ARABELA STORY (END)

By Yantiiiii_

61.2K 6.1K 2.1K

Fhatur tersenyum menatap hijab Ara yang di terpa angin laut tangan lelaki itu dengan gesit menahan hijab Ara... More

1.NASGOR
2.PERJODOHAN
3.MOOD
4.FREE
5.PENGAJUAN NIKAH KANTOR
6.PEDANG PORA
7.PINDAH RUMAH DINAS
8.TAMU BULANAN
9.KEHIDUPAN BARU
10.SALTING
11.SENIOR JUNIOR
12.MASALALU
13.CERAI
14.TUGAS
15.SATGAS
16.MANDIRI
SKRIPSI
WISUDA
KEJUTAN
CUTI
LIBURAN
BROWNIES
RENANG
LIBANON
LAHIRAN
ENDING

ALLHAMDULILLAH

1.9K 183 18
By Yantiiiii_

Hai
Terimakasih sudah singgah
Jangan lupa vote komentnya
________

Fhatur yang baru saja sampai di rumah mengernyitkan dahinya heran kemana Ara kenapa gadis itu tak membalas salam atau membuka pintu.

Ia merogoh saku celananya terdapat kunci cadangan ia langsung membuka pintu berjalan tergesa masuk kedalam rumah mencari keberadaan Ara.

"Sayang" panggil Fhatur dengan raut wajah khawatir menatap Ara yang sudah tergeletak di lantai dengan wajah pucat nya

Lelaki itu langsung membopong Ara ke kasur king size dengan paniknya.

"Mas udah balik" bukannya menjawab pertanyaan Fhatur Ara justru bertanya balik

Fhatur menghela nafasnya sabar meraih Ara mendekat padanya di tatap nya wajah Ara dengan seksama

"Ke rumah sakit yah"

"Gak usah mas cuman pusing biasa"

"Tapi wajah kamu pucat,ayok kerumah sakit mas gak mau kamu kenapa-kenapa" lanjutnya memaksa

Ara lagi-lagi menggeleng pelan"gak mau Ara mau tiduran aja" ucapnya dengan lemah

Fhatur menarik nafasnya panjang"mas telpon mba Kirana aja kalau kamu gak mau ke rumah sakit"

Ara hanya menganggukan kepalanya lesu.Tangan Fhatur tak tinggal diam terus memijit kepala Ara pelan.

Tak butuh waktu lama mba Kirana dan Bang Rafa serta Caca tiba.

"Ara kenapa"? tanya Rafa dengan raut wajah panik

Fhatur mulai menjelaskan semuanya dimana ia pulang dari dinas sudah menemukan Ara terjatuh di lantai dengan wajah pucat nya.

"Kalian tunggu di luar biar mba periksa" ucap Kirana

Kedua lelaki itu mengangguk patuh memilih meninggalkan kamar.

"Aunty Ara sakit"tanya Caca dengan polosnya

Ara hanya tersenyum tipis"Aunty gapapa"

"Sudah yah Caca diam sekarang  ibu mau periksa Aunty"ucap Kirana

Caca langsung diam mengangguk polos.

Kirana mulai memeriksa keadaan Ara.

Senyum Kirana melebar setelah memeriksa keadaan Ara benar dugaannya.

"Bagaimana keadaan Ara mba"?tanya Fhatur yang sudah masuk kedalam kamar bersama Rafa.

"Umm gini Ara hanya kelelahan,dan selamat Ara sedang mengandung dua satu mingguan" lanjut Kirana tersenyum

"Mengandung" ulang Fhatur setengah tak percaya

Kirana lagi-lagi menganggukan kepalanya antusias

"Iyah Ara sedang mengandung selamat untuk kalian,di jaga yah ini titipan dari Allah"

Fhatur sudah tidak bisa menahan rasa bahagianya lelaki itu mendekat ke arah Ara memeluk istrinya sayang semua doa dan iqtiar nya selama ini Allah kabulkan

Ara juga tak kalah haru ia menangis

"Akhirnya setelah lama di nanti akhirnya abang punya ponakan" ucap Rafa tertawa

Kirana mencubit gemas perut suaminya"suaranya di kondisin"

"Aunty Ara kenapa Ibu,"

"Caca sebentar lagi punya adik"ucap Kirana tersenyum

"Holeee Caca bakal punya adik" soraknya dengan girang

Fhatur tertawa kecil menghapus air mata Ara"jangan nangis,makasih untuk semuanya mas bahagia"

"Ara juga bahagia"balas Ara tersenyum setelah redah dari tangisannya.

