SHITLOVE

By itsniamrk

1.2K 651 3.9K

"Jangan pernah berharap lebih dari gua, lo itu cuma pelarian." Start : 29, Juni 2022 Finish : - Highest rank... More

00. Awal
01. Tidak sesuai harapan
02. Pura -pura peduli
03. Kecewa
04. Berhenti berjuang
05. Kedatangan Ethan
06. Putus?
08. Hampa tanpa kehadirannya

07. Mulai menyadari kesalahan

61 31 274
By itsniamrk

"Jangan berjanji, karena aku mudah percaya dan kecewa."

--Starla--

Kini Starla sedang menatap langit-langit kamarnya, sejak tadi pagi perdebatan Mark dan dirinya di taman membuat hatinya sangat bimbang dengan keputusan Mark. Ia sudah memutuskan untuk putus dari Mark, namun laki-laki itu tidak membiarkan dirinya jauh darinya, sementara ia ingin sekali segera menghindar dari laki-laki itu agar bisa menjaga hatinya walaupun ia masih sedikit ragu untuk menjaga jarak dari Mark.

"Mau sampai kapan lo mainin gue, Mark?!" batinnya. Starla tertawa hambar karena kembali mengingat ucapan Mark pagi tadi.

Flashback on

"Gua nggak akan pernah putusin lo!"

"Lo tetep pacar gua."

Starla tersenyum sinis sembari meremas kerah kemeja Mark. Matanya yang masih setia menatap setiap inci wajah Mark yang membuat hatinya melemah dan tak lupa juga jantungnya selalu berdebar setiap kali ia bertatapan dengan Mark.

"Apa alasan lo nggak mau putusin gue?! jujur gue capek di mainin sama lo Mark!!

"Lo itu egois Mark!! gue bener-bener kecewa sama lo."

"Maaf" lirih Mark. Lalu membawa Starla ke dalam dekapannya, ia mengusap pelan puncak kepala gadisnya, entah mengapa hatinya berdebar saat memeluk Starla, apa mungkin karena baru pertama kalinya ia memeluk Starla seperti ini.

Starla hanya bisa diam mendengar ucapan permintaan maaf Mark, entah mengapa pelukan yang Mark berikan untuknya tiba-tiba membuat hatinya menghangat dan tak ingin rasanya melepas pelukan itu, ia memutuskan untuk membalas pelukan Mark, dan menenggelamkan wajahnya di leher lelaki di hadapanya.

"Gua nggak bisa kasih tau alasannya, karena lo dan Clara sama-sama berati buat gua," batinnya.

Flashback end

"I tried to let you go, Mark. But it's very hard for me, because I will always love you and continue to love you forever." batin Starla, sembari tersenyum tipis lalu ia kembali menatap langit kamarnya.

Cklek

Pintu kamar Starla terbuka, terlihat seorang laki-laki sedang berdiri di ambang pintu sembari membawa nampan yang berisikan makanan untuk Starla. Lalu laki-laki itu berjalan dengan santainya ke arah Starla dan menaruh nampan itu di atas meja.

"Abang ngapain sih bawain adek makanan?! kan gue bisa ambil sendiri, jadi lo ngga usah repot-repot ke atas bawa makanan ke kamar gue," kata Starla.

"Tau aja lo, gue emang repot bawa makanan ke kamar lo! Karena gue abang yang baik, jadi gue bawain lo makanan ke kamar, dari pada lo mati kelaparan kan bahaya." kata Satya dengan muka julidnya.

"Dih, muka lo julid banget. pantesan cewe-cewe dikampus lo pada takut sama lo bang." sindir Starla.

"Gausah sok tau lo, nyet! dari pada lo, ngegalauin yang nggak pasti tapi ujung-ujungnya nyari penyakit buat hati lo sendiri." balas Satya tak mau kalah julid.

Starla menghela nafasnya, ucapan abangnya itu memang benar, seharusnya ia berusaha move on dari Mark dan menjaga jarak dari lelaki itu, dan bukan malah memikirkannya.

"Kalo dia masih nyakitin lo, abang minta tolong jauhin dia sebelum abang buat perhitungan sama orangnya." kata Satya. membuat Starla menatap serius abangnya.

"Gue udah berusaha buat menjauh dari dia bang, tapi hati gue itu menolak ngga bisa jauh dari dia."

Satya yang mendengar itu pun hanya memutar bola matanya malas, entah mengapa akhir-akhir ini adiknya sangat bucin. Ia jadi penasaran dengan laki-laki yang membuat adiknya itu susah move on seperti ini.

"Intinya lo harus jaga jarak dari dia dulu, biar hati lo engga sakit lagi,"

"Lo itu adek kesayangan gue, dan gue engga bisa liat lo sedih atau pun rapuh karena satu cowok yang engga bisa ngehargain perjuangan lo."

"Andai gue tau siapa cowok itu, gue engga segan-segan bakal tonjok mukanya langsung, karena berani nyakitin adek gue yang lucu ini." kata Satya sembari mencubit gemas pipi Starla, ia hanya ingin menghibur Starla agar adiknya itu kembali tersenyum.

Namun tanpa Satya duga ia berhasil membuat adiknya itu kembali tersenyum walaupun tidak terlalu jelas, tapi ia bisa melihat Starla hanya tersenyum tipis.

"Gausah ikut campur deh lo, gue bisa selesain sendiri." kata Starla menyakinkan abangnya. untung saja abangnya itu tidak mengenali Mark, jika itu sampai terjadi pasti ia akan di larang bertemu dengan Mark lagi.

