My Psychopath Husband

De JessiEliezer23

102K 3.5K 354

Bella Celestyn, wanita asal Indonesia yang bekerja di New York tak sengaja bertemu dengan seorang pria arogan... Mais

Bab 1. Poor Morgan
Bab 2. Meet The King Of Evil
Bab 3. Bad Dream
Bab 4. No Way Home
Cast
18+ Bab 5. Don't Make Me Feel Sorry
Bab 6. Inhumanity
18+ Bab 7. Crazy Things
Bab 9. Hospital
Bab 10. Kidnapped
Bab 11. Ketulusan Alex
Bab 12. Freedom
Bab 13. 18+ I'm Sorry
Bab 14. Ugly Truth
Bab 15. Mafia
Bab 16. 18+ Alicia
Bab 17. Tulus
Bab 18. Hailey
Bab 19. Good Well Soon
Bab 20. Revenge (TAMAT)

Bab 8. Sniper

4.9K 183 37
De JessiEliezer23


Hai guys.
Balik lagi dengan kelanjutan cerita dari 'My Psychopath Husband'
Author harap kalian menyukai cerita ini dan jangan lupa untuk klik vote+komen agar author semangat menulisnya.

Mansion Alex.

Alex bersiap pergi ke kantor, sebelum itu ia menoleh ke arah Bella yang baru saja terbangun.

Alex tersenyum licik, sebuah ide melintas dibenaknya.

PLAK!

Alex menampar bokong Bella kemudian mendorongnya hingga jatuh dari ranjang.

"Aww!
Apa-apaan ini!"
Bella meringis kesakitan.

"Keluar dari kamarku sekarang!
Kau harus bekerja di dapur mulai hari ini."

"Apa?
Tapi aku baru saja bangun, Alex.
Aku ingin mandi dulu."

"Aku tidak peduli.
Selesai mandi kau harus segera bekerja. Paham?"

"Alex... kau kasar sekali."
cicit Bella yang kecewa.

Semalam ia diperlakukan dengan lembut oleh Alex.
Namun, mengapa sekarang Alex menjadi kasar kepadanya?
Bella sungguh tak mengerti dengan perubahan suasana hati Alex yang begitu cepat.

"TUNGGU APALAGI, HUH.
CEPAT KELUAR DARI KAMARKU!"
Alex menarik tangan Bella dan mendorongnya keluar kamar.

BRAKK!!

Pintu dibanting kencang.

Bella mengelus pergelangan tangannya yang sakit.

"Dasar arogan!"
Bella menendang pintu kesal. Kemudian ia pergi ke bathroom untuk membersihkan tubuh.

                        ***

Bella mengiris bawang merah secara sembarangan hingga salah seorang koki wanita menegurnya.

"Maaf nona, bukan begitu caranya mengiris bawang."
Si koki wanita mengambil alih dengan tatapan sinis.

Bella menitikkan air mata.
Ia sudah tak sanggup tinggal di kediaman Alex. Pria itu sungguh kejam tak punya hati. Setelah puas mencicipi tubuhnya, Alex pasti akan membuangnya layaknya sampah.

"Nona... mengapa anda menangis?"
tanya seorang pria tampan
disebelah Bella.

"Nona... perkenalkan nama saya Kim. Saya Head Chef disini."

"Jika nona tidak sanggup, biar saya saja yang ambil alih.
Nona boleh menenangkan diri dulu disana."
Kim menunjuk ke arah kursi
di sudut ruangan.

"Aku hanya ingin kabur dari tempat terkutuk ini.
Aku ingin pulang... tolong bisakah kau menolongku untuk kabur dari sini?"

"Maaf saya tidak bisa, nona.
Tuan Alex akan marah besar kepada kami jika saya membantu nona kabur."
Kim menolak dengan berat hati.

Bella memutar bola mata kesal.

"Kalian semua tak punya hati.
Tak ada satupun yang mau menolongku."

