Minderella [NOMIN]

By nomixxn

205K 25.7K 2K

WARN : INSECURITY, BODY SHAMMING!! ANGST AREA "Dunia kejam untuk orang-orang sepertiku" - Na Jaemin Update ra... More

Prolog
-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
-10-
-11-
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-18-
-19-
-20-
-21-
-22-
-23-
-24-
-25-
-26- Menuju END

-17-

6.3K 838 42
By nomixxn

Jaemin masuk ke dalam mobil Jeno dalam kondisi wajah kacau dan bengkak selepas menangis, meski sudah berusaha untuk menunjukkan pada Jeno, tetap terlihat jelas bahwa ia sesenggukan.

Sementara dominan itu hanya diam dengan wajah dingin seolah tak terjadi apapun, tapi dia tahu semuanya. Tentang apa yang menjadi ketakutan Jaemin selama ini dan mengapa kekasihnya itu mendadak berubah.

Tanpa mengatakan apa-apa, Jeno mulai menyalakan mesin mobil dan membawa mobilnya melaju meninggalkan pemakaman. Selama dalam perjalanan menuju pulang juga keduanya hanya diam. Jaemin hanya terus tertunduk sementara Jeno fokus menyetir.

“Jeno, bisa kita mampir sebentar?” Tanya Jaemin, sang kekasih menoleh lalu mengangguk.

Dia menambah laju mobilnya ke tempat yang ingin Jaemin kunjungi.

Hanya minimarket tempat ia biasa membeli es krim dan jajanan. Keduanya turun dan Jeno mengantar Jaemin masuk. Mereka melihat-lihat sejenak baru memilih beberapa jajanan.

Setelahnya mereka keluar.

“Aku ingin jalan-jalan sebentar” Tutur Jaemin yang dibalas anggukan oleh Jeno.

Keduanya hanya diam selama menyusuri pinggiran jalan raya, menikmati sepoi-sepoi angin malam dan berisiknya jalanan karena deru mobil yang ramai melintas. Jeno menoleh saat Jaemin menyodorkan satu cone es krim dan ia pun menerimanya.

Jaemin suka makan es krim saat suasana hatinya memburuk, kemudian jalan-jalan disekitar taman di pinggiran jalan atau duduk manis di halte dan hanya diam.

“Jeno...” Panggil Jaemin, langkah kakinya terhenti dan ia berbalik menatap Jeno.

Sang kekasih yang dipanggil ikut menoleh hingga kini keduanya berhadapan. Dia lihat wajah sayu Jaemin tertunduk dengan senyum kecut.

“Kenapa... Kau membawaku ke makam Ayah?” Tanya Jaemin.

Jeno diam beberapa saat, dia melihat kesekitar sebelum menjawab seolah mencari jawaban terbaiknya. Didetik berikutnya dia hanya menghela nafas.

“Untuk mengembalikan Jaeminku yang dulu” Tutur Jeno lirih hampir hilang terbawa angin, dan jawaban itu sukses membuat Jaemin mengulum senyum kecut.

“Kenapa? Jaemin yang dulu sangat culun dan jelek” Tanya Jaemin lagi.

“Hah...” Jeno berdecih dengan seulas senyum kecut.

“Entahlah, perdebatan ku dengan Jaemin dulu setelah turun dari bus memicu sebuah perasaan tumbuh” Balas Jeno, darah Jaemin berdesir hebat mendengar jawaban itu.

“Dia cantik dengan caranya sendiri dimataku. Dia hangat, dia lembut dan dia persis seperti Bubuku” Jawab Jeno

Jaemin hanya diam melihat bagaimana pandangan Jeno kosong kedepan, seolah dia tengah membayangkan sosok Jaemin yang membuatnya jatuh cinta.

“Kau tahu bahwa definisi cantik Dimata setiap orang berbeda. Dan cantik bukanlah tolak ukur sebuah perasaan bisa tumbuh. Banyak yang lebih cantik, banyak yang menarik tapi hati yang sudah tahu siapa pemiliknya tidak akan berpaling Jaemin” Tutur Jeno.

“Kau sudah bertemu keluargaku kan? Kau tahu seperti apa hangatnya Bubu dan Haechan Hyung?” Tanya Jeno.

