Positif!

Oleh Elephantrndm

272K 5.1K 335

!!Warning 21+!! "Seorang mahasiswi cantik menjual konten porno karena hiperseksual, lu mau kalimat itu jadi h... Lebih Banyak

1. Akun Alter
2. Geo Gila
3. Hari Kedua
4. Sisi Lain
5. Naira dan Geo
6. Kupu-kupu
7. After Kiss
8. the manipulative
9. Third (21+)
11. MessyHer!
12. Pelanggan Gila (18+)
13. Revenge
14. Masokis (21+)
15. Percikan Rasa
16. Ultraman
17. Mark kenapa?
18. Dia Sakit?
19. Ketahuan
20. Sedikit Berdarah
21. Trauma
22. Triger!
23. Sembunyi Terus
24. Masa Lalu
25. sel Cd4
26. Liburan Bersama Mark
27. Dibalik Kemunculan Kavi
28. Brainwash
29. Rumah Sakit
30. Chat nya di hapus
31. Kebencian Tasha
32. Semuanya abu abu
33. Ada apa dengan Kavi?
34. Naira Curiga
35. Ide Gila Lagi
36. Salah paham
37. Rencana Jahat
38.Eksekusi
39. Trauma
40. Tidak Sesuai Rencana
41. Terpisah
42. Tuduhan Pertama
43. Diancam
44. Drop Out
45. Terungkap Separuh
46. Hubungan Yang Tak Terduga

10. Call (21+)

25.3K 199 18
Oleh Elephantrndm

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰

****

"Akhhhh Geo, please jangan berhenti." Tasha heran, Geo bisa seenaknya ini. Benda kenyal yang dingin itu menjelajahi seluruh vaginanya

"Enak?" tanya Geo sambil menyeringai.

"Nghhh enak banget," balas Tasha menggigit bibir bawahnya.

Tidak puas hanya menjilatinya saja, jari jemari Geo mulai nakal. Ia masukkan kedua jarinya ke dalam vagina yang telah mengeluarkan banyak lendir. Kedua jarinya bergerak lihai maju mundur dengan tempo yang cepat. Gerakan jarinya membuat badan Tasha bergerak sesuai tempo kocokan. Ia tidak berhenti mendesah sambil menggerayang payudaranya sendiri. Sungguh pemandangan ini sangat erotis meningkatkan gairahnya.

"Aku mau diatas," ucap Tasha sudah merasa puas. Geo mengangguk kecil dan mereka berganti posisi.

Tasha melepaskan kaos dan melorotkan celana Geo hingga lutut. Kini gilirannya yang bereaksi. Sesuai dugaan, junior Geo berdiri tegak dan terlihat gagah. Tanpa basa-basi ia melahap nya.

"Sha...K-kamu jangan terlalu nakal dong." Baru saja satu lumatan badan Geo menggelinjang seperti sedang tersengat listrik.

Tasha semakin semangat melancarkan krahliannya. Mulutnya mengemut liar batang kemaluan Geo naik turun.

"Yeah gitu Sha, ujungnya isap terus," desah Geo saat Tasha mulai bermain dekat lubang kemaluannya. Ini adalah bagian terbaik yang Geo suka. Kakinya menjepit badan Tasha di bawah sana agar Tasha terus menghisap batang kemaluannya. Geo terus meracau, menggeliat sambil memajamkan mata.

Geo meracau tidak karuan, ia tidak tahan dengan servis yang Tasha lakukan. Menggunakan mulut saja sudah membuatnya gila bagaimana jika masuk ke dalam vaginanya.

"Langsung ke intinya aja, aku gak tahan," ucap Geo memegang kedua bahu Tasha sehingga ia menghentikan aktivitasnya.

"Tapi aku maunya main sambil berdiri."

"Kamu kuat?" tanya Geo yang dibalas anggukan kecil oleh Tasha. Permainan Geo menambah energi di badannya. Layaknya suatu keajaiban, penyakit komplikasinya tidak memberikan efek lemas lagi pada badan Tasha.

