ARABELA STORY (END)

By Yantiiiii_

57.3K 6K 2.1K

Fhatur tersenyum menatap hijab Ara yang di terpa angin laut tangan lelaki itu dengan gesit menahan hijab Ara... More

1.NASGOR
2.PERJODOHAN
3.MOOD
4.FREE
5.PENGAJUAN NIKAH KANTOR
6.PEDANG PORA
7.PINDAH RUMAH DINAS
8.TAMU BULANAN
9.KEHIDUPAN BARU
10.SALTING
11.SENIOR JUNIOR
12.MASALALU
13.CERAI
14.TUGAS
15.SATGAS
16.MANDIRI
SKRIPSI
WISUDA
KEJUTAN
CUTI
LIBURAN
ALLHAMDULILLAH
RENANG
LIBANON
LAHIRAN
ENDING

BROWNIES

1.6K 185 28
By Yantiiiii_

Haii
Terimakasih sudah singgah
Jangan lupa vote komentnya

Adzan isya berkumandang membuat Fhatur segera membangunkan Ara yang sudah terlelap di tempat tidur setelah beberapa menit mereka sampai.

"Sayang bangun shalat"

"Udah adzan" gumam Ara pelan dengan mata yang sudah terbuka

"Sudah,kamu bersih-bersih dulu setelah itu kita shalat"

"Mas duluan aja entar habis waktunya"

"Nggak mas nunggu kamu"

Ara hanya bergumam pelan memilih masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri.

Kantuk terus melanda Ara ketika ia dan Fhatur selesai menjalankan shalat isya.

Ara sampai lupa di dapur ia belum memasak apapun. Gadis itu buru-buru melipat mukenahnya membuat makan malam untuk ia dan Fhatur.

"Mau kemana"

"Masak mas"sahut Ara

"Gak usah duduk sini aja" cegah Fhatur meraih pinggang Ara memeluk nya erat.

"Mau makan batu mas"geram Ara memutar bola matanya malas berusaha melepaskan pelukannya dari Fhatur namun tenaga lelaki itu lebih kuat darinya

Fhatur tertawa gemas mengecup cepat pipi Ara yang sudah marah seperti itu"Mas sudah pesan gofood"

"Makanan gak sehat"

"Sekali-kali yang"

"Sama aja,"

"Udah diem kamu bawel banget sih,orang cuman makan sekali gak tiap hari"

Ara hanya mendegus sebal kenapa lelaki itu begitu menyebalkan sih suka sekali memeluknya.

"Mas coba aja sehari gak usah meluk Ara bisa"

Fhatur menggeleng cepat"Gak bisa"selanya tegas

Ara tertawa"kenapa gak bisa sih"

"Gak tau maunya meluk kamu terus"

Ara lagi-lagi memutar bola matanya malas"mulai lagi deh bucinya"

"Gapapa bucin sama istri sendiri"ucap Fhatur tersenyum mencium puncak kepala Ara dalam

"Meleleh mas suka banget sih cium Ara"

Fhatur tertawa gemas melonggarkan pelukannya dari Ara menatap wajah gadisnya yang memerah seperti itu.

"Jangan liatin" Ara kesalnya membuang wajahnya ke sembarangan arah.

"Lucu ucap Fhatur tertawa gemas menyentuh wajah Ara dengan kedua tangan ya

"Ihs ngeselin" ucap Ara menutup matanya rapat-rapat begitu gugup bila di tatapi Fhatur

"Hahaha"Fhatur tertawa lepas mendekap Ara

Tiada habisnya ia menjahili Ara yang begitu menggemaskan

"Lepasin mas" ucap Ara memelas

"Gak akan sayang"

"Tapi Ara laper"ucapnya mencubit gemas perut Fhatur

"Ayok makan,maafin mas "ucap Fhatur tersenyum melepaskan pelukannya dari Ara

"Iyah" malas Ara yang sudah lelah berdebat dengan Fhatur.

"Yang suapin"rengkek Fhatur saat keduanya sudah berada di pantry makan

Ara menghela nafasnya gusar tak bisakah Fhatur diam tak merocokinya.

"Jangan manja,punya tangan gunanya apa"balas Ara sengit

"Gak ada penolakan pokoknya suapin mas"

"Sini"geram Ara yang sudah lelah dengan tingkah manja suaminya

Fhatur berbinar meraptkan bangkunya deketan dengan Ara.

"Ternyata lebih enak kamu supain" ucap Fhatur tertawa setelah tiga kali Ara menyuapinya dengan jemari tangan gadis itu begitu telaten seperti menyuapi anak kecil.

"Dasar kayak bocah tau gak mas"rutuk Ara kesal

"Gapapa sayang, cuman sama kamu doang"

Ara sesegera mungkin menyuapi Fhatur malas sekali meladeni mulut suaminya yang terus menggombalinya.

