Pendekar Teyvat | GENSHIN IMP...

By Leeva2888

17.2K 1.7K 156

~~Cerita seorang peri yang terdampar di dunia lain~~ - - - - - - - - - - Genshin Impact © Mihoyo Sword Art On... More

~~~Coming Soon and Note~~~
~~Ch.1
~~Ch.2
~~Ch.3
~~Ch.4
~~Ch.5
~~Ch.6
~~Ch.7
~~Ch.8
~~Ch.9
~~Ch.10
~~Gambar~~
~~Ch.11
~~Ch.12
~~Ch.13
~~Ch.14
~~Ch.15
~~Ch.16
~~Ch.17
~~Ch.18
~~Ch.19
~~Ch.20
~~Ch.21
~~Ch.22
~~Ch.23
~~Ch.24
~~Ch.25
~~Gambar 2~~
~~Ch.26
~~Ch.27
~~Ch.28
~~Ch.30
~~Ch.31
~~Gambar 3~~
~~Ch.32
~~Ch.33
~~Ch.34
~~Ch.35
~~Ch.36
~~Gambar 4~~
~~Ch.37
~~Ch.38
~~Ch.39
~~Gambar 5~~
~~Ch.40
~~Ch.41
~~Ch.42
~~Ch.43
~~Ch.44
//One Piece Fanfic//
~~Ch.45
~~Ch. 46
~~Gambar 6~~
~~Ch. 47 [Aether & Yuuki POV]
~~Ch. 48

~~Ch.29

245 30 3
By Leeva2888

Mereka pergi ke Jade Chamber setelah membuat camilan hasil dari mimpi Paimon yang selalu konek kalau soal makanan.

Disana mereka di sambut oleh Ningguang dan dijamu. Sebelum pergi, mereka boleh membawa hadiah dari Jade Chamber tersebut dan memilih untuk mengambil kertas dari dinding legendaris seperti dalam cerita si pendongeng.

Banyak yang menginginkan kertas dari dinding legendaris, walaupun cuma seucil jari. Bayangkan berapa penghasilan mereka bila menjual sebuah kertas utuh. Mereka bisa foya-foya hingga mampus.

Di kertas yang paling besar terdapat sebuah peta yang dilingkari tinta merah. Awalnya dikira sebuah peta harta karun, namun ternyata itu adalah hasil dari mata-mata Qixing yang menemukan penelitian Fatui terhadap Jimat Tanpa Batas. Mereka memutuskan untuk menyelidiki juga penelitian Fatui sambil membawa peta tersebut.

Sesampainya disana mereka menemukan Jimat Tanpa Batas yang jumlahnya banyak, diduganya Fatui berusaha untuk meniru fungsi jimat-jimat tersebut.

Setelahnya mereka pergi ke Dihua Marsh sesuai dengan janji mereka dengan Zhongli. Mereka pergi mencari Glaze Lily yang paling banyak tumbuh disana. Glaze Lily adalah bunga yang suka mendengarkan nyanyian, dengan begitu bunga tersebut akan semakin harum.

Namun mereka malah harus bertarung dengan tanaman-tanaman liar yang mereka kira Glaze Lily. Di saat bersamaan, mereka bertemu Ganyu yang sedang menikmati keindahan alam.

Ganyu adalah manusia setengah adeptus, itulah mengapa ia memiliki sepasang tanduk. Ia pun membantu mereka untuk mencari Glaze Lily.

Saat kembali ke Liyue, terlihat tentara Millelith dan beberapa orang dari Fatui. Disini Zhongli meminta identitas mereka dijadikan perantara kedua belah pihak.

Mereka mencari sekering, atau Childe di Golden House. Begitu masuk ke dalam bangunan besar tersebut, mereka disambut dengan lautan Mora dan tubuh Exuvia terpajang di seberang ruangan. Paimon yang mata duitan langsung kesenangan begitu melihat pemandangan tersebut.

(Ceritanya kepanjangan, pen langsung ke scene bergelud dengan si badut)

"Wah! Jadi ini Golden House?!"-Paimon.

Seru Paimon dan melayang masuk lebih dalam.

"Luarnya sudah megah, pas masuk ke dalam lebih megah lagi! Terus banyak Mora dimana-mana! Disinilah seluruh Mora di Teyvat dicetak."-Paimon.

