ARABELA STORY (END)

By Yantiiiii_

58.4K 6K 2.1K

Fhatur tersenyum menatap hijab Ara yang di terpa angin laut tangan lelaki itu dengan gesit menahan hijab Ara... More

1.NASGOR
2.PERJODOHAN
3.MOOD
4.FREE
5.PENGAJUAN NIKAH KANTOR
6.PEDANG PORA
7.PINDAH RUMAH DINAS
8.TAMU BULANAN
9.KEHIDUPAN BARU
10.SALTING
11.SENIOR JUNIOR
12.MASALALU
13.CERAI
14.TUGAS
15.SATGAS
SKRIPSI
WISUDA
KEJUTAN
CUTI
LIBURAN
BROWNIES
ALLHAMDULILLAH
RENANG
LIBANON
LAHIRAN
ENDING

16.MANDIRI

1.4K 180 21
By Yantiiiii_

Jangan lupa vote komemtnya
Terimaksih sdh singgah
_______

Ara terbangun pukul 6 lewat gadis itu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri tak ada waktu lagi untuk membuat sarapan.

Tak peduli dengan mata yang sedikit membengkak Ara memilih keluar dari kamar setelah lengkap dengan segela pernak-pernik perlengkapan kampusnya.

Ara segera menutup pintu rumah dinas bersiap pergi ke kampus setelah memanaskan motor skupynya. yang sudah di antarkan Galang semalaman.

Sebentarnya ia di antar jemput Rafa berhubung Ara yang tak ingin merepotkan abangnya itu menolak halus dengan alasan yang begitu banyak takut merepotkan dan lain-lain. lagi-lagi Rafa menghela nafasnya gusar ini semua perintah Fhatur tetapi Ara gadis manja keras kepala tak mau.

"Dek Ara" panggil bu Nidiya ketika Ara ingin membawa motornya pergi dari halaman rumah dinas

"Iyah mba" sahut Ara tersenyum menghentikan motornya

Bu Nidiya menghampiri Ara dengan tersenyum"dek Ara gak boleh nangis-nangis udah tau kan tempat tugasnya disana susah sinyal dan kemungkinan kita gk bisa komunikasi 9 bulan"

Ara tersenyum"iyah mba semalam Mas Fhatur udah ngasih tau".

"Sama saya juga di beritahu gitu,kamu habis nangis yah keliatan banget matanya bengkak" tebak bu Nidiya tersenyum

"Iyah" jawab Ara dengan kekehan kecil menyangkal pun tak mungkin sebab bu Nidiya ini jelas tau.

"Sama dek Ara dulu mba waktu awal nikah di tinggal tugas juga gitu"kekeh bu Nidiya

Ara tersenyum menganggapi nya"iyah mba"

"Dek Ara berangkat aja takut telat kalau ngobrol terus sama saya" lanjut bu Nidiya tertawa

"Iyah mba,yasudah Ara pamit yah "Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsallam"

Bu Nidya menggelengkan kepalanya tersenyum masuk kedalam rumah dinas setelah mendengar kedua anaknya rewel.

Ara sedikit terhibur dengan obrolannya bersama bu Nidiya yang begitu smart dan tawanya tak terlihat sedih sedikitpun mungkin bu Nidiya menutupinya dengan keceriaan.

Ara fokus dengan jalanan kota membawa motor skupynya tersenyum kali pertama setelah satu minggu ful di antarkan Fhatur bolak balik. Huh Ara jadi teringat lagi dengan lelaki itu.

Selang beberapa menit motor skupy Ara tiba di parkiran kampus.

Gadis itu segera melangkah kedalam kls setelah melewati setiap koridor demi koridor.

"Udah dong Ra jangan nangis,mata lo bengkak pengen ngakak gua" ucap Dinda yang baru datang dengan wajah tertawa gemas

Ara menatap Dinda malas"lo gak akan tau rasanya kalo jadi gua"balas Ara datar

"Ara maaf dah gua becanda kok malah serius sih"ucap Dinda dengan memelas

"Gua gk serius udah santai aja lo juga makanya jangan ketawain gua"

"Iyah-iyah janji dah gak ketawa" pasrah Dinda memilih menduduki bangku di samping Ara.

Ara hanya mendegus sebal dasar Dinda resek.



