Love Me Not.

By wldstrs

6.1K 477 28

Sebagai pengacara profesional, mengerjakan satu kasus seharusnya menjadi hal yang singkat. Yang harus dilakuk... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
Break! Opinion?
7
8
9
10
11
Break! :(
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Break! Thoughts!
40
41
42
43
44
45
Epilog
Break! Meh \Ω/
Break! Almost :(

21

53 7 1
By wldstrs

Aku menemukan Kei diruang TV. Aku melihat walaupun matanya mungkin memang menatap layar TV, tapi pikirannya menjelajah ke tempat lain. Aku memiliki semua dokumen yang ku butuhkan untuk mengakhiri semua ini di tangan ku. Aku siap, karena apapun ini, tidak akan pernah bekerja, kita sangat jauh berbeda. Aku berjalan ke sisinya lalu meletakan dokumen yang ku pegang di meja di hadapannya. Kei menoleh ke arah ku, sebelum mencondongkan badan untuk membaca judul dokumennya

"Divorce paperwork?" ucapnya membaca judul, lalu kembali menatap ku lagi, "apa yang kau mau aku lakukan dengan ini?" tanyanya pura-pura bodoh

"Tanda tangani," ucapku singkat

"Biasanya mereka membayar ku untuk menandatangani sesuatu," balas Kei sekilas

Menujuk ke arah dokumennya, aku menegaskan, "tanda tangani dokumennya, Kei."

"Dan kalau aku menolak?" tantangnya keras kepala

"Kenapa?" aku menatapnya tajam, "silakan beri aku satu alasan bagus kenapa kau tidak seharusnya menandatangani dokumennya!" tantang ku kembali

"Kau lebih baik dengan ku," ucapnya asal

"Apa?" Sahut ku merungut, "itu sama sekali tidak masuk akal!" Lanjut ku menggeleng tak setuju

"Baiklah, kau mau alasan," ucapnya mengambil dokumen di meja, tapi tidak membaca isinya sebelum berkata, "alasan pengajuan mu tidak cukup bagus."

"Kau bahkan belum membaca satu tulisan pun selain judulnya!" sergah ku menahan kesal.

Ini sama sekali tidak seperti bayangan ku, dia seharusnya senang bisa kembali ke dunia lajang!

"Apapun alasannya, aku tidak merasa cukup," ucapnya yakin, "jadi, aku tidak akan menandatangani dokumen apapun," putusnya mengembalikan dokumen tersebut pada ku

Jelas sekali, aku tidak mengambilnya kembali, "simpan saja, kalau kau berubah pikiran," ucapku dan berderap pergi

"Tidak akan," balasnya menyahut lalu aku mendengar tumpukan kertas dijatuhkan.

Apa Kei baru saja membuang dokumennya?! Sungguh tidak masuk akal, Kei seharusnya senang, aku mengembalikan kartu lajangnya, dia bisa tidur dengan siapapun yang ia mau, ia bisa melakukan apapun yang dia mau. Kenapa ia malah menolak saat ku berikan apa yang dia mau? Ini sangat aneh!

**

Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba aku mendapat telepon dari Mr. Henson, padahal saat ini adalah hari libur. Apa yang dibutuhkan oleh si bos yang sampai harus melibatkan pengacara muda seperti ku?

"Ms. Alice," sapa Mr. Henson tanpa halo

"Ya, sir? Ada yang bisa dibantu?" balasku cepat

"Mr. Saxman sepertinya memiliki ketertarikan khusus padamu. Bisa kau jelaskan mengapa?" kenapa? Aku tidak tahu, aku bahkan tidak tahu apa yang Trent inginkan dari ku

"Apa tepatnya ketertarikan khusus yang anda maksud ini, sir?" tanya ku mencari kepastian. Lagipula apa juga urusan bos ku dengan kehidupan pribadi ku? Apa ia iri aku bisa dekat dan mengenal Trent?

"Kami menghargai profesionalisme, anggap saja ini peringatan pertama mu," ucap bosku tegas

"Ya, tentu saja, sir!" balasku yang sebenarnya bingung, "profesionalisme adalah hal utama."

"Sampai jumpa hari senin."

Apa yang baru saja terjadi? Apa bos ku baru saja memberiku peringatan karena aku berteman dengan seseorang yang memang memiliki kuasa akan seluruh firma? Apa yang ia coba lakukan dengan melarang ku? Ya, dia mungkin bos ku, tapi dia tidak berhak membatasi dengan siapa aku bergaul, dia bukan ayahku, dia bahkan belum cukup tua untuk menjadi ayah ku!