Setelah menyelesaikan makan malam mereka Ara memilih beranjak mengistirahatkan tubuhnya ke kasur.

Fhatur yang melihat Ara sudah terlelap segera ikut menyusul gadis itu untuk berbaring memcium dalam kening Ara. Setelah ikut menutup matanya untuk tidur dengan tangan yang sudah memeluk Ara erat.



Pagi-pagi sekali seperti runtintasnya sehari-hari membuat sarapan pagi untuk ia dan Fhatur.

Nasi goreng mata sapi telah tersaji di pantry makan Ara tersenyum segera pergi ke kamar memanggil suaminya yang sedang bermalas-malasan di tempat tidur.

Pagi ini Fhatur belum masuk dinas sebab cuti nya seminggu dan besok baru suaminya itu mulai masuk dinas.

Ara segera memanggil suaminya itu tak ada lagi bantahan Fhatur segera beranjak ke dapur untuk sarapan bersama Ara.

"Sayang kamu gak ingin main ke mall atau kemana gitu"tanya Fhatur setelah kedua nya menyelesaikan sarapan pagi

Ara menggeleng kecil"Gak di rumah aja,mas gak capek yah"

Fhatur tersenyum"gak sama sekali,beneran nih gak mau kemana gitu,besok mas udah masuk dinas loh" lanjutnya

"Gak mas di rumah aja" sahut Ara sekali lagi

Fhatur mengacak rambut Ara gemas"ke rumah mamah mau"?

Ara menganggukan kepalanya antusias"mau mas,Ara mau main sama Hana"

Fhatur tertawa gemas"tadi aja gak mau"

"Orang tadi mas ngajak nya ke mall Ara mana mau"

"Yaudah kalau gitu siap-siap kita pergi sekarang"

Ara tersenyum tak lagi membantah segera beranjak ke kamar mengambil cardingan panjang dan hijabnya.

"Ayok mas"

Fhatur tersenyum segera membawa mobilnya pergi meninggalkan rumah dinas.

Tak memakan waktu lama keduanya memasuki  pekarangan rumah mamah Rani.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsallam"

Rani tersenyum bahagia menatap menantu dan anaknya datang berkunjung perempuan paruh bayah itu langsung memeluk Ara sayang membawanya masuk kedalam rumah

"Sebentar sayang,mamah ambilin cemilan"

"Gak usah repot-repot mah"

"Aduh kalian ini mamah gak merasa di repot kan"

"Heheh iyah mah"

"Hana sama papah kemana mah"?tanya Ara setelah mendudukan dirinya di sofa empuk

"Papah udah pergi dinas,Hana pagi-pagi tadi sudah berangkat ke kampus"

Fhatur hanya duduk diam mendengarkan kedua perempuan yang di sayangi nya mengobrol.

"Gimana sayang Fhatur gak galak kan"? tanya Rani dengan senyumannya

Ara berpikir sejenak"enggak mah malah kayak bocah" jawab Ara tertawa

"Kayak bocah gimana"tanya Rani ikut tertawa

"Masa makan aja mesti Ara suapin"jawab Ara mantap tak melihat ke arah Fhatur yang sudah memerah menahan malu pada mamahnya

"Astagafirullah anak ini bener-bener" ucap Rani menarik gemas telinga Fhatur

Ara semakin terbahak melihat Rani menarik kuat telinga suaminya

"Aduh mah sakit lepas" ringkis Fhatur dengan wajah memerah menahan sakit di kuping nya

"Makanya jangan manja,punya tangan kok minta di suapi Ara" omel Rani melepaskan tangan ya dari kuping Fhatur

Fhatur meringis menyentuh telinganya yang sudah memerah

Ara tersenyum geli"maafin Ara kecoplosan"

Fhatur hanya berdehem malas

"Udah sayang biarin aja,mending ikut mamah ke dapur kita buat brownis"lanjut Rani tersenyum

"Ayok mah"!seru Ara tersenyum memilih beranjak meninggalkan Fhatur yang masih kesal

Ara begitu antusias membantu Rani mengolah bahan-bahan yang sudah di campurkan menjadi satu.

"Mah ini putih telurnya di buang"

"Iyah sayang pisahin ke mangkuk ini" sahut Rani tersenyum

Ara mengangguk patuh segera memecahkan 6 butir telur di pisahkan putih telurnya dengan telaten.

Setelah mengolah adonan brownis hingga mantap Rani segera memasukannya kedalam ovent yang bersuhu sedang menunggunya hingga matang.

"Mamah pinter yah buat brownis"ucap Ara

"Kamu ini berlebihan sekali mamah baru belajar-belajar juga" jawab Rani terkekeh

Ara mnganggukan kepalanya paham

35 menit berlalau adonan Brownis mereka telah matang sempurna.

