Grow Up | Lee Know [END] ☑

By NafiyahFitri

486 99 1.6K

"You're doing good (2×), Bertahanlah sedikit lagi, Aku akan berada di sisimu. Kamu telah melakukannya dengan... More

▪︎ 00. Introduction : 잘하고 있어! ▪︎
▪︎ 01. Thesis Advisor Fierce ▪︎
▪︎ 02. Soft Girl ▪︎
▪︎ 03. What's Wrong With You? ▪︎
▪︎ 04. Confess? ▪︎
▪︎ 05. "I'm Always With You." ▪︎
▪︎ 07. Reveal Everything ▪︎
▪︎ 08. Ino and Icha ▪︎
▪︎ 09. What is Love? ▪︎
▪︎ 10. End of All ▪︎
Salam + Sesi Curhat dari Fiya~!!!

▪︎ 06. New Threat ▪︎

44 7 206
By NafiyahFitri

NB : Heyyo~ Fiya back again! Yeorobun sudah siap belum? Kita akan mulai memasuki konflik! Kemarin masih belum apa-apa, karena hanya bagian kecil dari beberapa spoiler, hehehe. Sekarang, mari kita ungkap permasalahan dan konflik dari dua keluarga yang dirahasiakan ini! :D.

Oh iya, bagi yang belum baca chapter sebelumnya, Fiya harap baca terlebih dahulu, ya. Biar mengerti. Jangan dilangkah-langkah, agar tidak terjadi miss communication >.< .

Okay, are you ready? So, Happy Reading, y'all!^^

Suasana pagi itu tampak tenang, sepasang suami-istri yang akan menjalani hari tuanya bersama tengah menikmati secangkir teh hangat dan juga udara yang segar. Mereka tampak berbincang ringan, mempersiapkan hari yang sebentar lagi akan tiba tersebut.

"Anak kita sudah besar ya, Min Woo. Sebentar lagi ia akan meraih gelar sarjananya," ucap sang istri pelan, menatap foto masa kecil putrinya bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang anak kecil yang berada di gendongan.

Anak itu adalah sosok adik laki-laki dari Micha. Ia bernama lengkap Yoon Mal Chin.

"Andaikan Mal Chin juga tumbuh besar seperti kakaknya, ia pasti akan melindungi Micha dengan baik," sambung Chae Hyun sembari menghembuskan nafasnya secara perlahan.

Min Woo yang melihat sang istri tampak sedih, segera menghampiri dan mengusap bahunya dengan penuh kasih sayang. Pria itu bisa merasakan kesedihan yang sama seperti apa yang dirasakan oleh wanita yang telah menemani hidupnya selama dua puluh lima tahun tersebut.

"Iya, Sayang. Tetapi apa pun itu, semoga Mal Chin tenang di dunia barunya. Kita tidak boleh terus-terusan bersedih, nanti putra manis kita ikut sedih," ucap Min Woo dengan lembut.

"Andaikan, andaikan insiden tersebut tak terjadi, mungkin putri kita tidak akan menderita seperti sekarang." Chae Hyun melirih dengan nada sedih.

Kejadian yang terjadi tujuh belas tahun silam mampu menghancurkan hati dari keluarga kecil itu. Mereka yang tak bersalah, harus menjadi korban akibat kekejaman dari sang pelaku. Sejatinya Min Woo dan Chae Hyun sangat bersalah kepada putrinya yang harus merasakan imbas penderitaan di saat gadis malang itu tidak tahu apa pun.

Kala itu, Micha masih sangat kecil untuk memahami apa yang terjadi. Kedua orang tuanya terpaksa menutup rapat-rapat kejadian tersebut karena setelah itu, sang anak kehilangan memori. Ia tidak ingat jika memiliki seorang adik kecil yang sangat menggemaskan. Pula tidak ingat insiden besar dan fatal yang terjadi kala itu.

TOK! TOK! TOK!

Suara pintu yang diketuk dengan sangat keras, kasar, dan berkali-kali, mengalihkan perhatian pasangan suami-istri tersebut. Buru-buru Chae Hyun menghapus air mata dan menyembunyikan salah satu kenangan berharganya, karena mengira mungkin putri mereka yang datang.

