ARABELA STORY (END)

Autorstwa Yantiiiii_

58.4K 6K 2.1K

Fhatur tersenyum menatap hijab Ara yang di terpa angin laut tangan lelaki itu dengan gesit menahan hijab Ara... Więcej

1.NASGOR
2.PERJODOHAN
3.MOOD
4.FREE
5.PENGAJUAN NIKAH KANTOR
6.PEDANG PORA
7.PINDAH RUMAH DINAS
8.TAMU BULANAN
10.SALTING
11.SENIOR JUNIOR
12.MASALALU
13.CERAI
14.TUGAS
15.SATGAS
16.MANDIRI
SKRIPSI
WISUDA
KEJUTAN
CUTI
LIBURAN
BROWNIES
ALLHAMDULILLAH
RENANG
LIBANON
LAHIRAN
ENDING

9.KEHIDUPAN BARU

1.9K 222 115
Autorstwa Yantiiiii_

Happy reading
Terimakasih sudah singgah
Jangan lupa vote komentnya
________

Pagi ini Ara bangun agak kesiangan, rasa sakit di perutnya sudah lebih baik tidak seperti semalam lagi, mengingat hal semalam membuat wajah Ara memerah, bagaimana semalam perlakuan Fhatur yang begitu manis membuat Ara tersenyum-senyum sendiri.

Mata Ara mengedarkan pandangannya ke samping, Fhatur sudah tidak ada di sampingnya entah kemana, Ara memilih beranjak dari tidurnya.

Menuju ke arah dapur, disana sudah ada Fhatur, Ma syaa Allah rupanya lelaki itu sedang membuat sarapan.

"Tur kenapa gk bangunin gua aja, kenapa lo masak,"ucap Ara menghampiri Fhatur.

"Duduklah jangan banyak bertanya," sahut Fhatur tanpa menoleh.

Ara mengembungkan pipinya kesal."terserah," putusnya memilih duduk.

"Tidak kuliah?" tanya Fhatur yang sudah menyajikan roti panggang dan selai coklat.

"Kuliah."

"Yasudah, siap-siap sana."

"Bentar lagi masih mager."

Fhatur menggeleng kecil."sebentar nanti kita kunjungan ke rumah komandan saya dan beberapa petinggi militer."

"Iya, jam berapa?"

"Malam habis magrib."

Ara mengangguk paham segera berpamitan ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

Setelah dirasa beres Ara kembali keluar melangkah kan kakinya ke arah dapur untuk sarapan, disana sudah ada Fhatur yang sudah rapi dengan seragam pdu nya.

"Tur nanti gua main ke rumah bunda mau ambil mobil."

"Gak usah, biar saya yang antarkan kamu."

"Tapi lo kan sibuk, gua gk enak tiap hari lo bolak balik anter jemput gua,.lo juga punya kesibukan,gua juga gak enak repotin lo terus!"ucap Ara dengan kesal.

Fhatur menghela nafasnya dalam."kamu sekarang istri saya, tidak perlu merasa tidak enak atau semacam lainya, kamu tanggung jawab saya sekarang, saya sama sekali tidak merasa di repot kan."

Ara terdiam, mencerna setiap perkataan Fhatur yang membuatnya terharu dengan ungkapan lelaki itu.

"Biasakan dengan posisi kita saat ini, mulai sekarang jangan lagi merasa asing kamu istri saya,"lanjut Fhatur mengacak rambut gadis itu pelan.

Blush

Wajah Ara mungkin sudah memerah lelaki ini kerasukan apa berbicara manis dan panjang lebar seperti ini tolong bantu Ara huwaa!

"Iya, maaf deh janji gak ngomong gitu lagi,udah lepasin tangan lo, buru sarapan gua mau telat juga!"ketus Ara setengah kesal menghilangkan kegugupan nya.

Fhatur menurunkan tangan nya dari rambut Ara."bagus, mulai sekarang jangan lagi merasa asing, kita ini sudah menikah walaupun hanya perjodohan, tetapi saya begitu serius dengan pernikahan ini dan terutama kamu,kita mulai semuanya dari awal mulai menerima posisi kita masing-masing, kamu bisa kan?"

