ABIGAEIL

By parkchim_chim2

663K 50.8K 4.5K

Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para te... More

1
02
cast
03
04
05
06
07
08
10
15
11
12
13
14
16
00 : 41
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27.
28
29
30
31
32
33
34
35..
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Tesss
52
53
54
👋👋
55
56
57
58

09

10.9K 726 43
By parkchim_chim2

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀









Abigaeil menatap Lamat-lamat dirinya dipantulan cermin yang memuat seluruh badan kecilnya.
berputar, sambil cekikikan mengamati penampilannya kini.

" Woahh...baju na kerenn~ "

Sebuah decak penuh kagum mengudara dari bibir mungilnya yang masih menyunggingkan senyum penuh kepuasaan

" Mama, kakak jelak, bibi bakpao.. nenek coklat susu...mm paman loy..
mm..aha! kakek pisang! "

Seusai mengagumi dirinya sendiri, abigaeil lanjut mengeja semua orang kemana dirinya harus pergi guna memamerkan outfit yang menurutnya keren itu.

Dan yang terlintas di otak kecilnya, rumah kakek pisang.
Abi menjulukinya begitu karena katanya kakek yang tinggal tidak jauh dari rumah paman loy itu punya pisang yang besar sekali!

Kakek ini dulunya pedagang pisang coklat, namun seiring bertambahnya usia tidak lagi.
punya kolam ikan koi yang menjadi kesukaannya abigaeil ketika berkunjung ke sana.

" Okew! rumah na kakek pisang! main sama ikan-ikan, kasih makan ikan-ikan sama beli Pai..! "

Abigaeil sudah merencanakan kegiatannya hari ini, maka dengan langkah 45 ia berjalan keluar kamar minimalisnya namun terlihat rapi dan bersih tentunya.

Menuruni tangga dengan hati-hati, samar-samar ia bisa mendengar suara orang bercakap-cakap di bawah.
maka dengan senyum Devil-nya berjalan lebih pelan lagi.

Abigaeil berteriak semangat menirukan pose harimau, namun tidak lama menirukan pose Manusilaba-laba.

ketika sampai dibawah niatnya Ingin menakuti, paling tidak mengagetkan penghuni rumah.
namun sepertinya tidak..tidak ada yang terpengaruh malah menatap dirinya dengan cengo.

" Groaaarr !! "

Riani mengerjap pelan sedangkan Tyas dimeja makan menatap penuh tanya apa yang sedang dilakukan makhluk manis itu dengan kostum seperti itu, tidakkah anak itu berpikir apa yang dilakukannya sekarang ini cukup berbahaya....

Berbahaya bagi kesehatan jantung dan gula darahnya...?

" Abi ngapain..." pertanyaan sang mama membuat abigaeil meluruhkan bahunya.

" No-no, not Abi tapi spidemen!
ciukh..chihkk..shu.. shuu.."

Riani terkekeh kecil melihat tingkah laku anaknya usianya sudah lima belas tahun loh, tapi kenapa mengemaskan sekali.

Apalagi sound effect yang diperdengarkan nya lucu sekali. cukup menghiburnya, Riani bersumpah saat ini anaknya itu mengemaskan sekali.

" Eh! bocah..sejak kapan Spider-Man berkostum sapi kaya gitu! "

Komentar Tyas menahan tawa

" Shut! Abi ndak ajak kakak jelak bicara jadi silent! shuut...! " abigaeil menatap sengit Tyas mengisyaratkan agar Tyas diam.

" Heh! mulutnya ya abi..mana ada kakak cantik gini dibilang jelek.." dengus Tyas

" Suka-suka Abi dong..kan ini mulut na Abi.. wlek" Abi menjulurkan lidahnya pada Tyas.

Lanjut pose lagi

" mama! Abi udah mirip sepidermen belum?" tanya abigaeil berbinar

Riani diam meringis tertahan melihat wajah berbinar itu.

" Bukan Spider-Man, sapiderman baru betul! " Tyas nyeletuk

" Kakak jelek diem ya..kita Ndak temen-temen loh.."

Abi menatap penuh permusuhan pada sosok Tyas yang pula ikut memicingkan matanya, menganggu abigaeil adalah salah satu kesenangan bagi dirinya.

