ARABELA STORY (END)

By Yantiiiii_

58.4K 6K 2.1K

Fhatur tersenyum menatap hijab Ara yang di terpa angin laut tangan lelaki itu dengan gesit menahan hijab Ara... More

1.NASGOR
2.PERJODOHAN
3.MOOD
4.FREE
5.PENGAJUAN NIKAH KANTOR
6.PEDANG PORA
7.PINDAH RUMAH DINAS
8.TAMU BULANAN
9.KEHIDUPAN BARU
10.SALTING
11.SENIOR JUNIOR
12.MASALALU
13.CERAI
14.TUGAS
15.SATGAS
16.MANDIRI
SKRIPSI
WISUDA
KEJUTAN
CUTI
BROWNIES
ALLHAMDULILLAH
RENANG
LIBANON
LAHIRAN
ENDING

LIBURAN

2K 188 5
By Yantiiiii_

Hai
Terimakasih sudah singgah
Jangan lupa vote komenya
_______

Pukul 6.12 waktu Indonesia barat. Ara dan Fhatur telah bersiap-siap pergi ke yogyakarta setelah kedua nya menyelesaikan sarapan pagi bersama Dani, Irena, seta Galang.

Setalah berpamitan pada Irena dan Dani. Mobil Fhatur melaju sedang meninggalkan pekarangan rumah, Dengan Sertu Varel yang menyetir.

Ara dan Fhatur duduk di jok mobil belakang. Varel sedari tadi berdecak kesal melihat keromantisan seniornya. Tak tau apa bila ia ini jomblo.

"Inget ada gua disini woi pada mesra-mesraan" gerutu Varel berdecak sebal.

"Makanya cari pasangan" sahut Fhatur mengejek.

Ara hanya tertawa kecil sebuah ide terlintas di benaknya"bentar om Varel boleh belok kiri"ucap Ara

"Kenapa belok kiri?" tanya Fhatur.

"Ajak Dinda biar rame" ucap Ara tersenyum.

Fhatur menganggukan kepalanya mengerti, tak butuh waktu lama mobil yang di kemudikan Varel memasuki perumahan elit.

"Stop di rumah depan sana om"

Varel tak membantah segera menghentikan mobilnya di depan rumah berlantai dua dengan gaya minimalis.

Ara menyuruh keduanya untuk ikut keluar masuk kedalam rumah Dinda.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsallam"sahut orang di dalam langsung membukakan pintu rupanya tante Lili mami Dinda.

"Nak Ara, bawa suami juga sini-sini masuk"lanjut Lili tersenyum.

Mereka mengangguk segera masuk kedalam rumah Dinda setelah menyalimi tante Lili.

"Mari duduk,sebentar yah tante ambilin cemilan" ucap Tante Lili tersenyum.

"Makasih tan, gak usah repot-repot, Ara kesini mau tanya Dinda nya ada"

"Ada sayang, masih tidur tuh anak"

"Umm gini Ara mau liburan ke yogyakarta boleh Dinda ikut tan?"

"Boleh banget,kamu ke kamar nya aja panggilin dia"

"Okay tante makasih" ucap Ara tersenyum kecil langsung beranjak ke lantai atas membiarkan Fhatur dan Varel mengobrol dengan tante Lili.

"Dinda bangun buruan" ucap Ara menarik-narik selimut Dinda.

"Apa sih ganggu banget" ucap Dinda yang sudah terbangun.

"Bukannya lo udah ke yogyakarta"lanjut Dinda mengucek matanya pelan setelah sadar Ara yang membangunkan nya.

"Belum, buruan mandi! terus beresin baju ke koper lo ikut gua!"

"Hah seriusan,jangan deh gua gk mau jadi obat nyamuk" ucap Dinda berdecak sebal.

"Gak akan, di bawah ada adik asuhnya Fhatur juga, siapa tau jodoh lo" lanjut Ara gamblang.

"Emang ganteng Ra"

"Gantengan suami gua, gak tau dah buruan lah Dinda lo gk bosan apa rebahan mulu"

"iya, ini gua siap-siap" ucap Dinda yang memilih masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri.

Ara menarik nafasnya panjang memilih duduk di ranjang Dinda.

Tak memakan waktu lama Dinda sudah selesai dengan perlengkapannya, Keduanya segera melangkah ke lantai bawah.

Mata Dinda sedikit mengerjap tak percaya bukanya lelaki yang duduk di samping Fhatur itu Cowok gila yang Dinda tabrak di perempatan kampus.

"Gimana nih semoga tuh cowok gak kenal gua"batin Dinda berharap cemas.

"Nah ini sudah datang" ucap Tante Lili terkekeh.

"Iya, tante kita pergi ya"

"Ara kalo Dinda nya nyusahin kamu disana marahin aja"

"Iya tante"ucap Ara tertawa kecil melihat raut wajah Dinda yang sudah kesal.

"Wah ada tamu" ucap seorang perempuan dengan rambut pendek sebahu dengan seragam pdl melekatnya, ya itu Putri kaka pertama Dinda seorang kowad.

"Serda Putri"ucap Varel tersenyum.

"Sertu Varel,Letu Fhatur"ucap Putri tak percaya dengan cepat tangan gadis itu langsung hormat kepada kedua seniornya.

"Sudah bersikap biasa saja" ucap Fhatur.

"Tunggu-tunggu kalian saling kenal"

"Iya dek" ucap Putri tersenyum pada Ara.

Ara berohria.

"Mantep dek, dijaga ya soalnya Letu Fhatur banyak yang godain waktu di kantor" lanjut Putri terkekeh.