"Sebentar, biar aku yang membuka pintunya," ucap Min Woo yang berlari kecil untuk membuka pintu. Pria itu justru mengatakan hal yang sebaliknya, ia curiga jika bukan putri mereka yang datang.

Ckrek

Bugh!

Benar saja, Min Woo langsung tersungkur karena tidak siap menerima pukulan dari sang pelaku yang tengah melayangkan tatapan tajamnya. Sang istri yang mendengar keributan di luar, spontan menghampiri suaminya.

"Suamiku!" ujar Chae Hyun dengan histeris, menghampiri sang suami yang telah tersungkur dengan sudut bibirnya yang terluka. Belum sempat melihat siapa pelaku yang menyebabkan Min Woo seperti itu, sang wanita justru mendapatkan serangan juga.

"Argh!" Kini, Chae Hyun tersungkur juga, kali ini kepalanya yang dijadikan sasaran.

"Sayang! Chae Hyun!" seru Min Woo sembari memeluk sang istri yang kini lunglai, karena pukulan dari sang pelaku.

"Itu peringatan untuk kalian yang berani sekali mempengaruhi putra kami! Kalian pikir, kami tidak tahu apa saja yang kalian lakukan?!" sentak sang pelaku, menatap sinis ke arah pasangan suami-istri yang menjadi korban tersebut.

"Tuan, apalagi kesalahan dari kami? Kami bahkan tidak tahu bagaimana kehidupan putra Tuan dan Nyonya, serta bagaimana ia tumbuh. Kami juga sudah memperingatkan putri kami untuk menjauh, jadi apalagi yang kalian inginkan?" tanya Min Woo dengan nada frustasi bercampur ketakutan. Takut jika istrinya menjadi sasaran lagi.

"Tidak tahu malu kalian! Hajar mereka, sampai babak belur!" Sang pelaku sudah berada di puncak emosi, memerintahkan para bodyguard yang ia bawa untuk memghajar pasangan suami-istri itu.

"Jangan!"

Meski Min Woo sudah berteriak, tetap saja pada akhirnya mereka menjadi sasaran empuk dari sang pelaku. Alhasil, pria itu segera melindungi sang istri agar tidak terkena pukulan besi dan kayu yang digunakan oleh bodyguard tersebut. Ia menahan sakit yang luar biasa karena tak ingin istrinya terluka.

"He-hentikan ... Ka-kasihanilah kami, ti-tidakkah kalian mempunyai nurani?" tanya Min Woo yang kini telah lemas, lumuran darah kini berceceran di lantai akibat ulah dari sang pelaku. Melihat korbannya telah lemas, pada akhirnya siksaan mereka terhenti.

Namun, tidak berarti berhenti di situ. Sang pelaku lantas maju, menginjak perut Min Woo, begitupula dengan seorang wanita yang menginjak perut dari Chae Hyun. Mereka dengan sengaja menekannya hingga membuat pria itu mengerang kesakitan.

"Sepertinya kalian sangat ingin melihat putri kalian mati dengan mengenaskan," Sang pelaku menyeringai, "Karena putri kalian, Minho, anak kami semakin menjadi pembangkang. Kalian memilih jalan menuju neraka, ya? Kalian tidak ingat dengan kejadian tujuh belas tahun silam? Baiklah jika kalian meminta, saya akan mewujudkannya pada kalian!"

"Tu-Tuan, ja-jangan apa-apakan pu-putri kami ... Ia bahkan tidak bisa mengingat kejadian yang terjadi ... Jika kalian ingin menghukum, hukum kami saja ... Ia tidak tahu apa pun tentang kejadian itu ...," Min Woo memohon, sembari melirik ke arah sang istri yang telah pingsan.

"Jangan berbicara! Saya tidak menyuruh kalian berbicara!" ujar Chinho, membentak sang pria. "Karena kamu, perusahaan saya bangkrut tujuh belas tahun silam! Insiden kebakaran yang terjadi semua karena salahmu! Kamu yang menghancurkan kami!"

