ABIGAEIL

By parkchim_chim2

666K 51K 4.5K

Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para te... More

1
02
cast
04
05
06
07
08
10
15
09
11
12
13
14
16
00 : 41
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27.
28
29
30
31
32
33
34
35..
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Tesss
52
53
54
👋👋
55
56
57
58

03

21.1K 1.6K 61
By parkchim_chim2

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀


Pagi cerah menjelang, dengan wajah terkantuk-kantuk seonggok gumpalan salju.
eh- bukan itu anak manusia remaja kecil berkulit putih yang tengah duduk diatas kasur kecilnya.
ceritanya baru bangun dari tidurnya sembari mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal dialam mimpi.

Klekk!

" Eh- kesayangannya mama udah bangun..."

Riani tersenyum cerah mendekati putra mungilnya itu.

" Tidurnya nyenyak sayang? " tanya Riani lagi mengecup kening setelah menyibak poni rambut bayi besarnya.

Abigaeil hanya mengangguk,menutup mulutnya lalu menguap Riani hanya bisa tersenyum pemandangan seperti ini adalah yang selalu ia impikan
melihat kesayangannya bangun tidur dalam keadaan baik.

" Mama? "

Riani berdehem menjawab panggilan anaknya, mengerutkan dahi kala abigaeil beringsut mendekati dirinya lalu memeluknya, membenamkan wajahnya di ceruk leher miliknya.

" Kenapa sayangnya mama? hm,
Abi mimpi buruk? " tanya Riani lembut

Dirasanya abigaeil mengeleng di pelukannya.

" Enggak? terus kenapa?? coba cerita sama mama~ " Riani mengusap kepala belakang abigaeil tiada jemu ia menciumi Surai lebat nan harum milik sang anak.

" Abi mimpi...ndak mimpi buruk, indah sekali soalnya Abi mimpi ketemu om-om yang katanya papa abi!! "

Riani terhenyak dalam, mendengar ucapan lirih anaknya.
ini bukan pertama kalinya Abi memimpikan hal begini.
sebegitu inginkah putranya mengenal sosok yang katanya Hero disetiap kehidupan seorang anak?

" Mama~ papa Abi mana?
Abi juga mau punya papa, kaya fathar yang punya ayah...bisa ajak fathar jalan-jalan taman, ke zoo..antar-antar sekolah, temenin belajar... terus-terus diusap kalo mau bobo.."

Sesederhana itu permintaan putra mungilnya, apakah tidak ada harapan mewujudkannya.
Riani menelan salivanya matanya memanas.

" Um... sayangnya mama~
kan kita sudah pernah bahas ini...
papa-nya Abi itu ada sayang, tapi"

" Kerja? sedang bekerja iya kan mama, mama mau ngomong itu lagi kan? "

Abigaeil melepaskan pelukannya mengerucutkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca siap untuk menumpahkan kristal beningnya.
sudah terlalu bosan ia mendengar jawaban mama-nya.

" Apa jahat Abi ndak suka papa!
papa Ndak mau liat Abi, papa Ndak suka Abi ya mama?! "

" Husy~ gak gitu sayang, pa-pa suka abi, papa sayang sekali sama Abi..tapi sekarang papa sedang bekerja sayang~
bekerja biar punya banyak uang, biar bisa ajak Abi jalan-jalan pake mobil bagusss
Abi pingin liat gedung-gedung bertingkat kan?
Abi pingin punya mainan bagus kan?"

Abigaeil mengangguk dengan wajah tertekuk sedih sekali.

" Nah...jadi Abi sabar ya sayang...
na-nti Abi pasti ketemu papa.." Riani tahu kesalahannya memberi abigaeil harapan seperti ini dalam hati ia juga mengutuk dirinya yang tidak mampu mengatakan yang sebenarnya,tidak mampu menyakiti hati kesayangannya itu.

