8th Grade [END]

By permenyupi123

4.3K 940 547

Naksir cowok culun kelas sebelah Start: 26 Januari 2022 End: - Highest Rank: #1 Puberty 2/2/2022 1. Dilarang... More

Cast
[L] 1. Copycat
[L] 2. Matchmaker
[L] 3. Culprit
[L] 4. Goodie Bag
[L] 5. Kiss You
[L] 6. Biggest Enemy
[L] 7. Heartbeat
[L] 8. New Phone
[L] 9. 33,33 Minutes
[L] 10. His Friend
[L] 11. Movie
[L] 12. Rapunzel
[L] 13. Annoying 'Brother'
[L] 14. Camping
[L] 15. Am I Pretty to U?
[L] 16. Pizza
[L] 17. The Weather is Hot
[L] 18. Holding Hands
[L] 20. Ice Cream
[L] 21. Message
[L] 22. Wet Dream
[L] 23. Contact Name
[L] 24. Lies
[L] 25. Study Tour
[L] 26. The Happiest Girl in Bali
[W] 27. Do I Like Her?
[W] 28. Anger
[W] 29. Lovely
[W] 30. Sleep Call
[W] 31. Dilemma
[W] 32. Break Up
[W] 33. Single
[W] 34. Sudden Attack
[W] 35. 9th Grade
[W] 36. Romeo
[W] 37. Hug
[W] 38. Past
[W] 39. Struggle
[W] 40. Move On
[W] 41. Final Exam
[L] 42. Reunion
[L] 43. Friend?
[L] 44. Fries
[L] 45. Weird
[L] 46. Fake or Real
[L] 47. Cheerleader
[L] 48. Tired
[L] 49. Healing
[W] 50. Wallpaper
[W] 51. Say You Love Me (Ending)

[L] 19. Mine

74 18 3
By permenyupi123

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, aku langsung berlari keluar ke bagian koran dinding untuk menghadang Jeje.

Katanya dia mau mengambil flashdisk berisi film milikku untuk diberikan ke Wildan, tapi seharian ini dia tidak membalas pesanku akan bertemu kapan dan di mana. Tahu sendiri, kami tidak bisa sembarang bertemu karena bisa-bisa ketahuan anak 8B.

Akhirnya dia muncul.

Jeje berjalan bersama dengan anak 8B lain, mereka baru keluar dari kelas. Aku pura-pura membaca koran ketika mereka akan melewati koran dinding.

Aku melirik sekilas dan pada saat itu juga mata Jeje sedang melihat ke arahku sambil masih berjalan dengan teman-teman sekelasnya.

Dia seperti menangkap maksudku, tapi tetap lanjut berjalan keluar bersama teman-temannya.

Aku kembali mengiriminya pesan, sambil membuntutinya keluar dari sekolah, tapi Jeje tidak kunjung membalas. Cowok itu juga tidak terlihat mengecek ponsel.

Setelah menunggu selama 15 menit, akhirnya teman-temannya pergi. Dia langsung buru-buru kuhampiri.

"Jeje."

Aku merogoh flashdisk dari saku kemudian mengulungkannya.

"T--thanks Lina."

"Kamu langsung ke tempat Wildan?" tanyaku.

"I--iya."

"Sama siapa?"

"S--sendiri."

"Aku boleh ikut?"

Dia mengangguk.

Tiga detik berikutnya, aku berjalan membarenginya setelah berhasil menyeberang jalan dari sekolah ke rumah sakit.

Kaki kami melangkah beriringan ke arah lift. Kami masuk setelah pintunya terbuka dan orang yang di dalam keluar. Jeje lalu memencet tombol lantai 5. Setelah pintunya menutup, lift mulai naik ke atas.

"Aku tadi chat kamu Je, nanya kita ketemu dimana."

"O--oh? Aku lupa bawa hp, sorry."

Hening.

"Eum, Je. Soal yang semalem itu.... kamu serius kan?" tanyaku memastikan.

"Hum."

"Berarti... sekarang kita-"

"I--iya."

Aku tidak kuasa menahan senyum, bahkan rasanya ingin berteriak histeris sekencang mungkin, seperti yang telah kulakukan tadi malam sesaat setelah membaca pesan darinya.