“Kau juga tahu bahwa Bubu menerimamu dulu” Tambahnya lagi.

“Aku mengerti Jaemin tentang ketidakpercayaan yang kau alami dulu. Semua kata-kata yang ku ucapkan bukan sekedar rayuan belaka. Aku sungguh disisimu untuk mendampingimu dari semua ketakutanmu” Jelas Jeno.

“Itu sebabnya aku kecewa saat tahu kau melakukan operasi plastik. Dan bahkan sikapmu yang berubah menjadi sombong...”

Kalimat itu sukses membuat Jaemin mengulum senyum pahit. Dia ingat lagi tentang bagaimana perubahan dirinya setelah kembali ke Korea.

“Aku minta maaf” Lirih Jeno

“Untuk apa?” Tanya Jaemin bingung.

“Maksudku meminta Renjun untuk membantuku dekat denganmu hanya terus menimbulkan kesalahpahaman di antara kita. Ku fikir dengan cara itu bisa menyelamatkanmu dari sikap Papamu. Aku dan Renjun sama-sama khawatir kami justru akan membuat Papamu murka jika aku nekat mendekatimu. Itu sebabnya aku menggunakan Renjun sebagai perantara”

Jaemin terdiam sesaat mendengarkan setiap ucapan Jeno.

“Jika aku lebih tegas saat itu, semuanya tidak akan serumit ini Jaemin”

“Tidak Jeno, kau tidak sepenuhnya salah. Siapapun jika dalam posisi terlahir tidak menarik sepertiku, akan merasa terkejut jika di cintai orang sehebat dirimu. Tapi jika tidak begitu, aku hanya terus terbelenggu dengan penampilan culunku, Jeno” Jawab Jaemin.

“Papa benar tentang seperti apa kualitas dirimu akan mencerminkan kualitas pasanganmu” Lirih Jaemin.

Jeno tersenyum menatap kekasihnya. Dia maju satu langkahnya mendekat kearah Jaemin.

“Jaemin...” Panggil Jeno, sang submissive hanya menaikkan kedua alisnya.

“Aku rindu kau yang dulu. Ku mohon, kembalikan Jaeminku yang dulu” Pinta Jeno.

Tak Jaemin minta tapi air matanya jatuh. Dia dengan cepat menghapusnya lalu melempar senyum kearah Jeno.

“Aku minta maaf, ini juga tak mudah bagiku. Ku pikir dengan begini aku bisa melupakan segala masa kelamku. Menutupi segala luka dengan menjadi orang baru” Ucap Jaemin.

“Aku tahu kau masih Jaeminku. Hentikan semua sandiwara mu Jaemin. Kau melukai dirimu sendiri” Ucap Jeno, pria itu tersenyum saat Jaemin mengangguk sebagai jawaban.

Pria bersurai coklat itu merentangkan tangannya dan langsung masuk dalam dekapan hangat sang kekasih, dia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jeno dan mendekap erat tubuh sang dominan. Jeno tentu saja membalasnya, dia menumpukan dagunya pada pucuk kepala Jaemin, satu tangannya mengusap sayang surai kekasihnya sedang tangan lain mendekap tubuh mungil itu sayang.

Semoga saja, Jaemin benar-benar berubah...


×÷×%%%×÷×


Hari ke hari mereka jalani dan Jeno yakin bahwa Jaeminnya yang dulu telah kembali. Tak ada lagi sikap angkuh dan sombong Jaemin setiap mereka kencan. Dia juga kembali hangat pada anak-anak panti.

Keputusannya untuk membawa sang kekasih bertemu dengan sang Ayah sangat tepat. Seperti Winwin bilang, Jaemin sangat dekat dengan Ayahnya.

Malam ini Jeno terkejut saat dia kembali dari kantor, mendapati kekasihnya duduk manis diatas ranjangnya mengenakan kemeja miliknya tengah asik membaca majalah.

Dia yang sudah kelelahan nampak bersemangat dihadapkan pandangan menyegarkan seperti itu.

Jaemin langsung beranjak dan menyambut kekasihnya yang nampak lelah. Dia menerima jas Jeno lalu memasukannya ke dalam keranjang pakaian kotor.

“Tidak bilang kalau mau datang” Ucap Jeno seraya membuka kemejanya.

“Kejutan” Sahut Jaemin tersenyum.

