"Aku menyesal telah mengabaikanmu, maukah kamu memaafkan dan kembali lagi padaku?"
--Mark--
"Mungkin kata maaf tidak akan cukup menyembuhkan lukaku, tapi hanya itu yang bisa kuberikan untuk mempertahankan mu."
--Starla--
Pada pagi harinya seperti biasa Starla akan ke kelas Mark untuk mengembalikan buku tugas Mark yang dia kerjakan kemarin. Namun tak di sangka orang yang dia cari sudah ada di hadapannya dengan seorang gadis yang sangat dia kenal. Mereka berdua sedang bercanda ria dan berpelukan mesra di hadapannya Starla dan gadis yang sedang bersama Mark itu adalah sahabatnya sendiri.
Starla tidak bisa berkata - kata bahwa saat ini dia sangat cemburu pada Mark, hatinya rasanya sakit jika melihat mereka berduaan seperti memiliki hubungan yang tidak Starla ketahui. Ketika Starla ingin mundur dan mengurung niatnya untuk mengembalikan buku Mark, saat itu juga Mark melihat dirinya dan tiba - tiba langsung memangil namanya, Starla pun menoleh ke arah Mark dengan tatapan teduh.
"Star, lo kenapa tiba-tiba pergi gitu aja tanpa nyamperin gue?" tanya Mark.
"Gu-gue cuman lewat doang," elak Starla "ohiya ini buku lo, tugas - tugas lo udah gue kerjain juga." kata Starla, lalu memberikan buku itu pada Mark, kemudian Mark pun mengambil bukunya dan melihat tugas yang Starla kerjakan, dia kagum dengan Starla karena berhasil menyelesaikan soal - soal yang sulit bahkan dia sendiri pun tidak bisa menyelesaikannya.
"Oke, thanks ya Star." kata Mark, namun Starla hanya bisa diam tanpa membalas ucapan Mark, dia masih cemburu saat ini apalagi gadis yang ada di samping Mark sedang memeluk lengan Mark membuat hatinya terbakar saja.
"Btw Star, gue sama Mark itu seka––––" Mark membungkam mulut Clara karena hampir saja membongkar rahasia mereka berdua.
"Gue antar lo ke kelas ya, Star?" tawar Mark.
"Ga perlu, gue bisa sendiri."
Starla lalu meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju kelas.
"Mau sampai kapan lo rahasiain ini ke Starla, Mark? "Kita udah pacaran selama dua bulan dan lo ga ada umumin ke seluruh sekolah kalo kita udah officiall, termasuk ke Starla!"
"Dan gue yakin banget, dia pasti cemburu tuh, ngeliat lo lagi berduaan sama gue." kata Clara sedikit terkekeh melihat Starla kena api cemburu.
"Gue gamau sampai Starla tau hubungan kita," tekan Mark, entah mengapa dia tidak ingin sampai kehilangan Starla karena satu hal.
Clara menatap mark karena tidak percaya dengan ucapan laki-laki itu. "Kenapa Mark?! Lo gak main - main kan sama gue?!" desak Clara.
"Gue gak pernah main - main sama lo Clar, lo itu satu - satunya perempuan di hati gue. Dan soal Starla, dia cuma pelarian gue doang gak lebih." jelas Mark membuat Clara tersenyum senang.
"Jujur gue sebagai sahabatnya Starla, kasihan sama dia karena harus suka sama cowok yang gak akan pernah bisa balas perasaannya."
"Tapi gue lebih gak rela lagi kalo lo di ambil gitu aja sama, Starla." tekan Clara.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tak sengaja mendengar perkataan mereka berdua, gadis itu yang tadinya ingin ke kelas namun tiba-tiba mengurung niatnya karena penasaran dengan rahasia apa yang ada di antara Mark dan Clara.
