ABIGAEIL

By parkchim_chim2

666K 51K 4.5K

Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para te... More

02
cast
03
04
05
06
07
08
10
15
09
11
12
13
14
16
00 : 41
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27.
28
29
30
31
32
33
34
35..
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Tesss
52
53
54
👋👋
55
56
57
58

1

48.2K 2.6K 69
By parkchim_chim2



Secangkir teh hangat digenggam tangannya menemani dirinya merenung seorang diri, menatapi rinai hujan dibalik jendela rumah minimalis miliknya.
perlahan genggaman pada cangkir teh yang masih menyembulkan asap tipis menguat.
bulir air mata mulai berjatuhan dari balik kelopak mata yang nyatanya kian memerah, kian awas pada rintik hujan yang turun membasahi semesta.

Rianita asry Wishnutama, wanita cantik yang kini telah berusia hampir menginjak usia akhir kepala empat.
namun wajah ayu-nya masih kentara sekali.
Riani, panggilan akrabnya single parents yang harus berjuang menghidupi seorang putranya.
oh... bukan single parents dan tidak satu putra.

Sebenarnya Riani sendiri ragu menyematkan nama wishnutama pada nama belakangnya, hatinya masih bertanya hingga kini pantaskah ia menyandang nama itu, atau tidak kah ia Sudi untuk membuang nama itu dibelakang namanya.
Namun nyatanya rasa cinta dan keterikatan dirinya dengan nama wishnutama telah mendarah daging dan tidak terbantahkan hingga selamanya.

Hingga...

Saat itu tiba, hari itu hujan deras mengguyur sebagian wilayah kota Jakarta.

Riani yang memang hari-harinya disibukan dengan urusan rumah tangga
mengurus putra-putranya dan juga suami tercintanya.
dia Riani nyonya besar UTAMA GROUP
perusahaan raksasa, yang bergerak diberbagai macam bidang mulai dari real estate property, transportasi, pabrik makanan/ tekstil dan masih banyak lagi.

Andika Wishnutama suami dari Riani
sosok yang keras, tegas, pekerja keras namun dibalik itu semua Andhika juga sosok yang hangat dan juga penyayang.
Dari pernikahannya dengan sang suami Riani telah dikaruniai empat orang putra yang satunya bahkan sepasang anak kembar tidak identik.
Kehidupan pernikahan yang sempurna, hidup yang berkecukupan bahkan tidak jarang berlebihan, bisa dikatakan kehidupan keluarga Wishnutama ini hampir mendekati sempurna.
Namun yang namanya kesempurnaan kan hanya milik sang pencipta.
maka itu pula yang berlaku pada keluarga kecil nan bahagia Riani, yang kala itu harus menerima cobaan.
Cobaan yang menghancurkan bahtera rumah tangga Riani dan Andika.

Hari itu...

Andika memasuki rumah besarnya dengan langkah tergesa, wajah tampan nya telah memerah sempurna dengan mata berkilatan amarah.
Penampilannya yang senantiasa rapi dan gagah kini terlihat berantakan.

" Mas! "

Riani terkejut bukan main, kala sang suami melempar beberapa lembar kertas keatas meja kaca dengan ukiran gold disetiap sisinya.

"JELAS KAN MAKSUD FOTO-FOTO ITU! "

Bentak Andika dengan suara kerasnya membuat Riani terlonjak, hampir delapan tahun hidup bersama sang suami baru kali suaminya itu membentak dirinya.

" BERANINYA KAMU SELINGKUHIN AKU!
KURANG APA AKU SELAMA INI SAMA KAMU!
SAMPAI KAMU TEGA BERKHIANAT SEPERTI INI! "

Riani jelas terkejut dengan ucapan suaminya, dengan tangan bergetar ia meraih foto-foto dihadapannya.
netranya membola seketika melihat foto-foto dirinya tengah berduaan dengan pria lain yang demi Tuhan bahkan tidak dirinya kenali.

" M-mas i-ini semua bohong mas!
aku gak pernah selingkuh, aku ga pernah khianatin kamu mas! "

Riani mengeleng ribut, melempar foto-foto itu.

" APA KAMU MASIH BISA BOHONG SETELAH SEMUA BUKTI ITU? " geram Andhika.

" Bahkan, ada banyak saksi yang mengatakan kalo kamu selama ini diam-diam selalu keluar sama laki-laki itu, dan kamu tau apa Riani?
laki-laki itu bahkan datang ke kantor aku buat nyariin kamu!
dan ngaku kalo kalian punya hubungan!!
dan kamu... Masih bisa bohong..."

suara Andhika mulai merendah namun sarat akan kemarahan, Riani mengeleng dengan air mata mengalir deras.