" Mama! ih kakak jelek pegang-pegang abi! " Abi memekik heboh ketika Tyas menariknya kedalam pelukannya memainkan pipinya gempalnya.

" Tii... jangan usil deh.." ujar Riani fokus kembali pada masakannya.

Tyas melepaskan pelukannya membiarkan abigaeil mendekati Riani. tentu saja setelah melayangkan tatapan permusuhan pada dirinya bukannya takut tapi itu malah terlihat menggemaskan di matanya.

" Mama susu..."

Ujar Abigaeil setelah sampai dimeja makan.
Riani mengangguk, mematikan kompor sebentar lanjut membuka kulkas menemukan box susu khusus untuk anaknya.
menuangkan pada botol minum yang dilengkapi sedotan memudahkan si kecil meminum susunya.

" Tunggu dingin sebentar ya..aduhh~ gemes banget sih anaknya mama.."

Ujar Riani mencuri satu ciuman pada wajah tembem itu, Abi jelas hanya bisa diam membiarkan mama-nya berbuat sesukanya.

" Mama mau jeruk juga..." pinta Abi sambil meniup susu-nya melalui sedotannya.

" Ga, masih pagi sarapan dulu..baru boleh..." jawab Riani

" Tapi Abi ndak mau mamam nasi~ " rengek anak itu

" Enggak abigaeil...makan nasi dulu..baru jeruk..," ujar Riani

" Ndak mau.."

" Abi sayang ga boleh gitu. dengerin mama~ boleh makan jeruk kalo sudah makan nasi, Abi kalo sudah makan jeruk pasti susah mam nasi..nanti sakit perut bagaimana..mau Tummy dum-dum-nya sakit..?"

Riani mencolek Tummy abigaeil hingga membuat anak manis itu memekik kegelian.

" Deli mama~ udah..." Abi bergerak heboh menjauhkan tangan mama-nya.

" Geli sayang...ga pake d.." ujar Riani merapikan rambut abigaeil.

" Ya maaf..kan lidah na Abi suka peleset jadi na, Ndak bisa ngomong-ngomong betul.."

Riani tersenyum lembut menatap anaknya.

" Padahal udah jalan lima belas tahun, masih berantakan aja ya mbak kosa-katanya Abi, masih suka cadel juga...
heran banget sama title juara kelas tiap tahun, dan otak jeniusnya..." ucap Tyas

Riani menoleh mendengar ucapan Tyas, dalam hati ia membenarkan nya.

" Hum... bukannya Tuhan itu maha adil..dibalik kekurangannya Tuhan menitipkan pula pemikiran yang luar biasa pada Abi...
ya meskipun usia dan tingkah lakunya gak sejalan sama pemikiran nya asalkan Abi bahagia dan sehat mbak udah senang tii.."

Jawab Riani melihat abigaeil yang sibuk menata segala macam sendok dan garpu diatas meja hingga membentuk sebuah rel kereta api.
tanpa mendengar ocehannya dengan Tyas.

Abigaeil nya anak yang istimewa dibalik kesempurnaannya.

" Mama hari ini Abi mau kerumah Kakek Pisang, boleh kan? " tanya Abi disela suapan nasi merahnya.

Hari menu sarapannya ada nasi merah suwiran ayam kecap dan juga sayuran.

" Mau ngapain, nge-rusuh pagi-pagi di rumah orang.." tyas yang menjawab.

Abi menatap Tyas dengan mata menyipit.

" Abi ndak ajak kakak jelek ngomong ya! " dengus Abi.

" Bener dong, lebih baik dirumah aja... bantu-bantu kakak bikin cake, nanti kakak bagi deh kalo udah jadi.. gimana? " Tyas memberi penawaran

Ada rasa tidak rela jika anak manis itu keluar rumah dalam balutan kostum Begitu...
bisa-bisa kesayangannya itu dikerumuni oleh warga komplek..nanti jika ada yang berniat mengarungi anak itu kan... bahaya!

Nasib punya anak dengan wajah imut, mengemaskan overload ya begitu...harus ekstra dijaga.

" No-no~ cake na kakak jelek ndak seenak buatan mama~ jadi na abi ndak mau bantu-bantu"

Riani mengulum senyum kecilnya melihat wajah merengut Tyas

Anaknya ini kalo sudah ngomong Memang kadang sedikit pedas.