"Maafkan saya, nona.
Saya benar-benar minta maaf."
Kim mengelus bahu Bella berusaha menenangkan.

"Persetan dengan kalian semua!"
Bella membanting seluruh alat masak di meja hingga jatuh.
Kemudian ia berlari keluar.

Bella berusaha mencari jalan keluar dari tempat ini.

Mansion ini luas sekali.
Kemana ia harus pergi?

Salah seorang anak buah Alex menghadangnya.

"Tolonglah.
Aku hanya ingin keluar sebentar menghirup udara segar.
Kau boleh menemaniku."

"Maaf, nona. Tuan Alex tidak mengijinkan nona untuk keluar dari mansion ini."
jawab pria bertubuh besar itu datar.

"Ya Tuhan. Aku hanya ingin pergi ke taman bunga disana."
Bella menghela nafas kesal. Ia menunjuk ke arah taman bunga yang nampak diluar jendela.

Pria berwajah datar itu hanya menggeleng.
Bella terpaksa mengalah.

                          ***

ANDERSON COMPANY.

Keenan sedang membaca berkas berisi laporan mengenai identitas Bella.

Bella Celestyn.
Usia : 22 tahun.
Lulusan : S1 Sastra Inggris
In Hofstra University.
Kota Asal : Jakarta, Indonesia.

Keenan mengambil beberapa lembar foto terbaru Bella saat sedang memasak.
Ia mendapatkan foto-foto itu dari salah seorang agen rahasianya yang menyamar sebagai seorang koki di mansion Alex.

Tak lama, seorang wanita cantik yang merupakan sekretaris pribadi Keenan mengetuk pintu.

"Masuk."

"Permisi, tuan.
Nona Hailey ingin bertemu dengan anda."

"Persilakan ia masuk."

"Baik."

Hailey, seorang gadis cantik berambut cokelat dengan manik sebiru safir masuk dan langsung memeluk Keenan.

"Aku merindukanmu, kak!
Kau jarang sekali mengunjungiku selama aku berada di Las Vegas."
Keluh Hailey sambil meletakkan sekotak pizza di meja.

"Maafkan aku, Hailey.
Belakangan ini aku terlalu sibuk bekerja "

"Tidak masalah."

"Oh iya. Besok adalah hari ulang tahunmu.
Kita akan mengadakan pesta
di XS9 Club."

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"Wow, kalau begitu aku akan mengundang semua teman-temanku satu agensi." ucap Hailey dengan mata berbinar.

Keenan mengangguk.
"Kita akan pergi membeli gaun setelah makan siang.
Kau harus menemukan gaun terbaik untuk pesta besok malam."

Keenan akan mengadakan pesta besar-besaran untuk adiknya, Hailey yang akan berulang tahun ke 19.
Bahkan, Keenan sudah mengundang Alex untuk hadir.
Meskipun ia sudah tau kalau
Alex tak akan menghadiri pesta ulang tahun adiknya.

Namun, Keenan sengaja coba-coba mengundang Alex karena ia ingin bertemu secara langsung dengan Bella, wanita cantik yang telah memikat hatinya.

                         ***

Hailey dan Keenan sedang dalam perjalanan menuju sebuah pusat perbelanjaan.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?"
tanya Hailey sedikit ragu.

"Boleh."

"Apa kau sudah memiliki seorang kekasih?"

"Belum."

"Ya Tuhan. Sampai kapan kau menjomblo? Sudah 2 tahun lamanya sejak kau diputuskan oleh Athena."

"Kurasa belum saatnya, Hailey.
Sudahlah. Jangan membahas sesuatu yang tidak penting."

"Aku yakin, suatu hari nanti kau pasti akan menemukan wanita yang jauh lebih baik dibanding Athena."
ucap Hailey sambil merangkul Keenan.

