ABIGAEIL

By parkchim_chim2

666K 51K 4.5K

Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para te... More

1
02
cast
03
04
05
06
07
08
10
15
09
11
12
13
14
16
00 : 41
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
35..
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Tesss
52
53
54
👋👋
55
56
57
58

27.

11.7K 949 23
By parkchim_chim2

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀










Sore menjelang rumah besar itu terlihat sepi.
abigaeil mengerucutkan bibirnya lelah mondar-mandir sedari tadi, banyak hal yang ia lakukan semenjak pulang sekolah tadi sempat tidur juga dan syukurlah sekarang tubuhnya mulai membaik ia sudah tidak merasa lemas seperti sebelumnya.

Sekarang ia tengah duduk di ruang tamu memindai sekitar apa sekitar yang dapat ia lakukan saat ini, ia bosan sekali sudah hampir satu bulan dia tinggal dirumah ini, sudah hampir hapal seluk beluk rumah ini. inginnya sih bisa keluar rumah dia bosan terkurung di rumah besar itu.

" Huft... ngapain yah? " abigaeil bertopang dagu memikirkan apa yang bisa ia lakukan.

" Bosan, hhh... abi kangen mama, kangen kakak jelek, nenek coklat susu.. bibi bakpao paman loy.. kakek pisang.. kangen makan pai.. makan kue bikinan na mama~ "

Abigaeil mengehela nafas panjang, mempoutkan bibirnya, merasa rindu dengan kehidupannya dahulu.

" Pingin main sama ikan, pingin main piano juga tapi disini ndak ada piano.." abigaeil melihat sekeliling lagi tidak menemukan siapapun.

" Hhh... ke dapur aja deh bantu-bantu bibi masak..! " semangatnya bangkit dari duduknya.

Memasuki dapur, ia bisa melihat inah tengah berkutat dengan alat masak dibantu beberapa maid lainnya.

" Tuan kecil anda butuh sesuatu..."

Abigaeil menaikan satu alisnya, mengeleng menjawab pertanyaan maid tersebut.

" Bibi~ "

" Loh, abi ngapain abi mau sesuatu? " tanya idah melihat abigaeil berdiri di sana.

" Ndak ada, bibi mau abi tolong-tolong ndak?
abi bosan ndak tau mau apa.."

Keluh abi, inah mengeleng pelan dengan senyum diwajahnya.

" Ga ada, bosan kok mainnya di dapur.. bahaya nanti kena minyak panas. " inah menjawab menarik tubuh mungil itu dan mendudukkannya di pantry.

" Tapi bossenn bi~ " abigaeil merengek pelan.

" Abi gak punya pekerjaan rumah? tugas..? "

Abigaeil mengeleng sambil memainkan buah apel yang baru saja ditemukannya diatas meja.

" Ndak punya maka na abi bosen, abang, mass sama kakak belum pulang papa juga.. abi jadi ndak punya temen..huft.."

Inah hanya tersenyum memerhatikan wajah imut abigaeil, hingga melihat semburat kemerahan di pipi tembem itu.

" Ini kenapa lagi, kok merah abi? " tanya inah menyentuh di sudut bibir abigaeil yang memerah.

Abi mengeleng menyentuh ujung bibirnya mungkin itu terluka akibat nasi goreng pedas yang di makannya.

" Bii ayo kasih abi pekerjaan supaya abi ndak bosen terus " pinta abi

" Gak ada abi, ke ruang keluarga aja ya nonton tv bibi bantu nyalain tv-nya.."

" Duduk anteng sama bibi bikinin susu gimana " tawar inah

" Ndak... bosen kartun na jelek semua" abigaeil mengeleng menangkupkan kepalanya diatas meja

" Huum.. abi jadi kangen mama, kangen kakak jelek
kakak jelek kemana sih, kok ndak datang-datang " ucap abi sendu

" Eh anak ganteng ga boleh sedih gitu dong.." inah mengusap kepala si kecil dengan senyum teduhnya.

" T-tapi abi kangen bi~ "

" Kangen sama papa ya dek?! "

Abigaeil mengangkat kepalanya tersenyum cerah ketika melihat andhika berdiri didekatnya.