" Enak aja! ga ya...cake-nya kakak lebih enak... sembarangan aja kalo ngomong.." Tyas membela diri

Abi sih acuh saja, mengangkat bahunya.

" Boleh ya mama, main kerumah na kakek pisang, janji ndak akan nakal! " Abi mengangkat lima jarinya ke udara pose berjanji ala si kecil, lengkap dengan puppy eyesnya yang mengoda keimanan siapa saja yang melihatnya...

" Mm..oke deh, tapi promise sama mama gak boleh nakal, apalagi usil... mainnya juga harus hati-hati mm, sebelum jam makan siang harus ada dirumah.." kata Riani

" Pomisee! " pekik Abi menganggukkan kepalanya semangat

" Oya semua tugas sekolah udah Abi kerjain kan? kalo belum kerjain dulu baru boleh main.."

" Um..udah.." Abi mengangguk

Acara sarapan pagi sudah selesai kini anak itu sedang fokus memindai keadaan.
mama-nya tengah sibuk didepan lebih tepatnya didalam toko kue kecil milik mama-nya begitu pula dengan tyas.

Dengan gerakan patah-patah abigaeil mendekati kulkas, membukanya perlahan sekali takut menimbulkan suara.
pintu kulkas berhasil dibukanya hingga membuat matanya berbinar cerah sekali seakan menemukan peti harta Karun di dalam nya.

" Huwaaa jeruk na banyak " gumamnya


Ketika menemukan buah berwarna orange kesukaannya itu.
ia bisa menghabiskan jeruk berukuran kecil namun manis itu dalam sekali duduk dalam jumlah yang cukup banyak.
karena alasan itu juga mama-nya suka melarangnya memakannya jika belum memakan makanan berat.

Lihat saja tangannya terulur cepat memasukan jeruk-jeruk kecil itu kedalam saku bajunya yang cukup lebar dan besar seketika Tummy yang sedikit membuncit semakin Buncit akibat diisi oleh jeruk itu.

Mengabaikan botol susu nya yang belum habis diminumnya.
jika mama-nya tahu sudah dipastikan dia akan kena omel lagi.
sebab susu yang diminumnya setiap hari ini, bukan sembarang susu penting khasiatnya untuk kesehatannya.

" Abi ngapain disitu..? " Riani bertanya melihat anaknya berdiri didepan pintu kulkas.

Abi mendengar suara mama-nya sedikit terkejut, buru-buru menutup pintu kulkas.

" Ndak ada.." jawabnya sambil mengeleng pelan

" Minum obat dulu, sebelum keluar sama inhealer-nya jangan lupa dibawa..." peringat Riani meletakkan piring kecil berisi pil-pil kecil itu
Abi mengangguk sekilas menatap pil-pil itu malas.

" Susunya sudah Habis? " tanya riani lagi.

Abigaeil mengangguk lagi..
padahal nyatanya belum ia ingin segera bermain dengan ikan-ikan cantik milik tetangganya itu, jadilah ia berbohong saja.

" Boleh Abi pergi sekarang? " tanyanya setelah meminum obat nya

Riani mengangguk singkat, mengecup pipi berisi hingga wangi manis susu memenuhi penciuman nya.

Segera setelah dilepaskan mama-nya abigaeil berlari keluar dari rumah kecilnya sebelum mama-nya menyadari sesuatu...

" Mbak!? kok dibiarin sih Abi keluar pake baju begitu? " protes Tyas

Riani mengerutkan keningnya

" Emangnya kenapa? " tanya Riani

" Aish mbak... kok ga paham sih..gimana kalo Abi diculik..atau dikarungin orang..?
mbak ga liat bocahnya gemes gitu! " terang Tyas masih tidak rela wajah mengemaskan abigaeil diekspos orang lain.

Riani mengeleng pelan melihat bahu sempit itu menjauh dari penglihatannya terkikik gemas melihat buntut sapi dari kostum yang dikenakan sang anak ikut bergoyang mengikuti pergerakannya.
lucu sekaliiiiii.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Memang benar apa yang ditakutkan oleh Tyas lihat saja, sepanjang perjalanan menuju rumah kakek pisang banyak yang menatap penuh minat pada anak manis berkostum sapi itu, banyak dari mereka juga menyapa dirinya dan Abi hanya bisa membalasnya dengan senyuman manis tak jarang juga menjawab dengan aksen lucunya.

