You're My Destiny ; KunYang

By Shxnebear

92.1K 11K 14.9K

❝Who can stop me if i decide that you're my destiny?❞ ⚠ Warning! ⚠ *𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🏳️‍🌈Cerita homo! Contain mature... More

「 Cast 」
Chapter 1 • Bump Into You
Chapter 2 • Unexpected Day
Chapter 3 • Too Cliché, Go Away!
Chapter 4 • Heartstopper
Chapter 5 • Blink Of An Eye
Chapter 6 • Puzzle Piece
Chapter 7 • Plushies
Chapter 8 • Getting Closer
Chapter 9 • Taste The Feeling
Chapter 10 • Sudden Confession
Chapter 11 • What's Wrong, Luke?
Chapter 12 • Love In Your Eyes
Chapter 13 • The Day After Our Wedding
Chapter 14 • Highway To Heaven🔞
Chapter 15 • Our Little Space
Chapter 16 • So That I Love You
Chapter 17 • Sweet Sorrow
promosi
Chapter 18 • Zero O'clock
Chapter 19 • What Are You Up To?
Chapter 20 • Take Me Home
Chapter 21 • Paper Heart
Chapter 23 • Gonna Be Fine
Chapter 24 • What A Life
Chapter 25 • Somehow Strange
Chapter 26 • Sorry, Heart
Chapter 27 • Don't Worry, Dear
Chapter 28 • Sweet Chaos
Chapter 29 • War Of Hormones
Chapter 30 • Love Theory
Chapter 31 • All About You
Chapter 32 • Truth Untold
Chapter 33 • Again?
Chapter 34 • Countdown

Chapter 22 • Louder Than Bombs🔞

3.9K 297 592
By Shxnebear

Yuhuu~ it's been long time since the last update!! How's life?

Some of u spam me dms cuz i did 'ghosting' last time 🙇🏻🙇🏻

.

Before we go down, i want you to vote, langsung aja bintang dipojok kiri bawah!! (๑•᎑< ๑)♡

Enjoy~





















Matahari terbenam, suara angin berhembus kencang menabrak fungling yang tergantung di teras rumah menjadi alunan musik pembuka malam itu.

Dan langit gelap malam menjadi lapisan selimut kesunyian untuk menghangatkan sisi yang kelam dari kejamnya roda dunia yang berputar.

Langit tak lagi menangis, dan begitupula air mata perlahan mengering di pelupuk binar si bungsu, namun kini yang tersisa hanyalah keheningan yang menyelimuti raga.

Tidak perlu malam untuk sekadar menyaksikan kegelapan dan kehampaan, semua itu bisa di saksikan cahaya yang begitu redup menguar dari dalam tatapan yangyang.

Yangyang menghela nafas entah sudah ke berapa kalinya, kepalanya perlahan menyender dengan nyamannya di bahu sang suami. Merasa bosan, merasa kehadirannya yang sedari tadi terabaikan.

Suaminya itu tadi tiba-tiba mendapat rapat dadakan, untung saja tidak perlu repot-repot pergi ke kantor sebab sekarang zaman sudah serba canggih-- manusia bahkan bisa melakukan apapun tanpa menghabiskan energi untuk berpergian jika ingin bertemu.

Padahal suaminya itu baru saja pulang dari kantor, tapi kenapa masih ada meeting sih?!

Yangyang merasa sebal, dirinya entah kenapa sedari tadi enggan untuk berjauhan dari Kun setelah adegan tangis menangis nya. Atau mungkin dirinya sedikit tersentuh oleh kalimat-kalimat manis Kun, suaminya itu benar-benar seseorang yang cocok untuk dijadikan tempat bersandar.

Mungkin satu di antara kalian bingung dengan alasan yangyang menangis, yangyang baru saja selesai menonton serial drama kesukaannya dan menangisi akhir dari cerita itu yang menurutnya tidak memuaskan. Entah kenapa akhir-akhir ini si bungsu Liu itu mudah sekali berganti suasana hati.

Terkadang bersikap manis, sampai berganti menjadi setan cilik yang membuat Kun suka jengkel sendiri. Pokoknya sudah seperti menghadapi bocah baru saja pubertas.