"Awas aja nanti Ara kasih pelajaran, sudah berani ganggu Suami Ara" ucap Ara sengit.

Mereka semuanya tertawa tak kecuali Fhatur yang menggaruk rambutnya tak gatal sejak kapan gadisnya jadi posesif.

"Ciee Ara cemburu"ucap Dinda tertawa.

Ara mendegus sebal menatap Dinda.

"Kalian mau liburan?"tanya Putri yang menatap sang adik sudah membawa koper.

"Iya kenapa, udah deh gak usah banyak tanya kita mau pergi ayok Ra buruan" lanjut Dinda dengan kesal. Ia masih marahan dengan kakanya itu.

"Yasudah, kak, Tante, kita pamit" ucap Ara sekali lagi.

"Mari Sertu Putri" ucap Varel tersenyum.

"Iyah Rel" ucap Putri membalas senyuman Varel.

Melihat itu Dinda memutar bola matanya jengah.

Dinda dengan berat hati harus duduk di depan menemani Varel yang mengemudikan mobil. Sementara Ara dan Fhatur di jok belakang.

Huhf suasana hati Dinda jadi tak enak mengingat sembilan bulan lalu menabrak lelaki di samping nya hingga jatuh dengan bodohnya Dinda tak peduli meninggalkan Varel yang terluka itu demi apapun Dinda ingin meminta maaf tapi rasa gengsi dan takutnya jadi satu ia memilih diam memainkan ponselnya.

"Ini beneran perempuan yang nabrak gua Waktu itu" batin Varel melirik sekilas Dinda takut bila ia salah orang ternyata tidak wajahnya jelas sama jelas Dinda yang menabraknya.



Setelah memakan waktu sembilan jam lebih dengan Varel yang menyetir akhirnya mereka sampai juga di yogyakarta tepatnya di kediaman Fany.

Jangan heran lagi jika Varel mampu menyetir berjam-jam. Hal itu sudah biasa baginya karena ia sering bolak balik bandung yogyakarta untuk menegok kedua orang tuanya.

Ara gadis itu sangat terlelap di bahu Fhatur. Sementara Dinda ia sudah terjaga tatkala suara Varel memanggilnya.

"Udah sampai Tur,parah bini lo ketiduran" lanjut Varel terkekeh

"Diam"ucap Fhatur

Varel memilih diam dari pada kena semprotan Fhatur.

Fhatur memilih membopong Ara tak tega membangunkan gadisnya itu.

"Akhirnya kalian sampai juga" sambut Tante Fany tersenyum menyuruh mereka semua masuk kedalam rumah.

"Iyah Tan" balas Dinda tersenyum

"Loh Ara kenapa nak"ucap Fany kaget melihat Fhatur yang keluar dari mobil membopong Ara

"Ketiduran Tan,"

"Yaa Allah kirain kenapa,udah sini bawa ke kamar"! seru Fany

Fhatur menganggukan kepalanya mengerti mengikuti langkah kaki tante Fany yang mengantarkan keduanya ke kamar

"Baringin disini,Ara gitu kalau perjalanan jauh suka tidur"lanjut Tante Fany terkekeh

"Iyah Tan*

"Yaudah tante keluar dulu,"pamit Fany berlalu keluar

Sementara di luar sana Dinda sedang duduk menyandarkan kepalanya di sandaran kursi sofa dengan Varel yang duduk agak berjauhan dengannya sedang menyemil cemilan

"Kalian makan dulu,tante sudah masak banyak" ucap Fany menghampiri mereka

"Maksih tante udah repotin,bentar lagi deh sekalian bareng pasutri" lanjut Dinda tersenyum

Fany tertawa"emang iyah pasutri roman pisan sampe Aranya di bopong uh emang cocok deh gak salah Ara sama Fhatur"tambah Fany terkekeh

"Ya elah dari tadi juga Dinda jadi nyamuk di mobil" lapor Dinda tertawa

"Lah ini kan ada pasangannya juga siapa namanya"tante baru liat ucap Fany tertawa

"Varel tan"

"Oh varel pasti tentara temannya Fhatur"tebak Fany

Varel menganggukan kepalanya tersenyum"iyah tante"

"Wah ganteng juga sudah berapa lama nih kalian deket"

Dinda gelagapan deket apanya batin Dinda"nggak tan baru aja ketemu kok"

"Ah masa yang bener aja,"

"Iyah tante beneran Dinda gak bohong kenal aja nggak"

"Bohong udah kenal lama,"kesal Varel

"Kenalan dari mana mimpi lo"ketus Dinda

"Emang iyah,beberapa bulan lalu lo yang nabrak gua di perempatan"

"Hah nggak"

"Gak usah bohong gua kenal banget itu lo"

Dinda berdecak sebal"iyah puas,gua minta maaf"

"Sudah gua maafin"

Fany tersenyum jahil"duh berasa dunia milik berdua

Dinda dan Varel langsung tersadar dari obrolan keduanya

"Eh Tante nggak kok"

"Haha kalian ini,sudah yah tante tinggal mau nyusul om Bimo di kantor,gapapa kan?"

"Iyah tante gapapa kok"

"Baik-baik yah di rumah, kalau laper langsung makan aja.tante udah masak banyak"lanjut Fany tersenyum

"Iyah tante"

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsallam"

Kembali hening antara keduanya.

