RICARDO : DANGEROUS HUSBANDS

By MentariJingga_

1.3M 45.1K 8.5K

Lelaki tantrum itu akan bertemu dengan gadis yang memiliki sifat keras kepala. Ricardo Ace Austin dengan Aru... More

00 - Prologe
01 - AceAustin High School
02 - Together
03 - Incident in the canteen
04 - Permintaan tuan muda
05 - Power Ricardo
06 - Basket date
07 - Annoyed
08 - Trending
09 - Baper
10 - The others side
11 - A fact
Special Part Bulan Puasa
13 - Kehidupan
14 - New beginning
15 - Rival
16 - One on one
17 - Clubbing
18 - Permintaan maaf
19 - Will
20 - Camp
21 - Crazy Ghost
22 - Sick
23 - Hair Braid
24 - Gym Room
25 - Black and Pink
26 - Ajaran Ricardo
27 - DB

12 - Weds day

32.8K 1.3K 163
By MentariJingga_

commentnya jangan lupa🫀💗 mentari paling suka ada yang comment di pinggiran, heheh😄

⛓️⛓️⛓️

jangan lupa datang!! permintaan langsung dari tuan muda

--

24 Maret 2024

Sebelum jam akad tiba, para tamu undangan sudah bersiap akan menghadiri acara sakral itu.

Memunjukkan kartu undangannya kepada penjaga yang berada di depan. Acaranya private, jadi tak banyak yang menghadirinya kecuali teman dekat dengan rekan kerja orang tua dari kedua pengantin.

Pulau Bali, itulah tempat yang Ricardo dan Naeva pilih untuk melangsungkan pernikahan mereka. Itupun tempat yang sudah resmi menjadi milik Majma sejak didirikannya villa oleh pria itu.

Harta kekayaan tak perlu diukur, lihatnya betapa Majma menyayangi keluarganya hingga mendirikan sebuah villa pada tepi pantai yang hanya akan diisi ia dan keluarganya ketika ingin berlibur.

Tempat itu akan menjadi saksi dimana Ricardo dan Naeva akan menjadi suami istri.

Ricardo memandang penghulu di hadapannya dengan gugup serta keringat yang bercucuran pada dahinya saat ia akan melangsungkan janji sakral seumur hidup dengan Naeva beberapa menit lagi.

Lelaki itu terlihat tampan dengan setelan pakaian adat pernikahannya yang berwarna cream dengan ia dan Naeva yang mengunjungi butik milik Ibundanya beberapa hari sebelum menikah.

Vira yang berada di dekat putranya lantas mengusap keringat pada dahi Ricardo. "Jangan gugup Bang, biasa aja." bisiknya.

Ricardo menoleh menatap Vira. "Ga bisa langsung SAH ya Nda?" tanyanya sedikit merengek.

"Ya ga bisa, kamu ini." ucapnya lalu sedikit menjauh dari sang putra saat si penghulu sudah siap untuk mengikat putranya.

"Baik, apakah saudara Ricardo sudah siap?" tanya penghulu itu membuat keadaan ruangan yang hening.

Ricardo berdeham pelan untuk menghilangkan kegugupannya. "Siap." jawabnya dengan menjabat tangan penghulu di hadapannya.

Serasa sudah hening, penghulu itu mulai angkat bicara.

"Saudara Ricarso Ace Austin bin Majma Austin saya nikahkan dan juga saya kawinkan engkau dengan saudari Aruna Naevandita bintin Martin Sahab dengan maskawin berupa uang tunai senilai 5 Miliar rupiah serta emas 100 gram dan juga seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Jantung itu kini berpadu lebih cepat dari biasanya, menghembus nafasnya pelan sebelum membalas.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aruna Naevandita bintin Martin Sahab dengan maskawin uang tunai senilai 5 Miliar serta emas 100 gram dan juga seperangkat alat sekolah dibayar——"

Ricardo menghentikan ucapannya begitu mendengar suara gelak tawa.

"YANG BENER AJE SAL, MASA ALAT SEKOLAH."