"Tu-Tuan ... Saya bahkan tidak tahu apa yang terjadi, tetapi kala itu saya bersama keluarga saya, bukan saya yang menyebabkan kebakaran itu ...?" Min Woo membantah dengan cepat. Ia sangat ingat, bahwa perusahaan tersebut kebakaran karena kesalahan dari Chinho sendiri.

***

Seventeen years ago ....

Sebuah perusahaan yang dibangun oleh dua keluarga, di mana persahabatan mereka begitu kuat. Mereka bernama Lee Suk Chin dan Yoon Myung Dae, ayah dari Lee Chinho dan Yoon Min Woo. Persahabatan mereka sangatlah kuat, saking kuatnya bahkan membangun perusahaan bersama-sama.

Mereka sangat sukses di masanya, Suk Chin pun merasa jika ia sangat berhutang budi pada sahabatnya, karena berkat bantuan dari pria itu, dirinya juga bisa ikut sukses. Namun, Myung Dae tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Sebaliknya ia memiliki ide, jika perusahaan milik Suk Chin menjalin kerja sama dengan perusahaan milik Myung Dae yang memang telah dibangun sejak lama.

Kerja sama pun dilakukan hingga kedua pria tersebut akhirnya meninggal dunia. Perusahaan pun diambil alih oleh anak-anak mereka, yang memegang perusahaan sampai sekarang. Namun, entah mengapa Chinho sangat iri dengan kehidupan Min Woo yang serba mudah. Padahal mereka sama-sama sukses, tetapi rasa iri dan juga dengki akan selalu menyertai manusia jika mereka tidak bersyukur.

Chinho mulai berniat jahat, pria itu ingin merebut perusahaan milik Min Woo yang dibangun susah payah oleh mendiang sang ayah, Myung Dae. Pria itu melakukan tipu muslihat dengan mengundang Min Woo beserta keluarganya ke sebuah acara pesta yang sengaja dibuat oleh pria itu. Karena undangan tersebut, Min Woo dan keluarga kecilnya pun dengan senang hati datang ke pesta tersebut.

Alih-alih menikmati pesta dengan bahagia, insiden kebakaran besar justru terjadi di perusahaan milik Chinho. Penyebab kebakaran tersebut tentu saja dari Chinho sendiri. Banyak korban yang tidak selamat di dalam kejadian tersebut, termasuk Mal Chin, putra bungsu dari Min Woo dan Chae Hyun. Anak kecil malang itu harus meninggal karena terlalu banyak menghirup asap. Sementara Micha, gadis malang itu juga harus mengalami koma yang cukup lama sehingga seluruh memorinya terhapus. Gadis itu memang selamat, tetapi ingatannya tidak.

Setelah kejadian yang mengenaskan tersebut, Chinho datang dengan membawa polisi untuk menangkap Min Woo, karena pria itu memang sengaja menuduh ia sebagai penyebab dari kebakaran tersebut. Min Woo tentu saja tak terima, tetapi ia tak bisa melakukan apa pun lagi. Hati pria itu semakin hancur saat perusahaan yang dibangun oleh mendiang sang ayah diambil alih oleh Chinho. Karena nama perusahaan mereka yang begitu mirip, orang-orang secara otomatis percaya dengan kabar bahwa Min Woo membakar perusahaannya sendiri.

Sejak insiden tersebut, Min Woo dan Chae Hyun menarik diri dari kerumunan, mereka lebih fokus merawat sang anak yang telah kehilangan memori masa kecilnya. Meski perusahaan mereka direbut secara ilegal, mereka cukup bersyukur karena kehidupan mereka tak terlalu hancur. Mereka bahkan bisa menyekolahkan putrinya hingga ke jenjang bangku kuliah, meski sang gadis harus menjadi bahan pembicaraan dari mahasiswa maupun mahasiswi di sana.