Dinda malas dasar Ara pakai ketiduran juga ia seperti orang bodoh yang berdiam diri seperti.ini

"Lo kuliah"? tanya Varel setelah terdiam beberapa lama

"Udah lulus sarjana"sahut Dinda

"Ohh"

"Lo beneran adiknya Serda putri"

"Iyah kenapa"

"Gapapa soalnya beda aja,lo jutek yah beda sama kaka lo ramah"

"Masalah buat lo" ketus Dinda

"Gapapa lupakan"

Dinda diam gadis itu teramat kesal dengan lelaki yang bernama Varel ini begitu kesal karena membedakan ia dan putri.

"Engh udah sampe" ucap Ara pelan mengucek matanya melihat ke sekeliling kamar.

"Sudah,kamu kalau masih ngantuk tidur lagi" ucap Fhatur mengelus rambut Ara pelan.

"Udah gak mas,btw tadi mas yang gendong aku kesini" lanjut Ara bertanya

"Iyah "

"Kenapa gak bangunin,pasti Ara berat kan"

"Nggak tega mas liat kamu ketiduran gitu"

"Ihsh nyebelin pasti banyak yang liat Ara jadi malu"

Fhatur tertawa kecil"kenapa malu kita udah sah loh"

"Iyah Ara tau tapi tetep aja malu"

"Kamu ini,mending keluar tadi di mobil katanya pengen makan"

"Iyah ayok,"girang Ara mengajak Fhatur

"Pake hijabnya"

"Hampir aja lupa"ucap Ara menertawakan dirinya sendiri ia pikir sedang berada di rumah

Fhatur tersenyum gemas menarik Ara mendekat padanya

"Cup"

"Ih mas katanya pakai hijab malah dicium" gerutu Ara menghapus bekas ciuman Fhatur pada pipinya

"Jangan di hapus" protes Fhatur kembali mengecup pipi Ara

Ara pasrah bila sudah begini dasar pak suami"udah buruan pakein hijab" kesal Ara

Fhatur malah tertawa kencang berhasil membuat Ara marah dengan telaten tangan ya memakaikan Ara hijab Segitiga instan.

Setelah itu keduanya berlalu keluar kamar.

"Woi di larang berduaan ada setannya" ketus Ara menatap Dinda dan Varel yang duduk menyemil cemilan

"Tau ah ini juga karena lo"

"Maaf deh,mana tante Fany"?

"Ke kantor katanya nyusul om Bimo"

Ara menganggukan kepalanya petanda mengerti

"Makan yuk,kalian gak laper" lanjut Ara

"Laper malah sejak tadi nungguin kalian" sahut Varel yang sedari tadi diam.

Ara malah terkekeh geli "kenapa gak makan lebih dulu coba, iyah gak mas"

"Iyah salah sendiri" sahut Fhatur menyahut.

"Emang ngeselin lo berdua" decak Varel memilih berdiri dari duduknya

"Yaudah ayok Ra dapurnya mana bingung gua" ucap Dinda

"Tuh belok kanan"ajak Ara pada semuanya.

Setelah selesai makan mereka kembali duduk di ruang tamu. Asyik bercerita tentang tempat wisata yang ada di jogja yang esok akan mereka kunjungi.

"Assalamualaikum kak Ara" ucap Kinan tersenyum senang memeluk kakanya itu

"Wa'alaikumsallam"balas mereka semua

Ara tersenyum membalas pelukan Kinan tak terhitung sudah hampir setahun tak bertemu terakhir waktu acara nikahan nya dengan Fhatur

"Kak Ara makin cantik aja,udah hijrah yah kak ki seneng" lanjutnya tersenyum

Ara hanya tertawa kecil menggapinya

"Halo bang Fhatur gimana sehat,aman kan sama kak Ara" lanjut Kinan terkekeh

"Allhamdulillah baik,aman Ki" jawab Fhatur tersenyum tipis

Kinan menganggukan kepalanya pertnada mengerti memilih duduk di tengah-tengah Dinda dan Ara

"Kak Dinda sendiri gimana sehat"

"Sehat Ki"

"Allhamdulillah"balas Kinan tersenyum.

Matanya beralih pada sesosok lelaki yang berada di samping Fhatur

"Siapa tuh kak" tanya Kinan setengah berbisik

"Temannya mas Fhatur"

Kinan berohria"kak Ara mau liburan"

"Iyah dek pengen banget ke candi borobudur udah lama banget kaka gak kesana terkahir sama Ayah Bunda dan Galang,waktu tante ada in acara"

Kinan tersenyum"hem udah tau deh hehe,kapan kalian ke candi Borobudur"

"Besok rencana nya"

"Kak Ara masih inget jalannya,sory banget besok Ki ada praktek di lab gimana yah"

"Gapapa kalau kamu gk bisa nemenin,ada Varel dia ngerti jalannya "

"Allhamdulillah kalau gitu" ucap Kinan tersenyum

"Kalian sudah makan?"

"Sudah tadi,"

"Yaudah Kinan pamit ke atas dulu"

"Iyah Ki"sahut Ara tersenyum



Tiba waktu makan malam di rumah tante Fany begitu ramai dengan obrolan santai dan gelak tawa setelah menikmati makan malam.

"Ara maaf banget yah tante gak sempet datang ke acara wisudaan kamu"ucap Fany tak enak

"Gapapa tante udah berlalu juga" ucap Ara tersenyum.

"Sidang sama wisuda kemarin nak Fhatur gak bisa dampingi" tanya om Bimo

"Iyah om,Mas Fhatur kan Satgas jadi gak bisa dampingi Ara"

"Ara sudah mandiri" ucap Om Bimo

"Iyah lah mas Ara semenjak nikah sama nak Fhatur gak banyak neka-neko lagi sekarang malah udah hijrah seneng banget aku tuh"

Ara terkekeh geli tantenya berlebihan sekali

"Om sama Tante gak pesan banyak-banyak cuman bilang baik-baik aja rumah tanggan banyak cobaannya,jadi harus saling percaya itu kuncinya" lanjut om Bimo

"Iyah om,terima kasih untuk wejangannya" balas Fhatur tersenyum tipis.