"Iyaa deh adikku sayang." kata Satya, namun terdengar geli dimata Starla. Lalu Starla mendorong Satya sampai di ambang pintu dan menyuruh abangnya itu keluar dari kamarnya.

"Gue mau tidur, lo mending balik ke kamar lo, bang" kata Starla menyuruh Satya pergi.

"Loh,,, kenapa?? gue mas----"

"Gue tau lo pasti mau ngerusuh di kamar gue dan berantakin semua barang-barang gue kan??!! jadi gue nggak bisa biarin lo lama-lama di kamar gue, wleee." kata Starla dengan tampang julidnya sembari mejulurkan lidahnya, kemudian menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan berhasil membuat Satya kesal.

"Untung lo adek gue, kalau nggak udah dari dulu gue usir lo dari rumah." pekik Satya kesal lalu menendang pintu kamar Starla sampai membuat kakinya merasakan sakit karena ulahnya sendiri.

"WOI YANG DI LUAR, TOLONG DENGERIN BAIK-BAIK. JANGAN LUAPKAN EMOSI LO SAMA PINTU GUE!! KALO PINTU GUE RUSAK, LO MAU BELIIN YANG BARU BANG?!

"Bacot banget lo bocah," cibir Satya lalu pergi ke kamarnya.

---o0o---

Seorang laki-laki tengah bersandar pada sofa miliknya, matanya yang setia menatap langit-langit kamarnya. Entah ada apa dengan perasaannya saat ini yang tiba-tiba merasa bersalah karena telah mempermainkan hati seorang perempuan. dan bodohnya ia baru menyadari kesalahannya sekarang.

Rasa bersalah terus terlitas di pikirannya, ia ingin merubah sikapnya dan memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan kepada Starla. Namun apa Starla bisa menerimanya kembali?

"Andai gua bukan orang yang brengsek dan waktu bisa terulang kembali, gua pasti nggak akan pernah nyakitin perempuan yang tulus dan sebaik diri lo, Star."

"Gua ingin berubah dan memperbaiki semuanya, apa lo bisa kasih gua kesempatan?"

Laki-laki itu menghela nafasnya, saat ini pikirannya sangat gelisah dan kacau, andai saja Bundanya berada di sampingnya saat ini, rasanya ia ingin sekali mengungkapkan keluh kesahnya kepada Bundanya, namun jarak sangat jahat kepada dirinya yang membuat ia tidak bisa bertemu dengan Bundanya karena larangan dari Papanya.

Mark melirik ke arah sampingnya, lalu tersenyum tipis, karena melihat alat musik yang selalu menemaninya setiap malam. Biasanya jika pikirannya sedang bersedih, maka ia akan menuangkan semua unek-eneknya itu pada sebuah lagu.

Perlahan ia memetik senar gitar dengan tangannya, entah mengapa wajah Starla jadi terbayang-bayang dipikirannya, lalu ia kembali memetik senar gitar tersebut dan menyeimbangi iramanya.

Jreng!!

When you hurt under the surface
Like troubled water running cold
Well, time can heal, but this won't

So, before you go
Was there something I could've said
To make your heart beat better?
If only I'd have known you had a storm to weather

So, before you go
Was there something I could've said
To make it all stop hurting?
It kills me how your mind can make you feel so worthless

So, before you go
Would we be better off by now
If I'd let my walls come down?
Maybe, I guess we'll never know
You know, you know

Before you go
Was there something I could've said
To make your heart beat better?
If only I'd have known you had a
storm to weather

Mark berhenti memainkan gitarnya, lalu menaruh gitar itu pada tempatnya. Ketika ia ingin beranjak dari duduknya, namun tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok!!

Kemudian ia berjalan dan membuka pintu kamarnya, terlihat Ethan sedang berdiri di depan kamarnya dengan membawa selimut di tangannya.

"Mau apa lo?"

"Gue mau numpang tidur bang," balas ethan lalu menyelonong masuk ke kamar Mark tanpa seizin dari laki-laki itu.

"Heh! Enak aja lo nyet!"

"Buruan balik lagi ke kamar lo" seru Mark. Namun Ethan sudah duduk di atas ranjang dengan badannya yang sudah berbelit selimut.

"Yaelah bang, numpang bentar doang."

"Gue cuma takut besok telat masuk sekolah, karena nggak ada yang bangunin." kata Ethan

"Biasanya gue sering dibangunin Bunda, karena Bunda nggak ada jadi gue minta tolong sama lo bang." lanjutnya

"Ck, nyusahin lo, than!" Mark berdecak. lalu ia mengambil selimut dan bantalnya. kemudian ia berjalan menuju sofa, ia tak ingin satu ranjang dengan Ethan, karena menurut pengalamannya Ethan sering mengambil seisi tempat tiidurnya dan membuat ia sering jatuh dari kasurnya karena itulah ia tak ingin satu ranjang dengan Ethan lagi.

Mark merebahkan badannya di sofa lalu menarik selimutnya, entah mengapa ia sangat lelah dengan pikirannya. ia memutuskan untuk memejamkan matanya lalu menuju ke alam mimpi.

Satya Abimana Wiliam

Btw si mark udah mulai sadar tuh🤣 Aku mau jadiin mark sadboy kira" ada yang dukung ngga??😭🤣

Nih aku udh spill papanya Mark

Haris Ganendra

Yang udah masukin book ini ke list reading nya, jangan lupa di follow juga akunnya^^

See you next part❤️❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

51.7K 454 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
318K 24.1K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
56.4K 8.7K 55
Rahasia dibalik semuanya
1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...