"Mr Kim, can you give your report about the improvement of the main building?"

Si bungsu mendengus, melirik dalam diam kearah layar laptop yang menyala, menunjukkan beberapa anggota yang menghadiri rapat dadakan itu.

"Bahas apaan sih?" Bisiknya kecil menatap wajah tampan Kun yang tengah fokus, suaminya itu sedari tadi hanya memasang wajah datarnya dan sesekali menyuruhnya untuk tidak berisik.

"Ck, masih lama?"

"Bentar lagi, sabar ya? Kamu butuh sesuatu?"

"I need your attention"

Pria dewasa itu hanya tersenyum tipis dan mengusap punggung si manis yang terus-terusan bergerak di atas pangkuannya, yangyang menghela nafasnya sebelum menjatuhkan kembali kepalanya pada bahu Kun.

Apa yangyang tidak sadar jika kamera laptop tengah menyorot punggungnya sekarang?

Doyoung sang sekretaris bahkan tersedak air liurnya sendiri saat manik tajamnya mendapati kedatangan Yangyang ditengah-tengah rapat online itu, kehadiran si cantik Liu itu tentu saja menginterupsi fokus mereka.

Bagaimana tidak? Rapat secara online tentu saja membutuhkan layar kamera yang menyala di tiap anggotanya, dan yangyang dengan tidak tahu malunya menduduki paha suaminya itu.

Beberapa anggota rapat hanya tertawa canggung saat Kun meminta mereka untuk mengabaikan dirinya dan lebih fokus pada rapat.

Doyoung berdeham sebelum menegakkan tubuhnya saat salah satu tim pemasaran meminta dirinya untuk berbicara. "Let me start by summarize the main points of building renovation. The last draft has been approved and everything will be done in about a month--"

"Pinter juga kelinci liar ngomong, biasanya juga ngang ngong depan rumah.."

Setelah mengatakan itu, yangyang tertawa geli sendiri saat mengingat bagaimana doyoung yang seperti orang dongo berdiri didepan rumahnya, rupanya pria cantik berwajah kelinci itu sering melupakan jika rumah sang kekasih sebenarnya tepat disamping rumah yangyang.

Kalian harus tahu bagaimana ekspresi wajah yang doyoung pasang saat menatap taeil-- kekasihnya yang kebetulan tengah mampir dirumah keluarga Liu, keduanya sempat cekcok bak drama murahan mengira jika salah satu dari mereka tengah kepergok berselingkuh.

Entah itu taeil yang tengah berduaan dengan yangyang, maupun doyoung yang mencari keberadaan Kun.

Sore itu kebetulan taeil sedang mengajak anjing kesayangannya, Bella untuk jalan-jalan sore dan tak sengaja bertemu dengan tetangga barunya yang baru saja menikah, mau tak mau pria dewasa itu menyempatkan diri untuk mampir. Dan diwaktu bersamaan doyoung yang mencari alamat kolega boss tempat ia bekerja guna mengirimkan titipan bingkisan bertemu dengan keduanya yang sibuk mengobrol.

Untung saja Moon taeil itu penyabar dan menjelaskan sedetail mungkin, jika tidak mungkin hubungan keduanya sudah kandas hanya karena kesalahpahaman.

"Hah.."

Kun melirik istri cantiknya yang kini tengah bermain-main dengan kancing jas yang tengah ia kenakan, pucuk hidungnya yang memerah sebab terlalu lama ia menangis tadi, bulu mata lentik hitamnya yang masih sedikit lembab menambah poin plus untuk kecantikan yang ia miliki.

Sebenarnya Kun sedikit merasa gemas, bagaimana si bungsu yang hari ini menempel lekat pada dirinya, biasanya yangyang susah sekali bahkan untuk didekati guna melakukan hal-hal manis seperti ini. "Ngantuk?"

Kun mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping istrinya saat yangyang menggeleng kecil, aroma khas yang manis menguar begitu saja dari pucuk kepalanya membuat Kun mau tak mau membubuhkan kecupan ringan disudut keningnya.