Wajah Ara berbinar senang melihat hasil buatan kue mereka yang menurut nya sangat cantik.

"Nah sudah matang nak"

"Iyah mah"balas Ara tersenyum

"Masih panas biar mamah yang potong" ucap Rani mengambil alih pisau kecil dari tangan Ara

Ara menggelengkan kepalanya terkekeh"mah jangan terlalu di manjain Ara nya ara bisa kok"

Rani tersenyum mendengar lonatran Ara"gapapa sayang biar mamah aja,"

Ara mengalah membiarkan Rani memotong kue brownis itu.

"Sudah siap nak,di bawa untuk suami kamu"lanjut Rani

"Makasih mah"balas Ara tersenyum membawa sepiring brownis tersebut ke ruang keluarga dimana suaminya berada.

"Mas Fhatur"

"Kenapa sayang"

"Mas Fhatur gak ada" jawab Ara setelah menaruh kue brownis itu di nakas

"Di kolam renang nak,kamu bawa saja kesana yah,mamah mau siap-siap ke sekolah gapapa kan mamah tinggal

Ara menggeleng kecil"gapapa mah,yaudah Ara nyusul mas Fhatur ke kolam"lanjutnya tersenyum.

"Di cariin malah disini"gumam Ara pelan menatap Fhatur yang begitu lihai berenang di pagi hari.

"Mas sini deh cobain kue brownis" panggil Ara di pinggir kolam menyuruh suaminya menepi

Fhatur yang sedang asyik berenang menatap ke sana dimana gadisnya berada. Dengan senang hati Fhatur berenang mendekat ke arah Ara segera menepi

"Keringin dulu rambutnya" decak Ara melaparkan handuk kecil ke arah Fhatur

Fhatur sigap menerimanya mengeringkan rambutnya cepat-cepat.

"Ara suapin" ucap Ara terkekeh

"Gak usah biar mas aja,entar yang ada kamu ngadu ke mamah" balas Fhatur yang masih memasang tampang datar

"Ya Allah mas kamu masih ngambek,Ara kan udah bilang gk sengaja kecoplosan"

Fhatur hanya berdehem pelan mengambil brownis di piring melahapnya cepat

"Bismillah dulu" geram Ara mencubit perut Fhatur gemas

"Udah"

Ara diam memperhatikan suaminya yang terus mengunyah ia bingung rasanya enak atau tidak

"Kenapa gak makan"? tanya Fhatur menatap Ara yang sedari tadi menatapnya terus

"Bentar" sahut Ara

"Buka mulutnya"

Ara tak membantah lagi ia tersenyum lebar segera membuka mulutnya  menunggu Fhatur menyuapi brownis

Tapi ternyata salah Fhatur menjahilinya lelaki itu malah asyik menyuapi brownis kedalam mulutnya

Ara berdecak sebal"nyebelin"

Fhatur tertawa puas"maaf sayang"ucap Fhatur menyuapi Ara sepotong brownis

"Enak"ucap Ara tak percaya

"Emang kamu belum nyobain sejak tadi"

"Nggak mas orang pertama yang makan tuh kue"

Fhatur terkekeh kecil mengusap kepala Ara yang di tutupi hijab

"Mas tangan ya basah lo,Ara ikutan basah nih" geramnya kesal

"Gapapa nanti ikutan renang"

"Enak aja Ara gak mau masih pagi juga"

"Justru itu sayang pagi-pagi gini lebih seger"

Ara memutar bola matanya malas memilih menjauh dari Fhatur sebelum lelaki itu benar-benar menyemburkan ia ke kolam renang

Belum sempat Ara menjauh Fhatur sudah lebih dulu menangkap Ara dengan satu kali tarikan

"Mas lepasin" rengkek Ara kesal tetapi Fhatur terus tertawa membawa Ara ke tepian kolam

"Gak mau mas masih pagi"rengkek Ara lagi dengan memelasnya

Byur

Keduanya sudah terjatuh di dalam kolam.

Ara berdecak kesal menatap sengit Fhatur percuma ia sudah basah kuyup seperti ini emang dasar suaminya itu.

"Mas Fhatur"teriaknya kesal menatap horor Fhatur

Sementara lelaki itu terus tertawa tanpa dosanya menarik hijab Ara membuka pelan

"Mas jangan di buka entar kalo ada yang liat gimana" kesalnya menahan hijab yang sudah terbuka

"Gak ada yang kiat cuman mas doang"

Ara bernafas lega mulai ikut berenang dengan Fhatur.

Ternyata tidak buruk berenang di pagi hari.

Ara tertawa lepas menyiprat kan air pada wajah Fhatur dengan tenanganya.