"SHOLAT WOI, SHOLAT!"

"ANAK SULTAN MASA NIKAHIN CALON BININYA SAMA PENSIL, BOLPEN!?"

"YANG BENER AJE, RUGI DONG!!"

Shit, Ricardo tak akan mengampuni para sahabatnya yang sudah berani meneriakinya.

Majma meringis malu mendengar ucapan salah putranya. "Yang benar, jangan bikin Ayah malu." bisiknya.

Ricardo berdecak pelan, bukan hanya Majma yang malu, dirinya juga.

"Abang nerves Yah."

"Makannya, kalau disuruh hafalin ya hafalin, jangan main-main. Awas kalau salah lagi, Ayah ambil Naeva dari kamu."

Dengan tawa yang sudah mereda, penghulu itu kembali menghadap Ricardo. "Saya ulangi lagi ya."

"Saudara Ricardo Ace Austin bin Majma Austin saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan saudari Aruna Naevandita bintin Martin Sahab dengan maskawin berupa uang tunai senilai 5 Miliar rupiah serta emas 100 gram dan juga seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Dengan sekali tarikan nafas, Ricardo memejamkan matanya dan menjawabnya dengan lantang.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aruna Naevandita bintin Martin Sahab dengan maskawin berupa uang tunai senilai 5 Miliar rupiah serta emas 100 gram dan juga seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi, SAH?"

"SAH!!"

"Alhamdulillah."

Sementara di ruang pengantin wanita, Naeva juga sama halnya dengan Ricardo tadi. Gadis cantik dengan balutan kebaya pengantin modern itu menahan gugup saat mendengar suara Ricardo dari microphone. Apa lagi saat mendengar lelaki itu salah mengucapkan kalimat, ingin rasanya Naeva tenggelam dalam lautan karena malu.

Naeva menoleh menatap Vira yang menghampirinya dengan Margaret. Kedua wanita itu tersenyum menatapnya.

"Menantu Bunda." sapa Vira.

Kini kedua wanita itu mengajak Naeva untuk menemui Ricardo, suaminya setelah beberapa menit lalu.

Keduanya baru bertemu dengan statusnya yang baru sebagai suami-istri. Naeva yang dibawa untuk bersalaman dengan Ricardo dan juga keduanya yang bertukar cincin.

Ricardo menahan posisinya begitu selesai mencium kening istrinya. "Siapa yang nyuruh lo pakai kebaya ini, Naeva. Dada lo kelihatan." bisiknya.

Ricardo kesal melihat kebaya yang dipakai Naeva, pasalnya pada bagian depannya sedikit turun hingga memperlihatkan belahan dada istrinya itu.

Acara akad telah selesai, kini berganti para tamu menyalami kedua pengantin baru itu.

Dengan alunan musik yang berjudul A Thousand Years yang menggema pada pinggir pantai serta pemandangan indah di sana membuat suasana menjadi lebih indah.

Hal itu juga membuat Ricardo terus merangkul pinggang istrinya mesra, tak menyangka kini ia dan Naeva sudah menjadi pasangan suami-istri. Betapa bahagianya ia setelah satu bulan kemarin mencak-mencak ingin menikahi gadis itu.

Ricardo mengecup bahu Naeva setelah menyalimi tamu terakhir Ayahnya. "Capek ga?"

Naeva hanya bergumam kecil dengan tangan yang memegangi bunga. Di bahunya juga ada kain selendang yang Ricardo minta pada Bundanya untuk menutupi belahan dada Naeva yang sedikit terlihat tadi.

"Mau istirahat sekarang?"

"Boleh?" Naeva menatap Ricardo yang juga menatapnya.

Ricardo menangguk, baru akan mengajak Naeva pergi kini para sahabatnya dan juga kedua sahabat Naeva datang menghampiri mereka.

"Ntar aja, gue capek." Dengusnya. Ricardo yakin kalau para sahabatnya itu lebih dulu memilih makan dari pada bersalaman dengannya. Makannya mereka datang di saat terakhir.