Semua itu karena ulah Chinho yang terlalu rakus dan dengki terhadap kebahagiaan dari keluarga Min Woo. Pria itulah yang bersalah, keluarga Micha hanyalah korban. Jika Min Woo adalah seseorang yang jahat, mungkin ia akan membalas perbuatan dari Chinho. Sayangnya, pria itu terlalu lemah dan baik hati, sehingga Chinho bisa mengancamnya dengan mudah.

Inilah kisah kelam dari dua keluarga tersebut, berawal dari persahabatan yang kuat, kini malah menjadi musuh yang sangat menyeramkan.

***

"Dasar pria lemah dan pembohong," hardik Chinho sembari tersenyum miring. "Bawa sampah-sampah ini cepat. Kita akan lihat, seberapa sanggup putri mereka bertahan dengan penderitaan yang kita berikan."

Tanpa nurani, para bodyguard itu memaksa Min Woo dan Chae Hyun berdiri, menuju ke mobil. Mereka lantas pergi tanpa dibawa ke rumah sakit sama sekali. Ada rencana besar yang akan dilakukan oleh Chinho terhadap Micha yang berani mengubah sifat putra mereka menjadi lebih kasar.

"Kamu lihat saja, putraku. Apa yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan gadis malang tersebut." Chinho sekali lagi menyeringai, membayangkan bagaimana wajah memelas dan memohon dari Minho dan Micha agar pria itu menghentikan rencananya.

"Selesai!" Micha berseru senang, ia baru saja selesai menge-print kertas-kertas yang berisi catatan skripsinya tersebut.

"Nanti aku akan pergi ke rumah ayah dan bunda, untuk menunjukkan pada mereka bahwa aku akan menjadi seorang sarjana!" ucapnya lagi dengan sangat bangga. Tentu saja, karena dirinya berjuang selama ini untuk mendapatkan gelar sarjana yang diinginkannya.

Setelah benar-benar selesai dengan urusannya, gadis itu akan menemui sang dosen sejenak untuk menanyakan beberapa hal dan meminta saran lagi. Bukan karena gadis itu ingin mengambil kesempatan, tetapi karena ia benar-benar ingin mengurus hal yang berkaitan dengan ujian serta sidangnya nanti.

Bruk!

"Aduh!" Micha mengaduh, karena dengan sengaja, ada seseorang yang menabrak dirinya. Gadis itu mulai panik ketika kertas yang dibawanya mulai berserak.

Padahal Micha ingin mencari tempat yang lebih luas untuk meletakkan kertas-kertas penting tersebut ke dalam totebag yang dibawanya. Tempat print di dekat kampusnya ini agak ramai, sehingga ia mau tak mau membawa kertasnya tanpa dimasukkan terlebih dahulu ke dalam tas. Selain itu, ia juga ingin mengecek apa semuanya sudah lengkap atau tidak.

"Hah, anak sialan ini! Kamu tidak punya mata, ya?!" ujar orang tersebut, membentak sang gadis.

Micha yang merasa dirinya tidak bersalah pun segera menatap tajam sang pelaku. "Oh, bukankah itu salahmu? Aku berusaha menghindarimu, tapi kamu yang sengaja mencari masalah denganku!"

"Wah, berani rupanya," ucap orang tersebut, kemudian melirik ke arah kertas yang masih berserak dan sedang dirapikan oleh Micha.

"Buat apa kamu kumpulkan? Bukankah lebih baik dirobek atau diinjak seperti ini?" katanya sembari tersenyum miring, kemudian segera mengambil kertas milik Micha dan diinjaknya tanpa rasa bersalah. Bahkan, teman-teman di belakangnya ikut merobek kertas tersebut dan menertawakan sang gadis.

"Ck, gadis murahan ini, jangan harap kamu bisa lulus! Aku akan doakan kamu terus berada di kampus sampai sepuluh tahun ke depan!" hinanya, menendang Micha agar mereka lebih leluasa untuk merusak seluruh kertas skripsi milik sang gadis.

"Hentikan, kalian ini tidak tahu diri, ya!" ujar Micha, berusaha menyelamatkan sisa kertasnya. Namun, semakin sulit karena dua teman dari sang pelaku mulai menahannya agar tidak menyelamatkan kertas tersebut.