"Iyah nak"

"Dan untuk Dinda sama Varel apa yah" ucap tante Fany tertawa jahil

"Apaan dah tan,Dinda gk ada apa-apa sama nih orang" ucap Dinda cepat

"Emang siapa yang mau ada apa-apa sama lo" ketus Varel menyahut

Mereka semua tertawa geli menatap Varel dan Dinda bergantian

Dinda berdecak sebal kalau tau ia di jahilin seperti ini sudah pasti sejak awal ia tak ikut huh dasar Ara malah ikut menggoda nya.

"Gak boleh gitu kedepannya kalian jodoh gimana" ucap Kinan jahil

"Gak ada jodoh-jodohan"ucap Dinda menahan kekesalannya

"Ya siapa juga yang mau di jodohin sama lo kesal Varel

"Dasar anak muda,tante sama om Bimo dulu juga gitu tapi gk tau yah takdir kita di pertemukan di ikatan pernikahan sampai saat ini"

"Dan mudah-mudahan sampai maut memisahkan" lanjut Om bimo menyahut

"Mami sama papi gak inget umur" decak Kinan

Membuat Ara tertawa gemas"makanya Ki cari jodoh biar nikah"

"No,Ki belum mau mikir kesana,masih semester tiga juga"

"Becanda Ki,seriusan banget" kekeh Ara.

"Sudah-sudah kalian gk ingin kemana gitu"ucap tante Fany

"Besok malam aja sekarang istirahat dulu kasian Varel nyetir seharian"ucap Dinda

Varel yang mendengar itu melirik Dinda sekilas ia tak percaya dengan apa yang perempuan itu katakan

Membuat semuanya tertawa menyoraki Dinda dan Varel kembali

"Ciee perhatian"

"Emang Dinda ini beneran naksir Varel"

"Salah lagi emang bener,tadi Varel yang nyetir dari bandung sampai sini" ucap Dinda menahan nafasnya sabar

"Iyah-iyah nak Dinda ini ada benarnya sudah,lebih baik kalian istirahat sudah larut juga" lanjut tante Fany tersenyum

Tak ada yang membantah lagi mereka semua pergi ke kamar masing-masing yang telah tante Fany siapkan.

Varel sang jomblo tidur sendirian,sementara Dinda bersama Kinan,dan Ara sudah pasti bareng suaminya halalnya itu.

"Mas menurut kamu Varel sama Dinda cocok gak"ucap Ara setelah kedua nya sampai di kamar

"Cocok aja sih,mudah-mudahan jodoh juga biar Varel gak perlu nyari jauh-jauh"

"Aamiin,Ara juga pengen gitu,tapi gak tau kan Allah udah nentuin mereka berdua siapa jodoh mereka"

Fhatur tersenyum mengacak rambut Ara gemas"sekarang tidur,jangan terlalu di pikirkan"

Ara tak membantah mulai menutup matanya pelan setelah membaca doa tidur.wajah Fhatur mendekat ke Ara mencium kening gadis itu dalam. Tangan Fhatur tak tinggal diam ia meraih pinggang Ara memeluknya pelan.



Pagi-pagi sekali mereka telah bersiap setelah sarapan pagi bersama.

Tepat pukul 9 pagi Varel sudah menyetir Membawa mobil Fhatur pergi berkeliling menikmati kota jogja

Ara sedari tadi tak tinggal diam merekam aktifitas mereka dengan senyum bahagianya.

Dinda juga tak mau kalah gadis itu ikut memarkan pemandangan kota jogja dengan ponselnya di masukan ke instatory instagramnya.

" Assalamu'alaikum ehem kembali lagi bersama saya Arabela Gentari Putri kali ini saya pergi tidak sendiri,kalian mau tau saya pergi dengan siapa" ucap Ara tersenyum di layar kamera

"Kali ini saya bareng pak suami tercinta saya Letu Muhamad Fhatur Alfatah"lanjut Ara tertawa kecil memarkan wajah Fhatur yang sedang menatapnya tersenyum

"Nakal"ucap Fhatur tertawa merebut kamera Ara

"Haii perkenalkan seperti yang tadi istri saya katakan,saya suami Arabela Gentari Putri gadis bawel manja dan cantik ini" ucap Fhatur tersenyum

"Meleleh aku mas" ucap Ara sudah tertawa kecil mendengar ungkapan Fhatur

"Astagafirullah Fhatur Ara kalian gak bisa liat apa gua sama Dinda tersiksa" geram Varel fokus menyetir dengan mulut terus menyerocos

"Ya Allah maaf sampe lupa kalau ada kalian "ucap Ara tersenyum geli mematikan vlognya.

"Ara mah sengaja banget,heran gua" lanjut Dinda tak kalah kesal

Ara semakin terbahak"sory banget Din habisnya seru banget gua tuh udah dari lama pengen buat vlog sama seseorang yang berhasil naklukin gua"

"Dan Fhatur berhasil naklukin lo" ucap Varel tertawa

Fhatur hanya bergumam tak jelas malas sekali berdebat dengan Varel.

"Ya gitu deh suami gua" ucap Ara tersenyum

Fhatur terkekeh kecil meraih jemari Ara untuk di gemgamnya.