Fhatur ikut tertawa melihat Ara tang begitu antusias

"Tadinya gak mau renang"kekehnya tertawa

"Ini juga mas yang dorong terpaksa Ara berenang"

"Gak usah marah,sini deketan ada yang mau mas omongin"

Ara berenang mendekat ke arah Fhatur"mau ngomong apa"

"Cup"

"Mas Fhatur teriak Ara dengan kesalnya

Fhatur malah tertawa puas sudah mengerjai Ara

"Ngeselin banget sih Ara kesel loh"sentak Ara malas Fhatur yang terus tertawa seperti itu.

"Habisnya pipi kamu cuby banget pengen mas gigit"

"Coba aja kalo berani,"kesal Ara dengan jengah

"Becanda sayang jangan marah"

"Tau ah Ara udah dingin mau minggat ke atas aja"

"Beneran udah dingin ayok langsung ke kamar mas aja"

"Kan basah mas gimana coba,mana Ara gak bawa baju ganti"lanjutbya kesal

"Kamu lupa tadi mas udah bawain baju kamu"

"Tapi Ara gak tau"

"Karena mas udah rencanin buat renang sama kamu" lanjutnya tertawa

Ara memumatar bola matanya malas dasar Fhatur.



Ara sedang berbaring malas di kamar Fhatur yang berdominan lelaki ini.

Begitu banyak foto-foto Fhatur semasa sma hingga smp dan tk termasuk bayi juga terpampang nyata di dingding kamar lelaki itu.Fhatur memang tampan sejak lahir buktinya foto bayi lelaki dengan senyum merkahnya tersenyum lebar di balik layar kamera.

Hati Ara mencolos menemukan foto berukuran sedang yang tersemat di buku album kecil yang tertata di nakas.

"ini bukannya foto Dokter Venus semasa koas dahulu kenapa masih ada di buku album milik mas Fhatur apa mas Fhatur  belum move on"gumam Ara pelan dengan air mata yang sudah menetes deras

"Sayang"suara Fhatur yabg baru saja masuk kedalam kamar menatap Ara yang membisu di sana

"Sayang di panggil malah melamun"ucap Fhatur memegang pundak Ara pelan

"Eh mas Fhatur" ucap Ara dengan cepat membalik menghapus air matanya

"Kenapa nangis"?tanya Fhatur heran

"Gapapa kelilipan" albinya tertawa

Fhatur yang merasa tak beres melihat ke arah nakas disana ada foto Venus semasa koas dulu.

bodoh rutuknya pada dirinya sendiri kenapa foto itu masih berada disana ia lupa membuangnya.

"Sayang dengerin mas,mas sama sekali sudah tidak ada perasaan apapun hanya kamu yang hanya kamu,ini foto lama mas jarang bahkan gak pernah masuk ke kamar ini maafin mas mas bakal buang album itu" ucap Fhatur panjang kali lebar mengambil album itu langsung membakarnya tanpa belas kasih

Ara masih diam di tempatnya sampai lelaki itu balik terus merengkek meminta maaf padanya dengan segala cara. Ara tau Fhatur tidak berbohong lelaki itu sungguh-sungguh mengatakannya bahkan Ara mencoba mencari secelah kebohongan tidak ia temukan di mata Fhatur.

Ara menarik nafasnya dalam bukankah Ara sudah berdamai dengan Fhatur menerima lelaki itu dengan tulus hatinya terdalam walaupun lelaki itu memiliki masa lalu

Tetapi bukankah bundanya tempo itu sudah memberitahu"ia harus menerima yang namanya masa lalu,berdamai yang namanya masa lalu dan melupakan hal yang menyakitkan karena Fhatur selamanya akan selalu bersamanya Fhatur miliknya bukan dokter Venus atau siapapun itu"

"Sayang maafin mas,kamu tau selama ini mas jarang pulang ke rumah banyak di rumah dinas bahkan setelah menikah dengan kamu mas langsung di tugaskan ke papua,tidak sempat membereskan kamar ini,bahkan baru sempat-sempatnya hari ini kita berdua terjun dan membereskan langsung"

"Percaya sama mas,selamanya mas hanya cinta dan sayang kamu janji mas di hadapan Ayah waktu ijab kabul kemarin mas gak akan pernah nyakitin kamu maaf sayang maaf untuk semuanya percaya sama mas"lanjut Fhatur kembali merengkek memeluk Ara

Ara malah tertawa lepas"udah ih lebay,Ara udah maafin cuman rada sakit aja taulah namanya juga foto mantan masih ada di kamar"mas ucap Ara tertawa renyah

Fhatur bernafas lega namun masih saja merasa tak enak bahkan merasa sakit yang Ara rasakan"maafin mas sayang cuman kamu"

"Iyah Ara percaya udah deh lepas dulu pelukannya dari tadi meluk mulu" gerutu Ara

"Tapi janji kamu jangan marah"

"Iyah Ara udah gak marah"

"Sayang banget"ucap Fhatur tersenyum mengecup seluruh wajah Ara gemas

Ara hanya tertawa lepas berusaha melepaskan dirinya dari Fhatur.