Bahkan pria dewasa itu sedikit bingung, bagaimana yangyang selalu memiliki aroma yang manis walaupun ia tak mandi seharian penuh.

Yangyang mendongakkan kepalanya, mendecak kecil saat Kun menjauhkan wajahnya, membatalkan aksinya yang hampir saja mencium bibir tebal sang suami. Kun menaruh jari telunjuknya tepat didepan bibir si cantik sebelum menegakkan tubuhnya membuat yangyang sedikit merosot diatas pangkuannya.

"Bentar ya--"


"-Hannah, have you received a copy of last week production report?"

Yangyang mengangkat kepalanya saat mendengar suara berat sang suami yang tiba-tiba menyapa gendang telinganya. Siapa pemilik nama asing itu?

Bisa-bisanya dia mendapatkan perhatian sang suami ketimbang dirinya yang berusaha sedari tadi mendapatkannya.

"I have them and we can see it from the slides here. Last week we have met the sales demand and gain 30 percent of profit--"

Yangyang menatap wajah Kun lamat bersamaan dengan telinganya yang mendengarkan suara halus wanita dengan aksen yang sangat kental. Keningnya mengernyit mencoba mengingat pemilik suara itu sebelum dirinya menoleh menatap layar laptop.

Oh!

Suara tante-tante bergincu meresahkan itu!

Yangyang mendelik tajam menatap layar laptop yang menunjukkan wajah wanita khas benua bagian eropa, dengan bibir yang terpoles merah terang, bagaimana rambut pirangnya di atas bahu yang di ikat menunjukkan leher jenjangnya.

Apa suaminya ini lebih tertarik menatap wanita jelek itu ketimbang dirinya?!

Untuk beberapa saat yangyang menatap layar laptop dan wajah Kun berulang kali, menyaksikan bagaimana keduanya berbicara panjang lebar hingga membuatnya merasa benar-benar terlupakan kali ini.

"Mas, look at me!" Yangyang berdecak bersamaan dengan kedua tangannya yang mencoba meraih wajah pria yang lebih tua, walau mendapati penolakan untuk beberapa saat yang mana membuat dirinya jengkel sendiri.

"Because the innovation from your product was interested. In your expense isn't to high and a good prospects for the future how with a profit? Will give you 70% and 30% to our company--"

"Berisik banget ya tante! she's so fuckin loud.." Suara yangyang memecah keheningan saat Hannah-- salah satu kolega Kun tengah berbicara. Wanita berwajah khas belahan dunia lain itu menghentikan pembicaraannya membuat doyoung berdeham meminta dirinya untuk tidak menghiraukan suara-suara yang dibuat yangyang.

"Yangyang... behave well, prince" Bukannya mendengarkan sang suami, yangyang malah bergerak ribut mencoba memutar tubuhnya membuat kun memundurkan kursinya hingga suara deritan terdengar.

"I told you, i need your attention!"

"Mas lagi meeting, kamu gak liat? Bentar lagi ya?" Yangyang menepis tangan Kun saat pria dewasa itu hendak menurunkan dirinya dari pangkuan. Tak jadi membalikkan tubuh, yangyang semakin menjadi-jadi menempelkan tubuhnya memeluk erat leher Kun dengan posisi menghadap wajah tampannya.

Pada dasarnya yangyang itu keras kepala, dan sifat manjanya yang mulai menguasai tubuh. Menjadi anak bungsu membuat dirinya tak terbiasa jika seseorang mengabaikan dirinya, yangyang terlalu sering mendapatkan perhatian lebih dari siapapun, hingga membuat dirinya merasa seakan-akan terbuang jika terabaikan sekalipun.

Walaupun sekarang sudah beranjak remaja menuju kedewasaan sesungguhnya, tingkah anehnya, sifat manja dan kekanak-kanakannya belum juga hilang. Jujur saja Kun bukan tipe yang menyukai anak manja, tapi jika itu yangyang, sebenarnya Kun sama sekali tidak terganggu.