" PAPA..! "

Berteriak senang, andhika tersenyum lebar merentangkan tangannya dan

Happ...

Abigaeil langsung nemplok macam anak koala dipelukan sang papa.

"Papa!"

" Papa pulang, abi kangenn papa tau, papa lama banget pergi na
papa? papa udah ketemu sama Naruto? "

Andhika tergelak dengan ucapan anak bungsunya itu, seakan semua rasa lelahnya hilang menguap begitu saja ia baru saja mendarat di tanah air dan langsung pulang kerumah untuk menemui si bungsu yang ia rindukan setelah menyelesaikan pekerjaannya yang dinegara matahari terbit.

" Kebiasaan banget kalo udah ngoceh ga bisa berhenti mulutnya.." sela andhika mencubit pelan hidung kecil
abi, yang dibalas cengiran oleh si bungsu.

" Abis na papa lama, abi kan kangen.." jawab abi

" Um.. papa juga kangen banget sama anak bungsunya papa yang imut ini.."

Abigaeil memekik kecil ketika sang papa mencumi pipi chubby miliknya.

" Ish.. jangan cium-cium ih, papa delii hh~ "

Tangan mungilnya mendorong wajah papanya yang terus mendusel di sekitar lehernya membuatnya memekik kegelian.

" Hehe, maaf abisnya papa gemes " andhika tersenyum menatap abigaeil yang sibuk mengusap wajahnya.

" Hhh... terimakasih Tuhan telah menitipkan anak manis ini di kehidupan kami.." batin andhika, ia masih tidak menyangka jika hidupnya akan menjadi se-bahagia ini semenjak kehadiran abigaeil.

Meskipun kerap kali merasa tidak pantas menerima semua ini, kala mengingat dosa-dosanya di masa lalu.

" Papa..? "

Abigaeil menepuk pelan wajah papanya yang menatapnya, dengan senyuman sendunya.

" Papa ndak pa-pa..? kok diam "

" Hum, enggak.. ga papa.." jawab andhika mengeleng pelan, mengusap wajah anaknya

" Abi tadi ngapain hum?
nge-rengek sama bibi..? " tanya andhika melirik inah dibelakang sana dan abigaeil

" Mana ada, abi ndak nge-rengek. iya kan bi? " abigaeil balik bertanya

Inah mengangguk tersenyum lebar.

" Masa sih tapi papa dengar adek nge-rengek hampir nangis kan.." goda andhika

" Ndak..papa ih.." abigaeil mengeleng ribut menatap sengit papanya

" Hehe iya deh, ga nge-rengek.."

Andhika menyudahi membawa anaknya kedalam gendongan koalanya lalu berlalu dari dapur, abigaeil tidak tinggal diam terus berceloteh ria menceritakan semua kegiatannya hari ini termasuk batalnya acara jalan-jalan dengan ray dan di jemput oleh arsena saat pulang sekolah tadi.

Andhika responnya tentu saja senang dan antusias sekali mendengar cerita sang anak, ia jadi berasa mendengar anak SD bercerita abigaeil heboh dan ekspresif sekali.

Pukul lima sore, setelah cuddling dengan papa-nya kini abigaeil tengah asyik rebahan di sofa sambil menonton TV channel tentang dunia binatang.

Raut wajahnya serius sekali melihat layar televisi, mata kucingnya membola dengan mulut terbuka membentuk O.

" Woah.."

" Woah.. Keren.."

" Waoh.. cantik na, abi juga pingin puna ikan kaya gitu ih.. keren.. "

" Wow.."

Isinya decakan kagum pada tayangan tv yang berupa dunia bawah laut yang begitu menarik perhatian si kecil.

Sangat fokus tidak menyadari Sehan yang berdiri tidak jauh dari tempatnya sambil bersedekap dada terus memerhatikan abigaeil yang melongo, namun ekspresi nya itu cukup mengemaskan dan lucu dimata Sehan.
lihat saja ia masih betah berdiri di tempatnya tidak bisa berhenti tersenyum bahkan tertawa kecil melihat air wajah si bungsu.

Meraih handphonenya mengetikan sesuatu disana, mengantonginya lagi lalu berjalan mendekat pada abigaeil.