"Kau tahu, ada kemungkinan bos mu cemburu," sahut Kei memecah kebingungan ku

"Berapa lama kau ada disana?" tanya ku datar, berputar untuk menatapnya

"Tak lama," ucapnya mengangkat bahunya

"Apa yang membuat mu berpikir bos ku cemburu?" tanya ku menatapnya curiga, "dan darimana kau tahu pembicaraan apa yang kita bicarakan?"

"Pertama," ia mengangkat satu jarinya, "tidak ada bos profesional menelpon bawahannya secara langsung ke nomer pribadinya, terutama di hari libur," Kei melangkah lebih dalam ke ruangan, "si bos akan memanggil mu ke ruangannya, dan bagian HR akan memberikan mu surat resmi, di hari kerja," jelasnya, lalu mengangkat jari ke dua, "dan kedua, aku tahu apa yang kalian bicarakan, karena kau mengatakan sesuatu tentang 'ketertarikan khusus' dan dia mengalihkannya begitu cepat," jelas Kei melompati sofa dan duduk

"Dia jenis pria yang tidak suka basa-basi, jadi aku tidak melihatnya aneh saat ia mengalihkan topiknya," bela ku

"Oh, ya? Silahkan saja kau percaya pada teori mu," sindirinya sambil lalu, "apa kau melihat dia sebagai pria menarik?" lanjutnya setelah jeda

"Kenapa kau bertanya?" Tanyaku curiga

"Karena aku pria," jawabnya singkat

"Jadi?" semakin bingung saja aku

"Mungkin kau memberikan kode-kode?" ucapnya asal, "seperti bersikap terlalu baik atau ramah, mungkin?"

"Oh, jadi sekarang kau master bahasa tubuh?" balasku sarkastis

"Hei, aku hanya memberikan ide tentang apa yang terjadi disini," ucap Kei membela dirinya, "kalau tidak diterima ya sudah," tambahnya santai

Aku ingin pergi dan tidak mempercayainya, tapi sebagian diriku bertanya-tanya bagaimana kalau Kei benar? Sudah tidak sehat sedikit pun kalau lingkungan kerja berubah tidak nyaman. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku kan tidak bisa juga mendatanginya dan bertanya apa itu betul-betul yang terjadi, karena kalau sampai salah, aku sudah mengorbankan karier ku.

Saat di kantor, situasi jadi terasa begitu canggung. Saat Mr. Henson melewati cubicle ku, aku tidak bisa mengalihkan pikiran ku dari perkataan Kei. Walaupun memang bos ku tidak menunjukan apapun, tapi aku masih wanita, kau tahu bagaimana pikiran wanita saat tahu ada kemungkinan seperti itu. Ugh, sekarang apa? Aku bersyukur salah satu human resource di sini adalah seorang kawan.

"Mia," ucap ku setelah mengetuk pintu dan diperbolehkan masuk

"Hai, Ali, kau datang terlalu cepat dan biasanya aku yang menemui mu?" ucapnya bingung, lalu tersadar, "tunggu, apa ini tentang pekerjaan?"

"Ya dan tidak."

"Mendekat dan duduklah," ucapnya mencoba sikap profesional

"Nice!" puji ku santai sambil berjalan ke arah kursi di seberangnya, "um.. ternyata ini lebih canggung dari yang ku bayangkan," gumamku pelan

"B, sejak kapan ada situasi canggung diantara kita? Kau pernah masuk kamarku saat aku sedang melakukannya dengan seseorang!" ucapnya santai lalu mengangkat bahu, "jadi, keluarkan..."

"Ku rasa bos ku naksir pada ku," ucapku sebelum berubah pikiran

"Tidak mungkin!" bisiknya semangat, "scandal alert!" lanjutnya menggoda ku

"Mia, aku serius," dan menujukan kalau aku memang serius

"Okay, okay, maaf," ucapnya cepat, "apa yang membuat mu berpikir seperti itu?" lanjutnya dengan nada normal

"Mr. Henson menelpon ku di akhir pekan, ke nomer pribadi ku, memberi tahu ku kalau pacar mu memiliki ketertarikan khusus padaku!" jelasnya, "apa kau tahu tentang apa? Karena aku sama sekali tidak tahu," aku melayangkan tangan ku, "anyways, saat ku tanya padanya ketertarikan apa, dia malah memberiku peringatan atas dasar profesionalisme"

"Biar ku jawab tentang 'ketertarikan khusus' ini," Mia berdeham sebelum melanjutkan, "Trent memang sedikit menggali—"

"Kenapa?" potong ku cepat

"Karena ia perduli dengan orang-orang yang disayanginya, dalam kasus ini, Kei, dan kau istrinya, yang membuat dia perduli juga pada mu," jelasnya, "dan tentang bos mu, aku tidak melihat di mana bukti yang membuat mu yakin bos mu naksir pada mu."