"Udah stop mas bentar lagi duhur"ucapnya memperingati

"sebentar sayang" balas Fhatur tak mengisahkan ucapan Ara ia membawa gadis itu ke tempat tidur membaringkan ara disana memeluknya erat-erat seakan-akan tak ingin melepaskan pelukannya dari gadis yang bernama Ara ini

"Lepasin gak" rengkek Ara mencubit gemas perut kotak-kotak Fhatur.

"Gak akan sayang" balas Fhatur terus memeluk Ara menciumnya gemas

Huhf Ara harus ekstra sabar menghadapi sifat pemaksa Fhatur seperti ini.

Setelah keduanya menjalankan shalat duhur Ara memilih turun ke bawa meninggalkan Fhatur yang sudah terlelap biarkan saja mungkin lelaki itu lelah.

"Kak Ara huwa Hana kangen" teriak Hana yang entah darimana sudah berada di depannya memeluknya sayang

"Sama kaka juga gitu dek" balas Ara terkekeh membalas pelukan Hana

"Gimana kak liburannya seru,"?tanya Hana saat keduanya sudah selesai dengan makan siang

Ara mulai menceritakan keseruan mereka mendatangi candi serta ke tempat-tempat wisata yang begitu banyak di jogjakarta.

"Coba aja Hana bisa ijin,pasti hana udah ikutan kalian" ucap Hana dengan nada sedihnya

Ara tersenyum gemas mengacak rambut Hana pelan"nanti kapan-kapan kalau ada waktu senggang dan kamu libur kuliah kita main kesana lagi"

"Beneran kak"

"Iyah beneran" jawab Ara tersenyum

Hana bersorak riang"Asyik pasti seru"

Ara hanya tertawa kecil menggapai ucapan Hana

"Abang kemana kak"

"Habis shalat duhur tadi langsung tidur"

"Dasar abang"

"Biarin aja dek,abangmu itu capek"

"Iyah kak"

Tak lama Fhatur datang dengan wajah bantalnya menatap Ara dan Hana bergantian

"Kenapa gak bangunin mas" ucap Fhatur langsung memeluk Ara

"Mas tidur gitu mana tega Ara bangunin" sahut Ara malas melepaskan pelukan Fhatur darinya dasar suami tidak tau tempat

"Abang heh gak tau tempat banget ada Hana juga malah asyik-asyik pelukan" cetus Hana

"Makanya nikah" sahut Fhatur tertawa memilih duduk di sebelah Ara menjatuhkan kepalanya pada pundak Ara

"Mulutnya mas" geram Ara menatap kesal Fhatur

Bagaimana kalau Hana mau menikah beneran di usianya yang masih menginjak bangku kuliah semester satu

"Ogah Hana masih pengen bebas" jawabnya kesal

"Pinter dek jangan dengerin omongan abang kamu"ucap Ara tersenyum

"Iyah kak,omongan abang gk ada yang baik" ucap Hana tertawa

Fhatur menatap malas Hana"ke kamar aja sayang malas mas disini"

"Ki kimir iji siying milis mis disini"

"Hana" geram Fhatur

Ara malah tertawa menegarkan ucapan Hana"udah deh stop mending nonton tv aja"kesal Ara menenangkan mereka

Hana sudah diam larut dengan tontonan serial yang lumayan menarik.

"Tuh kan emang ngeselin kakak nonton ini bikin darah tinggi" kesal Ara

"Ck Hana pikir seru ternyata malah adegan Bombay kayak gini" sahut Hana ikut kesal

Fhatur hanya diam menatap heran keduanya"lah siapa yang suruh milih siaran ini"

"Ya habisnya berita semua gak ada siaran lain" decak Hana terus mengangganti canel hingga menemukan siaran kanak-kanak.

"Ini aja dek" ucap Ara

Hana menganggukan kepala nya patuh memilih siaran marsya and bear.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsallam"

"Kalian ini di salamin sejak tadi gak ada balasannya" ucap seorang wanita paruh bayah dengan raut kekesalannya

Hana berdecak malas melihat siapa tamunya ternyata Tante Ririn adik bungsu Herman

"Ya maaf tante orang gak kedengeran kok"jawab Hana malas

"Alah alasan aja kamu,lah ini nak Fhatur kapan datangnya"lanjut Ririn menatap Fhatur antusias

"Baru aja tan"Fhatur hanya tersenyum tipis segera menyalimi tantenya  itu

"Ara ini tante Ririn adik bungsu papah"ucap Fhatur menjelaskan

Ara tersenyum segera menjabat tangan tante Ririn dengan sopan"Ara tante"

"Oh kamu toh istrinya Fhatur,jelek pisan gak kayak yang waktu itu"ucap Ririn dengan sarkasnya.