" Serius banget dek..? liatin apa sih..? " tanyanya sekedar basa-basi

Abigaeil mendengar suara menginterupsi kegiatannya mendongak menemukan Sehan yang masih rapi dalam balutan jas mungkin baru pulang dari kantor.

" Haii... Asyik banget kayanya, sampe mas masuk aja ga denger.."

" Ehh mass~ hawo..." sapa abi senang bangun dari rebahan nya.

"Maaf, abi ndak dengar hehehe" abigaeil nyengir merasa tidak enak juga dengan sehan.

" Um, waah ikan?
adek suka sama ikan ya? " tanya sehan mendudukkan dirinya di samping abigaeil

Abi mengangguk heboh menunjuk ikan di layar kaca, menyebutkan namanya warna intinya penjelasan yang ia dapat dari acara tersebut. Sehan tersenyum hangat mendengar ocehan abi.

" Adek pinter bisa tau namanya " puji sehan.

" Mas juga suka ikan, mm adek suka mancing ga? " tanya sehan lagi

" Mancing? " tanya abi, sehan mengangguk.

" Mm, abi ndak pernah pergi mancing soal na kata teman-teman abi kalo pergi mancing harus bawa papa. kan dulu abi ndak punya papa maka na abi ndak bisa ikut mancing.." jawab abigaeil dengan wajah polosnya.

Sehan tertohok mendengar ucapan abigaeil, membayangkan betapa kesulitan yang dialami anak manis itu dimasa kecilnya meskipun ia yakin mama-nya melimpahkan banyak cinta pada anak itu tapi tetap saja Abigaeil pasti pernah berkecil hati sebab tidak memiliki orang tua lengkap disisinya.

" Ah... mm, gak papa sekarang kan abi. sudah punya, banyak lagi ada mas, kakak Abang-abang.."

" Adek tau, mas suka mancing
loh nanti mas ajak adek mancing oke.." ujar sehan

Air wajah abigaeil semakin cerah, berbinar mengangguk cepat menjawab Sehan.

" Mau..! abi mau..!!" pekiknya senang.

" Hallo, ray genteng pulang! "

Sehan dan abigaeil menoleh ketika mendengar teriakan rayi yang berlari kecil menghampiri keduanya.

" Adekk! " seru ray melihat abi duduk disamping mas-nya, yang menatap datar dirinya.

" Huhh... abang kangen" ray menjatuhkan dirinya disofa, hingga membuat Sehan harus rela pindah dari posisinya.

" Adek? kok diem... masih marah ya sama abang? " tanya ray melihat abigaeil dengan wajah polosnya.

" Ndak" singkat abi

" Kalo enggak kok diem, adek ga kangen sama abang? "

Ray merebahkan dirinya menjadikan paha abigaeil sebagai bantalan.

Sehan memutar matanya melihat adik-adiknya.

" Adek..? "

" Hum.." abi berdengung menjawab ray matanya fokus ke tv.

" Ish.. adek ih.."

" Maaf kan abang udah minta maaf kok malah dicuekin sih.." misuh ray mengusak kepalanya pada paha abi, membuat anak itu terganggu.

" Ih... abang minggir,. abang ganggu.." abigaeil merengek menggeser kepala ray.

" Ga mau, bilang dulu adek udah maafin abang"

" Ndak, siapa suruh ingkar janji" ujar abi.

" Ih.. ga gitu loh adek, ini itu gegara ada siluman itik pemarah yang larang-larang abang, ngeselin banget..!"

Gerutu ray sengaja menaikan suaranya, ketika melihat abrian yang baru memasuki rumah, abigaeil tegap dari duduknya tersenyum pada wajah datar abrian, seketika membuat senyum di wajahnya luntur.

" Ian..? baru pulang, sini gabung sama kita"

" Sorry mas, ian langsung ke kamar aja lengket mau mandi" tolak ian terus berjalan menuju lantai tiga.

" Ish... dasar siluman itik" decak ray melihat perubahan dimanik mata adiknya.

Sehan ikut menghela nafas pelan, tersenyum pada abigaeil ia tahu hubungan abrian dan adik bungsunya itu masih belum harmonis begitu pula dua adik kembarnya.