" Eugg... itu apa? "

Abi berjongkok ditepi parit kecil disamping jalanan kala ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

" Woah~ mengkudu! " pekiknya melihat anak katak yang terlihat baru ditetaskan induknya....sudah tau..?

" Woah.. keren! ada yang sudah punya kaki.. woahhh~ "

Beberapa decakan kagum dilontarkan asik mengamati kawanan katak itu.

"Abi... "

Abigaeil mendongak menatap Siapa yang baru saja memanggil namanya.

" Abi ngapain duduk di sana? nanti kecebur loh.."

Kata lelaki dewasa yang masih berdiri disamping abigaeil.

" Paman loy!! " seru Abi semangat melihat siapa yang berdiri di dekatnya.

" Roy sayang~ " ralat Roy

Laki-laki dewasa lebih tua daripada Riani, pemilik Barbar shop dilingkungan itu.
tetangga dekatnya abigaeil karena memang rumah mereka dekat, Roy belum menikah dan sangat menyukai abigaeil., soalnya Roy itu maniak hal-hal gemas, seperti Abi contohnya...

" Liat apa sih Abi sampai jongkok di situ..? " tanya Roy lagi

" Mm..ssttt... paman loy..lihat.." Abi mengisyaratkan roy agar diam meletakkan jari telunjuknya di bibir lalu menunjuk kedalam parit, matanya masih berbinar cerah melihat pemandangan yang menurutnya keren itu....

Roy menghela nafas panjang, beberapa kali sudah ia memperingatkan anak manis itu untuk memanggil namanya dengan benar tapi selalu begitu...ah sudahlah.

" Itu apa? " bingung Roy mengikuti arah telunjuk kecil itu.

" Mengkudu Paman, ish masa itu aja ndak tau.." Abi mengeleng menatap Roy yang cengo ditempatnya.

Mengkudu darimana...?

" Mengkudu...? " beo Roy, tak lama ia menepuk dahinya sendiri menyadari bayi-bayi katak itu.

" Berudu... Abi..bukan mengkudu~ "

Roy menghela nafas, gemess dengan kelakuan anak itu.

Abigaeil memiringkan kepalanya, menatap Roy.

" Eh... benerin? memang nama na berudu? " beo anak itu.

" Benaran...bukan benerin sayang~
aduh.. gemes banget sih kamu.." ujar Roy mencubit pipi tumpah abi pelan.

" Dan itu berudu, bayinya katak sebelum berubah jadi katak dewasa nanti, namanya berudu.. bukan mengkudu..." jelas roy menyamakan posisinya dengan si kecil.

Abigaeil mengangguk paham akan penjelasan Roy, beranjak dari tempatnya.

" Loh..mau kamana lagi? " tanya Roy ketika Abi bangkit dari duduknya.

" Abi mau main rumah na Kakek pisang " jawab abigaeil

" Main ketempat paman aja mau? paman punya robot buat cukur baru loh..." Roy memberikan penawaran

" No-no, Abi mau main sama ikan di rumah kakek pisang.." Abi mengeleng menolak tawaran Roy.

" Yahh~ ya udah deh...mau paman anterin..? " tawar Roy.

Abigaeil mengeleng tanda tidak ingin

" Y udah abi hati-hati ya, mainnya juga harus hati-hati~ " nasehat Roy

Abigaeil mengangguk ribut hingga membuat poninya ikut bergerak melambai pada Roy yang juga melambai padanya memastikan anak itu hingga hilang dari penglihatannya.
setulus itu semua tetangga yang mengetahui betapa manisnya si kecil abigaeil itu...

Abigaeil Kembali menghentikan langkahnya, melihat toko roti disampingnya
spot favoritnya di semua perumahan di sini, karena didalam sana Abi bisa menemukan makanan manis kesukaannya...

Menyembulkan kepalanya dari balik pintu kaca yang baru saja dibukanya.