" Demi Tuhan mas! aku ga selingkuh
aku bahkan gak ngerti apa yang kamu bilang!
aku gak kenal laki-laki itu aku ga punya hubungan sama laki-laki manapun selain kamu mas..Mas tolong! percaya sama aku mas hiks..." jelas Riani Dengan tatapan memelas.

Andhika semakin gusar, merogoh celananya mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah rekaman video disana.
Riani mematung seluruh badannya terasa lemas Melihat Video itu..

" Kamu masih mau menyangkal? rendah sekali kamu! aku ga nyangka kalo wanita yang aku cintai selama ini sebegini rendahnya! murahan dan munafik!"

Maki Andhika, Riani meluruhkan air matanya lagi memejam sebentar mendengar ucapan tajam suaminya, hatinya luar biasa sakit mendengar ucapan kasar suaminya tentang dirinya.
Tega sekali pikirnya suaminya menuduh dirinya seperti itu, bahkan enggan mendengar penjelasannya.

Video dimana dirinya tidur dipelukan pria lain, yang bahkan Riani sendiri tidak mengetahui darimana asalnya.
Yang jelas ia berani bersumpah ia tidak pernah melakukan hal sehina itu.

" M-as? kamu tega ngomong gitu sama   aku?
ka-mu ga per-caya sama aku?
AKU GAK NGELAKUIN ITU MAS!
AKU GAK PERNAH BERKHIANAT!! APALAGI TIDUR SAMA LAKI-LAKI LAIN! " pekik Riani frustasi

" TERUS ITU APA?! BUKTI UDAH JELAS!
DASAR KAMU PENGHIANAT! MURAHAN GAK TAU DIRI!
MUNAFIK KAMU RIANI! ARGGHHHHHH!
TEGA KAMU ! "

Andhika balas berteriak.

Riani menyerah ia hanya bisa terisak hebat, mendengar semua ucapan buruk dan kasar laki-laki yang sangat dicintainya itu.

Mulai saat itu tidak ada lagi kehangatan di keluarga Wishnutama, bahtera rumah tangga yang telah mereka bangun hampir selama sepuluh tahun luluh lantak tidak bersisa.
Andhika menjadi sosok yang lain dimata Riani, tidak ada lagi keharmonisan di rumah besar itu.
Ribuan maaf telah Riani lontarkan namun suaminya acuh bahkan mengabaikan keberadaannya dirumah besar itu.
Bahkan Riani telah mencoba berbagai cara untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, namun sepertinya takdir tidak berpihak padanya.

Hingga sore itu hujan kembali mengguyur kota Jakarta, bahkan deras tercurah dari langit awan gelap bergelayut di atas sana sangat menyeramkan bila ditelisik lebih lagi.

" Mas? dia siapa? " tanya Riani dengan nada bergetar nya, kala melihat sang suami memasuki rumah dengan mengandeng tangan wanita muda dengan seorang anak laki-laki seumuran putra bungsunya.

" Oh, dia! kenalkan dia zanetta istri baruku, kami sudah menikah dan zanetta tengah mengandung anak ku..." jawab Andhika enteng sambil merangkul mesra tubuh zanetta, perempuan cantik yang baru saja dinikahi nya.

Deg...!

Hati Riani hancur berkeping-keping mendengar pengakuan suaminya.
apa katanya istri, lalu dirinya?

" M-as? kamu bercanda kan? kamu bohong kan? kenapa?
kamu ga mungkin dua-in aku kan mas? "
tanya Riani hampa sekali, rasanya ia ingin menangis, meraung dan berteriak memaki wanita dihadapannya ini
namun kehadiran bocah laki-laki dengan senyum kotaknya dan wajah polosnya membuat Riani mengurung kan niatnya.

" Apa kamu pikir aku bercanda?
kami sudah menikah dan mulai sekarang zanetta akan tinggal disini, lagi pula aku gak butuh persetujuan dari tukang selingkuh kaya kamu... kalo kamu aja bisa selingkuh aku juga bisa Riani! jangan pikir aku diam aja selama ini..
lagipula zanetta sedang hamil anak aku dan kamu ga berhak ngatur hidup aku lagi.." ujar Andhika tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Riani meneteskan air matanya lagi.
hatinya sungguh sakit sekali ia hanya bisa menunduk menahan isakannya dengan mengigit kuat bibirnya.