" Ug..apaan nih? "

Ray meraba tumpukan bantal sofa saat melihat sesuatu terselip di sana, abigaeil membulatkan matanya wajah putihnya memerah ketika dua orang itu melihatnya dengan tatapan aneh

" Punya siapa nih..?! " heboh ray melihat apa yang ditemukannya

Sehan ikut melotot melihat apa yang dipegang oleh ray

" Adek? " kompak ray dan sehan melihat abigaeil yang terlihat gugup dengan pipi bersemu merah.

" Adek? ini punya kamu?? " tanya sehan penasaran.

Abigaeil menunduk memeluk satu bantal sofa guna menutupi wajah bersemunya bergumam pelan ketika lupa menaruh benda itu sembarangan, kan dia jadi malu.
mengangguk pelan mata kucingnya berkedip lambat mengintip gugup dua yang lebih tua dari balik bantal sofa.

Sehan mengigit pipi bagian dalamnya, meremas sofa untuk melampiaskan rasa gemasnya.

" What the_ adek masih nge-dot..?! "

Pekik ray menguncang botol susu dengan gambar beruang ditangannya, senyum kotaknya mengembang.


" Anj_ ashh.."

Belum sempat ray mengeluarkan kata-kata mutiara, mulutnya lebih dulu disentil oleh tangan sehan
membuatnya meringis.

" Seriusan adek masih minum susu pake dot bayi kaya gini..?! " tanya ray

Abigaeil terdiam dengan mata berkaca-kaca. dia malu dan sedikit takut dengan reaksi yang lainnya.

" Aduh-aduh gak bisa ini terlalu gemoyyyy... Aaa! adek pantesan si fathar.. fathar itu suka panggil adek bayi!! "

"Aduh gemess banget sih kamu bayi.."

Ray berseru heboh bangun dari tidurnya, menatap penuh minat pada adik kecilnya yang masih menunduk menutupi wajahnya dengan bantal sofa.
dibalik bantal abigaeil meluruhkan air matanya, tidak tahukah ray ia merasa malu sekarang.

" Hiks..hiks.. "

Sehan menghentikan kegiatan ray yang terus meledek abi tidak tau mungkin karena ray terlalu gemas, sama seperti dirinya ia tidak menyangka jika adiknya itu punya habit mengemaskan seperti ini.

" Adek..? hei kok malah nangis sih.."

Si sulung mendekat, mendorong Ray agar menjauh lantas meraih bantal sofa yang menutupi wajah berderai air mata si bungsu.
sekali lagi sehan harus mengigit bibir melihat wajah imut itu.

" Kenapa nangis hum? " tanya sehan lembut mengusap butiran air mata yang mengalir dari mata indah itu.

" Hiks..hiks, a-abi bukan ba-yi.. ab-ang jahat tawain abi hiks..."

Adu abi menunjuk ray yang asyik tergelak sambil menimang botol susu.

" Ray berhenti, adeknya nangis nih.." lerai sehan

" aMAduh makin gemes, kaya bayi..ugh cup-cup bayi gak boleh nangis.."

Bukan malah diam ray malah semakin menjadi, menambah deras tangisan si bungsu.

" Ab-ang.. Abi bu-kan bayi..hiks..! "

" Bayi, soalnya masih nge-dot.. hahaha" ray puas tertawa melihat bibir mungil itu bergetar.

" Adek udah, hei jangan nangis
ray..?! " sehan memeringati ray lalu mengusap wajah adiknya

" Bukan..! "

Seru abi menimpuk ray dengan bantal sofa tapi ray berhasil menghindar membuat abi semakin kesal mengeraskan tangisnya.

" Bayi..!"

" Adek bayi..." ledek ray

" Bukan..hiks.. ab-ang jelek hiks "

Sehan terdiam, mengembuskan napas kesalnya memejam sebentar, mendengar suara tangis abi dan tawa jahil ray.

" Biarin jelek, janji bukan adek bayi~" goda ray

" Ab-ang huwee..." abigaeil menangis kuat melempar ray dengan semua benda disekitarnya.

Dengan cepat sehan menangkap tangan mungil abi yang bersiap melempar ray dengan remote tv.