“Sayang, aku ingin kopi” Ucap Jeno sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.

Jaemin hanya mendehem sebagai jawaban, dia menyambar celana miliknya untuk dikenakan. Karena tidak mungkin dia keluar hanya mengenakan kemeja dimana ada Jaehyun dan Mark dirumah Jeno.

Setelah membuat kopi, Jaemin kembali masuk kedalam kamar. Dia lihat kekasihnya sudah selesai mandi hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan seperti kebiasannya setelah kembali bekerja.

Dapat Jaemin hirup aroma maskulin dari parfume yang dikenakan kekasihnya. Dia menyusul duduk disamping Jeno yang sibuk memainkan ponselnya.

“Malam ini menginap Sayang?” Tanya Jeno, dia meletakkan ponselnya dan menyeruput kopi buatan sang kekasih.

“Iya tapi jangan terkam aku lagi” Celetuk Jaemin sebal membuat Jeno mendengus.

“Kau yang menggodaku hari itu” Sahut Jeno

“Tidak, dasar otakmu yang mesum” Sahut Jaemin tak mau kalah.

“Tapi tak ada salahnya jika coba sekali lagi. Dia masih sempitkan? Aku bahkan masih ingat rasanya, dia menjepit milikku dan meremasnya didalam sana” Ucap Jeno setengah berbisik ditelinga Jaemin membuat iris submissive itu membola dengan wajah memerah.

Dia juga masih ingat jelas tentang bagaimana panasnya hubungan ranjang mereka kala itu. Tentang bagaimana Jeno yang begitu lembut menjamahnya. Dia benar-benar melayang tinggi akan hujaman Jeno. Pria itu mengenalkan Jaemin tentang kenikmatan tiada tara.

“Tidak! Tunggu sampai menikah”

“Kenapa sih? Kita sudah melakukannya sekali. Bukankah hal yang biasa?” Goda Jeno, dia ingin sekali mengulum tawa melihat wajah panik kekasihnya.

“Iya memang, tapi rasanya akan berbeda jika bercinta setelah menikah” Balas Jaemin membuat Jeno berdecak.

“Waktu itu aku meninggalkann didalam. Sudah hamil belum?” Tanya Jeno seraya merunduk dengan tangan mengusap perut rata Jaemin.

“Haha belum. Kita belum genap satu bulan melakukannya. Jelas saja belum” Jawab Jaemin dengan tawa malu

“Baiklah kita tunggu bulan depan”

“Jeno!” Pekik Jaemin

“Kenapa? Memangnya melihat Chenle tidak gemas? Tidak mau punya anak juga?” Tanya Jeno.

“Iya gemas tapi kan Mark Hyung dan Haechan Hyung sudah menikah. Kita harus menikah dulu”

“Baiklah...” Sahut Jeno malas, Jaemin tersenyum melihat wajah merajuk Jeno.

Keduanya duduk bersandar setelah bercanda ringan, cukup untuk melepas penat Jeno setelah seharian berjibaku dengan pekerjaannya.

Jaemin menoleh saat tangan besar Jeno menggenggamnya. Dia kecupi punggung tangan sang submissive beberapa kali.

“Aku harap kau tahu aku sangat mencintaimu Jaemin” Tutur Jeno lirih, pembicaraan ini berubah menjadi serius.

“Aku tahu Jeno”

“Aku sangat hancur saat kau pergi hari itu. Aku selalu datang ke rumahmu, berharap kau juga pulang. Aku menyuruh orang untuk mencarimu ke seluruh Korea”

Jaemin hanya mampu mengulum senyum mendengar cerita Jeno. Bahkan dia sudah lebih dulu mendengar betapa hancurnya Jeno dari Renjun. Pria itu terpuruk hingga dia hampir gagal menjalankan amanat sang Daddy mengurus perusahaan. Cinta Jeno sangat besar. Jaemin percaya itu.

“Jaemin...” Panggil Jeno

“Iya Sayang” Balas Jaemin, dia menatap Jeno yang bergelayut manja padanya, wajahnya yang menempel pada dadanya sedang kedua tangan Jeno melingkar manja pada pinggang Jaemin. Satu tangan Jaemin memeluk Jeno dan tangan lain mengusap rambutnya sayang.