" Tapi kapan mama? Abi sudah besar sekarang??
Abi takut nanti...Abi ndak sempat bertemu papa~ "

" Huss~ mulutnya... mama gak suka Abi ngomong kaya gitu!
Abi anak mama, tidak akan kemana-mana..."

Riani mengeleng ribut menarik daksa mungil nan rapuh itu kedalam hangat pelukannya.
setetes air mata mengalir dari sudut matanya, jarang-jarang anak bungsunya itu berkata hal yang begitu menyakiti hati nya.

Tyas diambang pintu mendengar curahan hati ibu dan anak itu, turut melelehkan air matanya.
hatinya sedemikian sakit pula.

.
.
.
.
.
.

Netra kelamnya menatap jauh ke depan pemandangan gunung Fuji nan jauh disana menjadi objek nya.
namun tidak dengan hati dan pikiran nya.

" Sudah... hampir lima belas tahun,
kamu tidak disini apa kamu masih hidup?
aku benci sekali sama kamu
....Riani.... "

Laki-laki paruh baya yang masih terlihat bugar, sehat dan juga Tampan meski tak lagi muda.
dia Andhika wishnutama, diam-diam dirinya masih memikirkan keberadaan cinta pertama dalam hidupnya bahkan sampai sekarang,.bahasa benci yang baru saja diucapkannya adalah kata lain dari rindu yang membelenggu jiwanya, rindu yang entah kapan bisa berbalas.
penyesalan pun turut dirasakannya
andai dulu ia lebih bisa mengontrol dirinya mengutamakan hati daripada ego-nya.
mungkin indahnya gunung Fuji dari negara matahari terbit bisa ia nikmati bersama orang yang dicintainya.

" Mas~ "

Wanita cantik, berdress merah mendekat bergelayut manja pada lengan Andika.
tapi respon si lelaki hanya diam tanpa balasan.
lantas membuat wanita dengan perona bibir senada dengan dress nya berdecih, kesal.

" Mas! aku manggil kamu loh..kok diem? jangan bilang kamu lagi mikirin perempuan murahan itu lagi!"

Marah zanetta, sosok otoriter yang menjadi pasangan hidup Andhika setelah kepergian Riani.
sosok egois, pemarah sebenarnya namun Andhika berusaha bertahan.

" Diam Zane, aku lagi ga mau debat..." ujar Andika dingin

Zanetta berdecih memutar matanya kesal.

" Ih come on! mas~ it's been fifteen  years old! dan kamu masih stuck mikirin perempuan itu! " kesal Zanetta.

" Kamu anggap aku ini apa mas?! aku yang udah nemenin kamu sampai sekarang!
bahkan sudah ada Ray dan Zai dihidup kita! aku yang udah berusaha jadi ibu sambung yang baik buat anak-anak kamu!
tapi apa balasan kamu mas!!? " ucap zanetta mengebu-gebu.

Andika memejam dengan tangan mengepal erat.

" Aku bilang diam Zane! " sentak Andika tertahan

" Jangan sok menjadi korban Zane... bukannya dari awal ini kemauan kamu!
ini rencana kamu sama mama!!
dan satu lagi...!
kamu tidak pernah berhasil mendidik anak-anak, baik itu Ray dan zaidan...kamu tidak pernah mendidik Mereka selayaknya ibu!
zanetta?! kamu sadar itu... mereka tumbuh dan besar dengan sendirinya! melupakan kehadiran kita sebagai orang tua mereka?!
dimana letak mendidik yang kamu maksud?! "

Zanetta membuang tatapannya.

" Kamu bahkan tidak tau apa-apa tentang anak-anak...
aku benar kan? "

" MAS!."

" APAA!!? " Andhika balas berteriak

" Kamu marah?!
tau apa kamu soal anak-anak?
bahkan anak kandung kamu sendiri...apa kamu tau tanggal lahir anak-anak aku? kesukaan mereka? hobi mereka?
kamu tau kalo kemarin Zidan hampir dipolisikan karena tawuran?
kamu tau Ray Minggu kemarin masuk rumah sakit karena alergi?