Athena adalah mantan kekasih Keenan.
Gadis cantik asal Rusia itu selingkuh dengan seorang pengusaha sukses asal Rusia dan memilih pergi meninggalkan Keenan yang saat itu belum menjabat posisi CEO.

Tak lama setelah mereka putus, ayah Keenan meninggal dunia.
Ia pun menggantikan posisi ayahnya dan naik jabatan.
Setelah itu, Athena datang kembali dalam hidupnya dan mengajak Keenan untuk kembali menjalin hubungan.
Namun, Keenan yang sudah tak mencintai Athena menolak wanita itu dengan keras.

Sejak saat itulah, Keenan memutuskan untuk menutup pintu hatinya dari siapapun dan memilih untuk bermain jalang setiap malam sebagai pelampiasan kekesalan.

                         ***

Mansion Alex, pukul 12 malam.

Bella POV

Aku menyusuri seluruh ruangan yang ada di mansion Alex.
Kulihat sebuah foto keluarga terpajang di dinding.
Sepertinya itu foto masa kecil Alex bersama kedua orangtuanya?

Anak kecil berambut hitam itu mirip dengan Alex.
Ia tampak ceria dalam dekapan kedua orangtuanya.
Mereka terlihat sangat bahagia dalam foto itu.

Jujur, aku iri dengan segala hal yang dimiliki Alex.
Apapun yang ia inginkan begitu mudah didapat.
Berbanding terbalik dengan hidupku yang menyedihkan.
Sejak kecil, aku tak pernah merasa bahagia karena kondisi ekonomi keluargaku yang kurang mencukupi.
Setiap hari aku selalu menahan lapar karena hanya diberi sepiring nasi tanpa lauk oleh ibuku.

Tak hanya itu, kedua orangtuaku akhirnya juga bercerai.
Sungguh menyedihkan, bukan?

"Permisi, nona.
Mengapa anda belum tidur?"

"Ya Tuhan. Kau mengagetkanku." Aku tersenyum tipis kepada Lyra.

"Aku tidak bisa tidur karena sedang gelisah."

Lyra mengangguk paham.

"Apakah itu foto masa kecil Alex bersama kedua orangtuanya?"

"Betul, nona.
Tuan Alex terlihat sangat menggemaskan sekali waktu itu."

Aku menggeleng tak setuju.
"Dimana orangtua Alex sekarang?"
tanyaku penasaran.

"Mereka sudah meninggal dunia saat tuan Alex masih remaja, nona."

"Maafkan aku, aku turut sedih."

"Tidak apa-apa, nona."

"Itulah sebabnya tuan Alex menjadi kejam kepada semua orang yang mengkhianatinya, nona. Tuan Alex melakukan itu semua demi menjaga perusahaan peninggalan ayahnya dari gempuran musuh."

Aku mengernyitkan dahi berusaha mencerna semua ucapan Lyra.

Apakah lelaki itu mempunyai banyak musuh diluar sana?

"Saya rasa tuan Alex sepertinya membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang agar beliau bisa melupakan masa lalunya."

"Maukah kau menceritakan seperti apa masa lalu Alex kepadaku?"

"Maafkan saya, nona.
Saya tidak berhak menceritakan masa lalu tuan Alex karena saya hanyalah seorang pelayan."

Lyra meraih tanganku dan berkata,
"Akan tetapi, saya yakin nona bisa merubah kepribadian tuan Alex menjadi lebih baik."

Lyra mengelus bahuku dan tersenyum hangat layaknya seorang ibu.

"Tuan Alex belum pernah memiliki seorang kekasih, nona. Ia bahkan tidak pernah mau berbagi kamar dengan siapapun selain nona.
Saya rasa, tuan Alex mulai menyukai nona.
Nona hanya perlu bersikap sabar dan penurut karena tuan tidak suka dibantah."

"Jadi... menurutmu aku harus bersikap lebih lembut kepadanya?"

"Benar, nona."