"Sudah Rel diam,kita jomblo kita diam" ucap Dinda yang sudah lelah

"Iyah Din" sahut Varel fokus dengan jalanannya

"Masih lama,perasaan udah sejam lebih di mobil"ucap Ara

"Sebentar lagi sampe" sahut Varel

Ara berohria memilih menjatuhkan kepalanya di pundak Fhatur. Lelaki itu tersenyum gemas dengan Ara mengacak kepala Ara pelan yang di tutupi hijab itu.

Dan benar saja tak sampai memakan waktu lama mereka tiba di candi borobudur.

Begitu banyak wisatawan yang berkunjung dari dalam negri hingga luar negri berbondong-bondong melihat dan menatap langsung candi borobudur.

Candi borobudur atau yang disingkat borobudur adalah sebuah candi buddha yang terletak di magelang jawa tengah,Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya semarang,86 km di sebelah barat Surakarta,dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

Ara gadis itu sudah tertawa riang dengan kameranya yang sedari tadi ia jepret asal ke arah Fhatur.

Moment seperti ini jangan di lewatkan karena kedepannya kita belum sampai kesini dan belum tentu ada waktu untuk kedepannya dengan tugas negara Fhatur yang begitu padat.

"Ra sini gua fotoin lo sama Fhatur" ucap Dinda

"Pas banget,baru aja gu mau bilang" balas Ara terkekeh

"Pose,Tur yang senyum lah" ucap Varel jahil

"Iyah mas senyum dong,"

Fhatur tersenyum tipis"nah gini" dong ucap Dinda tertawa siap menjepret keduanya.

"Ra fotoin gua balik"

"Dasar Dinda mutalisme simbolisme" decak Ara tetap memotret Dinda

"Din bareng gua"ucap Varel tersenyum manis mulai mendekati Dinda

"Enak aja bukan muhrim minggir lo"

"Jauhan aja gapapa" ucap Varel kekuh

"Ish apa-apan sih ganggu banget"

"Udahlah Din buruan tangan gua udah pegel"

Dinda mendengus sebal mulai mengambil pose dengan Varel di samping nya namun agak berjauhan.

"Udah yah"ucap Ara berlalu pergi bersama Fhatur mengelilingi candi borobudur.

"Ara woi"teriak Dinda kesal karena di tinggal

"Udah gak usah ganggu mereka,"

Dinda menatap sinis Varel"gua belum habis selesai gaya" decaknya malas

"Sini kamera lo biar gua potret"

Dinda dengan senang hati langsung menyerahkan kameranya pada Varel

"Cepetan"

"Bentar ih masih bingung"

"Senyum aja udah"

Dinda menganggukan kepalanya menatap ke arah depan mulai tersenyum manis

"Cantik"gumam Varel membatin namun segera ia tepis

"Udah"

"Iyah"

"Makasih yah"ucap Dinda tersenyum menatap hasil jepretan Varel yang tidak buruk

"Yoi"

Ara dan Fhatur sedari tadi terus membuat vlog.

Fhatur sudah geleng-geleng dengan tingkah Ara yang tiada lelahnya membuat vlog

"Kamu gak capek"

"Gak mas,malah seru" sahut Ara tersenyum

"Kamu gak laper,makan dulu yah dari pagi sampai ini belum makan"

"Bentaran aja mas sekalian balik dari sini"

Fhatur menghela nafasnya panjang"bentaran kapan?jangan telat makan mas gak mau kamu sakit"

Ara tersenyum geli"iyah habis ini udah kok"

Fhatur menganggukan kepalanya mengerti segera mengajak Ara kembali kedepan dimana Varel dan Dinda berada.

"Balik" ajak Ara

"Cepet banget"

"Udah sejam lebih,laper juga" lanjut Ara memelas

Dinda ingin protes tapi tak jadi karena ia juga sudah lapar. Tak ada lagi bantahan atau obrolan mereka mulai beranjak pergi.

Mobil yang dikemudian Varel berhenti tepat di salah satu kedai rumah makan.

Ara begitu antusias langsung memesan makanan yang  sudah terdaftar di list makan.

"Ra lo yakin mau habisin makanan sebanyak itu"ucap Dinda setengah tak percaya

"Nggak kalian juga makan" sahut Ara

Tak lama menu makanan khas jogja tiba di pantri makan mereka.

"Baca doa" ucap Ara menatap jengah Varel dan Dinda yang sudah melahap hidangan yang baru saja tiba.

"Lupa hehe"ucap keduanya menyengir bersamaan

"Ciri-ciri orang jodoh selalu barengan" ucap Ara tersenyum jahil mulai menyantap makanan nya setelah membaca doa

Fhatur hanya diam ikut menikmati hidangan yang sudah tersaji.

Sementara Dinda masih berdecak kesal dengan ungkapan Ara, matanya langsung melirik Varel yang tepat berada di depannya begitu lahap dengan sop senerek iga sapi yang Dinda pesan

"Itu punya gua" ucapnya berdecak kesal

"Bagi-bagi itung-itung lo sedekah" sahut Varel tak peduli.

"Dasar bilang aja enak pake bilang gua sedekah"umpat Dinda sinis

"Jangan ngobrol gak baik,makan dulu"ketus Ara menatap keduanya malas

"Lagian makanan gua di ambil Ra"

"Udah nanti pesan lagi,"

Dinda bergumam malas kembali menikmati makanannya.

Setelah mengisi perut mereka di salah satu rumah makan terlaris di jogja. Mereka mulai beranjak pulang ke rumah tante Fany.

Di tengah perjalanan adzan duhur berkumandang tanpa di pinta Varel sudah menepikan mobil di depan masjid.

