Model vs Photographer

By a_rhes

738K 8K 49

this is a love story for mature audiences.. NOT FOR UNDERAGE AUDIENCES! You've been warned.. More

meet the characters
Chapter 1 - The Model
Chapter 2 - The Photographer
Chapter 3 - The Model
Chapter 4 - The Photographer
Chapter 5 - The Model
Chapter 7 - The Model
Chapter 8 - The Photographer
Chapter 9 - The Model
Chapter 10 - The Photographer

Chapter 6 - The Photographer

40K 651 12
By a_rhes

"Sial! Sebenarnya apa isi kepala Ryu saat ia memutuskan untuk menghajar laki-laki itu!? Pada akhirnya, pasti tentang perempuan. Selalu saja tentang perempuan." Gumam Chen. Tadi di pesta, Mr. Lee memberi kabar tentang kemajuan kasus Ryu. Seniornya di kantor. Sepertinya kedua belah pihak sama-sama menolak untuk berdamai, dan akhirnya diputuskan kalau Ryu adalah pihak yang bersalah, karena ia yang menyerang terlebih dahulu.

Chen meneguk minuman di gelasnya dan kemudian terdiam sejenak menatap cincin yang melingkar di jari manisnya.

Sepulang dari pesta tadi Chen tidak langsung pulang ke apartment-nya, ia malah pergi ke sebuah Club di dekat sana. Besok adalah hari liburnya, dan malam masih belum terlalu larut, rasanya terlalu cepat kalau ia pulang sekarang, malam ini ia bisa melakukan apapun yang ia mau.

Malam semakin larut, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Club itu akan segera tutup. Yang ada malah semakin larut malam, semakin ramai pula keadaannya. Lantai dansa yang tadi hanya separuh terisi sekarang telah sesak dipenuhi oleh para pencari hiburan. Semuanya berdansa dengan iringan musik dari sang DJ. Semuanya tertawa, semuanya bergoyang, semuanya berkeringat. Beberapa meja di dekat Chen sekarang juga sudah terisi penuh. Pera pelayan berseliweran, menghidangkan sebanyak mungkin alkohol untuk para tamu.

Chen meneguk minuman-nya, ia tidak tahu sudah berapa gelas yang ia habiskan malam ini, ia sudah berhenti menghitungnya saat ia mulai minum dari gelas ketiga. Semoga nanti ia masih bisa menyetir pulang.

Dan sekarang Chen tidak terlalu yakin lagi kalau ia tidak mabuk. Di lantai dansa, di antara para pengunjung club yang menari dengan penuh semangat, sepertinya ia melihat sosok yang begitu dikenalnya. Irene, dengan rambut tergerai di punggung dan masih mengenakan pakaian dari pesta tadi, sekarang sedang menari dengan penuh semangat di kelilingi beberapa orang lelaki.

"Sepertinya aku sudah benar-benar mabuk." Dengus Chen. Tidak mungkin sekarang Irene berada di Club ini. Chen mengerjap, memfokuskan pandangannya mengamati sosok mirip Irene itu.

Tapi...

Akhirnya untuk meyakinkan,  Chen mendekati sosok itu.

"Irene!" panggilnya. Sosok itu tidak menoleh, benar bukan Irene.

"Irene." Panggil Chen lagi kali ini ia menyentuh bahu gadis itu.

Sosok itu menoleh. "Oh! Chen! Hi!"

Ternyata benar itu Irene.

Ia ternyata tidak mabuk. Emmmm okay. mungkin hanya sedikit. Hanya sedikit mabuk.

"Ternyata benar kau Irene. Aku pikir orang lain."  Sesaat Chen terkesima menatap Irene yang sekarang berdiri di hadapannya terengah dan berkeringat karena menari, senyum lebar merekah di wajahnya. Benar-benar membuat Chen ingin melumat bibir Irene saat itu juga.

"Come on! Chen! Dance with me!"  Irene mendekati Chen dan mengalungkan lengannya di leher laki-laki itu. Merapatkan tubuh mereka berdua. Karena kedekatan itu sekarang Chen mampu mencium aroma mawar bercampur alkohol menguar dari tubuh Irene.