"Hanya anda harapan satu-satunya tuan Alex untuk berubah."

Aku menggeleng tak setuju.

"Asal tau saja, nona.
Tuan Alex kini tampak lebih ceria dibanding biasanya sejak kehadiran nona disini."

"Tidak mungkin, ia saja selalu
memperlakukanku dengan kasar."

Aku menyudahi omong kosong ini dan langsung meninggalkan wanita paruh baya yang terkesan selalu membela Alex itu.

                         ***

Apa yang dikatakan oleh kepala pelayan itu memang benar adanya.
Hanya saja Bella tidak tau, kalau
Alex mulai menyukainya saat ini.

Suatu sore, Lyra tak sengaja mengintip dari balik pintu kamar yang sedikit terbuka,
Alex sedang mengecup Bella penuh kasih saat masih pingsan.
Raut wajahnya terlihat begitu ceria saat itu. Lyra pun menduga kalau Alex mulai menyukai Bella. Oleh sebab itu, Alex tidak ingin membiarkan Bella pergi dari kediamannya.

Seiring berjalannya waktu, Alex pasti akan menyadari perasaannya itu dan mengungkapkannya kepada Bella suatu hari nanti. Lelaki itu hanya gengsi untuk mengakui dan berusaha tetap bersikap kasar agar Bella semakin membencinya.

                         ***

Mansion Alex, pukul 2 dini hari.

Alex dan Jack baru tiba di mansion saat tengah malam.

Ia terlalu sibuk mengeksekusi karyawan yang menggelapkan dana perusahaan hingga lupa waktu.

"Nanti malam kita akan pergi ke pesta ulang tahun adiknya Keenan.
Persiapkan semuanya dengan matang. Aku tidak ingin ada kesalahan sedikitpun."
perintah Alex kepada Jack.

"Baik, Sir."

"Apakah anda akan mengajak nona Bella? Saya rasa publik akan terkesan dengan kehadiran anda bersama seorang wanita di pesta ulang tahun nona Hailey."

"Kurasa itu ide yang bagus."
Alex setuju dengan ide cemerlang Jack.

Alex ingin media massa menyorot dirinya dan Bella untuk meningkatkan nilai saham mereka yang saat ini sedang anjlok.

Publik akan terkesan dengan kabar mengejutkan mengenai seorang Alex Browning yang akhirnya memiliki seorang kekasih!
Tentu saja Bella tak mau dimanfaatkan oleh Alex.
Namun, lelaki itu memiliki berbagai cara untuk mendesak Bella pergi ke pesta besok malam.
Sungguh licik, bukan?

                          ***

Mansion Alex, pukul 6 pagi.

Bella merenungkan hidupnya selama ini sambil menggenggam secangkir teh hangat.

Ia sedang beristirahat setelah selesai memasak mulai jam 4 pagi.
Jujur saja, ia mulai menyukai kegiatannya memasak bersama para koki.

Alex melenggang masuk ke dalam kamar Bella.

"Good morning."
sapa Alex dengan hangat.

Bella hanya mengangguk tanpa menoleh.

"Cobalah gaun pesta ini."
Alex meletakkan sebuah gaun biru yang sangat indah.

Mata Bella langsung berbinar ceria.
"Apa kau ingin mengajakku pergi ke pesta?"

"Ya."

"Horeee!! Akhirnya aku bisa bersenang-senang!"
Teriak Bella seraya bersorak.

"Jangan senang dulu, aku mengajakmu ke pesta ulangtahun adiknya Keenan Anderson, pesaing bisnisku."

"Hmm. Namanya bagus sekali, sepertinya ia pria yang tampan."
Bella mengangkat dagunya seperti sedang berkhayal bertemu pria tampan.

"Jangan memujinya seperti itu! Kau bahkan belum tau wajahnya seperti apa."
Telinga Alex panas mendengar ocehan Bella.

"Memangnya kenapa."