Kamu tahu???! "

Zanetta total bungkam, menghindari kontak mata dengan mata tajam suaminya.

" Kamu bahkan tidak tahu apa-apa tentang anak kandung kamu sendiri... bagaimana mungkin kamu mengetahui apa-apa tentang anak-anak aku dan Riani...dari awal aku memang salah memilih..aku menyesal sungguh mengikuti alur busuk rencana kamu sama mama!

inget ini zanetta sekeras apapun kamu mencoba, kamu tidak akan pernah mendapatkan hati ku... karena hanya Riani pemilik hati itu satu-satunya...
aku tidak pernah mencintai kamu... meskipun dengan hadirnya rayidanta dan zaidan..."

Ujar Andika dingin, lalu beralih dari sana.

Zanetta memejam dengan nafas memburu, emosinya membeludak entah harus kemana ia lampiaskan.

" Tega kamu mas~
kalo memang aku tidak bisa mendapatkan hati kamu..maka tidak akan yang bisa mendapatkannya termasuk... Riani..."

" Sialan kamu jalang! "
zanetta bergumam dengan tangan terkepal kuat

.
.
.
.
.
.
.

Sehan berdiam diri dalam ruang kerjanya, pikirannya melalang buana.
netra kelamnya terpaku pada jendela raksasa gedung kantornya, menatap langit lepas.

Diam-diam dia masih suka mencari tahu keberadaan ibu kandungnya, meskipun papa-nya melarang.
waktu itu Sehan sudah berumur 10 tahun tidak terlalu paham akan semua yang terjadi namun dirinya mencoba memahami keadaan.
ditinggalkan oleh sang mama yang pergi entah kemana, meninggalkan dirinya dan juga adik-adiknya.
tanpa kasih sayang, ibu sambung yang dibawa papa-nya setelah nya pun tidak mampu menggantikan posisi sang mama.

Usia 10 tahun-nya, Sehan harus berjuang mengemban tugas menjaga adik-adiknya, apalagi setelah kehadiran rayidanta dan zaidan sebagai tambahan anggota keluarganya, mereka boleh jadi tidak dilahirkan satu rahim dengan dirinya dan yang adik-adiknya namun ia tidak pernah membedakan mereka.
singkatnya Sehan didewasakan oleh keadaan,.

" Ma... Mas kangen mama..." monolog nya.

.
.
.
..

Jam menunjukkan pukul 2 siang, arseno yang baru tadi pagi menginjakkan kakinya di ibukota harus kembali lagi berkutat dengan beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkannya padahal niatnya setelah menyelesaikan urusannya di Bandung ia akan pulang dan bersantai dirumah, cuddling dengan pohon bonsai dan juga buku-bukunya.

Tapi apa boleh dikata siang ini ia harus kembali menemui beberapa klien untuk rencana bisnis kedepannya.
sebenarnya ia bisa saja menyerahkan pada kakak Kembarnya Arsena namun si pemilik senyuman cerah itu juga sedang mengurus beberapa hal di restoran miliknya.
jadilah ia harus mengerjakannya sendiri.

Sementara itu, sesosok remaja bertubuh kecil tengah berdiri ditegap di tepi jalanan.
dengan memikul tas sekolah di pundaknya satu tangannya lagi membawa botol minum.
remaja itu terlihat celingukan entah mencari apa, bibir ranumnya mencebik dengan mata berkaca-kaca.
mengemaskan sekali bila dilihat lebih teliti lagi.
Surai fluffy-nya nampak berkilau di sinari matahari ibukota yang cukup terik hari ini.