Mungkin yang dia dengar dari Mark saat ini adalah kebenaran, Mark hanya menganggap dirinya sebagai pelariannya saja, dia sadar karena harus jatuh cinta pada cowok yang tidak akan pernah bisa balas perasaannya. Seharusnya dia tidak mendengar ucapan Mark tadi, karena ujung-ujungnya dia menyari penyakit untuk hatinya. Saat ini Starla sangat sedih dan kesal dengan perasaannya, mengapa dia harus jatuh cinta dengan lelaki yang tidak bisa sama sekali menganggap dirinya.
Dengan perasaan kecewa, Starla lalu berlari menuju taman belakang sekolah hanya untuk mencari ketenangan untuk hatinya, dia akan meluapkan rasa kekecewaannya selama ini dan memendam perasaannya sendiri.
---o0o---
"COWOK BRENGSEKK!!"
"BANGSAT!!"
"GUE KECEWA SAMA LO MARK!!"
"MUSNAH AJA LO SANA!!"
Begitulah umpatan Starla untuk Mark, saat ini dirinya benar - benar kecewa dengan Mark, hatinya hancur karena satu laki - laki yang ia kagumi selama ini. Andai saja dia tidak menerima syarat dari Mark hatinya tidak akan se sakit ini.
"Gue bener - bener kecewa sama lo, Mark hiks, "kenapa lo tega banget sih sama gue?! hiks, hiks." isak Starla sembari menatap langit.
"Sampai kapan pun gue gak bisa benci sama lo Mark, gue cuma kecawa sama lo dan semua kebohongan lo itu." gumam Starla.
"Gue udah sering ingetin lo, jangan nyari penyakit buat hati lo sendiri, Starla."
"Jangan mau di bodohi sama orang yang udah menyia-nyiakan lo, dan unjung - ujungnya lo juga yang nanggung rasa sakit sendiri."
Laki - laki itu memberikan saput tangannya pada Starla, lalu dia ikut duduk di samping Starla dan membenarkan sedikit rambut Starla yang berantakan.
Lalu Starla menerima saput tangan dari Jaefran, entah sejak kapan lelaki di sampingnya ini berada di taman.
"Lo ngapain bisa ada di taman?" tanya Starla sembari mengusap air matanya.
"Ya emang kenapa? Emang lo doang yang boleh ke taman belakang sekolah." sewot Jaefran.
"E-enggak sih, biasa aja kali lo gak usah sewot!"
"Lo lagi sedih ya?" tanya Jaefran yang melihat mata starla sembab.
"Ternyata lo bener jae, seharusnya gue gak usah perjuangin dia dan ujung-ujungnya gue nyari penyakit sendiri buat hati gue."
"Gue hiks–––" isak Starla karena tidak kuat lagi melanjutkan ucapannya.
"Ssstt,,,udah gausah di lanjutin lagi, Star. Gue ngerti kok sama ke adaan lo sekarang." kata Jaefran berusaha mengusap air mata di pipi Starla.
"Jae, gue boleh peluk lo gak?"
Jaefran yang mendengar itu pun langsung menarik Starla ke dalam dekapannya. Ia mengusap puncak kepala Starla, entah mengapa hatinya ikut sedih jika Starla sedang menangis di dalam dekapannya.
"Mark jahat sama gue hiks."
"Gue kecewa sama dia, jae." kata Starla yang masih menangis di dalam pelukan Jaefran.
Jaefran melonggarkan pelukannya lalu menangkup kedua pipi Starla seraya mengusap air mata yang turun di pipi Starla.
"Gue mau lo gausah lagi perjuangin Mark, gue gak bisa liat sepupu gue nangis kek gini cuma karena cowok kek Mark." kata Jaefran meyakinkan Starla.
Starla tersenyum tipis lalu menatap dalam mata Jaefran. "Gue usahakan, tapi gue masih gak yakin sama perasaan gue jae."
Jaefran hanya menghela nafasnya kasar, dia jadi heran dengan Starla mengapa gadis itu masih bisa bertahan dengan sikap Mark selama ini.
Vibes jaefran kalo lagi sama starla😭😍💖💖