Tapi sekarang!--

Kun sepertinya mulai sedikit terganggu dengan tingkah laku random istrinya yang masih mencoba menarik perhatiannya. Yangyang menciumi pipinya sedari tadi hingga membuat bunyi saat menyudahi kecupan.

Mungkin jika hanya ada mereka berdua, Kun akan dengan senang hati menerima segala afeksi yang diberikan si cantik. Tapi kan sekarang-- Kun berdeham guna menghentikan puluhan tatap mata yang berpusat pada dirinya.

"Ugh, om--"

"Maksudnya mas, laper ga?" Yangyang cengengesan saat dirinya lagi-lagi memanggilnya dengan panggilan itu padanya setelah sekian lama.

"Belum, kamu laper? Mau saya pesenin makanan?"

Yangyang menggelengkan kepalanya dengan cepat, kedua lengannya melingkar erat pada leher sang suami. Bibir tipisnya mulai meracau jika dirinya kelaparan tapi sedang tidak mood untuk mengunyah.

Untuk beberapa menit Kun masih tak terlalu terganggu dengan yangyang, pria tampan itu dengan cepat meraih ponsel mahalnya yang tergeletak di meja kerja. Hendak memesankan makanan sebelum pergerakannya terhenti saat telinganya mendengar kalimat bisikan si bungsu.

"Mas...mau makan aku gak?"

Jujur saja setelah mendengar suara lirih itu, yang hanya dipikiran Kun hanya satu. Wajah cantik istrinya yang berkeringat dengan sudut binarnya yang mengkilap, pria tampan itu total melupakan fakta jika dirinya tengah dalam rapat bisnis sekarang.

Merasa aneh dengan kelimat yang ia ucapkan, yangyang dengan cepat meralat tata bahasanya, "Maksudnya temenin aku makan--"

"Dek.."

"Huh? Kenapa?"

"Beneran?"

Yangyang menggaruk kepalanya bingung, menatap wajah suaminya yang tiba-tiba terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya. Om-om dihadapannya ini sedang bertanya tentang apasih?

Maka dari itu si bungsu hanya mengangguk, toh benar kan? Dirinya beneran kelaparan sekarang.

Jemari panjang pria dewasa itu dengan cepat mengetikkan pesan pada sang sekretaris yang langsung terbaca dalam hitungan detik, dan untung saja Kim Doyoung cukup pintar menangkap situasi, maka dari itu-

"I want to thank you all for taking time out of your busy schedules to be here today--"

"Eh? Selesai?" Yangyang menghentikan kegiatan mengganggu suami tampannya itu, ia menoleh menatap wajah Kun yang ternyata tengah menatap balik dirinya, tolong abaikan bercak air liurnya yang menempel di pipi Kun.

Kun hanya menumpu siku kanannya pada pinggiran kursi kerjanya, sementara tangan kirinya melingkar apik dipinggang ramping si cantik.

"If anyone has any question about anything we discused today, feel free to send me an email and we will meet again on the first of next month" Suara doyoung membuat para anggota rapat terdiam, sedikit bingung sebab aksinya yang tiba-tiba menyudahi pertemuan bulanan mereka.

Tubuh kecil itu tersentak saat usapan dipinggang nya semakin terasa, mata bundarnya menatap wajah Kun yang tersenyum hingga membuat kedua lesungnya tercetak jelas di tiap sisi.

"The meeting is closed.."

Ctak!

Kun tanpa ba-bi-bu langsung mengakhiri panggilan video mereka, menggeser laptop miliknya yang sempat membuat si manis menggerutu kesal.

"Iya, selesai. Now you can have me" Kun menarik pinggang yangyang mendekat hingga dada keduanya bertabrakan. Pria dewasa itu mulai menciumi pundak si bungsu membuat yangyang tertawa kecil penuh kemenangan.

Ekspresi wajah yangyang seketika sumringah bersamaan dengan kedua alisnya yang bergerak naik.

"Ayo, makan!"

Baru saja yangyang hendak menurunkan dirinya dari pangkuan sang suami, belum sampai kakinya menapak di atas dinginnya lantai, Kun sudah mengunci tubuhnya untuk tidak bergerak yang mana membuat si bungsu melemparkan tatapan bingung.