" Huh...ini dimana?
mama~ mama dimana??
Abi ndak tau...ini dimana... mama Abi takut~ "

Itu Abigaeil, anak imut kesayangannya Riani.
ceritanya ia baru saja pulang sekolah tidak mendapati mama-nya menjemput dirinya ia dengan segala inisiatif bodohnya mencoba menaiki bus untuk pulang namun sialnya Dirinya tidak tahu arah mana bus yang menuju rumahnya.
dan jadilah ia disini sekarang dijalanan yang entah tidak ia ketahui.

Dirinya memang terbiasa pulang dan pergi sekolah diantar mama-nya, atau tidak Tyas.
namun jika mama-nya sibuk ia biasa berangkat sekolah maupun pulang bersama fathar teman satu-satunya miliknya.
hari ini fathar tidak masuk sekolah hingga tidak ada yang mengawasi dirinya, biasanya dia punya fathar yang menurut Abi cerewet, seperti cewek, suka mengatur-atur dirinya dan bila Abi tidak mendengar ucapan fathar maka akan diadukan pada mama-nya, dan tentu saja akibatnya abigaeil akan di ceramahi panjang lebar oleh mama-nya itu.
entahlah fathar posesif sekali terhadap Abi.

Abi masih berdiri cengo ditempatnya, genggaman pada tali tas-nya menguat kala orang-orang yang lewat terus saja memperhatikan dirinya, sungguh demi apapun Abi menyesal sekarang karena tidak mendengar kan ucapan mama-nya untuk menunggu jika dirinya terlambat, tapi apalah daya abigaeil itu persis balita.
balita yang terjebak diraga seorang remaja.
balita yang selalu ingin tahu tentang banyak hal, pemikiran yang polos, murni tidak tercemar oleh bumbu-bumbu duniawi.
dunianya persis balita, hanya berpijar sekitar mama-nya, rumah kecilnya, para tetangganya, dan juga sekolahnya itupun hanya ada fathar.

Lihatlah sekarang anak itu sudah berjongkok dijalanan, menyembunyikan wajahnya di antara lipatan lututnya.
berusaha kuat menahan tangisnya.
mengapa tidak menghubungi sang mama, dari dulu hingga sekarang Abi tidak pernah memiliki yang namanya ponsel.
karena memang Riani tidak memberikan izin Abi untuk memiliki benda tersebut.

" Mama~ " lirihnya bibir berisinya terpout lucu, dengan bola mata memerah perlahan ia mengangkat kepalanya memindai jalanan yang tidak pernah sepi.

Hingga manik kembarnya tidak sengaja melihat benda yang terjatuh tidak jauh dari tempatnya.
Abi selalu diajarkan untuk membantu bila ada yang membutuhkan, berbagi apalagi dirinya berlebih dan pula tersenyum pada orang lain.

Tangan mungil nan putihnya memungut benda berbentuk persegi berbahan dasar kulit
lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling guna mencari tahu Siapa gerangan pemilik dompet ditangannya itu.
hingga mata berair nya menemukan seorang pemuda tinggi yang tengah bersandar di badan mobilnya dengan benda pipih ditelinga nya.
berpikir itu adalah milik pemuda itu dengan segala keberaniannya abigaeil mendekat pada sosok itu.

Arseno menoleh pada sisi kirinya kala merasa ada yang menarik ujung jas yang dikenakan nya.
seketika wangi telon dan juga susu memenuhi indra penciuman nya.
manik hitamnya yang selalu dingin, dan tajam bersitohok dengan manik serupa mata kucing yang menurut Seno cantik, mata yang mengingatkan dirinya pada seorang.
sosok mungil dengan tubuh pendeknya, kulit putih.
Seno tidak pernah melihat ada orang seputih anak itu sebelumnya khususnya laki-laki, entahlah atau circle Seno yang terlalu monoton dan sempit.
pipi chubby dengan rambut hitam berponi hampir menyentuh alis dengan bulu mata lentik nan panjangnya, anak ini terlihat cantik dan juga tampan secara bersamaan.

abigaeil yang ditatap begitu, mengerjapkan matanya takut melihat mata tajam itu.