"Etdah, ntar dulu napa Sal," ucap Dikta. "Kaga sabaran amat lo mau berduaan ma Naepa." lanjutnya menatap genit ke arah Naeva, hal itu membuat Ricardo langsung memukul Dikta.

"Gue lelepin lo ke laut!"

"Bercanda Sal, galak amat."

"Btw, congrats brother, akhirnya kawin juga sama Naepa." Dikta menepuk bahu Ricardo berpelukan.

"Selamat Sal,"

"Selamat ya Nay, semoga lo bisa bahagia sama Ricardo." Casandra memeluk sahabatnya itu lalu memberikannya kotak hadiah.

Naeva tersenyum dengan menerima hadiah yang sahabatnya beri. "Ini hadiah gue sama Arden buat kalian berdua." ucap Ayudia, gadis itu mengenakan pakaian yang sama dengan Arden walaupun status mereka hanyalah HTS.

"Andre ga ikut?" Ricardo menatap sahabatnya, mencari lelaki itu.

"Lah, orang dia ikut," Dikta menolehkan pandangannya mencari Andre yang memang lelaki itu tak ada. "Eem, pasti nih, udah. Tu cowok lagi habisin makanan."  lanjutnya bergumam.

Begitu tengah asik bercengkerama, tiba-tiba ada seorang wanita bercadar dengan pakaian syari berwarna hitam mendatangi panggung.

Ricardo mengerutkan dahinya. "Temen lo, Nay?"

Naeva menggelengkan kepalanya, ia tak punya teman yang berpakaian syari apalagi yang memakai cadar.

"Assalamualaikum," sapa Dikta begitu wanita itu melintasinya, siapa tahu jodoh.

Tak membicarakan jodoh, kini wanita bercadar itu tiba-tiba memeluk Ricardo. Hal itu membuat orang-orang yang berada di tempat heboh, bertanya siapa wanita yang berani memeluk pengantin pria di samping istrinya.

Naeva memundurkan kaki melihat Ricardo yang tengah dipeluk. Gadis itu menggeleng tak percaya, ingin menangis.

Ayudia dan Casandra berada di sisinya, bersedia menenangkan sahabatnya.

"Woi lo siapa!" tanya Arden ingin menarik tubuh wanita itu namun takut.

"Yang bener aje Sal, baru juga nikah." Dikta menatapnya tak percaya.

"Lo siapa bangsat!" Kesal Ricardo saat tubuhnya dipeluk erat. Jujur saja ia tak tahu siapa wanita yang memeluknya.

"Nay." panggilnya, namun istrinya itu menolak.

"Dia mantan lo."

Kelimanya menatap Viral yang baru berucap, lelaki itu biasanya tak pernah berbohong.

"Gue ga punya mantan." bantah Ricardo benar adanya.

"Nay, percaya sama gue." Ricardo ingin memeluk Naeva yang tengah menangis, namun tububnya masih dipeluk erat oleh wanita bercadar itu.

Vira yang melihat adanya keribuatan segera mendatangi putranya, sebelum para tamu semakin heboh dibuatnya.

"Abang ga kenal, Nda." ucap Ricardo begitu Vira terlibat ingin menyantapnya hidup-hidup karena membuat menantunya menangis.

Vira mendekati wanita bercadar itu. "Kamu siapa? Jangan seperti ini." ucap Vira pelan.

Begitu tak mendapat balasan dari wanita bercadar itu membuat Vira kesal lantas menarik telinganya. "Kamu jangan macam ya, lepaskan putra saya sebelum saya laporkan ke polisi."

Merasa tarikan pada telinganya membuatnya berteriak. "Aarkh, sakit Bunda." teriaknya melepas pelukan Ricardo.

Mendengar suara yang tak asing di telinga membuat Ricardo menarik cadar wanita itu hingga?

"ANDRE!!!"

Sang pelaku hanya menampilkan deretan giginya. "Jangan dilaporin polisi Bun, ini Andre, ga boong, beneran." ucapnya pada Vira membuat wanita itu menggelengkan kepalanya.