Mau seberengsek apapun Varel ia tidak pernah melupakan shalatnya.

Senyum Dinda sedikit berkedut menatap Varel yang sudah menepikan mobil di depan masjid sebelum di suruh benar-benar lelaki limited idition pikir Dinda.

Mereka berempat mulai berpisah mengambil whudu. Ara dan Dinda di tempat khusus perempuan sebaliknya juga begitu.

Dinda tersenyum tulus setelah menjalankan shalat duhur mereka. Ia menatap ke arah Ara yang sibuk melipat mukenahnya Shubahanallah Dinda sangat bersyukur bisa mendapatkan sahabat yang sebaik Ara mau seberapa kesal Dinda pada Ara, Ara tetaplah sesosok sahabat yang sangat baik di kehidupan nya selama tiga tahun terkahir awal Menginjak bangku universitas gadis yang bernama Ara ini memang baik walaupun terkadang ngeselin tapi taulah Dinda sangat tidak pernah lupa akan Ara yang selalu membantunya dari masalah apapun yang pernah ia hadapi.

Keduanya mulai beranjak keluar dari masjid. Tak lama mereka berpaspasan dengan Fhatur dan juga Varel yang saat itu juga baru keluar dari dalam masjid.

Mata Dinda menatap Varel dengan seksama lelaki itu benar tampan tapi nyebelin

"Ehem Ara berdehem pelan. Jangan jatuhin perasaan lo lebih dulu sebelum Varel datang ke rumah lo minta lo pada mami papi lo"ucap Ara dengan seriusnya.

"Ngomong apasih gak jelas" decak Dinda setengah kesal membuang padangan nya ke segela arah.

Ara hanya tertawa kecil dasar Dinda masih aja ngelak padahal sedari tadi Ara sudah tau Rinda menatap Serius ke arah Varel yang tak jauh dari mereka.

"Ada yang lucu kenapa ketawa"tanya Fhatur heran menatap Ara yang tertawa kecil seperti itu.

"Nggak ada mas" sahut Ara menghentikan tawanya.Fhatur menggeleng pelan istrinya ada-ada saja.

"Langsung balik"ajak Varel



Setelah jam 2 siang tadi sampai di rumah tantenya. Ara sedang bermalas-malasan di tempat tidur bersama Fhatur yang sudah terlelap di sampingnya.

Jemari lentik Ara tak pernah berhenti mengelus rambut cepak Fhatur. Dengan senyuman kecilnya ia menatap wajah tampan suaminya.

Huh kenapa Fhatur setampan ini sih?
Ara kadang jengkel dengan banyak notiv dm di Instagram Fhatur yang tak pernah berhenti. Walaupun Fhatur tak pernah membalas atau meresponnya tetap saja membuat darah Ara mendidih menahan kesal. Apa para followers Fhatur tidak bisa membaca atau melihat Arabela Gentari Putri terpampang jelas di bio Fhatur.

Bukan hanya namanya saja tetapi beberapa foto pernikahan mereka juga jelas ada di akun Fhatur tetapi tetap saja begitu banyak notif dari perempuan-perempuan yang begitu ambis menchat lelakinya.

Dret..dret...

Terlalu lama bermonolog hingga suara dering telpon membuyarkan lamunan nya.

Tanga ara segera menggeser tombol hijau dan mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum,halo sayang apa kabar"

"Wa'alaikumsallam mah Ara baik"

"Allhamdulillah,gimana nak liburan nya seru"

"Seru mah,ini aja baru balik dari candi borobudur,sama mampir ke tempat-tempat wisata lain"jelas Ara dengan antusias nya

Rani di seberang sana terkekeh kecil ikut senang dengan liburan menantunya

"Ma syaa Allah,keliatannya kamu seneng banget yah"

"Hehhee iyah mah,btw mama suka apa biar Ara bawain oleh-oleh"

Rani lagi-lagi tertawa kecil"mamah gak pengen oleh-oleh apapun,cucu aja udah seneng" lanjut Rani tertawa

Ara ikut tertawa"Doain aja mah,cepat atau lambat semoga Ara sama Mas Fhatur segera di kasih momongan"

"Aamiin nak,mamah selalu doain"

"Iyah mah makasih"

"Yasudah mamah tutup dulu yah,sebentar nanti baru lanjut Assalamualaikum

"Iyah mah Wa'alaikumsallam"

Ara menaruh ponselnya ke nakas,senyumnya sedikit luntur mengingat permintaan mamah Rani. Bukan hanya mamah Rani tetapi hampir seluruh keluarga besarnya meminta ia dan Fhatur segera di beri momongan.

Sementara Ara sendiri belum memikirkan hal itu sama sekali,bahkan ia belum siap jika kedepannya seperti itu huhf benar-benar rumit tapi Ara juga tak boleh egois.

Gadis itu memilih nanti saja sepulang ia dari sini ia berjanji akan memikirkan nya lagi. Sebelumnya juga Fhatur tak mempermasalahkan nya sama sekali tentang ketundaan Ara yang ingin menikmati masa-masa mudanya. Namun di sisi lain Ara juga tau ia egois.

"Mas bangun udah mau magrib" panggil Ara mengguncang kedua bahu Fhatur pelan.

Lelaki itu yang tadi terlelap langsung terjaga seketika. Rasanya Ara ingin tertawa

"Maaf udah bagunin mas tidur"ucap Ara menyengir kuda

Fhatur hanya bergumam pelan merubah posisinya rebahan nya menjadi duduk tangannya langsung medekap Ara seperti biasa.

