Hai semua.
Setelah beberapa hari tidak update, akhirnya author bisa kembali menulis lagi demi kalian pembaca setia cerita ini.
Jangan lupa vote n komen setelah membaca yaa supaya author semangat.
Pusat New York City.
Bella semakin pucat dan tubuhnya melemah. Ia juga merasakan mual dan pusing, sepertinya ia akan muntah.
"Hoekkk!!"
Bella memuntahkan isi perutnya hingga mengenai baju Alex.
"Maaf, aku tidak sengaja." ucap Bella merasa tidak enak melihat baju Alex yang telah kotor.
"It's ok, honey. Aku akan membersihkan wajahmu."
ucap Alex seraya mengambil
selembar tisu basah kemudian lelaki itu membersihkan mulut Bella yang belepotan.
"Hoekk!"
Alex mengira bahwa Bella saat ini sedang keracunan.
Bedebah sialan itu pasti sudah memaksanya menghisap narkoba. Mungkin, setelah ini Alex akan meminta anak buahnya membawa jasad Scott untuk dihancurkan dengan mesin penggiling daging.
Dan tentu saja, keluarga terdekat Scott akan menjadi sasaran Alex selanjutnya.
Bella sedikit terharu dengan sikap Alex yang begitu perhatian.
Alex bahkan tidak marah kepadanya ketika ia memuntahkan isi perutnya mengenai bajunya.
Apa mungkin, pria kejam itu sedang kerasukan setan berhati Hello Kitty? Entahlah.
"Apa yang terjadi denganmu?"
tanya Alex dengan dahi berkerut.
Bella hanya menggeleng lemah.
"Tolong katakan yang sejujurnya. Apa ia sudah meracunimu?"
"Sebenarnya, Scott telah memaksaku mengonsumsi ekstasi. Kurasa tubuhku menolak obat terlarang itu hingga membuatku muntah." ucap Bella lirih. Tubuhnya semakin lemah dan pandangannya mengabur.
"Bedebah sialan. Lihat saja nanti, akan kuhabisi seluruh keluarganya!"
Geram Alex dengan pandangan berapi-api.
"Jangan libatkan keluarganya, mereka tidak ada hubungannya denganku." tutur Bella yang mencoba menenangkan Alex.
"Mulai sekarang, kau harus belajar memaafkan siapapun." ucap Bella seraya mengecup pipi Alex.
Alex terkejut mendapat perlakuan semanis ini. Jantungnya berdegup kencang dengan perasaan yang semakin memuncak.
Mereka telah tiba di sebuah rumah sakit.
Alex turun kemudian menggendong Bella ala bridal style menuju ruang UGD.
Bella ditangani oleh beberapa perawat dan seorang dokter wanita yang dipilih oleh Alex.
Alex bersikeras hendak menemani Bella. Namun, dokter melarangnya. Alhasil, ia hanya bisa menunggu diluar sembari berjalan ke sana kemari.
Alex mengusap mulutnya kasar, meredam segala emosi yang hendak meluap.
Alex mengangkat wajahnya dengan tatapan sedikit sendu.
Ia merapalkan sebuah doa kepada Sang Pencipta setelah sekian lama tidak berdoa.
Sekitar satu jam kemudian, tim dokter keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaannya, dok?"
tanya Alex.
"Syukurlah, kondisi nona Bella sudah stabil, dan kami juga telah melakukan proses detoksifikasi narkoba." tutur sang dokter.
Alex hanya mengangguk kemudian langsung bergegas masuk ke dalam ruangan, namun seorang perawat menahannya karena Bella akan dipindah ke ruangan lain terlebih dahulu.
***
Alex masuk ke ruangan dimana Bella sedang dirawat.
"Honey... i miss you."
ucap Alex seraya mendekati
Bella yang sedang bersandar di tempat tidur.
Bella merasakan pipinya memerah ketika mendengar sebutan honey dari Alex. Entah mengapa jantungnya menjadi tak karuan saat ini.
"I really miss you honey..." ucap Alex seraya mengecup kening Bella.
Bella tak bisa menyangkal perasaan bahagianya saat ini,
kupu-kupu serasa beterbangan diperutnya.