"Mau kemana?" Pertanyaan Kun tentu saja menciptakan tanda tanya besar di atas kepala yangyang, bukankah dirinya jelas-jelas mengatakan mereka akan makan setelah ini?

"....makan?"

Kun tersenyum penuh arti sebelum mendekati cuping telinga yangyang sebelum menggigitnya pelan, membuat sang empunya tubuh bergerak kaget dengan serangan tiba-tiba.

"Kalau gitu, selamat makan"

❀ུ۪ ❁ུ۪ ❃ུ۪









































































































































⚠ Mature scene ⚠













































































































































































































***

Yangyang total membeku.

Otaknya seolah berhenti bekerja saat tangan kanan suaminya perlahan bergerak masuk kedalam pakaiannya, mengusap pinggulnya pelan seolah dirinya adalah sesuatu yang teramat rapuh jika tidak berhati-hati.

Apa yangyang salah jika ia berfikir tentang hal lain dengan makan yang di maksud suaminya?

Punggungnya otomatis menegak saat jemari tangan Kun bergerak naik hingga pinggang atasnya. Lihat, siapa yang masuk kedalam sensitifnya hari ini.

Telapak tangan Kun menyapa betapa halusnya permukaan kulit si cantik yang meremang.

"Nghh.."

Kepala si bungsu mendongak dengan garis bibir terukir indah menaik, menatap langit-langit ruangan saat suaminya itu tak kunjung menyudahi kegiatannya yang meninggalkan jejak ruam kemerahan disekitar dagunya hingga leher jenjangnya.

Deru nafas hangat suaminya membuat yangyang tanpa sadar memejamkan matanya, kedua kelopaknya terasa teramat berat bahkan untuk menyapa cahaya ruangan.

Yangyang menggigit bibir bawahnya, pipinya memanas tiba-tiba membayangkan hal yang iya-iya menyerang otak. Tatapan matanya mulai sayu, menarik rahang yang lebih tua sebelum memiringkan kepalanya hendak menyatukan kedua belah bibir.

Gaya gravitasi tampaknya tidak lagi berlaku, yangyang merasa dalam ciuman itu seolah membawa dirinya terbang ke alam eksistensi lain, jauh tinggi melewati batas di atas duniawi.

Yangyang menatap dalam bagaimana obsidian gelap sang suami yang memancarkan cahaya saat lampu ruangan berpantul.

"Jadi kamu daritadi mau begini?"

Mendengar pertanyaan ambigu sang suami membuat yangyang gelagapan, dirinya sudah bersiap dengan seribu alasannya sebelum Kun kembali menyambar bibir tipisnya kedalam pagutan panas.

Ciuman keduanya benar-benar seperti menunjukkan jika itu akan menyatukan jiwa mereka, sebab roh dikatakan terbawa dalam nafas seseorang. Dan mereka tengah berbagi satu nafas yang sama sekarang.

Yangyang sempat terdiam sebelum tersenyum manis yang mana tak luput dari pandangan Kun, entah apa yang sedang berkecamuk didalam otak si bungsu, tapi sekarang yangyang tanpa ragu mengalungkan tangannya pada leher pria berstatus suaminya itu.

Chu~

Setelah membubuhkan kecupan manis di bibir Kun, yangyang semakin merapatkan tubuhnya hingga dada keduanya berhimpitan tak berjarak. "Iya, mau begini"

Kun berkedip cepat sebelum berdeham pelan menanggapi istri kecilnya, sedikit terkejut mendapati tanggapan si cantik yang malah membalas kalimat rayuannya untuk kali pertama.

"Aku mau..."

"Ya gitu-- something like..." Yangyang menatap kesana kemari bersamaan dengan otaknya yang bekerja keras mencari kosakata yang pas untuk ia katakan.

Pria dewasa itu tersenyum kecil sebelum mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping istrinya, mencoba menikmati tiap detik bagaimana yangyang mencoba menariknya kedalam mood bagus.

"Bicara yang jelas, prince"

"I want you to lay me down on the bed, kiss my neck, move a little lower, a little lower..."