"Gapapa yang"

"Ihh ngomong apasih"

"Sayang"

Astagafirullah Fhatur ini emang resek besty rasanya Ara mau pingsan

"Mas mimpi apa kenapa manggil Ara kayak gini sih"ucap Ara dengan kening berkedutnya.

"Pengen aja emang gk boleh"

"Ya boleh,tapi Ara gk biasa tau"

"Biasakan"

"Terserah mas deh,udah minggir lepas dulu pelukan nya mau magrib juga"lanjut Ara menahan kesal

"Bentaran doang"sahut Fhatur tak mendengarkan ucapan Ara

Rasanya Fhatur ingin menghentikan waktu untuk keduanya seperti ini terus.

Ara menghela nafasnya pelan membiarkan Fhatur memeluknya seperti ini.

"udah adzan lepas dulu"

Fhatur dengan berat hati melepaskan pelukannya dari Ara segera beranjak mengambil whudu.

Seperti sebelumnya Ara meraih jemari Fhatur menciumnya penuh takjim.

Moment yang sangat Ara sukai saat selesai shalat menatap Fhatur yang sudah menyodorkan jemari tangannya kepada Ara.

Lelaki itu tak tinggal diam mencium gemas seluruh wajah Ara. Membuat wajah Ara memerah seperti kepiting rebus

"Udah stop mas"ucap Ara setengah tertawa

Fhatur tak menggubris ucapan Ara lelaki utu semakin gencar mencium seluruh wajah Ara gemas,gadis itu tampak lucu jika di jahili seperti ini.

"Stop mas Astagafirullah"

Fhatur tergelak membawa Ara pada pelukannya mendekap gadisnya kuat-kuat.

"Ih nyebelin banget"kesal Ara memukul dada Fhatur pelan

"Maaf habisnya kamu lucu"

"Apanya yang lucu,emang resek deh"

Fhatur semakin tertawa menatap raut wajah kekesalan Ara yang paling ia sukai.

"Udah lepas Ara mau keluar gabung bareng Dinda sama Kinan"ucap Ara berusaha melepaskan pelukannya dari Fhatur.

Sungguh demi apapun jantung Ara sangat tidak stbail setiap kali lelaki yang bernama Fhatur ini memeluknya seperti ini.

"Sebentar Sayang,kamu gak kangen mas yah"

"Nggak orang tiap hari juga ketemu" decak Ara menyahut

Fhatur hanya terkekeh  mengelus kepala Ara pelan yang di tutupin mukenah itu.

"Gak mau ngaku"ucap Fhatur tersenyum

"Mas Kok jadi alay gini sih,ini bukan mas Fhatur yang Ara kenal" lanjut Ara menatap jengah Fhatur

Fhatur tersenyum"mas gak merasa alay tuh"

Ara hanya bergumam malas"lepasin yah Ara mau gabung sama mereka,gak enak loh sejak siang sampe magrib gini di kamar mulu"

"Gapapa yang mereka juga tau,kita baru aja ketemu seminggu juga belum genap"

Ara lagi-lagi menghela nafasnya sabar menghadapi sifat manja suaminya.

"Emang aneh mas Fhatur kalo manja" gumam Ara malas

"Biasakan sayang"

"Sayang sayang pala lo"

Fhatur langsung melepaskan pelukannya dari Ara. Menatap gadis itu tajam

Ara menyengir kuda"becanda Ya Allah mas gak usah natap gitu juga kayak mau mangsa aja"

"Jangan diulangi mas gak suka"

"Iyah mas maaf,Ara mau buka mukenah terus lipat" lanjut Ara tersenyum segera melipat mukenahnya menaruhnya kembali ke tempatnya

Fhatur hanya bergumam pelan sibuk dengan ponselnya.

Ara cekikian dalam hati ia tau Fhatur ngambek

"Mas Ara keluar dulu" ucap Ara menahan tawanya menatap wajah Fhatur yang masih ngambek

"Hem"

"Ya Allah kok lucu yah liat mas Fhatur ngambek hahaha kali-kali Ara kerjain" batin ya menahan tawa segera keluar dari kamar meninggalkan Fhatur yang cemberut.

"Tuh orang yang di omongi akhirnya keluar juga" ucap Fany tertawa bersama Kinan dan Dinda yang ikut tertawa

Ara memutar bola matanya malas pasti ia di soraki habis-habisan dengan malas ia memilih bergabung dengan mereka yang sedang asyik mengobrol di ruang tamu.

"Kak Ara sejak balik dari tempat wisata di kamar mulu" ucap Kinan tertawa

"Aduh Ki kamu kayak gak tau aja kaka kamu kan pengantin baru jadi wajarlah Ara di kamar mulu" ucap Dinda tertawa

"Kalian ini" ucap Fany tertawa

"Pada gak jelas" ucap Ara mendengus sebal

Mereka semua tertawa"udahlah gapapa juga kan kalian udah sah"

"Iyah tan,btw ini punya siapa"? tanyaa Ara menatap sekotak martabak

"Punya kaka,tadi Ki sama kak Dinda dan bang Varel beli di depan"

"Resek yah gak ngajak-ngajak"

"Gimana mau ngajak,orang seharian tadi kaka di kamar"

"Iyah juga,kaka coba yah" lanjut nya tersenyum memakan sepotong martabak.

Enak bahkan lebih enak rasanya.

"Gimana kak enak kan"

"Enak banget Ki"

Fany hanya terkekeh memilih berpamitan kedalam kamar lebih dulu.

"Udah adzan isya aja perasaan cepet banget" ucap Dinda

"Ya cepet lah magrib ke isya" ucap Ara menaruh martabak spesial itu ke nakas.

