susah untuk kembali menyesuaikan diri dengan aturan aturan baru, apalagi pembelajaran yang biasa kita lengah kini hampir seharian ada di sekolah.

Jujur kalian suka offline atau online?

Teman teman El sudah pada pulang, begitu juga dengan dirinya yang akanq menuju kost an untuk mengganti seragam serta makan dulu untuk isi energi.

Ditengah perjalan ia melihat seorang anak laki laki yang mungkin kisaran umur 8 atau 9 tahun yang tengah berjualan kerupuk.
El memberhentikan motornya dan berjalan menuju anak itu.

"Dek" sapa El.

"Eh iya, mau beli kerupuk bang" tawar boca itu dengan wajah penuh harap.

El tersenyum lalu mengangguk " Abang beli 3 yah"

Anak itu tersenyum bahagia " wah beneran bang?"

El mengangguk  membenarkan ucapan ucap itu, ia duduk di samping anak itu sembari memperhatikan anak itu.

"Kamu enggak sekolah?" Tanyanya

"Enggak bang" jawab anak itu menunduk.

"Kenapa?" Tanya El lagi.

"Aldo enggak punya uang buat sekolah" lirih anak itu.

"Orang tuanya mana?"

"Aldo punya ibu tapi enggak punya ayah"

"Terus ibunya dimana"

"Ibu dirumah"

"Kenapa enggak ibu yang jualan? Dia sehat kan?"

Anak itu mengangguk.

"Ibu nyuruh Aldo buat jualan,  jualan Aldo harus habis.Nanti uangnya di kasih sama ibu, kalo jualannya ngak habis Aldo bakal kena marah" jelas anak itu.

"Aldo pengen sekolah tapi ibu bilang, kalo Aldo sekolah bakal susahin ibu jadi Aldo enggak sekolah."

El meringis pelan mendengar cerita anak itu, dia masih sangat kecil untuk merasakan itu semua.
Ia memang juga kena marah, tapi setidaknya dia masih di biayai saat itu.

Namun anak ini, ia tak mempunyai ayah hanya punya ibu namun tetap juga ia tak bahagia.
Di usia nya saat ini seharusnya ia mengecap rasanya kehidupan di sekolah, bermain bersama anak anak seumuran tapi dia berjualan di tengah panasnya.

"Kamu punya temen temen yang lain?"

Aldo mengangguk

"Mereka juga enggak sekolah?"

Aldo menggeleng.

"Hmm gini aja deh, gimana kalo setiap sore jam 4 kita ketemuan di taman sana, kamu juga ajak temen temennya ya. Nanti kita belajar sama ya" tawar El.

Aldo melebarkan matanya "Abang beneran, enggak bohong kan"

"Iya beneran, besok kita ketemu di taman Janji" ucap El sembari menyodorkan kelingkingnya yang di sambut juga dengan  Kelingking Aldo.

Dia tersenyum.

"Yaudah sekarang Abang pergi yah, oh ya kerupuknya berapa"

" 15 ribu bang"

El menyerahkan uang lima puluh ribunya.

"Aduh Abang ada uang kecil enggak? Soalnya Aldo enggak ada uang"

"Lebihnya buat kamu aja ya, di simpen oke" ucap El.

Aldo tampak ingin menolak namun El langsung pergi sembari mengatakan " jangan lupa besok ya" kemudian ia kembali mengendarai motornya.
Ia akan membicarakan tentang jadwal masuk kerjanya dengan bang Rio nantinya, ia bisa lembur sampai jam 11 nanti.

Mengingat bocah tadi entah kenapa El juga mengingat masa lalunya yang kelam itu, sampai saat sekarang ini ia masih berpikir kenapa mereka melakukan itu.

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di kostan, sekarang seragam El sudah berubah dengan baju kaos biasa, nanti sampa di bengkel baru ia akan memakai baju kerjanya.
Bekerja di bengkel memang melelahkan dan El mengakui itu, tapi mana ada kerja yang mudah bukan, semuanya pasti butuh resiko.

Tapi yang namanya hidup butuh uang, semuanya butuh uang. Ia tak punya kerabat dan sanak saudara untuk mengadu apalagi keluarga.
So pasti dirinya harus bisa menghidupi dirinya bukan.
Ia tak ingin mati sebelum bisa membuktikan semuanya.

Selesai dengan keperluannya di kost El langsung tancap gas menuju bengkel, mungkin ini sedikit telat.

"Assalamualaikum" salam El saat sampai.

"Waalaikumsalam El" jawab bang Rio.

"Bang"

"Hmm"

"Lu pindah agama"

"Ha pindah kapan?"

"Itu lu jawab salam gua pakai waalaikumsalam"

"Astaghfirullah iya iya"

"Nah kan" tuduh El lagi

"Ampun tuhan khilaf, salah pengucapan" ucap Rio sembari menyatukan tangannya.

" Hayo bang, tuhan lu marah Lo" ujar el

"Khilaf El khilaf, biasanya gua denger orang kalo baca assalamualaikum ya jawabnya waalaikumsalam El. Jadi reflek aja gitu"

"Udah Sono masuk, ganti bajunya soalnya ada mobil yang nunggu lu dari tadi" cengir Rio.

"Yee emang gua pacar segal ditunggu"

"Halah salting ngak tuh ditunggu ehiyyy"

" Bang gua rasa otak lu makin somplak deh tiap Ari, ni gara gara sering bergaul dengan Ateng dan atong nih, jadi ikutan enggak bener kan"

"Wah wah lu mau perang nih El, nyalahin kita" jawab Ateng keluar dari bawah mobil.

"Tau tu, si Rio kayak gitu bukan gara gara kita. Itu gara gara semalem dia bawa kucing dari perempatan sononoh"

"Iya tuh betul, malah pas Nemu tu kucing dia malah ngomong² sendiri gua aja ngeri liatnya"

"Heh kerja pada, ato bonus lu gua tiada kan bulan ini mau" ucap Rio melotot.

"Ampun suhu" jawab Ateng dan atong bersamaan.

El hanya menggeleng pelan lalu masuk kedalam untuk mengganti baju dan mulai mengerjakan pekerjaannya, ia akan berusaha untuk berkerja dengan cepat dan  pulang secepat mungkin supaya temannya tidak menunggu lama nantinya."

Hola halo guysss
Mimin comeback nihhhh

Isinyaallah mulai sekarang Mimin bakal usahain up tiap hari, Mimin nyadar dari komen kemarin juga sadar kalo cerita ini kekurangan up. Seharusnya sebagai penulis Mimin tanggung jawab sama ceritanya bukan sehari up dua hari enggak. Kan jadi enggak feel.

Makasih ya udah komen kemarin.

Selamat membaca semoga suka

Jangan lupa juga votmen

Continue Reading

You'll Also Like

407K 26.9K 36
"Bang.... Jangan Benci Aga". ~AGANDRA PUTRA ANGKASA
6.6K 354 40
Ini adalah cerita tentang 7 pangeran tampan yang berasal dari 3 kerajaan berbeda. 7 pangeran tampan yang siap memberikan sejuta kisah dari masing-ma...
1M 33.4K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
240K 16.3K 48
Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau ag...