"Sebenarnya itu kesimpulan dari Kei—"

Kali ini, Mia yang memotong ku, "tunggu, tunggu," ia mengangkat tangan, "sejak kapan kau percaya pada Kei? Kau selalu bertolak belakang dengannya, apa yang berubah?"

"Dia sangat meyakinkan," aku ku pelan "bagaimana HR biasanya memberikan peringatan tentang apapun?" lanjutku mendapat ide

"Menurut peraturan firma, semua jenis peringatan disampaikan secara verbal lalu diikuti dengan surat yang diberikan secara langsung," jelas Mia yang lalu menyipitkan mata, "apa kau sedang mencari bukti pendukung?" lanjutnya curiga

"Ya," ucapku yakin, "Mia, bisa kau meminta pada Trent untuk memindahkan ku ke timnya?" lanjutku hampir memohon

"Kau bisa mengajukan surat—"

"Hei, apa aku mengganggu?" potong seseorang membuka pintu ruangan tanpa mengetuk

"—atau sampaikan sendiri!" lanjut Mia menunjuk Trent yang berdiri dipintu

"Sampaikan apa pada ku?" ucap Trent memasuki ruangan dan kembali menutup pintu

"Ali merasa Gorge naksir padanya, ia merasa tidak nyaman dan ia ingin bergabung di tim mu," jelas Mia secara singkat, dan entah untuk alasan apa, Trent tertawa, "kenapa kau tertawa?" ucap Mia bingung menatap pacarnya

"Sudah saatnya kau menyadarinya, Ali," ucapnya mendengus, "tidak kah kau sadar ia sudah menaksir mu dari saat kau magang?" tanya Trent duduk di kursi sisi ku

Jadi sekarang ada dua orang...

"Kau tahu aku magang disini?" pertanyaan bodoh, tentu saja pasti dia tahu, dia yang mengatur seluruh firma.

"Tentu saja, itu tugas ku, jadi aku sendiri yang memilih mu," ucapnya, "kau dan 3 orang pemagang lainnya."

"Itu sama sekali tidak masuk akal," aku menggeleng, "aku kira kita di pilih secara acak?" tanya ku semakin bingung

"Ya, kau di pilih dengan cara yang tidak begitu acak," bisiknya seolah itu adalah rahasia

"Aku cukup yakin nilai ku tidak begitu tinggi, tergolong rendah malah," balasku masih tidak percaya

"Kita adil, Ali, jadi kita tidak hanya mengambil yang bernilai tinggi," Trent berdecak, "yang bernilai seperti mu juga seharusnya mendapatkan kesempatan, book smart tidak selalu yang terbaik, kau tahu?" balas Trent begitu santai

"Hai, kalian, kukira kita sedang membahas Gorge dan pindah divisi?" sela Mia sebelum kami kembali berbicara "jadi?"

"Aku mungkin bisa mengatur sesuatu," ucap Trent mengangguk

"Tentu saja kau bisa, kau memiliki posisi tertinggi!" komen Mia cepat

"Tidak semudah itu, babe," ucap Trent menggeleng, "sebagai HR, kau tahu banyak yang ingin bergabung di tim ku, dan mereka sudah lama bekerja disini, aku tidak bisa tiba-tiba merekrut anak baru."

"Tidak apa, pindahkan saja aku ke tim lain selain yang saat ini dan tidak membosankan," putus ku cepat

"Masalah terpecahkan!" ucap Trent, "bisa sekarang kita pergi? Aku kelaparan!" lanjutnya

"Aku akan melewatkan kali ini," ucap ku kepada mereka berdua, "ada hati yang harus ku patahkan."

"Kau akan bicara pada Gorge?" ucap Mia berhenti melakukan apa yang sedang ia lakukan

"Tidak, bukan dia," balasku menggeleng, "Greyr."

"Greyr?" tanya Trent menatap kami berdua, "siapa lagi dia?"