Ara rasanya ingin tersedak dengan lanjutan ucapan Fhatur yang begitu jujur, ia tidak salah dengar Fhatur serius dengan pernikahan ini dan terutama dirinya. huhu rasanya ia sangat bahagia mungkin ini dampak tidak pernah pacaran menerima perkataan manis saja sudah baper tersalting-salting.

"Iya bisa,"sahut Ara pelan.

Taka ada obrolan lagi keduanya sibuk menikmati sarapan pagi. Setelah selesai dari sarapan mereka Fhatur segera mengantarkan Ara ke kampus.

Ara sampai di kampus seperti biasa begitu banyak yang menyapa atau tersenyum padanya.

"Ra bentar malam ada pirt day nya Naya, lo dateng ya,"ucap Dinda tersenyum menyerahkan undangan pada Ara.

Disisi lain ia ingat akan ucapan Fhatur yang mengatakan mereka berdua akan berkunjung ke rumah komandan dan beberapa petinggi militer lainya.

"Din sory gua gk bisa dateng, bentar malam gua sama Fhatur mau kunjungan juga."

Dinda yang paham tak masalah."gapapa Ra, sans aja, gua tau kesibukan lo sekarang."ucap Dinda terkekeh.

Ara tersenyum."thanks ya Din udah ngerti,nanti gua titip kado aja,"balas Ara tersenyum.

Keduanya memilih melangkah kedalam kelas, sebentar lagi mata kuliah pertama akan berlangsung.

Mata kuliah berakhir Ara dan Dinda melangkah ke kantin untuk mengisi perut keduanya.

"Ra lo tau caranya, gimana dapetin hati Dion?"tanya Dinda di sela-sela makan mereka.

Ara yang sedang menyantap batagor menatap malas ke arah Dinda yang sudah mulai membucin membahas Dion.

"Gak tau,"sahut Ara malas.

"Ish lo mah gitu, dari dulu gak tau mulu."

"Sadar diri juga penting Din, Dion udah ada pacar, jangan jadi orang ketiga,"sinis Ara malas.

Dinda sudah biasa seperti itu hanya tertawa kecil."sans dong Ra, mereka kan belum nikah cuman pacaran doang gua gak salah dong."

"Serah lo, susah ngomong sama cewek yang udah bucin."

Dinda terbahak."ya gitu deh gua."

"Buru makan! udah mau masuk jam terkahir."

Dinda bergumam malas."tapi gua chat Dion di instagram, dia respek baik gak kayak minggu-minggu lalu marahin gua."

Ara menghela nafasnya malas."terus?"

"Ya, gapapa gua cuman ngomong aja."

"Buru deh Din jangan ngomongin Dion melulu, bentar lagi masuk loh,"lanjut Ara kesal meneguk segelas jus jeruk hingga tandas.

Dinda tak membantah lagi ia juga takut telat buru-buru gadis itu menghabiskan baksonya hingga habis.

Lanjutan dengan mata kuliah terkahir yang memakan waktu hingga sore pukul 4 membuat teman-teman kls nya sudah lelah menahan kantuk dengan dosen terkiler sejagad raya di kampus.



Ara tiba di rumah pukul lima lewat sudah membersihkan diri beberapa saat lalu. Mulai lagi memasak menahan lelah letih kantuk yang melanda nya gadis itu langsung terjun ke dapur untuk membuat hidangan masakan malam.

Setelah itu ia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur king size entahlah Fhatur juga belum balik Ara memilih memjamkan matanya untuk tidur.

"Bangun."

"Apasih," ucap Ara dengan serak bangun dari tidurnya mengucek matanya pelan ternyata Fhatur yang membangunkan nya.

"Siap-siap kita ke rumah komandan saya."

"Iyah,"jawab Ara bergumam malas menatap Fhatur yang sudah rapi .

"Saya tunggu di luar,"putus Fhatur berlalu pergi.

Fhatur sudah rapi memilih duduk di depan televisi menunggu Ara yang sudah setengah jam lebih belum selesai dari kegiatan nya.