"Rasakan ini!" Mereka melemparkan kertas yang sudah tak berbentuk itu ke arah Micha, kemudian tertawa puas. "Oh, cepat ambil totebag-nya! Kita hancurkan saja seluruh isi skripsinya!"

"Jangan!" sentak Micha, segera memberontak agar totebag miliknya tidak menjadi sasaran juga.

Keadaan semakin memanas, beberapa anak mulai menonton kejadian gratis tersebut. Namun, tiba-tiba semuanya pergi ketika mendapatkan tatapan tajam dari seseorang.

"Hei, kalian! Hentikan! Apa kalian tidak tahu cara menghargai usaha seseorang?!" tegur seseorang yang membuat sang pelaku dan teman-temannya menghentikan kegiatan mereka.

"Seungmin?" tanya sang pelaku, sedikit terkejut ketika perbuatan mereka terpergok. "Ini ... Ini bukan seperti yang kamu pikirkan! Gadis ini yang-"

"Saya sudah tahu semuanya, jadi jangan mengelak," Seungmin kemudian menunjukkan sebuah bukti rekaman yang ia simpan di galerinya, kemudian tersenyum miring. "Kalian ini, sudah semester akhir malah berbuat ulah. Tindakan kalian bisa saya laporkan segera agar kalian mendapatkan teguran!"

"Seungmin, jangan lakukan itu!" ucap sang pelaku, menatap laki-laki itu dengan tatapan memelas. "A-aku akan meminta maaf pada gadis ini sekarang! Aku juga akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan! Tapi tolong jangan laporkan ke dosen, aku tidak mau harus mengulang lagi ...,"

"Lain kali, pikirkan secara matang-matang sebelum berbuat. Nasi sudah menjadi bubur, perbuatan kalian tidak bisa dimaafkan begitu saja meski kalian bertanggung jawab, terutama kamu, Seo Hyura," ucap Seungmin dengan nada dingin. "Kamu sering berbuat ulah, tetapi saya diam dan tidak mau tahu atau mengurus hal tersebut. Tapi semakin dibiarkan, semakin menjadi-jadi kamu, ya?"

"Kamu berkata seperti itu, jangan bilang kamu menyukai gadis ini?" tanya Seo Hyura, begitulah nama lengkap sang pelaku. "Kamu menyukai gadis murahan ini? Gadis yang menjadi bahan perbincangan karena perbuatan kedua orang tuanya? Kenapa kamu tidak memilih gadis lain saja? Apalagi dengan perasaanku yang kamu abaikan begitu saja!"

"Bagi saya, sekelam apa pun masa lalu seseorang, pasti mereka punya sebab dan alasan dibalik itu semua," Seungmin membalas dengan tenang. "Sebelum salah satu dosen melihat kalian berbuat ulah, lebih baik kalian pergi. Saya hanya tidak mau bertanggung jawab jika perbuatan kalian diketahui secara langsung, karena hukumannya bisa dua kali lipat, lebih dari yang saya adukan nanti. Meski tak dapat dipungkiri, saya akan tetap melaporkan kejadian ini pada dosen,"

"Jangan, Seungmin! Berikan ponselmu!" ujar Hyura, hendak meraih ponsel sang laki-laki, tetapi Seungmin menghindar dengan cepat.

"Ada apa ini?"

Semuanya menoleh ke arah sumber suara, tatkala ada seseorang yang menegur. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat keberadaan Lee Minho yang sangat ditakuti oleh para mahasiswa maupun mahasiswi yang berada di kampus.

"Oh, kebetulan ada Pak Minho," Seungmin tersenyum manis, kemudian menunjukkan video yang barusan berhasil direkam. "Pak, ada kasus pembullyan terhadap salah satu mahasiswi bimbingan Bapak. Saya harus melapor ke mana?"

"Oh, biar jadi urusan saya," ucap Minho, memasukkan kedua tangannya ke saku. "Kalian semua, ikut saya. Dan kamu, Seungmin, bantu Micha, ya,"

"Dengan senang hati, Pak," balas Seungmin sembari tersenyum manis.