"Aku sengaja mengajakmu ke pesta agar publik mengira bahwa kita adalah sepasang kekasih.
Kabar mengejutkan itu akan disebar oleh media massa.
Dan nilai saham perusahaanku bisa meningkat."
ucap Alex ambisius.

Bella membelalakkan matanya kesal.
"Oh, jadi kau ingin memanfaatkanku untuk mengeruk keuntungan."

Alex mengangguk.

Bella memutar bola matanya kesal.
"Kalau begitu, aku tak akan pergi ke pesta itu "
Ia menjatuhkan gaun mahal itu ke lantai.

"Apa kau yakin?"

"Ya. Kau tidak bisa memaksaku seenaknya."

"Ayolah, kau harus ikut. Aku janji
takkan menyakitimu lagi setelah kita pergi ke pesta."

Alex meraih tangan Bella dan mengecupnya. Sontak hal itu membuatnya merona.

"Aku mau saja ikut, tapi kau harus membiarkan aku pulang ke Indonesia setelah itu. Bagaimana?"
ucap Bella dengan serius.

Raut wajah Alex mendadak dingin.

Bella ingin meninggalkannya.

Tidak. Ia takkan membiarkan Bella pergi begitu saja.
Alex mulai merasa nyaman berada disisi wanita ini. Haruskah ia kembali terluka seperti dulu karena selalu kehilangan seseorang yang ia sayangi?

Alex kembali teringat dengan percakapannya bersama Jack semalam.

"Saya pikir anda mulai tertarik kepada nona Bella.
Saya tidak pernah sebelumnya melihat anda begitu ceria seperti belakangan ini.
Anda bahkan terus mendengarkan lagu romantis saat sedang bekerja." ucap Jack dengan wajah datar.

"Tutup mulutmu, Jack.
Aku tidak mungkin menyukainya, ia hanyalah wanita miskin. Bukan tipeku."
jawab Alex sembari membaca setumpuk berkas.

"Ayolah, Sir. Kelak anda akan membutuhkan seseorang untuk menjadi istri sekaligus ibu bagi anak anda."

"Saya tau anda mulai menyukainya, Sir."

"DIAMLAH!
KAU HANYA SEORANG BAWAHAN. MENGERTI?"

Jack hanya mengangguk dengan wajah datar meski ia sangat ingin merontokkan gigi Alex saat ini. Bosnya ini tidak suka dinasehati. Padahal Jack hanya ingin Alex bahagia dan tidak mengingat masa lalunya lagi.

Semalaman Alex tak bisa tidur memikirkan perasaannya.
Mungkin ada benarnya juga apa yang disampaikan oleh kacungnya itu.
Ia tak bisa hidup sendiri selamanya sampai tak memiliki keturunan, bukan?
Kalau Alex mati, siapa nanti yang jadi pewaris harta kekayaannya?


Alex kembali tersadar dari lamunannya.
"Aku takkan mengijinkanmu pergi dari rumahku."

Bella mengusap wajah kesal.
"Alex... aku harus pergi.
Kau bisa saja membunuhku nanti."

"Aku takut... Alex... kau menyiksa mereka dengan sangat kejam. Kau bahkan membunuh bayi yang tidak bersalah."
Bella meringsutkan tubuhnya ke lantai sambil menangis.

"Jangan menangis. Tenanglah."
Alex memeluk Bella.

"Kumohon ikutlah ke pesta bersamaku nanti malam."
ucap Alex seraya menangkup wajah Bella dan menatapnya lekat.

"Ayolah, kita akan bersenang-senang disana, Bella."

"Pesta yang kita hadiri ini diadakan oleh Keenan untuk adiknya yang merupakan seorang aktris papan atas, namanya Hailey Anderson.
Kau pasti akan sangat senang bisa bertemu dengan beberapa selebriti disana nanti."
Alex mengelus pipi Bella lembut.