Mataku kemudian tertuju ke arah pintu lift, yang mana di situ ada pantulan kami berdua sedang berdiri bersebelahan.

Rasanya masih tidak percaya makhluk tampan nan menggemaskan di pantulan kaca itu akhirnya menjadi milikku.

Tinggiku ternyata sehidungnya persis. Jadi kalau kami berdiri berhadapan, bibirnya tepat setinggi keningku.

Karena di dalam lift hanya ada kami berdua, suasananya hening. Aku hanya bisa mendengar suara hembusan nafasku dan hembusan nafasnya.

Jeje, kita menghirup udara yang sama.

Kemarin sebenarnya kami juga berada dalam lift yang sama, tapi bersama pengunjung lain. Baru kali ini kami benar-benar berdua di dalam lift.

Selama ini aku selalu iri dengan udara di sekitarnya yang bisa memeluknya setiap saat. Tapi sekarang aku tidak terlalu iri lagi, karena bisa saja, sebentar lagi, aku juga bisa melakukannya.

Ya tuhan, aku masih belum bisa mencerna semua ini.

*****

Saat kami datang, Wildan sedang disuapi oleh Kak Thunder. Selain mereka berdua, tidak ada orang lain lagi di ruangan ini.

Sebenarnya di ruangan ini ada dua ranjang pasien, satu dipakai Wildan, dan satu lagi kosong.

"Kalian barengan lagi?" komentar Wildan begitu kami datang. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.

Jeje menaruh tasnya di sofa, kemudian pergi ke kamar mandi. Aku duduk di kursi sebelah tempat tidur Wildan sambil melihatnya disuapi kakaknya.

"Sendirian aja Kak?" tanyaku.

"Tadi ada Nenek sama Bunda, baru aja pergi."

Aku beralih ke Wildan, "Udah enakan Wil?"

"Masih sakit."

Kak Thunder memasukkan suapan terakhir ke mulut Wildan. Cowok yang masih mengenakan seragam SMA itu kemudian meletakkan lunch box Wildan yang sudah kosong ke atas meja nakas.

"Kakak, minum!"

Kak Thunder kemudian mengambilkan minum air putih. Berbeda dengan kemarin, kini Wildan mau meminumnya.

Puas minum, Wildan melepas sedotan dari dalam mulutnya.

"Wildan, aku udah bawa filmnya. Mau langsung kamu tonton?" tanyaku.

"Kakaak, laptop!"

Kak Thunder kemudian mengambil laptop dari dalam laci meja nakas. Lalu diatur sedemikian rupa agar Wildan bisa melihat layarnya.

"Lina, flashdisk." kata Wildan.

"Flashdisk-ku tadi mana Je?" tanyaku ke Jeje saat dia baru keluar dari kamar mandi.

Jeje merogoh saku OSIS yang terletak di dada kirinya. Kemudian mengeluarkan flashdisk Hello Kitty milikku.

"Bosen gak Wil tiduran mulu? Biasanya kan kamu selalu gerak."

Untuk Wildan yang notabene-nya tidak bisa diam-bahkan untuk duduk selama 1 sampai 2 jam di bioskop-pasti sangat menyiksa.

"Barusan dia nyeletuk pengen renang Lin." Kak Thunder menyahut.

"Yaudah ayo kita cemplungin ke kolam! Kita gotong bertiga, sama Jeje."

"Lina!"

"Kan keinginanmu harus dipenuhi Wil. Kayak Buavita Leci kemarin. Mau yang leci Nenek, mau yang leci~" ujarku seraya menirukan rengekan Wildan ke neneknya.

"Lina!"

Kak Thunder terkekeh, "Lin, kalau mau nyemplungin dia ke kolam gak perlu bertiga, aku sendiri kuat kalau cuma ngangkat dia doang."

Perhatianku tertuju ke arah Jeje setelah tertawa singkat ke arah Wildan. Dia duduk di sofa sambil merogoh-rogoh sesuatu dari dalam tasnya.

Kenapa Jeje daritadi hanya diam saja?