"Ara,kamu sudah selesai, ayok kita pergi!"panggil Fhatur setengah berteriak dari luar.

"Belum Tur, gua bingung pake baju apa," sahut Ara menghampiri nya.

Gadis itu masih belum berganti baju apapun masih dengan baju rumahan nya, astaga Fhatur sudah kesal setelah setengah jam lebih menunggu Ara gadis ini belum berganti sama sekali.

"Kamu ini, pake baju yang sopan aja ribet banget."

"Oke tunggu ya," pamit Ara kembali ke kamarnya.

Tak berlangsung lama Ara sudah keluar dengan baju rapi tertutup."udah ayok Tur,"ajak Ara tersenyum manis tanpa dosa.

"kamu kenapa lama sekali."

"Udah ayok, gak usah protes perempuan kalo dandan lama," lanjut Ara mendorong Fhatur keluar dari rumah dinas.

Fhatur tak membalas ucapan Ara segera membawa mobil pergi ke tempat tujuan.

"Assalamu'alaikum," salam kedua nya memasuki rumah yang lumayan mewah.

"Wa'alaikumsallam, nah tamunya sudah datang," balas bu Sulis dengan senyuman meriahnya.

"Wah-wah pengantin baru sini-sini masuk,"tambah Komandan Erik tak kalah ramah.

Fhatur dan Ara tersenyum segera masuk kedalaam rumah dan duduk ke sofa yang tersedia di ruang tamu.

"Gimana sehat dek?" tanya Bu sulis dengan senyuman ramahnya

"Allhamdulillah bu sehat, ijin salah bu baru berkunjung kesini," lanjut Ara tak enak.

"Kamu ini tidak usah bersikap formal, panggil mba aja kayak biasanya" kekeh Sulis membuat Ara tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Dek Ara sekarang semester 7?"tanya Komandan erik yang Ara tau sahabat Ayahnya sangat dekat.

"Ijin iya Om."

"Wah sebentar lagi nyusun skripsi dek,semangat,"tambah Bu sulis tersenyum.

Lanjutan dengan obrolan-obrolan kecil dan petuah-petuah yang di sampaikan oleh komandan Erik dan ibu komandan.

"Fhatur di bimbing dek Aranya,kalo ada masalah dalam rumah tangga selesai kan dengan kepala dingin jangan pake emosi," ucap Komandan Erik.

"Siap Dan,"balas Fhatur.

"untuk Dek Ara,tetap sabar jangan sedih kalo nanti suaminya dapat panggilan tugas,istri seorang prajurit harus kuat dan mandiri jangan nangis-nangis lagi ya dek Ara,"ucap bu sulis tersenyum.

"Siap mba."

"Sudah bersikap biasa aja,nanti lusa ada kegiatan persit,kalo dek Ara gak sibuk dan ada waktu mohon datang ya dek, biar bisa berbaur dan mengenal satu sama lain,"lanjut bu sulis tersenyum.

"Siap mba, nanti Ara hadir,"balas Ara tersenyum.

Setelah lama berbincang-bincang Fhatur dan Ara berpamitan pulang.

Ara langsung merebahkan tubuhnya di kasur begitu lelah setelah berkunjung ke bapak komandan dan ibu komandan serta beberapa petinggi militer lainya.

"Tugas gua belum buat," ucap Ara dengan dongkol menepuk jidatnya lupa ia langsung bangkit dari rebahannya.

"Makanya sejak tadi di kerjakan," sahut Fhatur yang baru saja memasuki kamar.

"Ya, gua mana tau,gua aja baru inget nih,setelah Dinda nanyain!"kesal Ara memilih beranjak ke kamar sebelah.

Sudah sejam lebih Ara di buat pusing dengan rumusan masalah yang tak masuk di otaknya matakuliah yang paling Ara benci statistika. Ayolah siapa yang tidak tau dengan mata kuliah yang satu ini dia mana pun kalian apapun jurusan yang kalian ambil akan berjumpa dengan statistika ini.padahal gadis itu sudah menghindar dengan gamblang memilih jurusan sastara tetapi tetap saja ia berjumpa dengan yang namanya statistika.