"Ra lo doyan apa lapar sih" tanya Dinda dengan raut wajah tak percaya menatap Ara yang sudah menghabiskan dua mangkuk bakso

Ara tak menjawab malas sekali jika sedang makan di ajak mengobrol

"Lo ngidam"ucap Dinda

Ara langsung medelik tajam ke arah Dinda"ngaco lo"

"Habisnya lo makan sebanyak ini,baru pertama kalinya gua liat lo makan bakso dua porsi, sumpah ini lo beneran ngidam kan" lanjut Dinda

"gua gk ngidam Din udah deh gk usah ngomong aneh-aneh gua laper puas lo"kesalnya dengan malas kembali menyantap bakso.

Dinda tertawa ia salah sangka benar juga pernikahan Ara dan Fhatur baru seminggu lebih.

"Hahah maaf Ra gua salah sangka"

"Hem" Ara hanya berdehem kembali fokus dengan makannya.

Dinda menggelengkan kepalanya ngeri jika Ara tidak sarapan porsi makan siangnya begitu banyak.

Setelah selesai dengan menghabiskan bakso kedua gadis itu mulai beranjak meninggalkan kantin.

"Raa nanti balik kampus lo langsung balik kerumah"

"Iyah,selagi Fhatur pergi gua gak boleh kelayapan gk jelas"

Dinda tertawa kencang"ututu gemas banget sih istri idaman"

"Aamiin,eh Din bentar nanti habis matkul selesai lo temanin gua ke butiq yah"

"Ngapain, katanya gak boleh kelayapan"

"Ke butiq doang habis itu balik,ada deh rahasia"

"Okay"jawab Dinda membentuk jemari tangannya ok

Ara tersenyum segera masuk kedalam kls sebentar lagi dosen mata kuliah mereka akan tiba.



Setelah mata kuliah terakhir berkahir Ara langsung membonceng Dinda pergi ke salah satu butiq ternama berada di kota bandung.

Dinda sangat teramat penasaran apa yang Ara lakukan dengan pergi ke butiq.

Ara mulai memarkirkan motor skupyjya di depan butiq.

Gadis itu langsung membawa Dinda masuk kedalamnya. Mata Dinda mengerjap tak percaya dengan Ara yang sudah membawanya ke tempat gamis muslimah ini Ara sakit atau gimana tolong bantu Dinda.

"Ra lo kenapa ke sini "

"Udah diem gua mau nyari busana muslim sama hijab"

Dinda semakin melongo mendengar penuturan Ara"buat bunda lo atau Hana atau mamah Rani"tanya setengah mengerjap tak percaya.

"Buat gua,udah lah diem malu tau di liatan orang pada bisak-bisik terus"

Dinda diam ini benar-benar mimpi seorang Ara yang notebatnya fasionalbel anti gamis syari kini mencari busana muslim haduh rasanya Dinda ingin teriak

"Mba bisa tolong carikan sepuluh pasang untuk busana seperti ini sama hijab nya juga" lanjut Ara

"Bisa kak tunggu sebentar yah" balasnya ramah

"Ara lo beneran gak sakit kan?kenapa lo jadi mau pesan gamis gini sih?

"Gua ingin hijrah udah diem"

"Mas syaa Allah Ara gua udah sadar" ucap Dinda senang

"Lo gk ada niat buat make hijab juga" tanya Ara

"Gua takut di buly,sebenarnya udah dari lama banget gua pengen" lanjut Dinda tersenyum

"Yaudah sekalian gua pesan,gk usah dengerin penilaian manusia karena itu gak akan pernah habisnya"

Dinda di buat terharu setidaknya ia memiliki Ara ketika esok ia di hujat habis-habisan.

Mba kasir menghampiri keduanya menujukan busana muslim yang di bawanya.

"Ini gimana kak bagus sangat cocok di tubuh kalian"

"Boleh mba utu aja semuanya saya ambil,sekalian sama hijab Arabela nya yah"

Mba kasir mengangguk tersenyum segera membungkus semua pesanan Ara.

"Ini buat lo,katanya lo mau hijrah kan" tanya Ara tersenyum

"Wah mba nya mau hijrah semangat yah mba,hijrah itu gak gampang begitu banyak rintangan dan ujiannya harus ekstra sabar kuat,saya mendoakan kalian untuk tetap semangat menempuh perjalanan hijrah di tengah jaman seperti sekarang"ucap Mba kasir itu lagi

"Iyah mba terimakasih untuk doanya"

Ara dan Dinda pamit meninggalkan mustika butiq.