"So.. Kau sering kemari?" Tanya Chen, di sela-sela tarian mereka. Ia melingkarkan tangan di pinggang Irene merasakan lekuk-lekuk tubuh gadis itu di bawah telapak tangannya. Jari-jarinya membuat lingkaran lambat di bagian punggung Irene yang lebih rendah. Keduanya berputar-putar di lantai club, di iringi alunan musik yang tiba-tiba melambat. Keduanya berdiri begitu rapat. Chen menyadari betapa sempurnanya tubuh mereka saat bertemu. Begitu pas...

Irene menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab pertanyaan Chen. "Terkadang kalau aku menginginkan hiburan, aku kemari. Bagaimana dengan-mu?" Kemudian menatap Chen dengan sepasang mata coklat polosnya itu. Membuat Chen hampir kehilangan akal. Chen ingin sekali melumat bibir mungil gadis di depannya ini, ia ingin menghujani leher jenjang gadis itu dan memuaskan rasa penasarannya akan wangi mawar yang sejak tadi sore terus-terusan mengganggu indra penciumannya, wangi yang hampir membuatnya kehilangan kendali.

Chen bedeham. "Ehm.. Actually ini pertama kalinya aku kemari. Biasanya aku pergi ke club lain." Ujarnya dengan suara dibuat se-normal mungkin. Wajah Irene sekarang berada dekat sekali dengan wajah Chen. Hingga Chen dapat melihat bulu mata lentik Irene dan bintik coklat di matanya. Chen mencoba memutuskan kontak mata yang terjadi di antara mereka dan mencoba untuk memandang sekeliling. Tapi rasanya tidak mungkin, Chen seolah terjebak dengan cara Irene menatapnya.

Btw, why the fuck am I doing this? Come On Chen! Ini Irene yang ada di hadapanmu, supermodel yang telah membintangi bermacam cf dan tampil di banyak majalah. Bagaimana jika ada yang mengenali kalian? Bagaimana jika ada yang mengupload berita ini di internet. Dan Wuuush! Dalam sekejap, wajah dan berita kalian pasti akan tersebar seantero Korea, menghiasi halaman depan website mengalahkan berita hengkangnya Kris dan Luhan dari Idol grup EXO.

"First time?" Kalimat sederhana itu terdengar begitu seksi saat diucapkan oleh Irene. "Hmm.. Then, malam ini, aku yang traktir. Silakan pesan apapun yang kau mau. Chen..."

Hmmmh.. This girl in front of me, is really driving me crazy...

"A drink would be nice... Tapi, bagaimana jika aku menginginkan-mu?" tanya Chen setengah menggoda.

Irene terkekeh. "Then you'll have it..."

Screw it!

Itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan oleh Irene, sebelum Chen melumat bibir-nya.

***

Awalnya, ciuman mereka sedikit terasa terburu-buru, sedikit kasar terutama saat Chen mendesakkan lidahnya masuk ke mulut Irene yang diterima dengan antusiasme yang tak kalah besar oleh Irene. Bibir Chen melumat bibir gadis itu dengan intensitas gairah yang benar-benar di luar dugaan. Chen mengerang saat lidah mereka bertemu, rasa pahit alkohol bercampur dengan rasa manis dari apapun itu yang berasal dari mulut Irene. Hingga akhirnya ciuman mereka melambat, bergerak lebih pelan dan lembut. Chen membiarkan gadis di hadapannya itu mengambil kendali.

Gadis ini benar-benar membuatnya frustasi! And she's also a good kisser!

Sekarang mereka berdua tidak hanya berdiri berdekatan, Chen literary hug the girl in front of him. Kedua tangan Chen melingkar erat di pinggang Irene, sementara gadis itu masih mengalungkan lengannya di leher Chen bermain-main dengan helaian rambut di tengkuk Chen sambil menikmati ciuman mereka.

Menyadari dimana mereka berada sekarang, Chen memaksa dirinya menarik bibir-nya dari Irene.

"Irene... We must..." ujarnya terengah dan kemudian berpaling menatap kerumunan orang di sekeliling mereka, sepertinya tidak ada satupun yang menyadari apa yang tadi mereka lakukan.