Seno mengernyit kan dahinya seolah bertanya "ada apa".
namun anak itu masih diam memayunkan bibirnya, sungguh arseno dibuat gemas dengan anak yang hanya setinggi dadanya, bocah SD pikirnya.

" Iya..."

Tanya Seno tidak tahan sebab anak dihadapannya ini hanya diam.

Abigaeil mendengar suara berat seno, menelan salivanya ia tidak pernah mendengar suara berat seperti itu sebelumnya sebab hanya suara lembut sajalah yang selalu menyapa rungu-nya.

Tidak ingin berlarut abi, akhirnya mengangkat benda yang sedari tadi digenggamnya mengadakannya ke udara.

" I-ini p-unya ka-kak?
Abi temu di-sa-na..." cicit abi menunjuk aspal dibelakangnya tanpa mau bersitatap dengan arseno yang mengerjap pelan bagaimana anak ini bisa mengemaskan seperti ini.

" Ka-kak jawab... tang-an Abi pe-gal "

Seno mengeleng pelan, mendengar suara lirih anak dihadapannya itu.
memerhatikan benda digenggam tangan mungil itu seksama lalu grasak-grusuk merogoh saku celana bahan dan juga jas-nya.

" Ah..iya, ini punya saya.." jawab Seno setelah memastikan.

Abigaeil mengangguk menggoyangkan dompet ditangannya, kode agar Seno segera mengambilnya.

" Terimakasih" ujar Seno tulus, mengambil dompetnya.

" Kembali kasih..."

Seno tersenyum tipis sekali, mendengar jawaban anak itu, lucu pikirnya.

Abigaeil memutar tubuhnya pergi dari sana tugasnya selesai.

" Tunggu...! " Seno buru-buru menahan langkah anak itu.

Abi menghentikan langkahnya kembali menghadap lelaki yang menurut Abi jelmaan Titan sebab tinggi menjulang mirip Titan yang sering ditonton fathar.

" Ini.." Seno membuka dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah lalu menyodorkannya pada abigaeil.

" Hg... wit? buat apa k-kak? " abigaeil memiringkan kepalanya.

"Ini uang buat kamu, karena sudah mengembalikan dompet saya..." jelas Seno.

Abigaeil menukikan alisnya dengan posisi yang sama.

" Ndak mau wit..., kata mama Ndak boleh terima barang dari alien asing..."

Seno menghembuskan nafasnya mendengar ucapan abigaeil, umur berapa sih anak ini?
kenapa bisa se-menggemaskan ini.
bahkan bahasa nya pun terdengar lucu sekali dan pikiran polos itu, Seno takjub.
namun mendengus tertahan bagaimana mungkin manusia setampan Dirinya disebut Alien oleh anak ini.
mungkin maksudnya adalah orang asing tapi malah di sebutnya alien.

" Bagaimana ya...kamu kan sudah bantu saya, jadi anggap saja ini tanda terimakasih karena kamu sudah berbuat baik..." Seno malas sebenarnya mengeluarkan energi nya untuk menjelaskan hal-hal seperti ini namun melihat ekspresi anak ini, bagaikan candu untuknya.

" Hg...ndak boleh...kata mama, bantu-bantu orang yang susah tugasnya semua orang...jadi kalo buat baik ndak boleh dikasih wit...tapi bilang terimakasih..sudah, bantu-bantu orang itu harus ikhlas..ndak karna wit.."

Kurang jelas namun otak pintar ber-IQ 148 Seno mampu menangkap maksud anak itu.
hatinya menghangat mendengar rentetan kalimat tidak jelas anak itu, hingga senyum tipis tersungging di bibirnya.
jarang-jarang dirinya menemukan anak sepolos bocah dihadapannya itu, berhasil orang tua yang mendidik anak hingga berpikiran seperti ini pikir arseno.