"Nanti besok pagi tolong ke rumah sakit,ini mba hanya ngasih vitamin dan obat penambah nafsu makan,tolong jangan kecapean yah dek "lanjut Kirana tersenyum

"Fhatur jagain adek gua,jangan sampai di kenapa-kenapa"lanjut Rafa

"Iyah bang terimakasih sudah datang"

"Santai aja Ara adek gua"

"Yasudah yah dek mba pamit,dan untuk Fhatur di jaga dek Aranya jangan sampai kecapean"

"Iyah mba makasih"balas Ara tersenyum

"Aunty,om Tampan caca pulang yah babay di jaga adik caca" lanjut Caca tersenyum riang

Fhatur ikut gemas ke arah Caca"caca nanti main-main keisni yah"

"Siap om tampan"

Setelah itu mba Kirana dan Bang Rafa serta Caca berpamitan pulang tinggalah Ara dan Fhatur.

Fhatur tersenyum menundukkan pandangan nya ke perut rata Ara yang ada buah hatinya"sayang baik-baik yah disana jangan nyusahin bunda"ucap Fhatur pelan

Ara tertawa renyah"udah ih mas geli tau" ucap Ara mendorong wajah Fhatur menjauh darinya.

"Sebentar sayang,mas mau ngobrol denganya"

Ara hanya diam membiarkan Fhatur terus bercoloteh tidak jelas di perut rata nya.

"Udah yah mas Ara mau duduk capek"

"Mulai besok jangan masak atau lakuin pekerjaan rumah"

"Tapi mas"

"Gak ada tapi-tapian,sekarang tidur sudah malam. Mas mau kabarin bunda sama mamah" lanjutnya meraih ponsel di nakas

Ara mengerucutkan bibirnya sebal memilih membaringkan tubuhnya di kasur king size

"Sudah mas"

"Iyah sudah, besok mereka mau main kesini"

Ara hanya menganggukan kepalanya paham"mas boleh elusin rambut Ara"

Fhatur malah terkekeh geli mengelus rambut Ara telaten dengan sesekali mencium puncak kepalanya

"Tidur sayang"

"Iyah mas"balas Ara mulai membaca doa tidur mulai memejamkan matanya pelan

"Terimakasih sayang sudah hadir di tengah-tengah Ayah dan bunda" ucap Fhatur berbisik di perut rata Ara  mengecup pelan perut rata Ara.

Ara sedikit menggeliat kembali menutup matanya untuk tidur semoga semuanya yang terjadi hari ini bukanlah mimpi.



Setelah menjalankan shalat shubuh berjamaah Ara bermalas-malasan di tempat tidur membiarkan Fhatur membereskan pekerjaan rumah.

Ara membuang nafasnya panjang Fhatur berlebihan sekali masa ia tak diijinkan membuat sarapan atau sekedar mencuci piring .

"Sayang diam di tempat"

"Biar mas yang kerjakan"

"Kamu gak boleh kecapean"

Begitulah kalimat-kalimat yang di lontar kan Fhatur. Ara bosan dengan wajah cemberutnya memilih berbaring malas di kasur king sizenya.

Fhatur masuk kedalam kamar menatap wajah Ara yang masih cemberut padanya lelaki itu terkekeh geli melangkah mendekati Ara.

"Kenapa hem,masih marah?mas lakuin semuanya demi kebaikan kamu"celoteh Fhatur yang sudah memeluk Ara

"Peluknya jangan kekencengan" geram Ara mendorong pelan Fhatur.

"Maaf mas gak sengaja"ucap Fhatur tersenyum langsung mengecup pipi Ara

Ara menatap suaminya dengan malas"udah sana siap-siap katanya mau ambil apel pagi"

"Sebentar lagi,kamu jangan marah dulu sayang"

"Ara gak marah udah sana siap-siap"lanjutnya dengan ketus.

Fhatur mengalah tak ingin membuat Ara lebih emosi lagi lelaki itu memilih beranjak memakai seragam dinasnya.

Mungkin pengaruh hormon ibu hamil Ara jadi marah-marah seperti ini pikir Fhatur tersenyum.

Ara masih saja kesal menatap Fhatur yang terus tersenyum tidak ada hujan tidak ada angin lelaki itu terus tersenyum benar-benar menyebalkan.

"Mas berangkat yah baik-baik di rumah sebentar lagi bunda sama mama datang"

Ara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Melihat itu Fhatur malah terkekeh gemas mensejajarkan perut  Ara"Ayah pergi dulu nak,jangan nakal,tolong jagain bunda" lanjutnya mengecup perut rata Ara.

Ara yang mendengar ungkapkan Fhatur menahan tawanya rasa geli menjalar di tubuhnya saat lelaki itu menyibakan sedikit pakaiannya mencium perutnya.

"Udah sana pergi"

"Iyah ini mau berangkat,kamu jangan buat apapun mas sudah masak untuk sarapan dan makan siang,nanti sehabis mas balik kita langsung ke rumah sakit"

"Iyah"sahut Ara yang sudah malas membantah

"Assalamualaikum" pamit Fhatur tersenyum setelah mencium dahi Ara lama

"Wa'alaikumsallam"

Ara memilih merebahkan tubuhnya di kasur lepat depan televisi dengan cemilan demi cemilan yang sudah ia habiskan.

"Habis" ucap Ara tertawa geli menatap setoples kripik kentang habis di makannya.

Tangan ya bergerak mengganti canel demi canel yang ia sukai.