" NENEK! "

" Eoh...Abi?! "

Wanita berumur itu selesai meletakan kue didalam etalase toko nya, kala mendengar suara cucu kesayangannya memanggilnya.

" Good mowning..." sapa abigaeil menunjukkan senyum gusinya.

" Pagi... kesayangannya nenek!
masih pagi, Abi butuh sesuatu? " jawab dan tanya nenek itu.

Abigaeil melebarkan senyumnya matanya berkedip-kedip lucu, mengisyaratkan suatu hal.
nenek pemilik toko roti itu sebenarnya sudah tahu maksud dan tujuan mengapa sepagi itu anak manis itu sudah ada di tokonya.

" Abi mau pai ya.." nenek itu memastikan

" Mauuu~ Abi mau pai nenek coklat susu..." abi memekik kecil mengangguk antusias.

Membuat sang nenek tertawa bahagia, menurut nya kehadiran abigaeil dapat menambah panjang umur nya..
karena setiap anak itu hadir ia selalu saja dibuat tertawa, terhibur hanya dengan mendengar atau melihat wajah manis itu.

Bukankah kesehatan itu datangnya dari dalam diri kita sendiri...?
apabila melakukan apa yang kita sukai dan yang mendatangkan kebahagiaan bagi kita itu akan turut membantu menaikkan suasana hati maka dengan suasana hati yang baik kita akan selalu positif.

" Oke-oke... tunggu sebentar ya..Pai manis dan hangat spesial untuk cucu Malaikat kesayangannya nenek akan segera tiba.." jawab nenek itu berjalan memasuki salah satu bilik disana.

Abigaeil tentu saja mengangguk antusias sekali, duduk di atas kursi mengeluarkan beberapa jeruk dari dalam sakunya, berjinjit guna mencapai etalase toko untuk meletakkan jeruk-jeruk itu.

Sejenis barter Antara jeruk keprok dan juga Pai coklat yang lezat itu...

Cukup adil bukan...?

" Cha...Pai coklat datang~ " girang nenek itu meletakkan Pai itu kehadapan abigaeil yang langsung disambut baik oleh si manis.

" Woahh~ " gumamnya melahap khidmat pai-nya.

Nenek pemilik toko roti itu masih Disana bertopang dagu menyaksikan bagaimana lahapnya dan menggemaskannya si manis memakan makanan nya.

" Enak...? " tanya nenek itu sekedar bertanya

" UMM! enak sekali... terimakasih nenek.."

Muahh~

Wanita tua itu berdecak kegirangan merasakan pipinya sedikit basah setelah dikecup ringan oleh abigaeil yang terlihat Kembali fokus pada pai-nya.

"Kembali kasih sayang~ terimakasih kecupannya... abigaeil manis sekali.." jawab nenek itu tersenyum lebar sekali.

Abigaeil mengangguk saja terlalu asyik dengan dunianya.

Abigaeil telah menyelesaikan makannya menyisakan satu untuk dibungkus buah tangan untuk kakek pisang.
tujuannya sebenarnya namun lihat saja terlalu asyik dijalan singgah sana singgah sini, colek sana colek sini senyum sana senyum sini...
melupakan tujuannya sebenarnya.

Nenek tua itu masih tersenyum lebar selepas kepergian abigaeil dari toko miliknya, melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda akibat kehadiran anak manis yang mampu menambah semangat dihari Minggu nya.

" Eh..jeruk..? "

Nenek tua itu tertawa kecil tentu saja mengetahui siapa yang meletakkan empat buah jeruk keprok itu diatas etalase nya..

" Hahh anak itu manis sekali..."

Gumamnya melihat jalanan yang dilalui abigaeil barusan membuka satu jeruknya lalu memakannya.
seketika rasa manis namun ada sedikit asam memenuhi mulutnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.












Andhika berdecak kasar, meremas beberapa kertas ditangannya.

" Masuk! " perintahnya kala mendengar suara pintu diketuk dari luar.

" Anda memanggil saya tuan..." Aris menunduk dalam ketika memasuki ruang kerja atasannya.

" Sudah ada laporan mengenai wanita itu..." tanya Andhika dingin

Aris menunduk kan kepalanya iris bergerak gelisah.