Seandainya saja Alex selalu bersikap baik kepadanya, mungkin ia akan jatuh hati kepada Alex sekarang.
"Kau merindukanku padahal kita selalu bersama dan hanya terpisah sebentar kemarin." ucap Bella seraya terkekeh lebar.
Alex yang gemas lantas mencubit pipi Bella.
"Aww sakit!"
Bella yang tidak terima lantas membalas dendam dengan mencubit lengan Alex.
"Aww!..." pekik Alex seraya tertawa lebar.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Alex seraya mengelus pipi Bella.
"Keadaanku sudah membaik sekarang."
ucap Bella lirih.
"Hmmm. Aku sudah tidak sabar menunggu kau pulih, dan kita akan bercinta sampai kau mengandung anakku." ucap Alex dengan suara rendah dan seksi.
Bella melotot ketika mendengar ucapan Alex.
Mereka bukan sepasang suami istri, dan ia juga tidak sudi mengandung anak dari Alex.
Bella tidak ingin hidupnya hancur, karena seorang bajingan sepertinya tidak mungkin sanggup mengemban sebuah tanggung jawab besar.
Dan ia juga tidak ingin hidup bersama Alex yang gemar meniduri pelacur.
"Alex, apa yang kau lakukan!" cicit Bella ketika pria itu nekat menaiki ranjang dan tidur disampingnya.
"Aku sangat ingin bercinta denganmu sampai pagi, honey." Goda Alex dengan suara seksi.
Bella meneguk ludahnya susah payah disaat Alex menatapnya.
Mereka saling memandang dan larut dalam perasaan masing-masing hingga bibir mereka bersentuhan.
Alex mencium bibirnya dengan lembut, Bella yang terbuai akhirnya membalas ciuman itu dengan begitu liar, lidah mereka saling beradu dan kini Bella mengalungkan kedua tangannya dipundak Alex.
Alex semakin memperdalam ciumannya hingga membuat Bella kewalahan mengimbangi permainan.
Lelaki itu juga menyingkap bajunya kemudian meremas payudaranya.
Bella merasa kehabisan nafas, ia memukul bahu Alex hingga pria itu melepas ciumannya.
"Kau hampir membuatku kehabisan nafas." ucap Bella dengan nafas memburu.
"Hentikan... ahhhh." Bella mendesah nikmat ketika Alex menghisap putingnya dengan lembut.
Alex menghentikan kegiatannya disaat Bella menginginkan lebih.
"Sejujurnya aku sangat ingin memasukimu sekarang." ucap Alex seraya mengecup pipi Bella kemudian turun dari tempat tidur.
"Bersabarlah, honey. Kita akan bercinta sepuasnya nanti jika kau sudah pulih."
Bella hanya tersenyum getir, berusaha menyembunyikan rasa kecewanya.
Alex tampak merogoh sesuatu dari saku celananya.
Ia menyerahkan sekotak cincin.
"Ini untukmu honey. Cincin ini milik mendiang ibuku."
ucap Alex seraya memakaikan cincin ke jari manis Bella.
Bella membulatkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Cincin itu pasti sangat berharga bagi Alex.
"Terimakasih." ucap Bella tersenyum sumringah.
"Terimakasih kembali, honey."
balas Alex seraya mengecup punggung tangan Bella.
"Aku sangat menyayangimu, dan aku memberikan cincin ini kepadamu karena kau adalah wanita pertama yang bisa membuatku jatuh cinta." tutur Alex dengan sepenuh hati.
Bella merasakan kerongkongannya seperti diganjal sebuah batu hingga ia tak bisa bersuara. Ia sungguh bingung harus menjawab apa, karena Bella tidak mencintai Alex sama sekali dan mereka juga tidak menjalin hubungan apapun.
Bella hanya memaksakan senyumnya demi menjaga perasaan Alex yang telah menyelamatkan hidupnya dari seorang penjahat kasus kekerasan seksual.
***
Bonus foto Keenan dari Author wkkk, tampan sekali yaa suami Author yang satu ini 😄😄
Mansion Keenan, Pukul 7 pagi.
Keenan sedang memandangi selembar foto seorang wanita cantik berambut ikal yang tengah menggendong seorang bayi laki-laki berambut hitam.