" Mm..ya sudah..kalo begitu terimakasih..mm.. your name? " tanya Seno penasaran dengan senyum manis nya.

" Name?
MY IS ABIGAEIL! NICE TO MEET YOU!! "

Abigaeil berseru heboh, bahkan sampai memekik sebab Titan tinggi itu tersenyum dan menanyakan namanya.

Seno semakin melebarkan senyumnya, meskipun telinganya sedikit berdenging akibat teriakan abigaeil.

" Abigaeil??....
itu bukannya artinya malaikat?" Seno bermonolog.

Abigaeil hanya senyam-senyum memerhatikan arseno, yang juga tampak memerhatikan dirinya.

"Abigaeil...? "

Abigaeil dan arseno menoleh kala suara lain menginterupsi.

" Hgg.. AYAH!!! "

Abigaeil berteriak kesenangan, melompat kearah lelaki paruh baya yang memanggil namanya.
laki-laki yang dipanggil ayah itu tertawa renyah memposisikan remaja itu kedalam gendongan koalanya.

" Ayah! Abi kangen tau..! " abi memayunkan bibirnya memeluk leher yang lebih tua. mengabaikan botol minumnya yang entah ia lempar kemana.

" Ayah juga...ih anak ayah makin lucuk aja.." yang lebih tua merespon dengan senyuman mengecup kening yang tertutup Poni itu.

Arseno masih disana netra kelamnya menyorot pemandangan manis itu, tiba-tiba hatinya bergemuruh menahan sesak entah mengapa.

" Eh..Abi kenapa bisa ada disini?
mama mana sayang?  " bingung lelaki itu.

" Mm.. Rumah..ayah ayo pulang...mau mama~ " pinta abigaeil

" Ayo... mama pasti khawatir sama Abi..nakal banget sih..mama pasti nunggu abi..." jawab lelaki itu, mengeratkan gendongan nya.

Melirik arseno yang terdiam ditempatnya.

" Terimakasih mas sudah menemani anak saya maaf bila merepotkan..kami permisi..."

Arseno mengangguk singkat, padahal tidak seperti itu kronologi nya namun ia mengangguk saja.
tidak mengalihkan pandangannya hingga dua orang berbeda usia itu menghilang dari pandangannya.
tersenyum lagi kala abigaeil sosok yang baru berkenalan dengan dirinya melambai di seberang sana.
tidak membalas lambaian itu, ia malah mendekat memungut botol minum yang tergeletak di tak jauh darinya.

" Abigaeil asry Wishnutama "

Deg...!

Arseno menoleh kesemula Dimana abigaeil sempat melambai padanya, namun nihil tidak ada lagi anak dan juga si lelaki itu.

" Wishnutama? asry? "

" Ini hanya kebetulan bukan.."

Gumamnya meremas botol minum yang terdapat nama panjang anak yang manis sekali kala memamerkan gigi-gigi kecilnya.










Annyeong haseyo☺️


















Witt= duit

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

voment juyeso ☺️✋

Continue Reading

You'll Also Like

67.1K 3.2K 49
( FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! ) ( JANGAN LUPA UNTUK TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN KOMEN YAAA!!! ) LAPAK BROTHERSHIP NOT BL❌❌❌ [ Tetap votmen ya teman...
95K 5.4K 22
GLENNIO SAIXE anak berusia 6 tahun yg memiliki tinggi seperti anak berumur 2 tahun, mempunyai wajah imut, bibir plum pink alami, mata hitam legam, ra...
33.9K 1.6K 22
squel dari 'kai and my dad' Kaizo yang dulu nya kecil sekarang sudah tumbuh besar seperti remaja pada umumnya Kai sekarang sudah memasuki usia ke 16...
16.8K 1.2K 47
[Completed] Untuk apa tersenyum, jika hanya ada lara saja di dalam hidup. Bagiku, senyuman itu tak ada gunanya - Aletta Senyum itu indah. Maka akan a...