Jeno seperti anak kecil jika sudah bermanja-manja dengannya.

“Menikahlah denganku” Ucap Jeno.

“Tidak perlu diminta tentu aku mau” Sahut Jaemin.

“Aku sudah mengatakan pada Bubu agar pertunangan dibatalkan. Kedua orang tuaku akan segera mengundang Papamu untuk menentukan tanggal pernikahan kita” Jelas Jeno lagi.

“Baiklah. Lakukan Jeno, jika kau ingin kita segera menikah. Aku juga menginginkannya” Balas Jaemin lirih.

“Kalau begitu, ayo kita latihan malam pertama” Ucap Jeno dengan senyum miring.

“APA?” pekik Jaemin kaget, ternyata Jeno yang mengunci tubuhnya hanya untuk memancing kelinci itu agar masuk ke dalam kandang singa lapar. Sekarang Jaemin tak bisa bergerak dan melarikan diri.

“Jeno! Aku akan teriak!”

“Kamarnya kedap suara Sayang”

“Hentikan! Bubu tolong aku diperkosa” Teriak Jaemin saat Jeno berusaha mencium lehernya, dia mendorong kepala Jeno sekuat tenaga sementara dominan itu hanya tertawa.

“Ck, diperkosa apa? Nanti juga kau akan mendesah kenikmatan” Celetuk Jeno membuat Jaemin tertawa malu.

“Tidak, menyingkir atau akan ku tendang penismu. Mr. Jung”

“Anarkis sekali. Ini asetmu paling berharga tahu. Jeno kecil tidak akan bisa lahir tanpa ini” Jeno berdecak dengan wajah merajuknya membuat Jaemin tertawa. Senang membuat kekasihnya marah.

Dia lantas naik dan mendudukan tubuhnya diatas paha Jeno setelah pria itu melepaskan dekapannya karena merajuk.

“Kenapa?” Tanya Jaemin saat melihat Jeno hanya diam dengan senyum menatapi wajah Jaemin yang hanya beberapa centi darinya.

“Tidak. Kau tahu aku hanya bercanda kan?” Tanya Jeno.

“Iya, aku tahu siapa Jung Jeno yang penyayang itu. Dia menjagaku dengan sangat baik, aku tahu dia tidak akan merusak kekasihnya demi nafsu. Untuk kejadian malam itu, baiklah akan ku maafkan. Ku anggap kita sama-sama terbuai” Cerocos Jaemin membuat Jeno berdecak.

“ck bicaramu seperti aku yang menggodamu, padahal kau yang memancing”

“Seperti katamu, di jaman ini sudah biasa kan pasangan kekasih melakukannya. Baiklah, setidaknya aku cukup tahu bagaimana rasanya” Kekeh Jaemin membuat Jeno mendelik.

“Benar, aku akan melakukannya lagi setelah kita menikah” Ucap Jeno dengan lembut, dia bawa kedua tangannya memeluk pinggang Jaemin.

“Aku mengantuk Jeno. Ayo tidur”

“Ah ya. Aku juga. Hari ini aku banyak pekerjaan. Tapi sudah tidak lelah karena kekasihku datang” Ucap Jeno menggoda kearah Jaemin membuat submissive itu tersenyum malu.

“Ayo tidur Sayang” Ajak Jeno.

Sang submissive langsung mengalungkan tangannya pada leher Jeno dan sang dominan langsung menahan paha Jaemin yang melingkari pinggangnya.

“Kau ini kelinci atau koala uhm?” Tanya Jeno menggendong Jaemin menuju ranjang.

“Aku kucing” Sahut Jaemin

“Baiklah, bukan keduanya ternyata” Kekeh Jeno.

Dia membaringkan tubuh mungil kekasihnya diatas ranjang lalu menyusul berbaring disebelah Jaemin. Setelah membalut tubuh keduanya dengan selimut dan mematikan lampu mereka bersiap untuk tidur. Jaemin menggeser posisinya menjadi lebih dekat dengan Jeno, dia memeluk tubuh besar kekasihnya dan Jeno berubah miring agar bisa mendekap tubuh mungil Jaemin. Barulah keduanya benar-benar terlelap.

Continue Reading

You'll Also Like

611K 61K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
121K 8.6K 54
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
226K 33.8K 61
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
65.6K 6.8K 22
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...