"Baiklah. Aku akan ikut. Tapi, kau harus menepati janjimu. Jangan pernah sakiti aku lagi setelah ini." ucap Bella.
Alex mengangguk setuju.

                        ***

Pesta Ulang Tahun Hailey.

Alex dan Bella telah sampai didepan sebuah Club malam terbesar di New York.

Mereka disambut oleh ratusan pers yang hendak mewawancarai.
Para pengawal sibuk mengawal mereka dari serbuan pers.

Bella terpana sejenak melihat ketampanan Alex yang sedang menggenggam tangannya.
Pria tampan itu tampak berwibawa mengenakan setelan jas branded Eropa.

Bella merasa gugup ketika ratusan Blitz kamera menyorot wajahnya.
Ia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian seperti ini.

Alex menuntunnya masuk ke dalam club.

Semua mata tertuju kepada
Bella yang sangat cantik mengenakan gaun biru selutut.
Tak lupa, ia juga mengenakan kalung berlian yang berkilau menambah pesona.

Alex mengajaknya menemui
Keenan dan Hailey.

"Akhirnya kita berjumpa lagi setelah sekian lama, Alex."
Keenan menjabat tangan Alex cukup keras.

Sedangkan Hailey tidak mau menjabat tangan Bella. Bisa dilihat dari sorot mata Hailey, ia sepertinya iri dengan Bella yang menjadi pusat perhatian semua orang.

Bella yang merasa tersinggung pun langsung mengangkat dagunya dengan angkuh seperti wanita-wanita dari kalangan atas.

"Terimakasih sudah hadir
di pesta ulangtahun adikku."
Keenan melirik Bella sekilas.

"Ya."
jawab Alex datar.

"Kurasa kita sebaiknya mencari tempat yang sepi untuk berbicara empat mata."
bisik alex kepada Keenan.

Keenan menaikkan sebelah alisnya heran.
"Mengapa harus begitu, Alex?
Apa ada suatu hal yang sangat penting untuk dibicarakan?
Kurasa kita bisa berbicara disini saja."

"Aku tau kau sudah menyuap anak buahku."

"Apa maksudmu?
Apa kau punya bukti?
Kau tidak bisa menuduh seseorang tanpa berdasarkan sebuah bukti, bung."
sahut Keenan tampak geram.

"Aku punya bukti rekaman CCTV saat kau menemui Johnny dan anak buahmu menyerahkan uang jutaan dolar kepadanya.
Haruskah aku membeberkan semuanya kepada publik agar perusahaan yang dibangun oleh ayahmu itu hancur dalam sekejab?"
tekan Alex.

"Jika kau ingin menghancurkanku, silakan.
Tapi kau juga harus tau kalau
aku juga mengantongi semua bukti kekejamanmu sebagai seorang pemimpin perusahaan.
Mari kita lihat nanti, siapa yang akan menang dalam permainan ini."

Rahang Alex menegang.
Keenan rupanya sudah mengirim seorang mata-mata untuk mengawasinya selama ini.
Ia tidak boleh gegabah.

"Aku tidak takut dengan ancamanmu. Ingat itu."

Bella menyadari ketegangan diantara kedua lelaki itu.
Ia langsung mengelus bahu Alex agar merasa lebih tenang.

"Kau harus berakting dengan baik." bisik Alex sambil mengelus paha Bella.

Bella pun mulai berakting.
Ia menangkup wajah Alex dan menciumnya mesra.

"Sayang, aku bosan disini. Bagaimana kalau kita pergi ke dance floor saja?"

Alex dan Bella pun pamit kepada Keenan dan pergi menuju dance floor.

                         ***

Musik DJ menghentak keras.
Bella mulai kehilangan kendali. Ia minum terlalu banyak dan mulai menggeliat dalam dekapan Alex.

"Ayolah Alex... kau harus minum juga."

"Hentikan, Bella.
Kau akan mabuk dan mengacaukan rencana kita."
Alex merebut minuman Bella.