Katakan saja jika yangyang aneh, jantungnya berdetak kencang seolah akan meledak dalam waktu dekat setelah mengatakan itu. Dirinya bersikap sok berani, berkebalikan dengan jemari kakinya yang perlahan terasa dingin.

Tapi maaf maaf saja nih ya, yangyang lebih mengutamakan apa yang ia butuhkan dibanding rasa malu untuk sekarang.

Raut gugup yangyang tak bisa dihindari membuat Kun terpikirkan sesuatu sebelum melepaskan pelukan di pinggul si manis. Membuat yangyang menatapnya dengan raut kebingungan. "Yahh...tapi mas capek, nih?"

Yangyang menegakkan tubuhnya, tangannya dengan cepat menarik lengan Kun untuk kembali melingkar pada pinggangnya. "Kok?!"

Tatapan pemuda cantik diatas pangkuannya membuat Kun mau tak mau mengulum senyum, menarik ulur keadaan supaya ia bisa melihat bagaimana usaha si manis saat menginginkan sesuatu yang jarang sekali ia minta.

"Kenapa capek?!"

"Saya kan baru pulang kerja, cari uang buat kamu belanja juga-- ga dikit loh?"

Yangyang termenung memikirkan kalimat suaminya yang tak sepenuhnya salah. Yah, itu sih-- siapa juga yang menyuruhnya menikahi bocah lumayan matre seperti dirinya?

"Bangun ah, pegel tau kaki mas kamu dudukin daritadi" Kun menegakkan tubuhnya sebelum punggungnya kembali menempel pada sandaran kursi saat istri kecilnya itu menolak untuk bangkit.

"Beneran karena kaki yang pegel, atau karena...ini?" Tanpa aba-aba yangyang menekan bokongnya tepat diatas sesuatu yang sedari tadi mengganjal paha dalamnya. Gerakan tiba-tiba itu membuat Kun tanpa sadar meremat ujung baju yangyang.

Kun terkekeh kecil, tak menyangka jika yangyang menyadari dirinya yang mulai bangun.

Menatap tak percaya bagaimana istrinya itu yang kini mulai menggerakkan pinggulnya perlahan mencoba membangunkan sesuatu, si cantik Liu menengadahkan kepalanya dengan mata terpejam membuat Kun tak melepaskan pandangan menatapnya barang sedetikpun.

"Yang--"

"Sheesh! Katanya capek?!" Yangyang menepis tangan Kun yang mencoba menghentikannya, kedua tangannya menekan dada suaminya agar lebih bebas bergerak.

Pria yang lebih dewasa memperhatikan si bungsu, bagaimana bibir tipisnya yang mendesis kecil saat keduanya yang saling menyapa dibawah sana.

Yangyang membuka matanya dengan cepat sebelum melontarkan tatapan dengan binar mengkilapnya, tangannya langsung berpindah memegang kedua sisi wajah Kun. Memaksa untuk menatap wajahnya yang terasa semakin memanas terbakar nafsu. "Angh!--"

Kun menatap bagaimana wajah yangyang memerah, namun langsung tersingkap saat merasakan sesuatu yang hangat menempel dekat perut bawahnya. Kun mengecek dan tertawa kecil membuat yangyang tergagap saat kewarasannya kembali menyelimuti raga.

"You came, by yourself? Saya belum nyentuh kamu sedikitpun, gemes"

"S-shut up! Jangan ketawa!"

Yangyang mencoba menutupi celananya yang setengah basah saat dirinya tanpa sadar mendapat pelepasan hanya karena menggesekkan bokong pada kejantanan suaminya yang bahkan masih tertutup kain celana.

Kun tersenyum manis hingga kedua lesungnya tercetak jelas, pria dewasa itu dengan tiba-tiba berdiri membuat yangyang melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Kun. "Kalau kamu berusaha mancing saya, selamat-- kamu berhasil"

"Then, lemme give my needy baby what he really wants--"

Pria dewasa itu melangkah keluar dari ruangan kerjanya dengan sesekali mengusap bongkahan berisi si cantik yang sesekali mengeluarkan desahan halus, Yangyang menjatuhkan kepalanya pada bahu kiri Kun.