Paimon memasang pose berpikir.

"Kalau Paimon ambil sedikit, mungkin tidak akan ada yang sadar."-Paimon.

Gumamnya dan menghampiri segunung besar Mora untuk mencomot satu.

"Jangan sentuh itu. Nanti kita kualat. Juga jika semudah itu mencurinya, tempat ini pasti sudah kosong."-Aether.

Paimon langsung mengurungkan niatnya untuk mengambil Mora tersebut.

"Oh, ada jebakan rupanya! Untung saja kau mengingatkan Paimon. Meskipun tidak bisa menyentuhnya, tidak apa melihatnya lebih dekat kan?"-Paimon.

Yuuki geleng-geleng dengan perilaku Paimon.

"Atau kalau bisa tiduran di tumpukan Mora, mimpi yang menjadi kenyataan!"-Paimon.

"Sebaiknya kita memeriksa Exuvia terlebih dahulu. Aku merasa ada yang aneh dengan tempat ini."-Yuuki.

'Tempat ini terlalu sepi....'-Yuuki.

Dari awal Yuuki sudah curiga dan sesekali memicingkan mata pada beberapa Millelith yang tergeletak pingsan di lantai. Seperti ada yang telah membuat mereka begitu.

Mereka mendekati tubuh 'Rex Lapis' dan sebuah suara tak asing.

"Kau sudah memenuhi tugasmu sebagai pemandu, tapi kenapa masih disini? Belum kekacauan yang kalian lihat hari ini?"-Childe.

Mereka berbalik mendapati Childe berjalan menghampiri.

"Jika kalian adalah seorang Fatui, kau akan mendapatkan imbalan besar dari Tsaritsa sendiri. Tapi sayangnya kau bukan siapa-siapa."-Childe.

"Kenapa kau bisa berada disini?"-Aether.

Tanya Aether dengan perasaan waspada.

"Harus mulai darimana ya? Sebenarnya aku bukan orang yang menempuh perjalanan panjang. Tetapi aneh saja dewa Geo musnah begitu saja waktu aku sampai di Liyue dan Exuvia disembunyikan. Jika bukan karena Upacara Penurunan tadi, akan sulit sekali mendapatkan informasi."-Childe.

Childe menyeringai.

"Menghentikan percetakan Mora dan menyembunyikan Exuvia. Qixing benar-benar serius kali ini."-Childe.

"A-apa kau benar-benar berpikir akan menemukan Gnosis dalam Exuvia?"-Paimon.

"Sebagai seorang Fatui, sudah menjadi kewajibanku untuk melihat keinginan Tsaritsa terpenuhi. Apa yang ratu inginkan, aku aku dapatkan untuknya."-Childe.

"Aku tak akan membiarkannya. Aku tak akan membiarkanmu mendekati Exuvia."-Aether.

"Pertanyaannya bukan siapa yang mengizinkanku, tetapi siapa yang menghentikanku. Kita bisa menikmati suatu hal, sebuah pertarungan."-Childe.

"Pertarungan? Kau itu tipe yang suka mencari keributan ya?"-Yuuki.

Childe tertawa.

"Begitulah."-Childe.

Ia melanjutkan dan tidak melepaskan pandangannya dari Yuuki.

"Di Monstandt, Signora menyinggung para Dewa di luar katedral. Dia dengan cepat meninggalkan tempat kejadian begitu misinya gagal."-Childe.

Ia menatap ke bawah.

"Tidak disangka, seseorang dapat membuatnya bertekuk lutut dan merampas Gnosis dari genggamannya."-Childe.

Perlahan ia mengangkat kepalanya memperlihatkan seringainya lebih lebar dan sepasang mata birunya yang kosong tak bercahaya.

"Kau membuatku tertarik dan sejak saat itu aku sangat tidak sabar untuk bertemu denganmu secara langsung. Konno Yuuki..."-Childe.

Yuuki terlihat tidak gentar tapi ia sedikit bergidik dengan suara Childe yang pelan saat menyebut namanya, seperti ada hawa dingin yang menerpa hingga ke dalam tulang.

Orang yang di depannya sangat berbeda dengan orang-orang yang ia kalahkan dalam tantangan, Childe memiliki nafsu bertarung yang kuat.