"Aku tidak akan mabuk semudah itu.
Kau tidak tau kalau aku kuat minum."

"Aku bilang hentikan!"
bentak Alex mulai kesal.

"Kau ini menyebalkan sekali."
Bella meninggalkan Alex dengan langkah cepat kemudian Keenan menabraknya secara sengaja.

"Maaf, aku tidak sengaja.
Biar kubersihkan."
Keenan sengaja menumpahkan wine ke gaun mahal Bella.

"Jangan, biar aku saja.
Kekasihku bisa cemburu jika melihat kita berdua. Permisi."
Keenan mencekal lengan Bella.

"Sudah berapa lama kau menjalin hubungan dengan Alex?"

"Mengapa kau ingin tau?
itu bukan urusanmu."
jawab Bella dingin.

"Honey..."
Alex tiba-tiba datang dan memeluk Bella dari belakang.

"Jangan pergi sendirian, honey... aku takut kau tersesat disini."
Alex mengecup pipi Bella.

Alex memandang Keenan dengan berapi-api.

Keenan menahan tawanya karena ia tau betul bahwa Alex dan Bella saat ini hanya sedang berakting didepan publik.
Ia memilih pergi meninggalkan sepasang kekasih penuh kepalsuan itu.

Pesta diadakan dengan sangat meriah.
Mereka yang hadir mayoritas berasal dari kalangan pejabat hingga puluhan selebriti ternama juga menghadiri pesta ulang tahun Hailey.

Bella mengeluh pusing karena kewalahan.
Alex pun mengajaknya pulang.

                          ***

New York. Pukul 03 : 00 pagi.

Seorang sniper sedang bersembunyi dibalik sebuah bangunan kosong.
Ia sedang fokus membidik sesuatu dengan senapannya.

Pria berjaket hitam dengan wajah ditutup masker itu berbicara dengan bahasa Meksiko melalui walkie talkienya.
Suara diseberang sana menginstruksikan sesuatu.

Ketika mobil Audi R8 Alex melintas....

DORR!

Ban mobil mereka ditembak hingga mobil itu oleng dan menabrak sebuah pagar hingga hancur.

Mobil pengawal Alex berhenti.
Mereka turun dari mobil sambil menembak ke arah gedung persembunyian si penembak jitu.

DORR!

DORR!

Suara tembakan keras memekakkan telinga.

Salah satunya mengenai anak buah Alex yang berlindung dibalik mobil.

DORR!!

DORR!!

Mereka semua ditembak habis secara brutal oleh si penembak jitu yang kini dibantu oleh sekelompok orang berjas hitam yang baru saja tiba.

Satu-satunya yang tersisa hanyalah Nick seorang.
Ia nekat berlari ke arah mobil Alex.

"Saya akan keluarkan tuan dari sini."
ucap Nick sambil berusaha membopong tubuh Alex keluar mobil secepatnya.

Alex berhasil dibawa keluar dalam keadaan terluka dan pingsan.

Nick membopong Alex secepatnya sambil terus menembaki musuh yang menghampiri mereka.

Sekelompok orang berjas hitam itu kehilangan jejak Nick dan Alex.

"Cari mereka!
Periksa semua tempat!"
perintah seorang pria berkacamata hitam.

Nick mencari tempat untuk bersembunyi.
Ia menembak sebuah jendela toko dan membawa Alex masuk ke dalam.

"Dimana rekanmu yang lainnya?"
tanya Alex yang baru sadar.

"Maafkan saya, tuan.
Mereka semua tewas ditembak.
Hanya saya yang berhasil selamat."

"Dimana Bella?"
tanya Alex lagi.

"Nona Bella masih berada
di dalam mobil, tuan.
Saya tidak sempat menyelamatkan nona tadi karena tiba-tiba ada sekelompok orang menembak kita."

"Pergilah. Selamatkan Bella!"