"Mantan taksiran Ali yang benar-benar bajingan!" umpat Mia, "dia menolak Ali dan sekarang saat Ali tidak lagi menginkannya, dia menginginkan Ali seperti orang terobsesi!" balas Mia mewakili ku

"Huh, jerk!" ucap Trent ikut mengumpat, "have fun!" lanjutnya tersenyum jahat

"Kalian juga!" balasku tertawa

Mia keluar ruangannya dan aku masih menginginkan waktu, jadi aku tidak keluar dengannya. Aku memang harus menemui Greyr dan memintanya untuk berhenti, pintu untuknya sudah lama tertutup, berkarat, dan tidak dapat kembali dibuka. Dia menghancurkan hati ku saat ia menolak ku, ia menginjak-injaknya saat ia melihat ku dan tidak mau menyapa, dan untuk melengkapinya ia membakarnya di api saat ia menikah, jadi tolong maklum saja kalau aku membiarkan pintunya tak bisa kembali dibuka.

**

Sangat mengherankan saat aku bertemu dengan Kei di pelataran parkir restoran tempat ku bertemu Greyr. Tapi itu belum semuanya, tunggu sampai kau mendengar mengapa Kei ada disini. Ternyata, setelah aku membuat janji dengan Greyr, Greyr datang ke rumah, bertemu dengan Kei dan menawarkan fresh start. Untuk memulainya, tawaran pertamanya adalah mengajak makan siang bersama di restoran yang sama dengan yang ku datangi hari ini untuk menemuinya. Aku tidak tahu apa yang ia rencanakan, tapi sepertinya rencana dia gagal.

Beberapa detik kemudian, tepat sebelum kita berdua sampai di pintu masuk, aku mendapatkan sebuah tebakan tentang rencana Greyr. Jadi aku tanya pada Kei jam berapa mereka janjian untuk bertemu, yang ternyata Kei datang lebih awal seperti yang biasa ia lakukan setiap ada janji—Kei memang aneh seperti itu—jika saja Kei datang pada jam seperti yang diminta, mungkin rencana Greyr untuk menjebak ku atau apalah, akan berjalan lancar.

Secara bersamaan, kita berdua berjalan memasuki restoran. Karena ini bukan jenis restoran mahal, jadi tidak ada penerimaannya tamu, kita semua para tamu langsung mencari meja sendiri, tidak ada reservasi atau apapun. Mataku menyapu ruangan mencari batang hidung Greyr, tapi Kei telah menemukannya duluan. Perubahan drastis ekspresi wajah Greyr saat melihat Kei berjalan di sisi ku tidak dapat disembunyikan

"Lihat siapa yang ku temukan di pelataran parkir!" ucap Kei pada Greyr lalu menunjuk ku

"Greyr adalah seseorang yang akan kau temui? Aku tidak tahu kalian berteman!" ucapku basa-basi lalu menarik kursi

"Baru saja," balas Greyr tercekat, "kau datang lebih cepat dari perkiraan," lanjutnya menatap Kei

"Ya, aku dengar di sini mereka menyajikan burger yang lezat, aku ingin mencobanya sebelum kau datang," balas Kei polos.

Huh, Kei memang jagonya bersandiwara, dia bahkan tidak menunjukan tanda-tanda kebohongan, dan burger? Dia bahkan tidak memakan burger yang ia beli dari restoran, dia membuat burgernya sendiri di rumah! It was hella good, by the way.

"Jadi kalian ada janji ya?" ucap Kei sambil menari kursi di sisi ku, "apa kau lupa tentang Ali saat mengajak ku bertemu jam 1 untuk makan siang tadi pagi?" lanjut Kei terlihat penasaran

"Greyr, keberatan menjelaskan apa yang terjadi?" aku menatapnya tidak mengerti, "ku kira kita sudah ada janji siang ini, kenapa kau membuat janji lain dengan Kei 15 menit setelah janji kita?" tanya ku benar penasaran tentang rencananya

Greyr menjelaskan dengan alasan mudah, dan aku pura-pura mempercayainya, aku tahu ia berusaha menjebak ku dengan membuat Kei berpikir aku melakukan sesuatu dibelakangnya, tapi dia tidak tahu kita, yang ada diantara kita hanya status, Kei tidak peduli aku mengencani siapa, yang penting aku tidak membuat kehebohan media.

Setelah kita makan, Kei mengambil alih tagihan makanan kita, sementara aku pergi ke toilet. Saat aku keluar, aku berpapasan dengan Greyr yang terlihat geram, juga, ada sedikit kemerahan di dekat hidungnya. Apa Kei melakukan sesuatu pada Greyr?