" Oke... terserah kamu aja mas..."

Riani menyerah berlari dari sana, dan memasuki kamarnya menangis meraung disana menumpahkan segala sesak dihatinya.

" Mas? "

" Mas tidak ada lagi maaf buat aku?
apa kamu masih cinta sama aku, mas demi Tuhan aku ga ngelakuin hal itu mas
sebenarnya kamu masih anggap aku istri kamu ga sih mas? "

Malam itu riani, bertanya pada suaminya
lelah batin dan fisik dengan masalah rumah tangganya yang tak kunjung menemui titik penyelesaiannya.
Riani lelah sungguh hingga ia berpikir menyerah pada dunia.

" Masih ada muka ya kamu nanya hal kaya gitu sama aku? " ketus Andhika

" Kamu, udah ga ada harganya lagi dimata aku!
buat aku Kamu ga lebih dari jalang yang tidak tau diri, rendahan wanita munafik yang sudah BERKHIANAT! "

Andhika menelan kasar salivanya kala menyelesaikan ucapannya hatinya bergetar melihat air wajah wanita yang pernah sangat dicintainya itu, bahkan kini pun masih sama namun keegoisan dan kebencian berhasil merubah rasa cinta itu menjadi benci.

Riani tersenyum lembut mengelap kasar air matanya, sudah dapat jawaban yang jujur demi apapun dirinya tidak percaya akan mendapatkan kata-kata seperti itu dari sosok yang begitu dicintainya itu.

" Terus kamu mau aku gimana mas?
ce-rai " bisiknya parau

" Terserah kalo itu mau kamu! aku ga peduli, yang jelas kamu gak bisa bawa anak-anak sama kamu! "

" Enggak! anak-anak ikut aku mas!
aku ibu mereka, aku berhak atas mereka!"

Tegas Riani.

" Terus kamu mau ajak anak-anak kemana? kamu tau kamu gak punya apa-apa kalo gak ada aku!. dasar tidak tau diri!
kamu mau bikin hidup anak-anak aku susah,! enggak aku ga akan biarin itu...kalo kamu mau pergi, pergi aja lagi pula anak-anak pasti juga tidak mau punya ibu tukang selingkuh seperti kamu!
sudah ada Zanetta juga, aku yakin dia akan lebih bisa merawat anak-anak daripada wanita murahan seperti kamu"

Ucap Andhika panjang, menentang iris mata wanita cantik itu.
Riani bungkam memalingkan wajahnya menghalau air mata yang tidak hentinya bertamu.
bahkan hingga sang suami menghilang dari sana.

" Aku ga ngelakuin itu mas hiks..
aku ga ngelakuin itu
sakit banget rasanya hiks...aku cinta sekali sama kamu mas..hiks..tapi kenapa kamu Setega ini sama aku..hiks...mas Wisnu..hisk... maaf-maaf....."

Pecah sudah tangis Riani, meraung-raung menjambak berteriak menumpahkan segala sakitnya.

" Kamu mau aku pergi kan mas? hisk... oke..aku nyerah mas...hiks...aku akan pergi... semoga... dengan kepergian aku kamu bisa lebih bahagia...
anak-anak mama..." Riani menangis memeluk bingkai foto berisi keluarga tercintanya.

Malam kian melarut dengan langkah pelan Riani memasuki salah satu kamar

" Sehan...." gumamnya ketika sampai di depan pintu kamar berwarna putih dengan papan nama "mas Sehan" tercetak besar disana dengan banyak tempelan stiker Mario Bros kesukaan anak sulungnya.
Riani tersenyum kecut namun air mata tidak hentinya mengalir dari mata indahnya yang sudah terlihat sembab.
Mengelus daun pintu sebelum menarik pelan handle pintu.

Senyum kecutnya kian merekah melihat anak sulungnya yang tengah tertidur pulas dibawah selimut.

Perlahan Riani mengelus rambut hitam milik sang anak lanjut mencium kening itu lama seakan tiada hari esok lagi.

" Sulungnya mama~ anak gantengnya mama...
maafin mama ya sayang...
maafin mama~" Riani terisak hingga membuat si sulung terbangun.

" Uh... mama? " kaget si sulung

Ansehandika Wishnutama namanya, berumur hampir 10 tahun beberapa bulan lagi.
mas Sehan panggilannya, anak pertama Riani dan juga Andhika.