"Tapi tuan, saya harus..."

"Cepat pergi atau kau akan kupecat!"
bentak Alex.

"Ambil pistolku."
Alex menyerahkan pistolnya kepada Nick yang sudah kehabisan peluru.

"Tapi tuan, bagaimana dengan anda?"

"Cepat ambil. Aku bisa menjaga diriku sendiri."

Nick pun mengangguk dengan berat hati dan meninggalkan Alex sendirian.

Sementara itu..
Bella berhasil keluar dari mobil. Ia berusaha berjalan meski sekujur tubuhnya sakit.

Syukurlah, ia bertemu dengan Nick.
"Nona, ikutlah dengan saya, tuan Alex ada disana."
Nick menarik tangan Bella sambil terus menoleh ke belakang.

Sialnya, sekelompok orang tadi berhasil menemukan mereka.

Mereka menembak Nick.

DORR!!

Bella menjerit ketakutan melihat Nick tewas bersimbah darah.
Kemudian ia berlari secepatnya ke dalam toko yang dimaksud oleh Nick.

Alex sudah menelpon anak buahnya yang tengah berjaga di mansion untuk menolong.
Ia bahkan juga menghubungi polisi setempat yang berkata kalau mereka akan segera datang.

"Alex mereka mengejarku. Merunduklah."
Bella datang menghampiri Alex.

"Syukurlah kau masih hidup."

"Siapa mereka, Alex?
Aku takut..."

Alex hanya terdiam karena bingung harus menjawab apa.

Sekelompok orang tadi hendak memasuki tempat persembunyian Alex.
Tiba-tiba,
para petugas polisi datang menolong.
Mereka turun dari mobil dan terlibat baku tembak dengan musuh hingga banyak yang tewas dari kedua belah pihak.

                       
                           ***

Si penembak jitu rupanya masih hidup.
Ia mencari Alex sambil menenteng senapan.

Sementara itu, seorang petugas polisi memerintahkan anak buahnya untuk mencari Alex setelah berhasil melumpuhkan musuh.
"Cepat cari tuan Alex.
Ia bersembunyi disana."

Di dalam toko, Alex dan Bella sedang merunduk dibawah meja.

"Tuan Alex, aku tau kau ada
di dalam. Keluarlah."

Bella menahan Alex untuk tidak keluar dari persembunyian.

"Kalau anda tidak mau keluar, maka saya akan menyeret anda."
ancam si penembak jitu bersiap hendak masuk ke dalam toko.

Alex pun memilih untuk menyerahkan diri sambil mengangkat tangan keatas.
Ia terpaksa melakukan ini karena tak ingin Bella menjadi korban.

Si penembak jitu langsung menembak Alex melalui jendela dan...

DORR!!

DORR!!

Bella memeluk Alex.
Tubuh mungilnya berguncang hebat menerima tembakan secara bertubi-tubi.

"Bella...!!"
Alex menjerit histeris.
Wanita itu rela mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan Alex.

DORR!!

Dua orang polisi datang menembak
si penembak jitu hingga tewas.

Bella tersenyum getir menahan sakit sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri.
Alex mengguncang tubuh Bella sambil berteriak histeris.

Bersambung.
Jangan lupa vote n komen ya. Terimakasih.

















Continue lendo

Você também vai gostar

6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
2.8K 298 19
. . . Lee Ji eun Yeoja Malang yg harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang Psychopath kejam, Min yoon gi Perasaan benci d...
84.5K 2.2K 22
(Tersedia di Hinovel, KBM, Karyakarsa, Novel Life, Kubaca dan play book) Dominique Black siapa yang tak mengetahui namanya di kalangan dunia gelap? S...
188K 6.8K 26
#in 1 romance Bagaimana jika hidup mu yang dulu tenang kini menjadi berputar putar bagai roda hanya karena seseorang lelaki~ Cinta yang begitu rumit...