Kemudian ia menyimpan foto itu ke dalam sebuah buku yang sudah usang.
Kedua tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Keenan sungguh kesal dengan orang suruhannya yang selalu gagal menangani Alex.
Entah apa alasannya, ia sangat ingin Alex tewas. Kebenciannya semakin menjadi-jadi ketika perusahaan milik Alex sedikit lebih maju dibanding perusahaannya saat ini.
Saham Brown Corporation langsung melejit setelah media massa menyebarkan berita penyerangan yang dialami Alex dan kekasihnya.
Sepasang kekasih itu kini menjadi sorotan publik dan semua orang mengagumi kisah asmara mereka.
Alex begitu pandai memanfaatkan situasi.
Ia baru-baru ini mengunggah foto mesranya bersama Bella di akun Instagram, dan foto itu menjadi viral di media sosial.
Hal itu semakin membuatnya geram, dan Keenan bertekad akan merampas kebahagiaan Alex dengan cara merebut Bella darinya.
"Keenan." panggil seseorang.
Lelaki itu segera menoleh dan tercengang melihat kedatangan ibu tirinya.
Keenan mengumpat dalam hati. Mengapa para penjaga tidak melapor terlebih dahulu kalau ibunya baru saja tiba?
Wanita paruh baya berparas cantik yang bernama Grace itu sudah Keenan anggap seperti ibu kandungnya sendiri.
"Mengapa kau masih menyimpan foto mereka? Kau harus melanjutkan hidupmu, sayang. Semua itu hanya masa lalu."
ucap Grace seraya mendekati Keenan dan memeluknya erat.
"Maafkan aku, ibu. Aku akan membakar foto mereka setelah ini." ucap Keenan seraya mengelus rambut ibunya.
Grace melepaskan pelukan dan tersenyum lembut.
"Kau sudah memiliki segalanya yang kau inginkan. Aku dan Hailey juga selalu berada disisimu."
"Jadi, lupakanlah masa lalumu dan berbahagialah bersama kami." tutur Grace.
Keenan mengangguk dan berusaha meyakinkan ibunya kalau ia akan melupakan masa lalunya yang begitu kelam.
"Aku akan melupakan semuanya demi ibu dan Hailey. Aku berjanji. Maafkan aku yang selalu membuatmu khawatir."
ucap Keenan seraya mengecup kening Grace.
"Ibu pasti sangat lelah setelah melakukan perjalanan jauh. Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita berdua." ucap Keenan seraya mengajak Grace ke kamar tidur untuk beristirahat sejenak.
"Tunggulah disini. Aku akan memasak beberapa menu favorit ibu."
"Terimakasih." ucap Grace tersenyum bangga.
Keenan mengecup pipi ibunya kemudian beranjak pergi ke dapur.
Keenan Anderson adalah lelaki yang nyaris sempurna. Selain memiliki keahlian dalam seni bela diri dan menembak, ia juga sangat ahli memasak seperti seorang koki.
Pantas saja, diluar sana ada puluhan wanita dari kalangan selebriti dunia yang mengejar cintanya. Namun tak ada satupun berhasil mendapatkan hatinya. Hanya ada seorang wanita yang berhasil memikat hatinya saat ini, yaitu Bella. Dan
Keenan sudah tak sabar ingin segera merebut wanita itu dari Alex. Setelah Keenan berhasil mendapatkannya,
ia akan mengenalkan Bella kepada ibunya dan semua orang.
Keenan sangat ingin menyingkirkan Alex secepatnya. Selama ini apapun yang ia inginkan selalu berhasil ia dapatkan. Baginya tak ada yang mustahil di dunia ini selama ia memiliki banyak uang. Sosoknya yang kejam, tegas dan ambisius menjadikan Keenan Anderson sebagai seorang pengusaha triliuner paling ditakuti oleh semua lawan. Dan hanya Alex yang mampu menyaingi kesuksesannya selama ini.
Bersambung.
Kira-kira ada yang bisa nebak gak perempuan berambut ikal yang ada di foto itu siapanya Keenan?
Oh iya, jangan lupa buat vote + komen ya supaya author semangat nulisnya. Terimakasih.