Ara hanya tersenyum menanggapi ucapan tante Ririn dengan sabar mungkin saja tipe Tantenya Fhatur ini seperti ini.

"Tante mulutnya tolong di jaga jangan asal ngomong" cetus Hana dengan kesalnya

"Apa toh kamu itu masih kecil mending diam,apa yang tante bilang ini memang fakta dan nyatanya toh"

Fhatur mengambil tangan Ara mengelusnya pelan"maafin ucapan tante Ririn"

"Gapapa mas"

Hana semakin di buat naik darah dengan tingkah tantenya ini sedari dahulu suka sekali mencari masalah.

"Kerja apa kamu"tanya nya dengan tampang sinis setelah mendudukan dirinya di samping Hana.

"Saya baru saja lulus sarjana tante"

"Kamu gk kerja"

"Nggak tante,"

Ririn menatap remeh Ara"perempuan kayak gini kok kamu mau sih Fhatur kamu itu tampan mapan pekerjaaan tetap kenapa mau sama perempuan pengangguran seperti ini,masih mending yang dulu sudah cantik dokter mandiri lagi"

Kekesalan Ara semakin di uji namun ia berusaha sabar mau bagaimana pun ini tetaplah keluarga Fhatur.

Fhatur yang sedari tadi diam tak terima jika istrinya di katai seperti ini.

Hana sudah naik pitam mendengar lobataran tante nya yang begitu santai

"Maaf Tante Fhatur yang menyuruh Ara tidak usah bekerja,dan untuk masa lalu Fhatur cukuplah hal lalu jangan tante ungkit-ungkit lagi"ucap Fhatur dengan tegasnya.

"Iyah tante mending gak usah ikut campur urusan bang Fhatur,tante urus saja keluarga tante kalau tujuan tante datang kesini untuk mencari keributan mending tante pulang" tambah Hana dengan nafas memburu menahan kesal

Ririn menatap tak percaya Fhatur dan Hana yang berbicara seperti itu padanya.

"Kamu ngusir tante karena perempuan ini"tanya Ririn dengan raut wajah memerah menahan amarah

"Hana gak ngusir tante,tapi tante sudah sadar silahkan pergi"

"Saya tidak akan pergi ini rumah adik saya,kamu tidak ada hak mengusir saya"lanjut Ririn dengan kesalnya menatap Hana

Hana mencabikan mulutnya kesal

Ara hanya diam di situasi seperti ini"Ke kamar aja kita nunggu mamah datang baru kita pamit dari sini" ajak Fhatur pada Ara.

Ara menganggukan kepala nya mengerti"mari tante Ara ke kamar dulu"

Ririn tak menjawab ucapan Ara ia malah menatapnya malas dan sinis.

Sesampainya di kamar Ara bernafas lega terbebas dari mulut pedas tante Ririn yang terus saja membedakan ia dan masa lalu Fhatur

"Maafin ucapan tante yah sayang"

Ara menganggukan kepalanya paham memilih memjamkan matanya pelan

"Ngantuk" tanya Fhatur

Ara berdehem"iyah mas, nanti kalau mamah sudah datang bangunin Ara yah"pintanya

"Iyah sayang"



Tak terasa Ara tertidur hingga pukul 5 sore segera beranjak ke kamar mandi untuk menjalankan shalat Ashar yang sudah di tunggui oleh Fhatur

Setelah menjalankan ibadah shalat Ashar kedunya memilih turun setelah mengemasi barang bawaan mereka.

Rani telah tiba jam 3 sore tadi perempuan paruh bayah itu sedang mengobrol santai dengan Ririn di ruang keluarga.

Sedari tadi Rani berusaha meredam keksalnnya kalau saja tidak ada keponakannya disini sudah Rani pastikan Ririn sudah ia usir sejak tadi habisnya terus saja membedakan masa lalu Fhatur dan Ara.

"Mah sudah gk usah di bahas oraq g sekarang Fhatur sudah memiliki kehidupan baru"ucap Kevin yang tak suka dengan ucapan Mami nya

"Kamu diam,apa yang mamah katakan ini benar Fhatur itu di pelet apa kok mau sama perempuan pengangguran seperti Ara" ucap Ririn kembali ngeggas

"Cukup Rin kamu ini kenapa sih selalu saja mencari masalah" geram Rani dengan kesal

"Aku gak cari masalah tapi ini memang fakta,Rani coba kamu lihat Kevin baru enam bulan lalu menikah sudah di beri momongan sekarang istrinya sedang mengandung empat bulan mana Ara katanya sudah menikah setahun tapi belum mengandung-mengandung juga, jangan-jangan di mandul"lanjut Ririn tertawa hambar

Deg

Ara dan Fhatur yang baru saja turun dari tangga ingin menghampiri mereka mendengarkan ucapan Ririn yang begitu sarkas membuat hati terdalam Ara merasakan sakit

"Cukup! saya bilang cukup jangan kamu ulangin ucapan kamu"teriak Rani dengan nafas naik menahan emosi

Kevin langsung membawa Ririn pergi dari sana meminta maaf pada Ara dan Fhatur serta tantenya itu.