Aether merentangkan satu tangannya di depan Yuuki dan menatap tajam ke arah Childe.

"Dia tidak akan bertarung denganmu."-Aether.

"Kami juga tidak akan membiarkan kejadian di Monstandt terulang kembali!"-Paimon.

Lanjut Paimon.

"Ah, begitu ya. Mau bagaimana lagi. Dengan kata lain kau ingin menggantikan posisinya, pengembara. Jangan khawatir, aku hanya akan bermain-main denganmu untuk merasakan sensasi pertempuran. Kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku, jadi nikmati saja pertarungannya sepertiku ya?"-Childe.

Yuuki menggeleng cepat dan menggenggam lengan Aether yang berada di depannya.

"Dame, Aether. Jangan lakukan, biar aku saja yang melawannya. Aku tidak mau melihatmu terlu-"-Yuuki.

"Aku juga tidak ingin melihatmu memenuhi nafsu orang itu. Aku akan baik-baik saja, dia terlalu meremehkan kemampuanku."-Aether.

Aether menaruh tangan Yuuki yang menggenggam lengannya dan tersenyum lembut.

"Apapun yang terjadi jangan bertarung dengannya, ya. Percayalah padaku. "-Aether.

Childe merasa jijik dengan pemandangan di depannya, meski begitu ia tetap tertawa.

"Segitunya ingin melindungi gadismu kau rela bertarung demi dia ya! Aku salut padamu, Aether. Baiklah, kau juga ingin bermain juga kan? Jangan mengecewakanku!"-Childe.

Mereka berdiri di tengah-tengah ruangan. Aether yang melancarkan serangan pertama dengan pedangnya, Childe menembakinya dengan busur air dengan cara yang cukup unik kalau menurut Yuuki.

Giliran tombak air yang ia gunakan. Gerakannya cukup gesit saat ia mengayunkan tombak, Aether saja sampai kewalahan hingga ujung benda tersebut menyayat pipinya.

Childe lalu menyelimuti dirinya, seluruh pakaiannya berubah berwarna gelap, wajahnya tertutupi dengan topeng dan elemen Hydronya menghilang digantikan dengan sengatan ungu elemen Electro. Ia juga menjadi semakin cepat, hampir setiap serangannya tidak dapat di hindari Aether.

Yuuki yang hanya bisa menonton pertarungan itu sedang mati-matian menahan diri dari menghunuskan pedangnya dan terjun ke arena untuk menggantikan Aether yang kini sudah mulai kelelahan. Partnernya sudah berpesan untuk jangan bertarung.

Aether terlempar ke arahnya dan ditangkap oleh gadis itu. Childe berjalan ke arah mereka, menyatukan pedang gandanya kembali menjadi tombak electro.

"Lumayan, ilmu pedangmu cukup mengesankan. Tapi hanya itu yang akan kau dapatkan!"-Childe.

Childe berniat menusuk Aether, tapi ia menahan menggunakan elemen Anemonya. Pemuda pirang itu mengaktifkan elemen Geo pada dirinya, mendorong psikopat itu menjauh.

Sang Fatui tidak ada saat kabut asap memudar dan hanya ada tombaknya tertancap di lantai bersama sisa elemen Geo milik Aether.

Tau-tau Childe sudah berada di depan Exuvia, tepatnya di area dadanya.

"Kau hanya mempermainkan kami untuk mendekati Exuvia!"-Paimon.

"Tenanglah. Berhentilah bertingkah seperti orang baru polos."-Childe.

Aether baru saja ingin menghentikan Childe dari mengambil Gnosis Rex Lapis tapi Yuuki menahannya. Ia menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.

"Nanti dulu."-Yuuki.

Ucapnya, tapi Aether masih belum paham maksudnya. Begitu Childe menarik tangannya yang tenggelam di dada Exuvia, Ia mendapati Gnosis tidak ada dalam genggamannya.

Tertawa layaknya orang jahat, Ia beralih ke tiga pengelana.

"Ternyata begitu. Sangat tidak disangka. Kalian... kalian telah mendahuluiku!"-Childe.

Tiba-tiba saja ia sudah berada di tengah ruangan. Air dan listrik bersatu dengan dirinya. Membuatnya bertransformasi ke wujud yang lebih besar. Childe menarik tombak electronya yang tertancap.