"Ara ini beneran buat gua" tanya Dinda dengan raut wajah tak percaya.

"Nggak buat tetangga lo"

"Aaa makasih Ra"

"Sama-sama"

"Gua balik ya,terserah lo mau makai sekarang atau gk gu gak maksa semua sesuai hati lo"lanjut Ara menstater motor nya pergi.

"Gua bakal pakai" teriak Dinda dengan senyuman meriahnya.



Ara sampai di rumah pukul tiga sore setelah seharian di butiq gadis itu segera membersihkan diri.

Ditatapnya busana muslimah yang baru saja ia beli dengan senyum tipis Ara mencobanya ia jadi teringat akan perkataan Fhatur tempo lalu soal penampilan nya untuk kuliah.

Jujur saat itu Ara belum ada kesiapan apapun selain tau hijab yang ia pakai hanya untuk membuatnya gerah ternyata salah fungsi hijab untuk menutup aurat perintah Allah subahanna wata'ala yang sudah tercatat jelas lalu kenapa begitu banyak perempuan diluaran sana termasuk dirinya yang juga belum sadar.

Ara jadi menangis dalam diam begitu la lain ya ia bahkan yak mendengarkan perkataan Fhatur seminggu lalu.

"Kenapa tidak pakai hijab" tanya Fhatur saat keduanya sudah menyelesaikan sarapan pagi.

"Gua belum siap"

"Hijab itu bukan tentang kesiapan,tetapi untuk menutup aurat"

"Udah deh gak usah ceramah,gua belum siap yah belum siap kok kesannya lo maksa sih gerutu Ara yang sudah kesal

Fhatur menghela nafasnya sejenak"Allah Subhana wata'ala berfirman dalam surah Al-azhab.

QS. Al-Ahzaab [33] Ayat ke 59 :

يٰۤـاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّ ۗ  ذٰ لِكَ اَدْنٰٓى اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

yaaa ayyuhan-nabiyyu qul li'azwaajika wa banaatika wa nisaaa'il-mu'miniina yudniina 'alaihinna min jalaabiibihinn, dzaalika adnaaa ay yu'rofna fa laa yu'dzaiin, wa kaanallaahu ghofuuror rohiimaa

Artinya :

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Ara sedikit tersentuh dengan ayat yang baru saja Fhatur bacakan tetapi hati kecilnya mengatakan belum siap

"Gua belum siap,nanti kalo udah siap gua janji bakal pakai hijab"ucap Ara pelan

"Maafin gua Tur,sekarang gua berjanji buat hijrah, bukan karena lo tapi karena Allah ta'ala semata" ucapnya lirih menghapus air matanya kasar.

Gadis itu sudah merasa lebih baik dengan cepat tangan ya melipat baju yang baru saja di belinya ia taruh di lemari pakaian.

Tak kalah terkejutnya menatap isi sebelah lemari Fhatur yang menggantung busana kebaya entah milik siapa tetapi dengan ragu Ara mengambilnya.

"Di pakai yah Ara, saya sengaja membelikan kamu untuk hari wisudamu nanti tolong di pakai ini hadiah saya".

Pesannya pada kertas kecil yang tersemat disitu.

Tangis Ara yang tadi meredah kini semakin deras terharu dengan cara Fhatur yang seperti ini membelikan ia busana muslim untuk hari wisudanya nanti walaupun lelaki itu tidak bisa hadir tetapi tak apa dengan ini saja Ara sungguh senang luar biasa.

Padahal masih dua bulanan lagi ia sidang skripsi tetapi lelaki itu sudah menyiapkan busana kebaya untuk hari wisudanya nya nanti begitu roman pikir Ara tersentuh.



Di bumi yang sama di tempat yang berbeda Fhatur menghela nafasnya berat keadaan susahnya sinyal membuat ia tak bisa mendengar suara gadis nya itu.

Varel tertawa gemas menatap kegundahan Fhatur yang seperti itu. Bukan hanya varel tetapi beberapa teman posnya juga menatapnya tertawa ini bukan lah Fhatur yang dulu.