"Kei, apa kau baru saja melakukan sesuatu pada Greyr?" tanya ku menghampirinya, "meninjunya, mungkin?"

"Mungkin," balasnya menolak kontak mata

"Apa yang ia lakukan sampai patut menerimanya?" aku tidak marah, hanya penasaran

"Kau tidak ingin tahu," balasnya masih menghindari ku

"Ada apa dengan kau dan kalimat 'kau tidak ingin tahu'?" cecar ku

"Itu artinya aku tidak ingin kau tahu," balasnya menatapku.

Kei terlihat baik-baik saja, dan tadi juga saat aku keluar dari toilet, orang-orang sekitar juga bertingkah seperti semuanya normal. Aku jadi penasaran, mengapa ia menolak menatap ku sebelumnya?

"Apa seburuk itu?" tanya ku penasaran dan ia hanya memberikan ku tatapan 'kau tahu jawabannya', "aku tidak ingin tahu," gumamku menggeleng, "fine, aku harus kembali ke kantor juga," putus ku masuk ke dalam mobil

Tepat sebelum aku membawa mobil ku pergi, Kei mengetuk pelan jendela ku, "asal kau tahu, aku melakukannya untuk mu," ucapnya singkat lalu berjalan menuju mobilnya

Dia melakukannya untuk ku? Kenapa? Apa yang terjadi saat aku di toilet? Apa aku di toilet selama itu? Sungguh, mengapa hal seru antara Kei dan seseorang selalu terjadi disaat aku tidak ada disana?

Saat aku sampai kembali di kantor, tidak disangka-sangka ternyata Greyr juga sudah ada di sana. Masih dengan tampang yang penuh amarah ia berdiri menghampiri ku. Apa tepatnya yang Kei lakukan selain meninjunya? Orang tidak marah begitu saja, dan sepertinya, Kei baru saja membuat musuh. Apa yang terjadi di antara mereka?! Apapun itu, sudah pasti berhubungan dengan alasan Kei memilih untuk melayangkan tinju.

"Tinggalkan suami mu, pergi dengan ku," Greyr mencengkram tangan ku erat, "suami mu tidak mencintai mu, tidak seperti ku!" dan semakin erat, "aku akan memberi mu apapun yang kau minta, aku hanya meminta satu hal, tinggalkan dia, aku mohon!" pintanya memohon

"Greyr, kau menyakiti ku!" ucap ku menjaga volume. Untungnya, pria itu mendengarnya dan melepaskan cengkaramannya, "sungguh, aku minta maaf. Alasan aku ingin bertemu dengan mu hari ini karena aku ingin kau berhenti. Aku tidak akan meninggalkan Kei karena aku sudah memilihnya, aku memilih untuk menikah dengannya. Aku sudah memberi mu kesempatan, dan kau menolaknya, 3 kali sudah cukup banyak," ucapku memilih kata-kata ku dengan hati-hati

"Ali, aku tahu aku mengacau, tapi aku janji itu tidak akan terjadi lagi. Beri aku kesempatan untuk membuktikanya!" ia sekali lagi meraih tangan ku, "aku menginginkan kau, dan kau menginginkan ku," genggamannya mengerat seketika, lebih erat dari sebelumnya

"Greyr, lepaskan tangan ku, kau sungguh menyakitiku!" aku berusaha berkelit, tapi genggamannya terlalu ketat, "Greyr, lepaskan!" ucapku dan tanpa sadar air mataku mengalir "kau menyakiti ku!" bisik ku.

Aku tidak ingin membuat keributan di lobby, karena itu aku tidak berteriak.

"Tidak akan sampai kau setuju ikut dengan ku!" paksanya tegas, dan genggamannya sama sekali tidak mengendur.

Aku tidak ingin ikut dengannya, tidak sekarang, tidak kapanpun. Jadi aku kembali memberontak, namun sayangnya tidak berhasil. Jadi sekarang hanya ada satu hal yang bisa ku lakukan, memejamkan mata ku dan berdoa untuk yang terbaik sambil mengatur nafas ku sebelum aku terserang serangan panik dan menjadi histeris. Please, save me.

"God, kau memang susah disingkirkan ya?" Apa ini hanya imajinasi ku atau aku benar baru saja mendengar suara Kei? "Lepaskan dia!" perintahnya tegas.

Aku memberanikan diri ku untuk membuka mata. Kei benar ada disini! Bagaimana bisa ia ada di sini pada saat ini, aku tidak tahu, mungkin dia memang ajaib. Bagaimana pun itu, aku tidak pernah merasa bersyukur sebesar ini pada seseorang.