"Bang Varel sama Bang Fhatur shalat di luar" ucap Kinan yang menatap kedua lelaki itu

"Iyah kebutalan ada leting abang di masjid,sekalian mau silaturahmi"jawab Fhatur

"Sayang kamu shalat sendiri gapapa kan mas mau temuin kasuh mas semasa di yogyakarta dulu"

Sialan Fhatur ada Dinda Varel serta Kinan lelaki itu malah memanggil nya dengan sebutan itu sengaja banget sih batin Ara

"Iyah mas gapapa kok" balasnya tersenyum tipis

"Tolong bawa Kinan ke marsh"

"Demi apasih manggil sayang ke Ara huwaa rasanya jiwa gua udah gak sanggup jomblo mulu"

Varel menatap aneh Dinda yang begitu dramatis dasar yah orang kalau alay kayak Dinda itu pikir Varel begidik ngeri.

Ara menatap jengah Dinda dan Kinan memilih berlalu masuk ke kamar setelah menyalimi Fhatur.

Fhatur menahan senyumnya menatap punggung Ara yang sudah menghilang di balik pintu kamar.

Tak buang waktu lagi kedua lelaki itu segera beranjak pergi.



Setelah tiga hari di kota istimewa yogyakarta
Hari ini mereka akan kembali pulang ke bandung.

Ara sebenarnya sangat ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di sini. Namun ia tak bisa egois di sisi lain Fhatur dan Varel akan dinas lusa jadi mereka tak bisa berlama-lama lagi berada di sini.

"Kalian hati-hati yah,ini ada sedikit oleh-oleh dari tante" ucap Fany tersenyum

"Iyah tante,makasih banget loh oleh-oleh nya maaf yah udah repotin tante selama disini" ucap Dinda mewakili mereka semua

"Tante gak merasa di repot kan,nanti kalau ada  waktu kalian main lagi yah"

"Siap deh tante"

"Yaudah tan kita pamit dulu yah Assalamualaikum tolong titip salam ke Kinan dan Om Bimo"

"Iyah nak nanti tante sampaikan hati-hati sekali lagi nyetirnya jangan ngebut"

"Iyah tan" ucap Fhatur menyalami tante Fany diikuti mereka semua.

Kali ini Fhatur yang menyetir.

Tante Fany tersenyum melambaikan tangan nya pada mobil Fhatur yang sudah beranjak pergi keluar dari pekarangan rumahnya.

Ara menyandarkan kepalanya di jok mobil menatap sekilas ke arah Fhatur yang fokus mengemudi.

"Ra cobain deh yangko nya enak banget,mana kenyil gitu kayak mochi Ra"

"Nanti aja"sahut Ara

Varel menatap jengah Dinda yang tiada hentinya memakan jajanan yangko oleh² yang di berikan tante Fany pada mereka.

"Eh lo kalo makan ingat-ingat dong jangan habisin sendiri"sewot Varel dengan kesal

"Kenapa lo yang sewot orang ini kue gunanya buat di makan" balas Dinda tak kalah ketus

"Ya tapi lo inget kita juga jangan lo embat sendirian"kesal Varel merebut yanko dari tangan Dinda

"Balikin itu punya gua sialan lo" geram Dinda merebut kembali kue di tangan Varel

Ara menatap mereka jengah"jangan ribut woi lo berdua mau suami gua gak fokus nyetir"teriak Ara kesal

Fhatur menggelengkan kepalanya pelan"udah sayang gak usah di gubris" ucap Fhatur

Ara memilih diam mendengarkan ucapan Fhatur membiarkan kedua sejoli itu terus beradu argumen di belakang sana.

Huhf benar-benar kurang kerjaan pikir Ara memilih memainkan ponselnya membuang rasa kantuknya.

Perjalanan masih sangat jauh Jogjakarta-bandung memakan waktu 9 jam hingga 10 jam jika banyak istirahat.

Varel tertawa puas menatap wajah Dinda yang begitu pias menahan kekesalannya.

"Rakus lo"ucap Dinda sinis

"Lo juga rakus" balas Varel tertawa

Dinda begidik kesal awas saja Varel jika bukan di dalam mobil seperti ini ia sudah pastikan lelaki itu akan mendapatkan bogeman mentah darinya.

Adzan duhur berkumandang membuat Fhatur menghentikan mobilnya. Istirahat sejenak guna menjalankan shalat duhur.

Setelah selesai dengan Shalat duhur Fhatur kembali mengemudikan mobilnya.

Dinda sudah terlelap dengan dengkuran halus yang terdengar di pendegaran Varel

Lelaki itu cekikian menatap Dinda yang terlelap puas seperti itu ide jahil melintas di otaknya.

Ia mengambil spidol dan mencoret asal wajah Dinda

Ara gadis itu bomat sedari tadi hanya diam memandang jalanan kota yang tampak macet.

Tak sedikitpun ia tertidur. Gadis itu sedari tadi mengajak Fhatur mengobrol kan hal random yang menurutnya lucu. Tak tega juga ia tidur sementara suaminya mengemudi setengah mati.

"Cekrek"

Varel tersenyum puas menatap hasil jepretan Dinda yang tertidur pulas dengan gambar spidol yang bercoretan memenuhi sisi wajahnya.

"Rasain lo" ucap Varel pelan ia sangat senang membuat Dinda seperti ini. Perempuan kayak Dinda ini patut Varel beri pelajaran.

Typo bertebaran

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 137K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 36.6K 16
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
226K 21.5K 28
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
462K 50.3K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...