Aku merasa canggung untuk menariknya ke dalam obrolan. Entah mengapa rasanya lebih canggung daripada waktu di mall kemarin. Padahal kan, sekarang status kami sudah pacaran.

"Lina, Oreo."

Aku mengambilkan Oreo dari dalam kresek putih yang posisinya paling dekat denganku. Kemudian membuka bungkusnya dan diberikan ke bocah bergigi gingsul.

"Kasih ke Kakak."

Pandangan Wildan kemudian beralih ke kakaknya.

"Kak, suapin Oreo-nya."

Kak Thunder geleng-geleng kepala dengan kelakuan adiknya. Dia pun menurut. Cowok berambut emo itu kemudian mengambil satu Oreo dari tanganku dan mengambil krim di tengahnya, lalu disuapkan ke Wildan.

"Dibulet-buletin dulu Kak, krimnya. Kayak Bunda tadi."

Kak Thunder menurut, dia lalu membulat-bulatkan krim Oreo-nya menggunakan jari sampai menjadi bulat seperti kelereng, kemudian dimasukkan ke mulut Wildan.

Aku heran mengapa mereka berdua begitu akur, atau mungkin keharmonisan ini hanya berlaku karena Wildan sakit saja? Beda sekali denganku yang sering bertengkar dengan Ino bahkan hanya karena hal sepele.

Setelah menyuapi Wildan dengan krim Oreo, Kak Thunder tiduran di ranjang sebelah sambil bermain ponsel, sementara Wildan sibuk menonton film.

"Kalau mau Oreo ambil aja Lin. Jeje juga." kata Kak Thunder masih dalam posisi rebahan.

"Iya Kak."

Aku kemudian mengambil Oreo yang tadi baru saja dibuka.

"Jeje, mau?" kataku yang kemudian menghampirinya sambil menyodorkan Oreo-nya. Dia lalu mengambil dua. Aku duduk di sebelahnya meski canggung.

Dia terlihat mengeluarkan LKS. Aku kemudian bergeser lebih dekat.

"Emang ada PR?"

"A--ada, ini."

"Mana?"

"I--ini, uraian lima nomor."

Jeje mulai mengerjakan soal uraian itu satu persatu sambil sesekali membolak-balik halaman LKS-nya untuk membuka materi yang tertulis di halaman depan. Aku masih memperhatikan yang dia lakukan.

"Jeje, yang ini kenapa jawabannya bisa begini? Aku gak ngerti~"

"O--oh ini? Ini tuh...."

Sebenarnya aku sudah mengerti kenapa jawabannya seperti itu, aku hanya mengalihkan perhatiannya saja agar bisa memecah kecanggungan sekaligus memandangi wajahnya dari samping.

Ya ampun, aku masih tidak percaya cowok menggemaskan di depanku ini adalah pacarku.

Lubang di pipinya sesekali terlihat ketika dia berbicara. Lucunya.. Apa boleh aku menusuknya dengan jari telunjukku?

"I--itu hp kamu bukan yang geter?" tanyanya memecah lamunanku.

"Eh? Iya."

Daritadi sebenarnya aku merasakan ponselku bergetar di saku. Tapi kuabaikan, karena tidak ada yang lebih penting dari Jeje untuk saat ini.

"K--kok gak diangkat?"

"Palingan Sherin."

"S--siapa tahu penting? Angkat aja."

Karena Jeje yang menyuruh, akhirnya aku cek juga ponselku, dan ternyata sudah ada pesan dan 10 panggilan tak terjawab.

Aku lupa kalau seharusnya sekarang ada janji untuk latihan tugas Seni Tari di rooftop sekolah.

*****

Jam 4 sore aku baru pulang latihan tugas Seni Tari. Tadi kami lebih banyak bergosip daripada latihan yang sebenarnya. Karena ada yang tidak berangkat latihan. Menyebalkan sekali, padahal aku sampai rela mengorbankan waktu berhargaku dengan Jeje di hari pertama kami jadian.

Kepalaku juga sedikit pusing karena ada sedikit masalah di kelompok kami.

Tapi mood-ku sedikit membaik saat kesayanganku mengirim pesan.