"Tidak!" ucap Greyr tapi melepas satu tangan ku

"Kau pikir aku bercanda dengan yang sebelumnya?" ucap Kei tertawa tajam, "aku memberi mu pilihan, dan kau memilih ini?" suaranya begitu tenang.

Oh, aku benar-benar harus berhati-hati dengan apa yang aku harapkan. Aku jelas menarik perkataan ku kembali tentang ingin hadir dalam 'hal seru' antara Kei dan seseorang.

"Bagaimana aku bisa memilih yang lain saat dia terlibat?" ucapnya menaruh rambut ku ke belakang telinga, "tidak setiap hari wanita seperti Ali muncul dalam hidup mu," lanjutnya. Greyr benar-benar baru saja menaruh mimpi buruk ku di urutan nomer 2!

"Ali, duck!" perintah Kei. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan, tapi tebakan terbaik ku melibatkan kekerasan fisik, jadi aku lakukan saja. Dan boom! Sebuah kepalan mendarat ke sisi wajah Greyr, aku lepas dari genggamannya, tapi sekarang ada masalah lain, kita memiliki penonton, "aku memberikan mu pilihan, pergi sukarela, atau aku akan membuat mu," geram Kei mencengkram kerah atasan Greyr, "sekarang aku lihat kau telah memilih pilihan ke dua," ucapnya lalu tersenyum.

Aku sudah bisa menebak saat Kei tersenyum saat dirinya sedang penuh amarah, itu bukanlah hal bagus

"Ancaman mu tidak membuatku takut," tantang Greyr, "kau merasa terancam pada ku, dan itu—" sebelum Greyr berhasil menyelesaikan kalimatnya, satu kepalan lain mendarat pada perutnya, membuat Greyr membungkuk kesakitan, tapi ia belum menyerah, "jawaban ku masih sama, aku tidak akan pergi tanpa dia."

"Fine," ucap Kei melepaskan kerah Greyr, "pilihan mu," lanjutnya tersenyum

"Sudah saatnya kau meny—" kali ini, kepalannya di arahkan pada wajahnya, Greyr terjatuh dan darah mulai mengalir turun dari hidungnya

Di mana petugas keamanan saat dibutuhkan?! Mengapa mereka tidak ada disini untuk menghentikan perkelahian sialan ini? Aku harus melakukan sesuatu, tapi entah kenapa, tengorokan ku terasa begitu tercekat untuk bahkan berbicara apalagi berteriak.

"Aku. Memerintahkan. Mu. Untuk. Pergi. Dasar. Kau. Bajingan!" geram Kei melayangkan tinjuan pada setiap katanya, "pergi!"

Sebelum tinjuan lainnya mendarat, keberanian akhirnya datang pada ku, "Kei, hentikan!" ucap ku mendorongnya dari Greyr yang hampir seluruh wajahnya penuh darah, "hentikan!" ulang ku.

Nafas Kei memburu begitu kencang, aku harus berdiri di hadapannya sebagai pemisah dan jaminan ia tidak akan melayangkan tinjuan lainnya

"Dia me—"

"Kau diam saja!" Bentak ku saat Greyr mencoba untuk kembali mengolok Kei, "Kei, mungkin ini saatnya kau memberitahu ku," ucap ku menyembunyikan ketakutan ku, Kei bisa meledak lagi dalam waktu dekat

"Aku meminta maaf," ucapnya datar, "kau tidak seharusnya melihat itu."

"Kau hampir menghancurkan setiap tulang di wajahnya dan yang bisa kau katakan hanya kau meminta maaf?" ucapku kesal

"Ali, dia seorang pasien di rumah sakit jiwa di Jakarta sejak perceraiannya, dia memiliki masalah mental," ucap Kei sebelum berbalik meninggalkan ku.

Rumah sakit jiwa? Masalah mental apa yang Greyr miliki tepatnya sampai ia harus dirawat di rumah sakit jiwa? Kenapa tidak ada yang memberi tahu ku tentang ini? Ibu ku selalu memberikan update tentang kabar teman-teman sekolah ku dulu yang masih tinggal di Jakarta, kenapa tidak yang ini? Terutama saat ibu ku tahu aku memiliki hubungan personal dengan pria satu itu.

"Bisa seseorang memanggil ambulance?" ucap ku berbalik ke arah penonton yang hanya diam saja di pinggiran

"Aku kabur untuk mu," bisik Greyr saat aku berlutut disisinya.