" Maaf tuan...kami belum menemukan apapun..." jawab Aris

Andhika mengehela Nafas frustasi
semakin lama permasalahan ini semakin, runyam saja pikirnya beberapa hari ini ia dibuat semakin penasaran dengan kehidupan mantan cintanya itu..
setelah apa yang dilihatnya tempo lalu, perdebatan dengan anak-anaknya, membuatnya semakin bingung dan kesal.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sehan lagi-lagi berada di tempat yang sama dalam situasi yang hampir sama seperti beberapa malam kemarin.
bedanya hanya berbeda orang saja.

Ia melirik jam tangannya jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari tapi satu adiknya masih betah berada di mini-bar rumahnya, menenggak minuman beralkohol nya.

Sehan ingin marah sebenarnya namun mengetahui apa yang terjadi akhir-akhir ini, membuatnya berusaha memaklumi adik-adiknya butuh pelampiasan bukan hanya mereka sebenarnya tapi dirinya juga..namun ia tidak menunjukkan nya ia lebih suka melakukannya diam-diam.

" Udahan bang...udah mau pagi.."

Sehan merampas gelas yang baru saja diisi abrian, menenguk nya dalam sekali tegukan hingga membuatnya mengerut sebentar.

Abrian mendongak menatap mas-nya dengan mata sayu memerah, dia hampir teler omong-omong kerena terlalu banyak minum lihat saja botol-botol minuman yang berserakan di atas meja.
itu juga tidak luput dari perhatian Sehan.
ia menyesali dirinya sendiri karena pulang terlambat dan tidak memperhatikan adik-adiknya.
kondisi abrian tidak jauh berbeda dari dua adik kembar tidak identik nya, Sena dan Seno yang kompak pulang terlambat hampir beberapa malam terakhir ini.
pulang dalam keadaan mabuk parah
padahal keduanya sama punya toleransi rendah pada minuman beralkohol itu..
singkatnya mereka sama-sama menyakiti dirinya sendiri dengan cara halus seperti itu.

" Balikin mas... Ian butuh healing sumpah...kepala Ian Hampir meledak rasanya.." ucap abrian mencoba meraih gelas yang kembali direbut oleh Sehan

Sehan menatap horor adik bantetnya itu

" Healing matamu healing!
mana ada orang healing pake miras?!
ngaco banget, udah bang..gak baik minum terlalu banyak, apalagi ini udah malem.." kesal Sehan memeloti abrian yang tidak menggubrisnya malah langsung menenggak minuman melalui mulut botolnya langsung.

" Abriansyaa! denger mas ga sih! besok Senin, kamu sekolah! " Sehan mendengus kesal

" Sebotol lagi aja mas~ please~
Ian..hh.. bener-bener butuh pelampiasan...ian pingin lupain semua ini~ "

Abrian menatap melas mas-nya.
sehan menyerah mengeleng singkat ikut mendudukkan dirinya di samping sang adik, mengisi kembali gelasnya membuat kening abrian berkerut, setahu-nya mas nya itu tidak suka minuman beralkohol seperti itu, dalam artian mas-nya itu bukan peminum yang handal.
..... tidak tahu saja jika Sehan itu suhu dalam dunia per-alkoholan....

" Ga usah sok kuat mas, Abang tau mas ga minum~
gak kuat minum...nanti tepar disini Abang gak mau repot ya.." abrian meremehkan Sehan yang tentu saja membuat laki-laki dengan bahu lebarnya tersenyum miring tidakkah adiknya itu tahu, ia lebih dahulu lahir kedunia hal-hal seperti ini biasa baginya.

" Haruslah... kalo mas tumbang di sini ya tugas abang-lah gotong mas ke-kamar orang mas nemenin Abang minum, jadi Abang harus tanggung jawab dong..." ujar Sehan enteng mengangkat gelasnya dan langsung meminumnya lagi.

Abrian mendengus tertahan melihat senyum manis yang disengaja mas-nya, namun biarlah mengotong mas-nya untuk ke-lantai tiga biarkan ia pikirkan nanti.
setidaknya ia punya teman malam ini

Sebenarnya ia ingin mengajak bicara salah satu saudaranya dan yang terlintas di benak abrian adalah rayidanta namun mengingat masalah yang mungkin dibahasnya bukanlah ranah si manusia 3D itu, jadi Ian akan kesulitan menemukan solusi untuk masalahnya.
beruntung ia menemukan mas-nya malam ini.

