Kissing The Stranger

נכתב על ידי NevNov

63.7K 9.9K 505

Kisah cinta unik Amora dan Oscar. Bermula dari ciuman yang mereka lakukan di bawah lampu pesta, antara dua or... עוד

Prolog
Bab 1a
Bab 1b
Bab 2a
Bab 2B
Bab 3a
Bab 4a
Bab 4b
Bab 5a
Bab 5b
Bab 6a
Bab 6b
Bab 7a
Bab 7b
Bab 8a

Bab 3b

3.5K 616 32
נכתב על ידי NevNov

Hari ini Mona membelikan mereka nasi padang untuk makan malam. Gadis itu menerima bonus yang tidak sedikit dari penjualan. Mereka bertiga makan di teras rumah dengan masing-masing membawa sebotol air dingin dan kerupuk.

"Aku suka pakai gulai tunjang, enak," ucap Juki dengan mulut penuh.

Mona menggigit ayam bakarnya. "Jadi elo sama Amora enak, mau makan berapa banyak tetap aja langsing. Lah, gue. Baru cium nasi padang udah nambah berat dua kilo."

"Sekarang lo makan nasi padang." Amora menimpali.

"Sesekali, namanya juga pingin."

Juki membuka botol dan meneguk air, sambil menatap dua temannya yang makan dengan lahap. "Eh, tapi nasi padang itu emang enak. Sesekali makan pizza atau spaghetti itu asyik, tetap nasi padang juaranya. Ibaratnya, kita lihat cowok tampan bule setiap hari di TV, itu kagum, tapi kalau jatuh cinta tetap saja carinya lokal."

Amora mengernyit. "Juki, lo cowok. Ngapain analogi cari cowok juga?"

"Cuma perumpamaan."

"Kirain, lo naksir cowok juga."

"Kayak jeruk makan jeruk," sela Mona.

Juki mencebik, melipat bungkus nasi dan meletakkannya ke dalam kantong. Ia makan jauh lebih cepat dari dua temannya. Melangkah menuju kran yang ada di halaman, ia mencuci tangan.

Amora menyenggol Mona yang asyik makan kerupuk. "Gimana Felico? Masih suka hubungi lo?"

Mona mengangguk. "Masih, tiap hari kirim pesan."

"Trus? Kalian balikan?"

"Nggaklah, gila apa! Aku sengaja gantung dia. Nyambung kagak, tapi putus juga nggak. Biarin aja."

"Kejem lo."

"Biarin aja. Siapa suruh jadi laki tukang selingkuh."

Juki yang baru selesai mencuci tangan, duduk kembali di tempatnya. Meraih bungkus rokok dan menyalakannya. Aroma tembakau berbaur dengan bumbu rempah nasi padang.

"Coba kalau semua cowok kayak Pak Oscar. Udah tampan, kaya, pekerja keras," gumam Juki. "Gue juga denger katanya dia nggak punya cewek. Karena dulu pernah patah hati."

Mona ternganga. "Gila, orang secakep Pak Oscar masih diselingkuhi? Kok bisa?"

Juki mengangkat bahu. "Nggak tahu juga. Gue denger dari pegawai keuangan yang katanya udah lama kenal Pak Oscar. Ceweknya dulu kayak orang terkenal gitu. Mereka lama pacaran tapi mendadak itu cewek malah tunangan sama orang lain."

"Anjir! Gede nyalinya, tuh, cewek. Berani buang orang setampan Pak Oscar."

Amora hanya diam, mendengarkan percakapan kedua temannya. Informasi yang baru saja ia dengar sedikit mengguncang hatinya. Kalau benar Oscar patah hati seperti yang diceritakan Juki, tidak aneh kalau menjadi agresif. Mungkin memang memerlukan pelampiasan dan akhirnya bertemu dengan dirinya.

Dari pertama ketemu, Oscar sudah berani menciumnya. Amora berpikir, jangan-jangan karena dirinya memang terlihat murahan? Kalau tidak, kenapa laki-laki bisa berbuat nekat begitu. Tanpa sadar, ia menghela napas sambil melamun. Bingung dengan kenyataan yang menimpa dirinya.

Ia juga menganggap kalau sikap dan perbuatannya dengan Oscar sangat berani. Tidak pernah ia sevulgar itu dalam berhubungan dengan laki-laki. Mungkinkah karena ia terpesona dengan ketampanan Oscar?

Perkataan Juki tentang mantan kekasih Oscar, terus teringang oleh Amora bahkan setelah keesokan harinya. Berbagai pertanyaan menyelimuti dirinya tapi ia menahan diri untuk tidak bertanya pada laki-laki itu. Bukan karena tidak berani, tapi merasa nyalinya sangat lemah. Urusan pribadi Oscar bukan urusannya dan tidak seharusnya ia ikut campur.

Sore hari ada meeting dengan divisi penjualan. Amora yang selama bekerja di sini tidak pernah ikut meeting dengan mereka, diharuskan menemani Oscar. Ia menyiapkan semua dokumen yang diminta dan duduk tidak jauh dari laki-laki itu.