Huh, jadi Kei tidak hanya bicara omong kosong. Greyr memang benar-benar kabur dari rumah sakit jiwa! Yang membuat Kei sekali lagi benar, kenapa ia selalu benar? Dari mana tepatnya ia mendapatkan informasi akurat ini? Apa orang tua ku bercerita padanya? Karena bagaimana lagi ia bisa tahu? Tapi lagi, orang tua ku tidak berkata apapun pada ku saat kita bertemu di hari ulang tahun ku waktu itu, dan aku cukup yakin Kei mengatakan 'sejak perceraiannya', jadi kondisi Greyr telah berlangsung cukup lama. Mungkin ia masuk keluar?

Oh, sungguh, ini sangat kacau! Kenapa masalah tidak bisa berhenti mengikutiku? Kemarin mimpi buruk menjadi nyata, sekarang pria yang ternyata punya masalah dengan mentalnya.

Setelah ambulance membawa Greyr pergi, aku membawa diri ku kembali ke lantai ku. Untung saja hari ini aku memakai lengan panjang, jadi aku bisa menutupi memar yang mulai terbentuk di pergelangan tangan ku. Di lantai ku, aku sudah bisa menduga berita kejadian di lobby telah sampai di telinga setiap orang di sini, bahkan mungkin ada yang menyaksikannya secara langsung. Dan sekali lagi, hidupku terasa perlahan-lahan runtuh akibat satu pria lainnya.

Lalu sebuah pikiran terbesit di dalam kepala ku, apakah hal ini akan tersebar sampai ke tabloid? Kei menggila di lobby, seseorang pasti merekam atau setidaknya memfoto kejadian tersebut dan akan meledakkannya jauh di luar konteks karena mereka tidak tahu apa cerita sebenarnya, mereka hanya tahu sebagian! Oh itu pasti kan menjadi sebuah neraka untuk PR Kei! Aku harus meminta maaf padanya secara langsung, karena secara teknis, ini salah ku. Semua ini tidak akan terjadi kalau saja Greyr tidak terobsesi pada ku.

Saat aku sampai dirumah, di pelataran rumah terparkir 2 mobil, aku mengenali keduanya, satu milik Ryan dan satunya lagi milik Trent. Apa ini berarti Mia ada di dalam juga? Setelah memarkirkan mobil dalam garasi, aku masuk ke dalam rumah dan menemukan Mia tertunduk di sofa, dia entah kenapa terlihat sedih, tapi saat mendengar langkah kaki, ia langsung mengangkat kepalanya, dan saat ia melihat aku lah yang datang, Mia langsung berdiri dan memeluk ku. Apa seseorang baru saja meninggal? Mengapa Mia yang selalu ceria terlihat sedih?

Aku melepaskan pelukan Mia tanpa kata-kata dan berjalan menuju kamar kedua Kei, saat ku buka pintunya, aku menemukan Ryan dan Trent sedang berbincang dengan sebuah dokumen dihadapan mereka. Apakah itu dokumen perceraian ku dengan Kei? Dalam seketika, aku merasa seperti sedang berada dalam sorotan saat mereka berputar untuk menatap ku, tapi tak ada satupun dari yang lanjut berbicara ataupun tersenyum, ekspresi mereka berdua hanya datar. Ada apa dengan semua orang? Kenapa mereka semua terlihat depresi?

Merasa tidak diterima di dalam ruangan, aku mengangkat tangan ku dan mundur keluar, meninggalkan kedua pria dengan urusannya dan mencari keberadaan Kei karena aku ingin Kei menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Aku ingin mendengar pengakuannya langsung dari mulutnya. Jadi aku mendatanginya ke kamarnya—aku sudah melihat semua ruangan dirumah ini, kecuali kamar Kei, ini adalah pertama kalinya aku bahkan mendekati pintunya. Saat aku mengetuk pintunya, yang ku dapatkan hanya kesunyian, jadi aku membuka pintunya. Keputusan yang salah.

"Hai," sapanya tersenyum.

Dia terlihat masih basah setelah mandi, dan dia hanya memakai handuk yang menggantung rendah di pinggulnya. Damn! Sudah ku katakan membuka pintunya sebelum mendapatkan jawaban darinya adalah keputusan yang salah!