" Mas..."

Sehan berdengung menjawab abrian

" Kenapa sih ini terjadi sama kita? sama keluarga kita...? " tanya abrian

Sehan menghela nafas pelan menetralkan dadanya yang sesak, bukan hanya abrian ia juga mempertanyakan hal itu.

" Soal mama~ " Sehan memastikan

" Mm.. kenapa mama Setega itu sama kita mas~
sama Ian...mama tega banget ninggalin ian bahkan disaat Ian masih butuh sekali kasih sayang seorang ibu~ "

Sehan menoleh mendengar suara abrian semakin serak, serta air mata yang kian membendung.

" Ian kangen mama mas, ian pengen peluk mama~ tapi ian juga benci mama, benci sekali sampai ian gak pingin lagi liat wajah mama~
ian mau gini aja mas~ hidup kaya gini selamanya Ian ga mau lagi berharap bisa bertemu mama...

Ian akan melepaskan mama bersama keluarga barunya..."

Sehan hanya bisa terdiam mengusap lengan sang adik hendak sedikit menyalurkan ketenangan.

" Bang... mas tau kamu kecewa, kamu marah..dan itu hak kamu abrian~

tapi itu gak lantas bikin kamu berpikiran seperti itu, inget benci itu ga baik bang, mas ga pernah ngajarin kalian untuk membenci orang sebegitu apalagi itu mama, orang yang telah melahirkan kita kedunia

mas yakin semua yang mama lakuin itu ada alasannya... "

" iya..itu karena mama selingkuh dan lebih memilih keluarga baru-nya!

lupa kalo mama masih punya kita mas..." jawab abrian sengit

" Kita ga punya bukti apapun Soal perselingkuhan mama dan kita tidak tahu semuanya bang...jangan langsung menyimpulkan.."

Sehan masih menasehati, memberikan pengertian pada semua adik-adiknya, terutama abrian.
namun ia percaya butuh effort lebih untuk itu dan semua tidak semudah itu.

Meskipun setengah hatinya ikut bimbang menyalahkan mama-nya, tapi jauh di sudut hatinya ia masih berharap ini sebuah kebohongan.

Ia masih bingung menepatkan diri nya.

Helaan nafas berat dihembuskannya, meminum whiskey nya berharap ia bisa tertidur damai sekali, hingga ketika ia bangun semua masalah ini sudah berlalu.



.......













































si yang paling gemass se planet 😚
























🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀










Hai.....👋



pertama-tama aku mau bilang terimakasih banyak buat kalian yang udah mau baca cerita aku dan vote+koment tentunya that's meaning a lot for me 😊

terimakasih banyak, dengan kalian berbuat begitu aku merasa kalian menghargai cerita aku
bacain komen kalian bener-bener bikin aku mood dan semangat buat lanjutin cerita ini
ya meskipun yang baca ga sesuai sama vote-nya aku tetap bersyukur kok ☺️

kali aja next bakal ada kesadaran dari semua yang baca buat vote dan tidak menjadi siders☺️

sekali lagi big hug buat kalian para readers ku yang terhormat 🙏

BORAHEA 💜💜💜💜

note: cerita ini hanya hasil khayalan aku gak kena-mengena sama rl para idol dan tidak berniat
melecehkan atau lainnya
aku hanya pinjam visual Mereka
jadi buat kalian yang visualnya gak cocok sama imagine kalian silahkan tukar sendiri sama karakter yang kalian mau😊

all see you guys 💜

selamat berpuasa buat kalian semua yang menjalankan 🙏
semangat ibadahnya!

stay safe and always be happy!











🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

voment juyeso ☺️✋

Continue Reading

You'll Also Like

455K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
128K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
288K 29.1K 27
Lava si anak tengil. Mungkin jika melihat dari sikap Lava sekilas, kalian akan mengatakan seperti itu. Lava si anak pembangkang, tidak memiliki sopan...
336K 24.7K 31
Arvin bocah yang menjual kue di pinggir jalan dengan senyum manis di wajahnya yang tidak pernah luntur. Hidupnya memang keras, kerja banting tulang b...