Geo ragu-ragu namun ia tetap menuruti permintaan Tasha. Ia membopong badan Tasha ke pinggir sudut ruangan. Lalu membimbing Tasha untuk bersandar di tembok dengan posisi membelakangi dirinya. Geo akan bermain dari belakang.

"Kamu yakin kuat Sha?" tanya Geo sekali lagi. Ia tidak mau Tasha terluka dan bertambah sakit.

"Ayok cepat masukin," balas Tasha dengan yakin. Tasha regangkan sedikit kakinya sehingga Geo bisa lebih mudah memasukkan benda gagah itu.

Geo mulai menggesek-gesekkan penisnya ke labia minor Tasha sebagai permulaan. Terasa sekali jika otot-otot vaginanya sudah menegang, bersiap untuk menjepit.

"Aku masukin ya," tutur Geo memegangi penisnya lalu mendorongnya pelan kedalam kepemilikan Tasha.

"Akhhhh Geo!sakit!" teriak Tasha. Tasha sudah merasa sesak padahal belum semua masuk sempurna.

"Bentar sayang...ini baru kepalanya doang."

"Tahan ya, aku masukin semua sekarang!" Geo menghentakkan badannya kedepan sehingga batangnya tertancap sempurna. Tasha melenguh panjang, rasa sakitnya berubah menjadi rasa nikmat secara mendadak.

Geo mulai bergerak, memompa dengan tempo lambat kemudian berubah menjadi cepat. Ia cengkram kuat payudara Tasha yang ikut bergoyang selaras dengan gerakan badannya. Tidak mau kalah dengan Geo, Tasha ikut menggoyangkan pinggulnya. Keringat mereka telah mengalir, membahasi dahi. Sesekali Geo mengecup leher Tasha yang jenjang.

"Hmmm Akhhh, aku cepetin," desah Geo merasakan dirinya sebentar lagi keluar.

"Fuck off about our infectious diseases! I just need your penis." Tasha berbicara di luar nalar karena serangan penis Geo terus menusuk dalam vaginanya.

"Faster baby, sebentar lagi aku sampai"

"Akkhh mphhhh" Tasha menjerit tidak karuan. Dengan sekuat tenaga ia berusah agar tetap berdiri. Badannya kini kian menempel pada dinding. Geo yang tampak kesetanan mempercepat gerakan maju mundur menghujam vaginanya tanpa ampun.

"Aku mau keluar...."

"A--ku juga," desah Geo lalu menyemburkan cairan putih di vagina Tasha. Mereka mencapai klimaks bersama-sama. Setelah itu, Tasha yang sudah lemas langsung ambruk ke lantai. Untung saja Geo sempat memeluknya. Mereka kini tergeletak di lantai yang dingin sambil berpelukan menatap langit-langit kamar yang kosong. Hanya ada suara jantung yang berdegup kencang yang menghiasi ruangan. Kenikmatan sebelumnya tinggal kenangan dan kini hanya tinggal rasa lelah

"Aku mau kita kaya gini terus," lirih Tasha sambil menatap Geo. Gairah di mata mereka tidak lagi terlihat. Kini yang tersisa hanya kesedihan dan penyesalan. Mereka kalah dan telah melanggar perjanjian mereka sendiri. Tasha dan Geo belum bisa melupakan perasaan cintanya.

****

Jika harus memilih tinggal di rumah atau kosan. Naira lebih memilih pilihan kedua, bukannya ia tidak suka rumahnya. Ia sangat menyukai rumah terutama kamarnya yang lebih nyaman dibandingkan kosan. Tapi kalau di rumah, badan serta hatinya terasa remuk. Ia harus mengajak Ceril bermain dan disuruh suruh bagaikan babu oleh mamanya.

Belum lagi Ceril kalau main selalu memberikan bekas luka di tangan atau wajahnya. Maklum saja, Ceril itu autis. Ia tidak tahu hal hal yang dapat menyakiti orang lain. Jangankan orang lain, jika Naira lengah sedikit saja mungkin Ceril melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri seperti menggigiti jari hingga berdarah bahkan memukul-mukul kepalanya sendiri.

Jam 12 malam kurang, Naira baru bisa santai merebahkan badan di kasur kesayangannya. Ia menghela nafas panjang merasa hari ini sungguh berat.