"Udah terima nasib aja gk bisa dengerin suara bini lo" ucap Varel tertawa

"Iyah bener apa yang Varel bilang kita harus terima nasib gk bisa dengerin suara istri tercinta di rumah" sahut Sertu Hardi terkekeh

"Terasa berat dan beda gak Dan dulu aja lo ngejekin gua gini-gini sekarang lo yang kena makan omongan lo sendiri"tambah Serda Bayu ikut menimbrung

Fhatur menatap mereka jengah sedari semalam tak bisa diam selalu saja menggoda nya seperti ini.

"Sudah diam tidak baik bercanda di tengah kondisi seperti ini,lebih baik kalian fokus dengan tugas daripada terus mengejek saya"

"Dan hidup itu butuh becanda,kita hidup hanya sekali seumur hidup selagi kita bisa tertawa yah tertawa lah" balas Sertu Hardi lagi

"Iyah bener gua setuju banget sama omongan sertu Hardi"

Fhatur di buat pusing dengan tingkah konyol mereka memilih beranjak untuk menjalankan shalat Magrib.

"Stop deh lo sama yang lain jaga dulu gau mau nyusul Fhatur ke sungai"ucap Varel menghentikan tawanya berlalu pergi menyusul Fhatur.

Hardi dan Bayu mengacuhkan jempolnya mantap kembali fokus ke pos penjagaan.

Fhatur mengambil air whudu di salah satu sungai yang tidak jauh dari pos penjagaan mereka.

Dengan mata menajam menatap ke arah sekitarnya

"Tur lo kalo mau ambil whudu jangan sendirian,panggil gua biarpun sikap waspada lo ada tetapi jangan gegabah"suara Varel mengangkat kan nya di tengah ia mengambil whudu

"Saya buru-buru"

"Lain kali jangan gini"

Fahtru mengangguk segera mengambil whudu.

Varel dan satu anggota lainya berjaga di sekitar Fhatur dengan senjata laras panjang yang mereka pegang masing-masing.

Setelah Fhatur selesai tibalah gantian Varel dan satu anggotanya itu bergantian Fhatur yang menjaga sekitarnya.

Memang belum ada konflik apapun di daerah pos mereka tetapi harus siap siaga karena musuh selalu ada di sekitar mereka.

Fhatur mulai menjalankan shalat dengan ia yang mengimani seluruh anggota nya. Dengan beberapa anggota lain berjaga.

"Dan pipanya sudah di perbaiki untuk mandi dan whudu tidak usah ke sungai"lapor Pratu Erik.

Fhatur menganggukan kepalanya mengerti lelaki itu kembali bergabung di depan bersama anggotanya.

"Gua jadi keinget Nidiya dia lagi masak apa yah" ucap Sertu Bayu dengan raut sedih

"Masak tahu orek"sahut Varel dengan tingkat kecandaannya seperti biasa

Sertu Bayu menatap tajam Varel

"Ampun dah becanda"

"Kalo lo Inget Nidiya, gua jadi keinget Indri dia pasti nangis jama segini"ucap Serda Hardi tak kalah sedih

"Kenapa bini lo nangis" tanya Varel kepo

"Udah lo jomblo lo diem" tambah pratu Erik yang baru bergabung

"Ck mentang-mentang udah punya tunangan jadi songong"decak Varel dengan kesal

"Bini lo sedih kenapa" tanya Sertu Bayu

"Ya lo bayangin kali pertamanya di tengah hamil gua berangkat satgas", jeda Serda Hardi sejenak. Tadi aja nangis minta gua gk usah berangkat" lanjutnya menghapus air matanya di pelupuk

Mereka semua tidak ada yang tertawa lagi ikut merasakan kesedihan Serda Hardi.

"Mental Krupuk, lo gimana sih tentara harus kuat brader" hibur Varel

"Udah kuat,tapi gua gak tegaan Indri itu cengeng tentang hal kecil aja udah nangis mana nanti lahirin anak gua,gua gak ada di sampingnya"lanjut Serda Hardi berangan jauh kedepannya memikirkan istrinya itu.

"Sabar semuanya pasti berlalu,semuanya wanita yang menikah dengan prajurit akan mengalami hal itu"ucap Fhatur menepuk pundak Hardi dengan pelan.

Typo bertebaran

Continue Reading

You'll Also Like

3M 152K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.5M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.5M 137K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.4M 102K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...