" Aduh, adek udah-udah.." ujar sehan sambil memeluk tubuh mungil itu.

" Ndak mau, hiks..mas~ abang ja-hat, ejek-ejek abi terus huwaa.."

Sehan meringis mengusap daun telinganya, ketika abi berteriak tepat disana.
rayidanta jangan ditanya ia justru tertawa sambil memeletkan lidahnya pada abi, yang membuat si kecil nangis kejer sebab tidak bisa membalas sang abang.

" Rayi stop it! " gerutu sehan menatap tajam ray

" Hahaha, dasar bayi main nya aduan.." ejek ray

" Mas hiks~ "

" Rayidanta..."sehan memeloti adik badungnya itu.

" Diem, jangan diejek terus... astaga" kesal sehan.

" Ada apa ini..? "

" Papa..! "

Abigaeil berteriak menubruk tubuh tegap sang papa.

" Kenapa hum, kenapa nangis? diapain sama abang? " tanya andhika mengusap kepala si bungsu.

Abi tidak menjawab menelusup masuk kedalam pelukan sang papa, melihat itu andhika melayangkan pandangannya pada si sulung dan ray yang sudah lesehan di lantai sambil terus tertawa tapi ditahan karena segan dengan sang papa yang menatap penuh tanya dirinya.

" Mas..? "

" Ribut sama ray pah, adek digodain sampe nangis gara-gara adek ketahuan masih suka nge-dot" jelas Sehan

" Dot? " beo andhika

" Um, iya pah!
liat deh gemoy banget kan ?! "

Ray mengangkat tinggi-tinggi dot bergambar beruang itu, menunjukkan pada sang papa.

Andhika terdiam melirik sang anak, mengulum senyum diwajahnya.

" Pah., jangan ikut-ikutan yah, kasian adek nangis kejer dari tadi" sehan memperingati melihat gelagat mencurigakan raut wajah sang papa.

Andhika menatap si sulung, lalu tersenyum lebar takut juga ia dipelototi sehan.
membalas pelukan si bungsu sesekali mengecup puncak kepala sang anak,
tapi jujur ia juga gemas dengan tingkah laku anak bungsunya.

Abrian beranjak dari tempatnya sedari tadi ia memperhatikan interaksi manis yang terjadi di ruang keluarga. rasanya ingin bergabung juga tapi apalah daya hatinya belum siap menerima semua ini.

Tapi tidak ia pungkiri hatinya menghangat melihat interaksi anggota keluarganya, berkat kehadiran abigaeil rumah besar itu lebih hidup dan hangat daripada biasanya.

...




...

...

...


haiiiii 👋

* edisi gak tau mau nulis apa 🤭😁

cape banget aku, kerjaan ku banyak banget ☹️
pingin tidur tapi aku lupa kalo aku punya kalian 😔

maafin ya aku menghilang begitu saja, aku beneran sibuk banget, ngurus rumah,kerjaan huwaaaaa!

jangan bosen ya dan maaf kalo ini pendek dan aneh

tapi ya gitu aku mencoba yang terbaik 👍

good night guys ☺️

have you nice dream's and good day for tomorrow 😇

please jangan lupa tinggalkan jejak

VOTE DAN COMENT GUYS 😊💜



see you guys ☺️✋

























voment juyeso ☺️✋

Continue Reading

You'll Also Like

52.3K 2.8K 20
Nasa Ravalouzio Alexander. Bungsu keluarga Alexander ini memiliki dua marga, yang berasal dari keluarga ayah bundanya. Nasa sangat dicintai dan disay...
358K 36.5K 32
Kai nggak suka Mommy gendong adek bayi. Terbiasa menjadi anak kesayangan membuat Kai terbiasa. Kelembutan Mommy membuat Kai merasa kesal ketika pakde...
288K 29.1K 27
Lava si anak tengil. Mungkin jika melihat dari sikap Lava sekilas, kalian akan mengatakan seperti itu. Lava si anak pembangkang, tidak memiliki sopan...
66.8K 3.2K 49
( FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! ) ( JANGAN LUPA UNTUK TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN KOMEN YAAA!!! ) LAPAK BROTHERSHIP NOT BL❌❌❌ [ Tetap votmen ya teman...