"Saya akan menyusul setelah mengurus mereka, jadi jangan macam-macam kalian berdua." Minho mengakhiri konversasi, lalu segera pergi diikuti oleh Hyura dan teman-temannya yang kini menunduk ketakutan. Seungmin sendiri segera menghampiri Micha yang raut wajahnya tampak datar.

"Micha, aku bantu, ya?" tawar Seungmin yang hanya dibalas dengan anggukan lemah oleh sang gadis. Entah ia harus merasa bersyukur atau sedih karena insiden yang terjadi, di saat dirinya tengah menghemat biaya demi menyambut gelar sarjananya sebentar lagi.

"Orang-orang, kenapa hanya bisa menggangguku?" Sang laki-laki menoleh ketika Micha membuka suaranya setelah beberapa menit terdiam. "Apa aku pernah berbuat masalah di masa lalu? Ayah dan bunda juga dimusuhi oleh orang-orang. Apa salah mereka?"

Gadis itu kemudian terkekeh miris, tak sanggup lagi menangis karena air matanya telah kering. Sudah cukup, Micha ingin sekali hidup dengan tenang tanpa ada gangguan. Ia tak berbuat salah, untuk apa dirinya harus terkena imbas?

"Micha, aku tidak tahu pasti apa yang membuatmu seperti ini, tetapi aku percaya jika kamu adalah anak yang baik dan kuat. Sudah ya, jangan bersedih. Sini, kita istirahat dulu sejenak," Seungmin pun menuntun sang gadis agar duduk di salah satu kursi, membiarkan Micha menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"Ya Tuhan, aku sedang menghemat biaya agar nanti di saat wisuda aku bisa memberikan hadiah pada teman-temanku, tetapi sekarang malah hancur. Hah, orang-orang itu, kenapa selalu berbuat tanpa berpikir," keluh Micha, kemudian mengeluarkan dompetnya. Dengan terpaksa, ia harus mengeluarkan biaya lagi untuk print ulang bahan skripsinya.

"Micha, jangan. Biar aku saja," ucap Seungmin, menahan sang gadis. "Di mana flashdisk milikmu? Biar aku yang print, kamu duduk di sini saja,"

"Seungmin, kamu-"

"Sssttt ... Jangan protes. Ke marikan flashdisk-mu, kamu terima jadi saja, ya," kata Seungmin, memotong perkataan sang gadis.

Micha menyerah, kemudian menyerahkan benda kecil berharga tersebut pada sang sahabat. Seungmin pun beranjak menuju ke tempat print yang tidak jauh dari tempat gadis tersebut duduk.

Ketika kegiatan itu berlangsung, tiba-tiba ada dua orang yang berpakaian serba hitam menghampiri Micha yang memainkan ponselnya. Gadis itu tidak sadar, karena ia terlalu sibuk dengan benda canggih tersebut.

"Dengan Nona Micha?" tanya salah satu orang yang berpakaian hitam tersebut. Sang gadis sontak menengadah, kemudian menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Saya? Anda mencari saya? Ada apa, ya?" tanya Micha dengan nada bingung.

"Kamu harus ikut kami sekarang, jika kamu tidak mau jika orang tuamu mati," ucap orang tersebut.

"Pak, jangan bercanda. Orang tua saya baik-baik saja, Bapak pasti penculik, bukan? Lebih baik pergi Pak, sebelum saya berteriak dan kalian dikeroyok oleh orang-orang di sini," Micha sebenarnya takut, gadis itu segera bangkit hendak meninggalkan mereka.

"Tangkap gadis itu." Rupanya Micha salah langkah, karena detik berikutnya ia dikepung dan dibekap dengan kain yang memiliki kandungan obat tidur, kemudian diseret paksa menuju mobil. Kejadian itu terjadi begitu cepat, bertepatan dengan Seungmin yang baru selesai dengan urusannya.

"Micha, ini-" Seungmin terdiam ketika tak ada sang gadis di tempat yang tadi. "Micha, kamu di mana?"