"Tidak buruk. Tapi kau harus menerima akibatnya!"-Childe.

Seketika saat tombak tersebut kembali ditancapkan, lantainya runtuh membuat Aether dan Paimon terjatuh, tapi Yuuki sudah menghindar dan terbang dengan sayapnya.

Di dasar Golden House, mereka menyingkirkan sisa bebatuan yang menimpa merek tadi, di saat bersamaan Childe melayang turun dengan aura membunuh yang kuat.

"Jadi kau berhasil lebih dulu mengambil Gnosisnya kan?! Apa kau bergerak sedikit lebih cepat? Atau kau sengaja memberikan informasi Golden House kepadaku?"-Childe.

Childe menunjuk Aether dengan senjatanya.

"Tidak masalah. Serahkan Gnosisnya kepadaku. Sekarang. Jangan membuatku mengambilnya dengan paksa."-Childe.

"Tidak, kami tidak mengambilnya!"-Paimon

Paimon menyangkal dugaan Childe selagi Aether menghunuskan pedangnya.

"Berhenti!"-Yuuki.

Semuanya langsung terdiam saat Yuuki melayang ke bawah dan berhenti tepat di antara mereka. Ia membelakangi Aether dan menghadap Childe.

Si Fatui memasang wajah terkejut di balik topengnya, tak lama kemudian tertawa.

"Akhirnya kau menunjukkan wujud aslimu. Tidak kusangka, kau ternyata bisa terbang. Pantas saja kau tidak jatuh seperti teman-temanmu."-Childe.

"Sou da. Dengan begini jadi pertarungan seimbang bukan? Kita sama-sama tidak menginjakkan kaki di atas tanah."-Yuuki.

Gadis itu menoleh kebelakang menatap si pemuda pirang yang menyiratkan tatapan seolah memintanya untuk tidak bertarung.

"Aku tidak berjanji untuk tidak bertarung, aku sendiri sudah tidak bisa menahan diri."-Yuuki.

Yuuki menarik pedangnya yang sendari tadi gatal ingin ia keluarkan dan menunjuk Childe.

"Saatnya kita selesaikan ini. Kau menginginkan pertarungan kan? Akan kuladeni sesuai keinginanmu."-Yuuki.

Childe terkekeh.

"Ii ne Inilah yang yang kutunggu-tunggu!"-Childe.

Childe melesat cepat ke arah Yuuki membuat tombak dan pedang mereka yang beradu menimbulkan bunyi yang cukup keras dan tekanan yang cukup kuat.

Paimon menutup kedua telinganya menghindari dengungan senjata dari merusak gendang telinganya dan Aether menyembunyikan wajahnya dengan kedua lengan dari debu yang beterbangan.

Selagi senjata saling mendorong, mereka sama sekali tidak memalingkan mata dari satu sama lain.

Yuuki berteriak selagi mendorong Childe sekuat tenaga. Seluruh ruangan dipenuhi suara decitan senjata dari pertarungan mereka.

Childe sedikit dibuat kewalahan oleh Yuuki yang gesit dan lincah, serangannya selalu dihindari dan ditepis dengan mudah oleh gadis itu dan sebaliknya beberapa kali ia yang selalu terkena tebasan sana sini.

'Cepat sekali! Aku tidak bisa menyamai gerakannya! Bukan karena bantuan Vision, kegesitannya sudah sangat alami! Dia....dia lebih dari apa yang Signora katakan!'-Childe.

"HAAAAAAAAAA!"-Yuuki.

Sinar ingin keluar dari pedang Yuuki dan Ia melancarkan serang terakhirnya.

Tubuh Childe terpental dan menabrak dinding, topengnya hancur menampakan separuh wajahnya.

"Akh!"-Childe.

Ia terjatuh ke lantai yang dingin dengan wujudnya kembali seperti semula.

Yuuki terengah-engah memandangi lawannya yang telah kalah sejenak sebelum mendarat. Ia terduduk begitu menapaki lantai dan diam untuk menetralkan detak jantungnya. Pedang obsidian Ia biarkan tergeletak di sebelahnya.

'Tidak buruk...'-Yuuki.

"Yuuki!"-Aether.

Aether dan Paimon menghampiri gadis itu dan berjongkok di sebelahnya.