"Kamu ini ya, untung tidak jadi Bunda laporkan pada polisi. Ya sudah kalau begitu Bunda tinggal." Vira berlalu pergi dengan para tamu kembali ke aktivitasnya sebelum Andre datang.

Ricardo menarik Naeva ke pelukannya, istrinya itu benar menangis.

"Tanggung jawab, bini gue nangis."

"Eh, aduh," Andre menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sialan lo, gue pikir mantannya Saldo beneran."

"Iya sat, mana Piral yang ngomong lagi."

Viral menatapnya malas, ia juga terpaksa menuruti kemauan Andre. Katanya supaya berjalan lancar kalau ia ikut memanas-manasi.

"Sorry Nay, kalo lo ga percaya, nih, lo pegang gue aja ga papa," Ricardo menyentak tangan Andre begitu akan mengambil tangan Naeva.

"Gue gibeng lo." Andre kembali menampilkan deretan giginya.

"Ya udah mending sekarang kita foto!!" seru Ayudia begitu Naeva sudah terlihat baik.

"Eh, bentaran, gue ganti baju dulu." ucap Andre yang tangannya langsung di tarik oleh Dikta.

"Kelamaan, sekarang aja udah."

"Gue masih Pake—"

Cekrek.

Cekrek.

Cekrek.

"Bajingan."

♥♥♥♥

"Ada rambutnya, Nay."

"Yah, terus gimana? Masa ga bisa?" Naeva berada di depan Ricardo yang berada di belakangnya.

"Bisa, tapi,"

"Aarkh! Jangan ditarik dong." teriaknya begitu Ricardo menjalankan benda itu.

"Ga bisa kalo ga ditarik, ini nyangkut. Gue potong aja udah rambut lo."

"Ga mau, nanti botak."

"Ga nyampe botak juga, anjir."

"Ish, terus gimana!"

Tanpa persetujuan dari Naeva, kini Ricardo memotong asal rambut Naeva dengan tangannya, tak peduli jika gadis itu akan marah atau kesakitan sebab mereka sudah satu jam sendiri melakukannya.

Setelah berhasil memotong rambut Naeva, barulah Ricardo dapat menjalankannya ke bawah, lebih panjang lagi hingga resliting kebaya milik Naeva sampai pada pinggang gadis itu.

Melihat punggung putuh yang terpampang nyata di hadapannya membuat Ricardo meneguk ludahnya kasar.

Sial, baru saja ingin menyentuhnya Naeva telah kabur lebih dulu dengan meneriaki namanya kesal.

"Napa sih anjing gue gagal mulu! Ga mau cipokan, ga yang ini ga pernah dapet." gerutunya kesal lalu merebahkan asal badannya pada ranjang dengan menunggu Naeva selesai mandi.

Tadi setelah acara selesai keduanya pergi ke kamar di villa. Naeva yang akan mandi namun kesusahan melepas resliting kebayanya, alhasil gadis itu meminta tolong pada Ricardo dengan adanya rambut Naeva yang menyangkut di sana.

Ricardo yang tengah bermain ponsel mendengar teriakan Naeva dari kamar mandi. Lelaki itu mendatanginya dengan berdiri di depan pintu, siapa tahu mengundang Ricardo untuk masuk.

"Aku lupa bawa baju, tolong ambilin baju aku." pintanya dengan Ricardo yang mendengus, hanya bayangannya saja Naeva menyuruhnya masuk.

"Koper lo ga ada."

"Ada, di deket ranjang."

"Ga ada Nay, cuma koper gue." balasnya dengan menatap koper miliknya saja yang berada di sana.

"Ada tadi."

"Ck, keluar aja sini." decaknya.

Naeva membuka pintu kamar mandi, memperlihatkan sedikit kepalanya, menatap Ricardo di depannya yang menatapnya datar.

"Serius ga ada?"