Ara mengigit bibir dalamnya kesal sudah pukul 11 lewat tetapi ia belum menemukan jawabannya sama sekali.

Ara benci ini tak apa kalian mau menilai bagaimana tetapi manusia selalu punya keterbatasan masing-masing.ada yang pintar di bidang perhitungan bahkan ada yang goblok di bidang lainya.

Kalau saja ada Galang sang adik yang begitu jenius soal menghitung mungkin saja tugasnya sudah selesai sejak tadi. Galang yah selama ini ia hanya bergantung pada adiknya itu namun kini tidak lagi bagaimana ini menelpon Galang saja pikir Ara.

Sial berdering tetapi tak di angkat adiknya memang nyebelin pasti sedang bermain game.

Ara menumpu dagu nya dengan pulpen seraya mencoret-coret buku cakarannya. Ia memang bodoh padahal sebentar lagi ia akan menyusun skripsi huhu tak apa bukanya manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing-masing.

Fhatur beranjak dari rebahannya tak biasa Ara lama seperti ini ada apa dengan gadis itu kesusahan dengan tugasnya atau tertidur di ruangan perpus.

"Kenapa seperti itu, ada soal yang sulit,"suara Fhatur menganggetkan Ara di tengah kepusingannya.

"Gua pusing Tur, soalnya susah banget," keluh Ara menjawab pertanyaan Fhatur.

"Coba lihat."

Ara bersorak riang cepat memberikan sekertas soalnya pada Fhatur.

"Sudah biar saya yang kerjakan kamu istirahat!" titah Fhatur setelah melihat soal Ara yang menurutnya mudah.

"Aaaa makasih Tur, dari tadi kek lo bilang biar gua gk mumet gini," ucap Ara tersenyum senang.

"Saya mana tau,kau saja tidak memberi tahu," balas Fhatur yang mulai mengerjakan soal Ara.

"Gua pikir lo udah tidur."

"Saya belum tidur,sudah kamu istirahatlah biar saya yang mengerjakan,"lanjut Fhatur.

"Gak-gak gua nunggu lo selesai aja,gak enak gua enakan tidur lo ngerjain tugas gua,"balas Ara kekuh di tempatnya.

Fhatur menghela nafas nya sejanak membiarkan Ara di sampingnya melihatnya mengerjakan tugas Ara.

Ara tersenyum menatap Fhatur yang begitu gesit dengan tugas matematika nya.

"Tur lo kok pinter matematika sih."

"Belajar Ara kunci nya cuman itu," sahut Fhatur tanpa mengalihkan kegitanya dari buku.

Ara mendegus sebal"gua tuh udah belajar tapi tetap aja nihil gk ada kemajuan kalo soal perhitungan"

"Bahasa kamu sulit di mengerti, semoga harimu tetap senin."

"Fhatur lo ledekin gua!" geram Ara menatap kesal Fhatur pasalnya lelaki itu menyebalkan sekali.

"Tidak,kamu berisik mending istirahat."

"Iya iya, gua diem nih, lo kerjakan ya gua takut gak di lulusin dan ngontrak nih matkul tahun depan."

Fhatur tak menjawab lontaran Ara ia memilih diam kembali fokus dengan soalnya.

Rasa kantuk mulai mengusik ketenangan Ara di tengah-tengah kefokusannya melihat Fhatur mengerjakan tugasnya.

Ara mulai menguap pelan dengan mata yang sudah setengah terpenjam membenamkan kepalanya dalam di meja belajar.

"Keras kepala," gumam Fhatur yang menatap Ara sudah terlelap tidur dengan dengkuran halus teraturnya.

Tak ada pilihan lain selain membopong tubuh Ara memindahkan nya ke kasur dengan hati-hati.

"Cup."

Fhatur mengecup kening Ara singkat dengan senyuman kecilnya menatap Ara yang tertidur pulas terkesan lucu dan cantik dengan kulit putih bersihnya.

"Tur lo nyium gua,"ucap Ara setengah terpenjam.

Dam

"Dia bangun,"batin Fhatur bertanya tetapi ia kembali memanggil Ara namun tak ada sahutan malah terdengar dengkuran halus Ara.