Saut-saut suara salam dari luar sana membuat gadis itu segera bangkit dari rebahannya segera membukakan pintu.

Hum benar saja itu Bunda dan mamahnya.

Kedua wanita paruh bayah itu tersenyum senang memeluk Ara dengan sayang setelah keduanya di suruh masuk kedalam rumah dinas.

"Allhamdulillah sayang makasih yah bunda seneng banget "ucap Irena dengan senyumannya setelah duduk di sofa empuk ruang tamu

"mamah juga turut senang dan bahagia,setelah sekian lama akhirnya kalian di beri buah hati"lanjut Rani tersenyum haru bahkan air matanya ikut menetes

Ara tersenyum membalas ucapan mereka dengan terimakasih.

"Ini kita bawain makanan dari rumah" ucap Irena tersenyum

"Bunda sama mamah yang masak"? tanya Ara setengah tak percaya begitu sibuk nya bunda dan mamahnya ini

"Iyah sayang pagi-pagi tadi kita langsung gas pol masakin makanan kesukaan kamu" ucap Rani terkekeh

Ara tertawa kecil mendengar lontaran mereka.

"Di coba" lanjut Irena membukakan rantang makanan yang berisikan sup ayam

"Ya Allah bun,mah,kalian berlebihan sekali,tapi makasih yah Ara suka" lanjutnya tersenyum mulai memakan hasil masakan bunda dan mamahnya itu.

"Ini gak berlebihan bila perlu setiap hari kita bawain kamu makan"ucap Rani

"Nah bener tuh apa yang mamah Rani bilang"

Ara tertawa kecil setelah selesai dengan dua sendok makan"mah bunda gak usah repot-repot Ara gapapa lagian tadi sudah masak banyak juga"

"Kamu gak boleh masak semalam setelah suami kamu kasih tau,Kirana juga telpon bunda katanya kamu lagi hamil dan gak boleh kecapean"

"Iyah sayang tolong yah jangan kecapean biarkan kita yang masakin kamu,jangan kamu nyuci piring atau kerja apapun"tambah Rani

Rasanya Ara ingin berteriak sekencang-kencangnya ia hanya kecapean bukan apa-apa itu bukankah hal lumrah yang terjadi pada ibu hamil

"Ini demi kebaikan kamu jangan masak lagi yah besok"

"Ara gak masak kok itu juga di larang mas Fhatur,mas Fhatur yang masak sama beresin semuanya"

"Pinter"ucap Keduanya tersenyum

"Tapi kasian juga,Ara gak tega mas Fhatur juga punya kesibukan tersendiri dan nanti belum lagi balik dinas pasti capek Ara gak mau terlalu di manja Ara juga mau mandiri"

"Tapi ini demi kebaikan kamu sayang,bunda sama mamah sangat paham apa yang kamu ucapkan,tapi di sisi lain kandungan kamu juga masih sangat muda,tolong mengertilah nak,bunda dan semuanya lakuin ini demi kebaikan kamu"

Ara menarik nafasnya panjang benar juga apa yang di katakan bunda dan mamah serta suaminya itu hanya ingin yang terbaik untuknya baiklah mulai saat ini Ara tak lagi mempermasalahkan nya.

"Iyah Ara paham sekarang maafin Ara"

"Sudah sayang gak perlu minta maaf"

"Kamu mau makan buah lagi ini ada apel" tanya Rani

Ara menggeleng pelan"nggak nanti aja ini juga masih kenyang"

Kedua wanita paruh bayah itu tertawa mendengar ungkapan Ara

Mereka terus mengobrol sesekali bercanda tawa.

Hingga pukul 2 siang Fhatur balik dari dinas lelaki itu sangat berterimakasih kepada Irena dan juga Rani yang sudah mau menjaga Ara selama ia berangkat dinas.

"Bunda pamit yah,kalian baik-baik terutama kamu Kak jangan kecapean di jaga anak yang Allah berikan ini"ucap Irena

"Mamah juga pamit,tolong makan teratur jangan sampai telat makan,dan Fhatur jaga istri kamu jangan sampai kenapa-kenapa"tambah Rani

Ara dan Fhatur mengangguk patuh dengan petuah Iren dan Rani.

Setelah mengatakan itu kedua wanita paruh baya itu langsung berpamitan pulang. Ngomong-ngomong soal Ayah Dani dan Papah Herman kedua lelaki itu sedang melaksanakan tugas keluar kota dengan beberapa petinggi-petinggi militer sehingga mereka tak bisa ikut langsung menjeguk Ara.

Tak apa semalaman Ayah Dani,dan Papah Herman sudah mengucapkan selamat padanya dan Fhatur.

Kedua lelaki itu tak henti-hentinya menyuruh Fhatur untuk siap sedia ada untuk Ara meski dengan tuntutan tugas negara.

Typo bertebaran

Continue Reading

You'll Also Like

499K 10.6K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...
806K 6.8K 13
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
186K 4.1K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
308K 8.9K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...