Pikiran isengnya muncul, ia melimpir ke lemari untuk mengambil rok pendek kesukaannya. Lalu memotret diri di kasur dengan paha terekspos.

Komentar-komentar berbau nakal itu tidak membuat Naira risih. Ia senang dan jadi senyum-senyum sendiri membacanya. Seketika rasa lelah, sepi dan sedihnya hilang.

Selain komentar postingannya yang penuh, bunyi notifikasi drag messagenya terus bermunculan. Foto itu layaknya'umpan', bagi pria berhidung belang dan hiperseksual yang mengirimkan pap aneh-aneh.

Mereka berpikir Naira sedang turn on dan ingin mencoba peruntungannya. Naira sudah tahu pola mereka. Mereka adalah tipe laki-laki tidak modal yang hanya bermodal "nanti kita sama-sama enak'.

Saat sedang asik rebahan sambil tertawa-tawa karena salah satu komentar pengikutnya yang sangat lucu. Tiba-tiba layar Naira menampakkan panggilan masuk dari Geo. Sontak Naira terbangun dan diam sejenak. Ia menarik nafas sejenak kemudian mengangkatnya.

[Lama banget angkat telponnya.Lagi ngapaain si?] suara Geo terdengar kesal namun lucu dari ujung sana.

"Ada apa telepon?" Naira menjawab dengan ketus.

[Kok galak? Ini Naira yang tinggal satu kosan sama Geo itu 'kan? Yang tadi post pakai rok mini di di twitter]

"Gak jelas banget si Kak! Gue tutup ya..."

[Eh...jangan dong.]

"Lagian gak jelas. Ada apa si telepon gue?"

[Kangen gak? Malam ini tidurnya peluk guling dulu ya, besok baru kita pelukan lagi] goda Geo sambil tertawa kecil. Pipi Naira mendadakan merah. Kenapa ia jadi salah tingkah seperti ini,

"Gue si mendingan peluk guling daripada meluk lu!" bentak Naira berusaha menutupi perasaanya.

[Ah yang benar? Bukannya sedih gak ada gue?]

"Tolong ya rasa percaya dirinya di kurangin dikit aja."

[Terus maksud postingan lu di twitter apa? ]

"Cie Kak Geo peduli."

[Serius Naira, lu kenapa sedih?"] Nada bicara Geo berubah 18O derajat. Ia benar-benar peduli dengan Naira. Setelah melihat tweet Naira di berandanya, ia khawatir. Takut Naira kenapa-napa.

[Nai...?] Geo bersuara karena tidak ada jawaban dari Naira.

"Gapapa, hormon kali bentar lagi mau dapet." Nada bicara Naira di telepon berubah.

[Lu dimana sekarang?]

"Di rumah."

[Shreloc, gue kesana ya]

Geo merasakan hal yang berbeda.
Naira terdengar sedang menutupi sesuatu. Sudah terbayang di benaknya, wajah Naira yang sedang sedih.

Sedangkan, Naira belum bersuara lagi. Ia membeku di tempat. Ternyata Geo sepeduli itu dengannya.

Selagi menunggu jawaban, Geo bangkit dari kasur meninggalkan Tasha yang masih terlelap di sampingnya. Ia ambil celana di sofa dan mengenakannya dengan gusar.

[Geo...aku mau minum, tenggorokan ku sakit banget] Naira yang tengah termenung mendengar suara perempuan dari ujung sana.

"Itu siapa?"

Tidak ada jawaban dari Geo. Ia malah menonaktifkan mikrofon teleponnya. Naira merasa ganjal, apakah itu suara ibu Geo? Namun suaranya mirip suara perempuan yang masih muda. Ia menunggu sekitar lima menit, lalu Geo berbicara lagi.

[Nai nanti gue telpon lagi ya]

Tiba-tiba panggilan terputus. Naira melempar teleponnya asal ke arah kasur. "Geo Tai!" Ia kecewa dan kesal , Geo tidak memperdulikan dirinya. Ia hanya basa-basi.

***

TBC

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
573K 63.5K 25
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
1.6M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...