" Mas Sehan bangun? maaf ya mama ganggu ya.." ujar Riani mengelus wajah tampan si sulung.

Sehan mengeleng kecil dengan wajah terkantuk-kantuk.

" Enggak ganggu kok..um mama nangis? "
tanya Sehan melihat jejak air mata pada mata cantik mamanya.

Riani tersenyum lantas menggeleng pelan.

" Mama ga nangis, cuma ngantuk aja.." Riani ber-alasan.

" Ya udah ayo tidur sama mas..hoam...."

Respon Sehan.

Riani mengangguk membaringkan tubuhnya disampaing anak sulungnya itu memeluk tubuh sang anak yang mulai tinggi persis, arseno.

" Mas? "

Panggil Riani, direspon gumaman oleh sang anak.

" Mas? mama bisa minta tolong ga? "

" Tolong apa? "tanya sehan

" Minta tolong jaga adik-adik mas ya...
mas kan selalu bilang mau dipanggil mas supaya kaya orang dewasa..
sekarang mas Sehan udah besar, anak mama udah gede sekali...
mama bisa andalkan mas buat jaga adik-adik kan? mas? "

" Hum! pasti dong mama! mas kan udah besar! sudah bisa jaga adik-adik, papa, dan mama..
tapi- tidak dengan Tante jelek dan anak jelek nya itu! Sehan ga mau jadi mas buat anak jelek itu! " jawab Sehan dengan aksen yang cukup lucu.

" Gak boleh gitu, mama ga suka ah.. mas ngomong kaya gitu sama mama zanetta dan adik rayidan...mau bagaimanapun mereka sudah menjadi bagian dari keluarga kita..jadi mas harus terima..
ga harus sekarang pelan-pelan aja sayang...mas paham"

Sehan mengangguk malas mendengar ucapan sang Mama.

" Pinter Sehan nya mama, mas juga harus jaga diri ya sayang, nurut sama papa, denger apa kata papa..
pokoknya mas harus tumbuh jadi anak yang baik, pinter supaya bisa bikin papa dan mama bangga..."

" Um... sebentar kenapa mama ngomong gitu? mama mau pergi? kok ngomongnya kaya gitu.."

" Mas Sehan~ mama minta tolong ya nak, apapun yang terjadi nanti tolong mas jangan benci mama~
mama sayang sekali sama Sehan, anak mama hiks... sulungnya mama..."

Sehan mengerutkan keningnya mendengar suara isakan sang mama bergerak memeluk tubuh wanita kesayangannya itu.
hingga tidak terasa ia terlelap dipelukan sang mama, Riani diam saja mengamati wajah si sulung yang mirip sekali dengan suaminya menghirup aroma tubuh sang anak yang mungkin akan sangat dirindukannya kelak.

" Maafin Mama sayang~maafin mama...
tumbuh lah sehat dan dewasa anakku..
maaf, mama bukan ibu yang baik..
hisk..Sehan.. gantengnya mama... " batin Riani menjerit pilu.

Beranjak dari posisi berbaringnya, menyelimuti tubuh putra sulungnya lanjut menciumi bagian wajah tampan itu.

" See you mas sehan~ slepp well my boy
i'm so sorry dear...bye-bye..." bisiknya.

Melangkahkan kakinya keluar dari kamar sang sulung.
Beranjak dari kamar si sulung Riani lanjut kekamar putra keduanya yang sepasang alias kembar non-identik.

Pintu yang sama berwarna putih dengan papan nama " sena&seno " tertulis tebal disana, lanjut dengan stiker tupai dan juga koala disana.
sejenak Riani terkekeh melihat posisi tidur duo kembar yang selalu bertengkar kadangkala membuat dirinya lelah dan jengah dengan tingkah si kembar itu akan tetapi kehadiran anak-anak mampu membuat hari-hari berwarna dia begitu menikmati perannya sebagai ibu hingga badai itu menghempas segalanya hingga karam tidak bersisa.

" Kak sena, kak Seno... anak-anak mama~ udah gede aja..." bisik Riani pada angin malam, memperbaiki posisi tidur anak-anaknya itu menyelimuti nya dan mencium masing-masing dua anak itu.