"Pak, saya belum pernah ikut meeting. Apa saya perlu mencatat pembicaraan kita nanti?" bisik Amora pada Oscar.

Oscar mengangguk. "Aku akan memberitahumu mana yang harus dicatat."

"Baik, kalau begitu."

Sepanjang meeting berlangsung, Amora berusaha memfokuskan diri. Ia mencatat semua yang tidak dimengerti dan memberi tanda, nanti ada waktu luang akan bertanya pada Oscar. Ia juga membuat ringkasan tentang tujuan dan hasil meeting. Ternyata, meeting berjalan alot dan berakhir saat matahari sudah tenggelam.

Amora kembali ke kantor yang sunyi karena para pegawai sudah pulang. Tertinggal hanya dirinya dan Oscar. Laki-laki itu menawarinya untuk mengantar pulang tapi ditolaknya.

"Pak, rumah saya di dalam gang kecil. Nggak bisa masuk mobil."

Oscar mengernyit. "Kalau begitu, aku antar sampai depan gang. Lagi pula, aku sudah lapar. Kamu nggak mau temani aku makan?"

"Emangnya Pak Oscar mau makan apa?"

"Menurutmu? Malam malam begini apa enaknya?"

"Pecel ayam."

"Ya sudah, kita makan itu."

Meskipun baru kenal beberapa minggu tapi mereka sudah akrab satu sama lain. Oscar tidak pernah bersikap sombong dan menghargai pendapat Amora. Orang luar yang melihat mereka, pasti tidak pernah berpikir kalau keduanya adalah boss dan pegawai yang belum lama kenal.

Amora berpikir, bisa jadi karena mereka sudah terhubung lewat ciuman. Sudah bertukar ludah dan menyatukan napas, makanya hubungan keduanya akrab. Ia geli dengan jalan pikirnya sendiri.

Mereka makan di warung tenda yang tidak jauh dari kantor. Masing-masing memesan satu porsi ayam goreng beserta tempe dan tahu. Sesekali makan mereka terjeda oleh pengamen yang datang silih berganti.

"Amora, sepertinya aku belum pernah tanya apa-apa soal kamu."

"Tanya apa, Pak?"

"Kamu tinggal di rumah sama siapa?"

"Sama Juki dan Mona."

"Siapa mereka?"

"Sahabat, dan mereka juga pegawai Anda. Juki di salon, Mona di minimarket."

"Begitu. Bagaimana orang tuamu?"

"Ayah tinggal sama Ibu Tiri."

Oscar mengangguk, tidak lagi bertanya. Ia mengamati Amora yang makan dengan lahap. Tanpa sadar seulas senyum tercipta di bibirnya. Gadis yang begitu muda, ceria, dan tidak pernah menuntut apa-apa darinya, sangat jarang ditemui sekarang ini. Rata-rata, gadis yang bertemu dengannya pasti mengharapkan hubungan lebih. Amora berbeda. Tidak pernah menolak saat ia ingin bermesraan. Bersikap sangat hangat saat mereka bersama. Apakah Amora memang tertarik padanya, atau sekadar ingin mencari pengalaman bersama laki-laki? Oscar tidak punya jawaban.

"Kamu nggak kuliah?"

Amora menggeleng. "Baru sampai semester dua lalu cuti. Sudah enam bulan ini cuti."

"Kenapa?"

"Uangnya kepakai, Pak. Waktu mau bayar uang semester, Ayah sakit. Jadi dipakai Ayah dulu. Sekarang lagi ngumpulin. Semoga tahun depan bisa kuliah lagi."

"Kamu nggak punya saudara lain?"

"Ada dua, anak bawaan Ibu Tiri tapi mereka masih sekolah."

Selesai makan, Oscar tetap ingin mengantarkan Amora pulang, meski gadis itu menolak. Dari warung tenda mereka melangkah beriringan menuju tempat parkir mobil. Jalanan ramai oleh pengendara sementara parkiran mobil yang berada di tanah kosong justru sepi.

Saat keduanya sudah di dalam, Oscar memberi tanda pada Amora untuk mendekat.

"Ada apa, Pak?"

"Ingin merasakan sesuatu."

Oscar meraih bagian belakang kepala Amora.

"Eh, Pak. Di tempat umum ini."

"Nggak ada orang lain. Mumpung baru selesai makan, aku ingin tahu bagaimana bibir rasa pecel ayam."

Untung tadi aku makan kemangi, pikir Amora dengan sedikit bingung saat Oscar memagut bibirnya. Ia mendesah, membuka mulut lebih lebar untuk membiarkan laki-laki itu melumatnya. Bibir bertemu bibir, dengan tangan saling memeluk. Panas tubuh Oscar membaur dalam kehangatan udara di dalam kendaraan.

המשך קריאה

You'll Also Like

478K 2.6K 19
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
7.2M 351K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
610K 26.4K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
6.5M 334K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...