"Kau baik-baik saja? Ada yang sakit?"-Aether.

Yuuki menggeleng dan tersenyum.

"Tidak ada."-Yuuki.

Dari kejauhan, Childe sudah bangkit dari pingsannya. Melangkahi beberapa serpihan batu yang menghalangi.

"Kau....jauh lebih kuat dari....yang aku bayangkan. Tidak heran....Signora- akh! Ugh.....!"-Childe.

Badannya terasa sakit semua, membuatnya terjatuh ke lantai dengan keadaan berlutut.

"Gila.....efek seranganmu sakit sekali....uhuk..."-Childe.

Yuuki  juga masih sedikit merasa sakit.

"Kalau aku bersikap lembut dalam pertarungan, kau pasti tidak akan menerimanya."-Yuuki.

Childe tertawa.

"Betul juga. Akh...aku harus tenang. Foul Legacy Raging-Tide tadi benar-benar membebaniku, ditambah serangan darimu itu. Sehingga aku tidak punya waktu untuk berhenti dan berpikir. Bagaimana pun, bukan kalian yang mengambil Gnosisnya. Karena tidak ada hubungannya dengan kalian."-Childe.

"Ya makanya itu kami sudah bilang dari awal!"-Paimon.

Childe berdiri dan membersihkan sisa debu dari pakaiannya.

"Ojou-chan, kekuatanmu lebih kuat dibandingkan pengamatan Signora. Bagaimana bisa begitu?"-Childe.

Yuuki tidak menjawabnya dan hanya terdiam.

"Melihat wajahmu, kau sudah tahu jawabannya bukan? Tapi itu bukan rahasia yang bisa diberitahu kepadaku, sepertinya aku harus menahan rasa penasaranku. Untuk pertarungan tadi aku ucapkan terima kasih. Aku merasa puas. Tapi sayangnya aku harus mengakhiri percakapan ini dan kembali pada tugas utamaku. Jika Gnosis tidak ada di Exuvia, bukankan itu hanyalah sebuah pengalihan?"-Childe.

Yuuki berdiri.

"Maa, itu karena sejak awal Rex Lapis tidak pernah terbunuh."-Yuuki.

"A-apa maksudmu?!"-Paimon.

"Yang ingin dia katakan adalah Rex Lapis yang asli masih berada di luar sana. Dia sama sekali tidak mati."-Aether.

"Takutnya begitu. Hm...sungguh menarik."-Childe.

Ia bertepuk tangan. Childe memiliki sebuah rencana untuk membangunkan seorang penguasa Vortex, Osial. Seorang Dewa yang dikalahkan Morax dahulunya. Itu adalah motif memancing keluar Morax untuk melindungi Liyue yang tidak memiliki perlindungan saat ini.

Lalu Childe menunjukan Jimat Tanpa Batas hasil penelitian Fatui, dan jimat yang ada pada mereka juga hasil penelitian.

Langit di luar tiba-tiba saja menggelap, angin berkecamuk dan lautan menjadi ganas. Sesosok yang besar berenang menuju Liyue. Angin topan menggila bersatu dengan lautan. Childe tertawa jahat.

"Mari kita lihat kota yang kehilangan dewanya ditelan dalam kejahatan kuno sekali lagi! Tentu saja jika ingin tenggelam bersama orang-orang Liyue, silahkan saja dan nikmati pertunjukannya!"-Childe.

Childe melarikan diri meninggalkan ke tiga pengelana dalam Golden House.

Mereka berlari keluar melihat keadaan sudah semakin kacau.

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 341 5
• iseng membuka sebuah sebuah situs web,malah tak sengaja masuk ke dunia lain!! • " apakah ini pantas di sebut keberuntungan? " - [name] - ꧁ˢᵒˡᵒ ˡᵉᵛᵉ...
OTOUTOU By Hualy

Fanfiction

13.5K 1.7K 10
Bagaimana rasanya menjadi kakak seorang Mikey, atau Baji Keisuke? Bahkan kakak dari si tukang ngep― maksudnya si pencinta uang, Kokonoi Hajime? Ikuti...
236K 35.4K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
13.1K 1.6K 31
Mayad? Maaf aja ya, kita semua di dunia ini, di sini itu cuma calon mayad semua Jadi jangan pada sombong:)