Lelaki itu menoleh ke arah orang-orang yang berpakaian serba hitam, di mana ada Micha yang berada di dalam gendongan dari salah satu mereka. Lelaki itu terkejut, hendak berlari mengejar tetapi melihat Minho yang juga muncul dari arah lain.

"Seungmin, ikut saya cepat! Kita harus selamatkan gadis itu, bagaimanapun caranya!" ujar Minho dengan nada panik.

"Pak, siapa mereka? Apakah Bapak mengenalnya?" tanya Seungmin yang sebenarnya juga sangat panik.

"Jangan banyak bertanya, kita harus ikuti mereka! Jangan sampai kehilangan jejak!" kata Minho yang tak dapat berpikir apa pun lagi. Kedua insan berjenis kelamin laki-laki itu segera masuk ke dalam mobil milik Minho, mengejar sang penculik yang sangat Minho kenali siapa mereka.

Tentu saja, laki-laki itu sudah mengetahui siapa pelaku dan rencana apa yang akan mereka lakukan. Sebelum terlambat dan semuanya berantakan, Minho akan melakukan cara apa pun untuk melindungi gadisnya. Tentu dibantu oleh Seungmin, karena laki-laki itu sangat mempercayai jika mahasiswa bimbingannya ini bisa menyelamatkan keluarga malang itu.

"Seungmin, apa pun yang terjadi, kamu harus fokus menyelamatkan gadis yang kamu sukai itu. Jangan lupakan orang tuanya, biar saya yang menghadapi mereka," ucap Minho dengan nada pelan, tetapi masih bisa didengar oleh sang mahasiswa.

"Saya tahu," Seungmin menoleh ke arah sang dosen. "Orang tua Bapak, telah melakukan banyak hal yang membuat Micha menderita. Tetapi jangan lupa untuk selamatkan diri Bapak juga. Soal Micha dan keluarganya, serahkan pada saya,"

"Terima kasih banyak, Seungmin. Saya percaya sama kamu," kata Minho lagi dengan nada sendu.

"Tentu saja, karena apa pun yang terjadi, keselamatan Micha dan keluarganya jauh lebih penting."





































Annyeonghaseyo Yeorobun semua, apa kabarnya hari ini? Grow Up double update nih, guys! Pasti senang, bukan? Eits, bagi yang belum baca chapter sebelumnya, dibaca dulu, ya! 🤗🤗🤗

Bagaimana konfliknya, apa menurut Yeorobun masih belum greget? Tenang saja, Fiya akan membawa yang lebih greget lagi! Sejujurnya seperti biasa, Fiya kurang percaya diri jika membuat konflik, karena takut kurang memuaskan. 🥺🥺🥺

Apakah selanjutnya yang akan terjadi? Menurut Yeorobun, apakah Micha, Minho, dan Seungmin akan selamat? Lalu, bagaimana respon Micha jika ia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi? Hm ... Pasti penasaran, bukan? Hayo, ngaku! 😆😆😆

Oh iya, satu lagi! Yeorobun mendukung tim yang mana, nih? Micha bersama dengan Minho, atau Micha bersama dengan Seungmin? Berikan komentarnya, ya, karena jawaban Yeorobun juga menentukan ending dari cerita ini, serta nasib mereka bertiga beserta dua keluarga yang terlibat konflik ini! 😁😁😁

Anyway, nama timnya adalah tim Chaho (Micha-Minho) dan SeungCha (Seungmin-Micha). Fiya suka nama timnya karena lucu banget, ehe! 😙😙😙

So, Happy Reading! Stay healthy, stay safe, take care, keep fighting, and keep strong buat Yeorobun semua! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian agar Fiya semakin semangat melanjutkan ceritanya!^^ 💜💜💜🌌🌌🌌

Bonus :

Ini Lee Know waktu lagi konser. Ganteng banget, ya. 😭💚💚💚

[Date : 16 Jul 2022].
[3303 Words].

Continue Reading

You'll Also Like

822K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
3.8K 465 12
congratulations, you've broke my heart, Kim Seungmin...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...