" Kak sena, kak seno maafin mama ya sayang~
setelah ini tolong jangan benci mama...
tetap seperti ini ya sayang ada atau tidak ada mama, tetap senyum sayangnya mama~ kalian tau... mama pingin sekali ajak kalian ikut mama, tapi mama juga sadar mama bahkan tidak bisa jaga diri mama sendiri bagaimana bisa menjaga kalian..
mama sayang sekali sama kalian...
tumbuh Dengan baik ya anaknya mama..jadi kakak yang baik ya Sena...Seno
maafin mama~ mama titip adek ya sayang titip jaga keluarga kita...

Arsena, arseno sayangnya mama~ " batin Riani mengigit bibir menahan tangis tak ingin membangunkan dua pangeran nya itu.

Terakhir kamarnya si bungsu, pintu berwarna biru cerah dengan tempelan stiker Winnie the Pooh dan segala macam perintilan berwarna kuning satu-satunya pintu paling nyentrik di mansion ini ya milik si bungsu.

" Mama bahkan ga bisa liat Ian sayang...
abrian~ kesayangannya mama bungsunya mama hiks-hiks adek.... " Riani tidak bisa berhenti menangis bahkan ketika ia membekap kuat mulutnya sendiri masih terdengar suara tangisnya.

Pemandangan anak bungsunya tertidur dengan mengemut empeng di mulut mungilnya akan menjadi pemandangan yang sangat dirindukannya nanti.
hatinya berdenyut sakit sekali, harus meninggalkan si bungsu yang baru saja menginjak usia dua tahun itu.
bagaimana si bungsu ini tanpa dirinya nanti, bagaimana nasib anak-anak tanpa dirinya nanti.

" Maafin mama~tolong jangan benci mama adek~sehat-sehat ya sayang~
mama sayang ian selamanya~ hiks...ian bayinya mama~ ma-af.."

Tidak kuat berlama-lama di kamar si bungsu Riani berlari keluar dari kamar nya si bungsu sambil terisak hebat.

Meninggalkan sepucuk surat dengan segala macam fasilitas yang diberikan oleh suaminya, Riani berjalan keluar dari rumah besarnya tanpa membawa apapun hanya pakaian yang melekat pada tubuhnya sajalah yang tersisa.
Wajahnya berantakan dengan air mata yang terus mengalir, rambut panjangnya yang biasa ditata rapi kini tergerai berantakan.
dengan hati hancur dan tubuh lelahnya, Riani berjalan menyusuri jalan besar gerimis masih turun menemani perjalanan tidak tentu arahnya Riani, ia hanya anak yatim-piatu tidak punya siapa-siapa selain keluarga suaminya itu lah yang menyebabkan ibu mertuanya begitu membencinya Karena wanita tidak berpunya dalam kata lain miskin berhasil menikahi anak konglomerat seperti Andhika.
Seperti kata ibu mertuanya dahulu, berasal dari jalanan kini ia kembali lagi kejalanan tidak tahu harus pergi kemana.
Hingga sebuah ide terbesit di pikiran berkecamuknya melihat banyak mobil berlalu lalang disekitarnya.

" Aku harus pergi kemana? ayah ibu? harus ikut kalian pergi... Arin sudah tidak punya apa-apa ibu.. " bisiknya parau

" Mas Wisnu aku cinta sama kamu mas~ maaf kalo aku memilih cara seperti ini untuk pergi.. tapi ini yang terbaik iya kan mas?
sehan, sena, Seno, ian~ maafin mama sayang.. mama harus pergi"

Bisik Riani lagi matanya menyorot kosong jalanan dengan perlahan tubuhnya turun kejalan raya dan berhenti di tengah jalan.
mengakhiri hidupnya adalah jalan yang dipilih oleh Riani sebagai jalan mengakhiri semuanya.
sebuah pemikiran yang akan disesalinya seumur hidup.

Hingga... bunyi klakson terdengar ribut lampu truk menyorot tajam pada tubuhnya yang berdiri kaku dijalanan, menanti mautnya.

Duagggg!
Bruaaak!

Riani, membuka matanya kala tubuhnya terhempas setelah ditarik paksa oleh seseorang.

" Astaga! mbak gila?! ngapain coba berdiri ditengah jalan! mau bunuh diri ya?! mbak seharusnya kalo ada masalah itu cari jalan keluar nya bukan nya malah milih jalan kaya gini! "

Riani hanya bisa mengerjap mendengar teriakkan, seorang laki-laki yang baru saja menggagalkan aksi mengakhiri hidupnya sendiri.

"Mbak?! mbak dengar saya kan? Mbak?!!"