"Hmm, ini pertama kalinya kau menatapku begitu dalam," ucapnya santai lalu berjalan ke arah lemari bajunya

"Aku kembali lagi nanti saja," putus ku hendak kembali menutup pintu

"Masuk saja," perintahnya, dan seperti seseorang terhipnotis, aku melakukan perintahnya tanpa komplain, "aku tebak ku ingin membiarkan tentang tadi siang."

"Bagaimana kau tahu Greyr seorang pasien?" ucap ku berbalik tanpa berpikir

"Eleanore," ucapnya ringan, "dia tahu seseorang yang tahu seseorang," lanjutnya sambil memakai kaus.

Lalu entah kenapa, Kei tiba-tiba meringis. Apa Kei terluka? Tapi bukankah dia yang meninju dan bukan yang menerima?

"Kau tak apa?" tanya ku khawatir

"Ya..." balasnya sedikit ragu, "hanya sedikit merasa bersalah telah membabakbelurkan mantan mu," akunya pelan

"Dia bukan mantan ku!" elak ku, entah kenapa merasa tersinggung. Tapi ini bukan tentang ku, "kau yakin kau tak apa? Apa kau sudah mengecek tangan mu ke dokter?" tanya ku mengalihkan topik

"Ya, sudah," balasnya sambil mengacak rambutnya

"Aku tahu kau bohong," ucap ku, dan ia hanya tersenyum, tidak sedikit pun mencoba untuk menyangkalnya, "apa yang Ryan dan Trent lakukan di kamar ke dua mu?"

"Mereka mencari sesuatu dari dokumen mantan mu," balasnya santai

"Dia bukan mantan ku," sergah ku sekali lagi. Kenapa Kei sangat bersikeras memanggil Greyr mantan ku? Ugh! "kenapa mereka mencari sesuatu? Untuk apa?"

"Bicarakan sesuatu yang lain?" ucapnya seperti alergi dengan topiknya

Okay, ia ingin mengganti topiknya, tak masalah, "kenapa semua orang terlihat begitu sedih?"

"Mereka sedih untuk mu," ia mengangkat bahunya, "mereka berpikir tentang mantan mu yang ternyata gila perlu disedihkan," jelas Kei cuek, dan lagi, ia kembali memanggil Greyr mantan ku. Apa yang ia coba buktikan?

"Kei, kau benar-benar harus mengecek tangan mu ke dokter," ucap ku lalu keluar kamarnya

"Aku sudah menempelkan es!" balasnya menyahut. Dasar pria keras kepala!

Aku kembali turun ke bawah dan menemukan Ryan sudah menungguku di kaki tangga. Dia bertanya pada ku apa Kei berbicara, pertanyaan aneh tapi tetap ku jawab, lalu ia memberitahu ku kalau Kei menolak untuk berbicara sepatahkatapun sejak tadi. Kalau begitu ia membuka mulutnya untuk menjawab ku adalah sebuah kemajuan yang baik.

Mia muncul disisi Ryan tak lama setelah itu, menanyakan tentang keadaan Greyr yang jujur aku tidak tahu apa-apa, aku tidak ikut dengan ambulance ataupun memantau keadaan pria itu setelahnya. Bisa katakan aku tidak perduli lagi, aku sudah bertanggung jawab dengan mengirimnya ke rumah sakit setelah suami ku membuatnya babak belur, dan hanya itu yang akan ku lakukan, karena ia memintanya sendiri, jadi itu resiko sendiri. Aku sudah melakukan tugas ku.

Lalu setelah itu, Trent mucul di sisi Mia, dia tidak bertanya apapun, tapi ia memberitahu ku info menarik. Greyr tidak pernah kuliah di Frankfurt, tempat terjauh yang pernah ia datangi selain Connecticut adalah Malaysia. Aku tidak tahu lagi siapa Greyr Alexander yang dulu ku kenal dan ku taksir, dia bukan seseorang yang ku kira, dia datang dari dunia yang penuh pertanyaan. Apa Alexa tahu siapa Greyr sebenarnya? Apa itu alasan dia sebenarnya menceraikan Greyr? Sangat banyak misterinya.

Continue Reading

You'll Also Like

975K 47.5K 37
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
1.3M 101K 55
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...
226K 41.2K 40
Bagi Padaka Upih Maheswari, jatuh cinta pada pandangan pertama sangat mungkin terjadi termasuk ke pria kewarganegaraan Daher Reu yang sering wara-wir...
6.6K 858 43
Gea tak menyangka, cowok tengil yang dulu membully tubuh gemoynya saat SMA sekarang malah jadi bosnya! Gara Putra Mahesa, bocah resek yang sudah bert...