"Mah" panggil Ara mendekati Rani memeluk nya erat

"Ara maafin tante Ririn yah mulut beliau memang gitu" ucap Rani dengan pelan mengusap kepala Ara yang di tutupi hijab

"Gapapa mah,justru Ara yang minta maaf ke mamah selama ini belum ngasih momongan ke kalian"

Rani meneteskan air matanya"kamu jangan ngomong begini mamah gak masalah banyak-banyak iqhtiar lagi nanti juga Allah kasih balas Rani

Ara ikut menangis memeluk Rani"iyah mah"

Fhatur hanya menatap kedua wanita itu diam

Lama berbincang hingga waktu sudah mulai magrib Ara dan Fhatur berpamitan pulang.

Ara diam bertarung dengan isi pikiran nya semuanya juga salahnya selama ini tak pernah seidikitpun berpikir ke arah sana bagaimana kedepannya seperti apa masalahnya ini semua salahnya kalau saja ia sudah memberikan semua haknya pada Fhatur mungkin mamahnya tidak akan merasakan sakit di hina seperti tadi.

"Mas kamu mau punya anak berapa"? tanya Ara di sela-sela perjalanan pulang mereka

"Gak usah ngaco,kamu jangan dengerin omongan Tante Ririn"

"Ara gak ngaco Ara serius" sahutnya kesal

"Tergantung nanti di kasih sama Allah berapa,lagian kamu belum siap mas tau itu,jangan karena omongan tante Ririn kamu jadi seperti ini" lanjut Fhatur fokus dengan kemudinya

Ara hanya diam mencerna setiap kata demi kata dari ucapan Fhatur apa mungkin ia belum siap selama setahun ini sementara Fhatur begitu sabar menunggunya Ara seperti perempuan egois yang memikirkan dirinya sendiri tak memikirkan perasaannya banyak orang terutama Fhatur.

Air matanya menetes

"Maafin Ara yang egois,kalau Ara salah tolong tegur mas jangan diamin doang"ucap Ara pelan

Fhatur menarik nafasnya panjang memarkirkan mobilnya di di rumah dinas membawa Ara masuk kedalam rumah.

"Kamu gak salah appaun sayang,jangan dengarkan omongan tante Ririn"

"Gak Ara emang jahat dengan ucapan tante Ririn tadi Ara sadar,beliau gak salah yang salah Ara selalu saja menunda-nunda hal baik padahal semuanya sudah Ara dapatkan kasih sayang mas,gelar yang Ara kejar sudah Ara dapatkan tetapi Ara sangat egois,"ucap Ara menghapus air matanya kasar setelah sampai di rumah

Astagafirullah Fhatur di buat bingung kenapa seperti ini ia juga tau ia juga tidak akan memaksakan Ara

"Sayang tolong dengerin mas,maa gak maksa kamu jangan gegabah kamu jangan seperti ini mas yang merasa bersalah ucap Fhatur pelan

"Nggak ada pemaksaan semuanya murni dari hati terdalam Ara gak ada sangkut pautnya sama kejadian tadi,Ara mau mulai semuanya mass*

Huhf kalau susah begini Fhatur bisa apa

Ia tersenyum"jangan nyesel"

"Gak akan mas"

"Yaudah ambil whudu shalat magrib sekalian sunnah nya"



"Maaf,dan terimakasih untuk semuanya"

Ara hanya berdehem pelan

"Kamu istirahat saja biar mas yang buat sarapan"

"Gapapa mas Ara masih sanggup buat sarapan doang bukan lari keliling batylon" decaknya kesal

"Kali ini aja nurut sama mas,jangan bantah"lanjut Fhatur beranjak pergi keluar dari kamar setelah mencium pipi Ara gemas

Ara hanya tersenyum menyentuh pipinya yang Fhatur cium dasar pak suami

Dengan malas Ara melipat mukenahnya membereskan tempat tidurnya yang kacau badai memilih menyusul Fhatur ke dapur.

"Masak apa mas"

"Buat sup sayang,pagi nanti mas dinas jadi gak bisa nunda-nunda lagi"

"Mas nanti pulangnya jam berapa"

"Mas gak bisa prediksi sayang tergantung nanti,memangnya kenapa kamu mau nitip atau mau beli apa"

"Gapapa sih cuman nanya doang"

Fhatur berohria kembali fokus dengan masakannya.

Pukul 7 pagi Ara dan Fhatur sarapan bersama dengan candaan dan obrolan mereka.