Marshmallow: Baru sampe rumah lin

Marshmallow: Kamu?

Lina: Samaaa

Lina: Habis ini kamu mau ngapain je?☺️

Marshmallow: Mandi

Marshmallow: Soalnya bu ira mau dateng ke rumah☺️

Lina: Sodara kamu?

Marshmallow: Guru ngajiku

Marshmallow: Kamu ngapain habis ini?

Lina: Mau tiduran bentar

Marshmallow: Capek habis latihan dance?

Lina: Iyaaa

Lina: Kepalaku juga pusing jee

Lina: Gara2 mariska sama esther lagi berantem

Lina: Terus mereka berdua ga mau dateng latihan🙁

Marshmallow: They fight?

Lina: Iya, aku juga baru tau tadi dari anak2

Lina: Padahal mereka berdua belum hafal gerakan

Lina: Mana sebentar lagi kita tampil

Marshmallow: U should talk to them

Lina: Iya

Lina: Temen2 mau coba ngomong ke esther, terus mereka nyuruh aku ngomong sama mariska soalnya ga ada yang berani

Lina: Padahal aku aja takut

Lina: Tante kamu kalau marah serem tau jee😖

Marshmallow: 🤣

Marshmallow: Masa mariska serem?

Lina: Kamu tau film anak kecil yang psikopat2 gitu?

Lina: Aura dia tuh kaya gitu

Marshmallow: Psikopat?🤣

Lina: Kamu tau fatty anak 8c yang badannya tinggi gede?

Marshmallow: Fatty itu nama orang?

Lina: Dia dilabrak mariska sampai nangis, padahal badan dia 2x lipatnya mariska

Lina: Harusnya kan dia bisa ngelawan🤔

Lina: Dan itu mariska ngelabraknya cuma ngatain doang, sama sekali ga main fisik

Lina: Tapi bisa bikin fatty sampai nangis

Marshmallow: Kenapa mariska ngelakuin itu?

Lina: Awalnya gara2 fatty ngucapin ulang tahun ke jeka di fb, mariska kesel

Lina: Itu jaman2 mariska lagi pdkt sama jeka

Marshmallow: Cuma gara2 itu?

Lina: Sama ngatain mariska pendek

Marshmallow: Pantes dia marah🤔

Marshmallow: Fatty body shaming

Lina: Iya sih

Lina: Tapi mariska juga sering body shaming je

Lina: Dia ngatain salah satu cewek di kelasmu triplek berjalan

Yolla.

Lina: Giliran dia sendiri yg dikatain ngamuk

Marshmallow: Parah banget🤣

Marshmallow: Itu siapa yg anak kelasku dikatain?

Lina: Adaaa

Lina: Rahasia

Marshmallow: 🤔

Marshmallow: Yolla?

Lina: Ada deeh😛

Marshmallow: Yolla kayanya ga suka mariska, suka ngatain di belakang

Marshmallow: Kata bunga, yolla sama mariska saling benci

Marshmallow: Bunga kan duduk di depanku, sama yolla

Lina: Mariska emang banyak yg ga suka jee

Marshmallow: 🤔

Lina: Btw jeee

Lina: Nanti malem aku boleh telfon kamu?☺️

Jeje membalas lama sekali.

Marshmallow: Boleh, tapi jam 10 ke atas

Lina: Okee☺️

Lina: Kamu udah jadi mandi?

Marshmallow: Udah

Marshmallow: Ini tinggal nunggu bu ira dateng

Marshmallow: Lin, sekarang udah dateng

Lina: Yaudah ngaji dulu jee

Lina: Aku mau mandi

Marshmallow: Iya linaa

Lina: ❤️❤️❤️

Marshmallow: ❤️❤️❤️


🙈🙈🙈

Buat yang alergi menye-menye, mungkin kalian akan gatel-gatel🤣

Kakaknya Wildan waktu rambutnya belum emo:

⚡⚡⚡

Continue Reading

You'll Also Like

75.6K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
526K 5.7K 88
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
107K 6.8K 15
๐˜๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ค๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฉ Bercerita tentang Yebin dan Jisung sangat tidak...