"Ga ada. Pakai baju gue aja," Ricardo melangkah mendekati ranjang, membuka kopernya. "Mau apa? Kemeja apa kaos?"

"Eem.. Kemeja aja." ucapnya membuat Ricardo mengambilkan kemeja putih miliknya lalu memberikan kepada istrinya.

Naeva menerima uluran kemeja putih Ricardo lalu kembali menutup pintu kamar mandi.

Ricardo kembali mendekati ranjang, membuka ponselnya yang kini menjadi rame akibat teman-temannya di grup yang membahas dirinya.

Bahkan sepertinya banyak tag- an yang menyebutnya dan ia malas membuka.

Menoleh ke belakang menatap Naeva yang baru keluar dari kamar mandi. Istrinya itu juga sudah mengenakan kemeja putih miliknya yang membuat tubuh mungilnya tenggelam oleh kemejanya yang memiliki ukuran oversize.

Shit, lucu sekali.

Boleh tidak kalau Ricardo menyentuhnya?

Tak melihat Ricardo yang memperhatikannya, Naeva mendudukkan dirinya di kursi depan kaca. Ia mulai mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk yang memang tak membawa hairdryer.

"Nay," Naeva menoleh menatap Ricardo dengan menggosok rambutnya.

Sial, istrinya itu sadar tidak sih kalau Ricardo dari tadi menatapnya!? Masalahnya Naeva menatap Ricardo dengan tatapan polos, dan Ricardo merasa digoda.

"Kenapa Ar?" tanyanya ketika Ricardo hanya diam, menatapnya.

"Ga, gue mau mandi." Ricardo menyahut celana pendeknya lalu menuju kamar mandi, hal itu membuat Naeva heran.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit Ricardo berada di kamar mandi, lelaki itu keluar dengan wajah dan badan yang terlihat segar serta rambutnya yang basah, selesai keramas.

Ricardo menatap ranjang dengan Naeva yang tertidur di atasnya. Lelaki itu tersenyum melihat tidru istrinya yang menurutnya lucu, dengan mengkikuk memeluk bantal satunya.

Baru saja Ricardo berniat ingin bergabung dengan Naeva, suara ketekukan pintu kamar membuatnya berdecak.

"Menantu Bunda mana?" tanya Vira begitu pintu terbuka.

"Naeva tidur, Bunda mau apa." ucapnya tak ingin basa-basi, ingin segera ikut bergabung dengan istrinya di atas ranjang untuk pertama kalinya.

"Oh iya ini, Bunda mau nganterin makanan buat kalian." Vira mengulurkan sepiring penuh nasi serta lauk di atasnya.

Ricardo menerimanya lalu menyuruh Vira untuk pergi dan kembali menutup pintu kamar.

Ricardo meletakkan sepiring makannya di atas meja lalu menaiki ranjang dengan gerakan perlahan, takut membangunkan istrinya.

Sial, istri. Ricardo sudah punya istri.

Memandangi wajah cantik milik istrinya lalu Ricardo bergerak memeluk tubuh mungil itu dari belakang.

♠♠♠

jangan lupa tinggalkan jejak kalian🫀 jejak kalian seperti u/ mentari update

kalau ada yang salah bisa dikoreksi yaa🫀 apalagi pas nikahnya, soalnya mentari belum nikah heheh, jadi ga tahu yang bener kayak gimana🖤

spam next u/ lanjut✨

papaii readers kesayangan mentariii😋

Continue Reading

You'll Also Like

746K 39.9K 55
TERSEDIA DI SHOPEE!!! Pencarian di Shopee bisa ketik "Novel My Possessive Cold CEO" tokonya cmg_berau Stok terbatas! Buruan order sekarang sebelum ke...
203K 10.5K 58
Versi ini versi lama guys!
4.5M 286K 40
(Squel Spoiled but Naughty) "Hei kenalin nama aku, eh gue maks-" "Gue suka!" "Hah?" "Aku-kamu!" El memandang Ken dengan bingung, jangan terlihat bo...
1.3M 37.4K 44
Samuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan ha...