Tidak Riani tidak dapat mendengar apapun lagi, hanya dengungan dan gelap menguasai dirinya.
ia pingsan tidak sadarkan diri di pangkuan orang asing itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

" MAMA! "

Riani terlonjak dari duduknya kala mendengar suara teriakan.

" Astaga! Abi?! ngagetin mama aja..."

" Hehehe...maaf mama, habis na mama Abi panggil-panggil ga nyaut..ya udah Abi teriak..."

Riani mengeleng pelan lantas tersenyum hangat melihat, anak laki-laki dihadapannya itu.
anak yang tengah tersenyum manis, menampilkan gusi cantiknya, membuat niatnya untuk mengomel terhenti seketika.

" Abi, darimana? kok jam segini baru pulang? " tanya Riani, kala anak laki-laki itu mendusel manja pada pelukannya.

" Eh.. sebentar kok, Abi bau susu begini sih.. coklat...? " tanya Riani menciumi puncak kepala anak itu, dahinya mengernyit menyadari aroma lain ditubuh yang biasanya beraroma telon.

Abigaeil asry Wishnutama, sosok manis yang menemani kehidupannya setelah pisah dari suami dan anak-anaknya.
alasan kuat Riani dalam bertahan dan melanjutkan hidupnya adalah karena kehadiran sosok ini, remaja laki-laki lebih tepatnya. usianya baru saja menginjak 15 tahun sekarang.
dan sedang mempersiapkan beasiswa untuk pendidikan selanjutnya.

Abigaeil anak Riani, remaja bertubuh pendek, mungil bahkan lebih kecil dari tubuh Riani sendiri, entahlah dokter bilang itu akibat Abigaeil terlahir prematur, kurang nutrisi dan asupan selama Riani mengandungnya.
stunting bahasa kedokterannya.

Remaja mungil yang tengah asyik mendusel manja pada tubuh mamanya, buru-buru menjauh mengelap pipi tembem dan sekitar mulut mungilnya itu.

" Abi...? "

" Hehehe... maaf lagi mama, tadi abi dikasih Pai cokelat, sama nenek coklat susu..." cicit abi, sambil tersenyum manis menderetkan gigi-gigi kecil nan rapi itu.

" Lagi...? astaga! Abi...
kok abi mau sih nak? kan mama udah bilang untuk tidak menerima terlalu sering pemberian orang, apalagi secara cuma-cuma... termasuk dari nenek Pai itu.." ujar Riani, cukup jengah ia dengan tingkah anak bungsunya itu.

" aaf mama...
tapi Abi ndak menerima secara cuma-cuma... abi membantu nenek coklat susu di kedainya, membawa satu kantong tepung dan berbagi jeruk manis punya abi pada nenek coklat susu..." jelas Abi tertunduk menatap lantai putih rumahnya, dengan bibir plum-nya dimajukan.

Riani menghela nafas sebentar, menatap kepala yang tertunduk itu.
tidak tahan sebenarnya ia melihat mata kucing milik abigaeil yang berkaca-kaca lengkap dengan wajah murung yang cukup mengemaskan dimatanya.

" Tapi tetap saja sayang, bagaimana mungkin sebagian jeruk kecil setara dengan Pai coklat... nanti lama-lama seperti itu nenek Pai akan rugi dan berhenti berjualan Pai karena selalu memberi gratis pada Abi..
jadi selanjutnya tidak boleh ya Abi, boleh diterima bila hanya sepotong Pai.. atau jika abi ingin lebih minta pada mama biar mama belikan.
paham kan sayang..." nasehat Riani lagi, sambil mengusap rambut halus sang anak.

Abigaeil yang dinasehati sang mama, perlahan mengangguk.
meski dalam hati ia tidak berjanji bisa menuruti sang mama, hei...siapa yang bisa menolak Pai coklat dari toko nenek coklat susu, Pai coklat bikinan nenek itu adalah satu-satunya dan yang terbaik di dunia, menurut Abi.

Continue Reading

You'll Also Like

33.8K 1.6K 22
squel dari 'kai and my dad' Kaizo yang dulu nya kecil sekarang sudah tumbuh besar seperti remaja pada umumnya Kai sekarang sudah memasuki usia ke 16...
155K 9.9K 14
Jiro Magani, si anak paling beruntung yang tiba-tiba di angkat menjadi bagian dari keluarga Arsenio. Mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas semua...
180K 19K 19
Musuh Dominic berhasil menyelinap kedalam Mansion, dan bermaksud menculik salah satu dari sikembar. apa yang terjadi dengan informasi nya, informasi...
67.2K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...