Rupanya Ara mengiggau Fhatur tersenyum lega ia memilih kembali ke kamar sebelah menyelesaikan tugas Ara yang tinggal beberapa nomor.

Tak memakan waktu lama Fhatur telah menyelesaikan tugas matematika Ara.

Lelaki itu segera membaringkan tubuh tegapnya di samping Ara setelah memperbaiki selimut Ara yang merosot. Entah perintah darimana tangan Fhatur memeluk Ara pelan mulai menyusul Ara pada mimpinya.



"Aaaa!" teriak Ara dengan melekingnya menatap sepasang tangan kekar yang memeluknya erat.

"Kenapa teriak?" tanya Fhatur dengan suara khas bangun tidur belum menyadari sepasang tangan kekarnya memeluk Ara.

"Lepasin tangan lo dari perut gua Tur!" geram Ara menyahut ia sangat kesal jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya demi apapun.

Fhatur merutuki kebodohan nya, dengan cepat lelaki itu melepaskan tangannya dari perut rata Ara.

"Maaf saya tidak tau."

"Ngeles aja guling yang gua taruh buat pembatas aja lo singkirin!" geram Ara yang menatap sengit Fhatur.

"Jatuh Ara kamu kegeeran sekali, saya tidak sengaja."

"Terserah lo deh, udah shubuh lo gk shalat bentar lagi waktunya habis."

"Tumben pinter," kekeh Fhatur mengacak rambut Ara gemas.

"Fhatur!" teriak Ara dengan kesal tetapi Fhatur telah lebih dulu lari ke dalam kamar mandi.

"Ngeslin banget gak tau apa gua udah baper,"gumam Ara dengan kesal.

Tak tau harus berbuat apa di waktu masih sangat shubuh seperti ini,ia belum bisa shalat karena tamu bulanan nya.

Merasa bosan Ara memilih keluar dari kamar membiarkan Fhatur menjalankan ibadah wajibnya.

Ara menjatuhkan dirinya di depan televisi dengan merebahkan tubuhnya di kasur lipat tak tau ingin berbuat apa masak saja Ara begitu mager.

Suara lantunan Fhatur kembali ia dengar rupanya lelaki itu sedang melantunkan ayat suci Al-Quran.

Merdu itulah yang ada di benak Ara rasa kesalnya merubah menjadi tersenyum perlahan-lahan pintu hatinya mulai terbuka.

"Sad dah gua udah lama gk ngaji,"gumam Ara merasa kesal dengan dirinya sendiri.

Seperti biasa Fhatur keluar dari kamar melangkah mendekat ke pada Ara yang berbaring malas di depan tv.

Melihat Fhatur yang sudah di depan ya sperti biasa menyodorkan tangannya Ara langsung meraihnya dan menciumnya.

"Tur tugas gua yang semalam udah lo kerjain?" tanya Ara setelah teringat.

"Sudah beres,"sahut Fhatur melenganggang pergi ke arah dapur.

"Aaa makasih Tur lo baik banget!" girang Ara tersenyum mengutit Fhatur dari belakangnya.

"Lebay."

"Ngomong apa lo."

"Gak ada, sudah saya mau masak lebih baik kamu pergi."

"Lo ngusir gua?" tanya Ara.

"Tidak, saya hanya bilang kamu pergi,saya mau masak."

"Ya, masak aja orang gua gk ganggu."

"Pergi Ara, saya tidak fokus kamu terlalu cerewet."

"Bukanya kebalik ya lo yang cerewet," sahut Ara yang sudah kesal.

Fhatur hanya diam mulai memasak sayur menyaur yang ada di kulkas.

Ara mendengus sebal Fhatur tak membalas lontaran nya ogah-ogahan Ara memilih kembali ke kamar sebelah ia ingin melihat jawaban Fhatur yang mengisi soalnya semalam.

Hiks akhirnya beres juga part ini
Makasih kalian udah ikutin kisah Ara dan Fhatur ini
Love² sekebonnnn🖤🖤🖤

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

5.6M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.9M 391K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
5.5M 398K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
2.5M 137K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...