"Please don't stop.." Ujar Irene juga dengan nafas terputus-putus, setengah mengerang, tubuh gadis itu sekarang sepenuhnya bersandar pada tubuh Chen.

Chen kembali menatap Irene, dan kemudian menyentuhkan keningnya pada kening gadis itu. "I know. Aku juga tidak ingin menghentikannya, tapi sekarang kita berada di antara banyak orang." Chen menarik Irene menjauhi lantai dansa. "Come with me."

***

Perjalanan dari Club menuju apartment Chen terasa berkilo-kilometer lebih jauh dari biasanya. Sepanjang perjalanan Chen berusaha keras untuk berkonsentrasi dengan setir dan jalanan. Berusaha keras untuk menjaga mulutnya menjauh dari Irene sementara gadis itu duduk di pangkuannya. Duduk mengangkangi Chen dengan kaki melingkari pinggangnya.

Aku tahu ini gila.. Tetap menyetir sementara aku membalas ciuman-ciuman Irene dan membiarkan gadis itu menciumi leherku. Semoga kali ini Tuhan tidak marah padaku dan membuat kami berdua terbunuh..

Menyerah, Chen membalas ciuman panas Irene sementara ia tetap mengawasi jalanan di depannya dengan sebelah mata. Sebelah tangannya terhimpit di antara tubuhnya dan tubuh Irene, meraba perut dan payudara sempurna gadis itu.

Akhirnya mereka sampai di halaman parkir apartment Chen. Dengan cepat Chen memarkir mobil dan setelahnya membawa mereka berdua keluar dari sana. Dengan kaki tetap melingkar di pinggang Chen dan bibir mereka tetap bertautan Chen membawa Irene menuju elevator dan menekan tombol menuju lantai di mana apartment-nya berada.

Keduanya berhasil sampai di lantai apartment Chen tanpa seseorang-pun yang melihat. Chen menekan tombol keamanan pintu apartment-nya. Mengerang frustasi saat ternyata ia salah menekan nomer pin-nya hingga ia terpaksa untuk mengulangnya dari awal.

"Cepat Chen..." Irene mengerang di telinganya.

Chen menendang daun pintu itu saat kuncinya terbuka dan membanting-nya tertutup dengan kakinya pula. Ia meletakkan Irene di atas sofa, gadis itu setengah tidak rela saat harus melepaskan ciuman mereka.

"Are you sure you want this Irene?" Chen tersenyum memandang gadis di hadapannya itu sekarang. Mengoda Irene yang sekarang terentang tak berdaya di sofa ruang depan apartment-nya.

Irene tersenyum, "Shut up! Berhentilah bercanda!" dan menyatukan bibir mereka kembali.

Chen menekan tubuh Irene dengan tubuhnya, memerangkap gadis itu dan membalas ciumannya. Sementara Irene membalasnya dengan tak kalah bersemangat. Dengan mulut saling bertautan Chen menarik turun risleting di bagian belakang gaun yang di kenakan Irene. Ia memang menyukai gadis itu saat memakainya tapi ia akan jauh menyukai Irene tanpanya. Chen meloloskan gaun itu melalui kaki hingga meninggalkan Irene dalam balutan lingerie di atas sofa. Gairah berdenyut-denyut dalam diri Chen saat menatap tubuh setengah telanjang Irene.

"Sekarang apa lagi yang kau tunggu?" tanya Irene kembali frustasi saat menatap Chen hanya diam memandanginya.

"Aku menunggumu untuk melaksanakan bagianmu. Aren't you taking my clothes off?"

***



Continue Reading

You'll Also Like

49.1K 618 7
Dina dan Rey mereka saling mencintai namun karena perbedaan kasta yang terlalu jauh hanya membuat Dina menjadi seorang wanita simpanan saja. Bisakah...
168K 1.3K 34
⚠️ Dewasa 21+ ⚠️ Fulgar (no sensor ❌) 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ingin membeli E-Book🤗 °°°° "Apakah suamimu tidak...
21.3K 121 17
Warning !!! Cerita ini mengandung adegan 18+ di setiap Bab nya. Jika anda horny itu tanggung jawab masing-masing yaaa Irfan Mahendra, seorang mahasis...
3.7M 19.1K 30
Friend with benefit itu enak Khusus 21++