"Jangan kecapean yah, mas berangkat Assalamualaikum"

"Iyah,Wa'alaikumsalam" balas Ara meraih jemari Fhatur menciumnya lelaki itu tak tinggal diam ikut mencium pipi Ara

"Mas"dumelnya kesal

Fhatur hanya tertawa gemas"kenapa orang sudah sah juga,udah mas berangkat,kunci pintunya" lanjutnya memerintah

"Iyah"balas Ara segera menutup pintu utama setelah Fhatur berlalu pergi.

Ara sangat malas memilih membaringkan tubuhnya di kasur kamar menskrol instagram  membuang rasa bosannya.



Pukul 7 malam Fhatur sampai di rumah. Ara langsung membukakan pintu setelah mendengar salam dan panggilan Fhatur dari luar gadis itu telah menyelesaikan shalat magrib nya sendirian.

"Tumben mas pulangnya lama" ucap Ara setelah menyalimi Fhatur.

"Ada sedikit masalah yang harus mas selesaikan,jadi pulangnya agak telat" jelas Fhatur terkekeh meraih Ara memeluknya.

"Mandi dulu,nanti baru peluk"ucap Ara mendorong Fhatur kedalam kamar

Fhatur tertawa gemas segera membersihkan dirinya.hari ini dinas perdananya setelah seminggu cuti harus mendapat kan cobaan yang menguras emosi dan tenanganya.

Bagaimana tidak salah satu anggota nya membuat masalah hingga ia yang harus turun tangan secara langsung.

Sangat-sangat bersyukur pulang di sambut Ara dengan kekhawatir yang tercetak jelas di raut wajah Ara membuat Fhatur melupakan masalah di kantor tadi.

"Mas di minum tehnya" ucap Ara setelah melihat Fhatur selesai dengan shalat magrib nya.

"Iyah sayang"

Ara hanya bergumam malas mendengar panggilan Fhatur yang suka sekali memanggil nya seperti ini huhf tak apalah sesuka pak suaminya saja.

Ara memilih merebahkan tubuhnya di kasur lipat depan televisi. Tak lama Fhatur datang bergabung berbaring di sampingnya

"Ara pijitin"ucap Ara yang menatap kerutan lelah tercetak jelas di wajah tampan Fhatur

"Gak usah,tiduran aja mas gapapa"

"Beneran? keliatan gitu capeknya"

"Gapapa sayang"

Ara menarik nafasnya panjang"pokoknya Ara pijitin" ucapnya tegas tak ada bantahan sedikitpun

Fhatur malah di buat tertawa"gak usah sayang kamu seharian sudah capek di rumah bersih-bersih masak,mas gak mau kamu kecapean udah yah mas gapapa,bentar lagi hilang kok capeknya" lanjut nya tersenyum.

Ara berdecak malas"Ya Allah mas Fhatur,Ara cuman bersih-bersih gitu gak mungkin kecapean,sudah sini Ara pijitin" lanjutnya dengan kesal mulai memijit pundak Fhatur pelan

Fhatur tersenyum lembut begitu bersyukur dengan perubahan Ara yang dulu dan Ara yang sekarang.

Setelah selesai memijit Fhatur Ara kembali merebahkan tubuhnya di kasur lipat sambil menunggu adzan isya.

Di tatapnya Fhatur sudah terlelap pelan dengan dengkuran halusnya. Ara menghentikan gerakan tangan ya yang sedari tadi mengelus rambut cepak Fhatur.

Waktu isya tiba gadis itu dengan pelan membangunkan Fhatur yang terlelap

"Mas bangun"

Tak butuh panggilan selanjutnya Fhatur sudah terbangun dari tidurnya

Tak buang waktu lagi ia dan Ara langsung beranjak ke kamar untuk mengambil whudu segera menjalankan shalat isya.

Setelah itu keduanya melangkah ke arah dapur untuk mengisi perut mereka.

Fhatur tersenyum lembut setelah memakan sesendok masakan Ara tidak pernah berubah selalu saja enak

"Kenapa mas gak enak" tanya Ara dengan alis berkedut

"Sangat enak sayang"

Ara berohria mulai memakan makannya .tak ada lagi obrolan keduanya mulai menikmati makan malam dengan penuh khidmat rasa syukur.

Selesai dengan makan malam mereka. Ara dan Fhatur beranjak masuk kedalam kamar sedari dapur hingga kamar Fhatur tak sedikitpun melepaskan Ara dari pelukannya

"Mas ya Allah suka banget sih peluk Ara"ucap Ara yang sudah lelah menatap Fhatur seperti lem yang tidak mau lepas

Fhatur malah tertawa gemas mendengar ungkapan Ara

"Tidur sayang sudah larut"

"Iyah mas"

Typo bertebaran

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 222K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
308K 17.4K 64
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
628K 23.1K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
684K 71K 42
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...