Sedikit senang bagaimana suaminya yang sebentar lagi menuruti kemauannya, walau sedikit melunturkan rasa malunya.

Rasa malunya bahkan kalah telak dengan hasratnya yang akhir-akhir ini melonjak naik.

***

"Mnnhh-- engh?!"

Suara kaki ranjang yang berderit mengisi ruangan yang didominasi aroma percintaan, membuat suasana semakin memanas.

Yangyang menatap bingung wajah Kun dengan sudut matanya yang berair, belum juga dirinya mendapatkan pelepasan-- om-om menyebalkan itu malah membalikkan posisi keduanya yang membuat penyatuan dibawah sana terlepas. Tak memperdulikan bagaimana yangyang mendesah panjang sebelum berdecak kesal.

"Ngapain sih?!"

Kun menarik bantal sebelum menaruhnya di belakang punggung guna menjadi sandarannya, tak mengindahkan jika ada sepasang mata menatap dirinya lamat. Kun menoleh ke arah istrinya yang terduduk manis di atas kasur tepat dipinggir kakinya.

"Sini.."

Dengan perlahan Kun menarik tangan si cantik yang langsung bergerak mendekat, "Let's try something new"

Yangyang hanya menurut saat Kun memposisikan dirinya yang berada di atas tubuh pria yang lebih tua, bagaimana kedua kakinya yang terbuka lebar saat Kun menyuruhnya untuk semakin mendekat.

"Posisi ini--"

Yangyang menutup bibirnya rapat setelah bergumam lirih, jakun kecilnya mulai bergerak-gerak tak nyaman. Yangyang tidak sebodoh itu-- tentu saja dirinya pernah melihat posisi melakukan sex seperti ini.

Salah satunya seperti video yang disimpan diam-diam Hendery dalam flashdisk nya. Ugh-- apa namanya? On top?

"Apasih-- gamau!"

Sial,sial,sial! Aliran darah disekujur tubuh rasanya berpindah pada wajahnya. Rasanya malu seperti membakar dirinya.

Kun menarik sisi pinggul yangyang membuat tubuhnya semakin mendekat, "Harus cari posisi yang kamu suka- kamu sendiri kan yang bilang kalau menungging malahan sakit?"

ASDFGHJKL-

Yangyang kelabakan menutup mulut Kun, mencegah jika pria dewasa itu kembali mengatakan hal-hal frontal yang membuatnya merasa teramat malu.

"Malu dikit dong! Frontal banget jadi manusia"

"Loh kamu ngangkang gini diatas saya, gak malu?"

"KUN!"

Kun tertawa renyah sebelum memposisikan dirinya sebelum menyuruh yangyang untuk merendahkan tubuh. Suasana yang seharusnya dipenuhi erangan kini malah terasa hangat sebab dipenuhi candaan.

Sementara Kun masih menertawai yangyang, si cantik mengomel sebelum menatap bagaimana kejantanan suaminya yang melawan gravitasi bumi dengan sesuatu yang tipis berwarna merah muda melingkupinya--

Sejak kapan suaminya ini memakai kondom?

Yangyang menghentikan tawa Kun dengan menggenggam erat kepemilikan sang suami sebelum memposisikan diri tepat diatasnya. Kun yang merasa tertantang hanya menatap dalam diam, ini kali pertama istri kecilnya itu mencoba memasuki diri sendiri tanpa bantuannya.

Srakk!

Kun melebarkan matanya saat genggaman tangan yangyang bergerak naik dengan cepat bersamaan dengan dirinya yang melepas karet tipis itu, membuangnya ke sembarang arah.

Sebelum yangyang mendengar kalimat protes dari Kun, bungsu Liu itu memejamkan sebelah matanya saat mencoba memasukkan kepala penis itu pada lubang surgawi nya. Bibirnya mendesis kesakitan, tak menyangka jika rasanya akan berbeda jika memasukkan tongkat baseball itu sendiri.

"Dek?!"

"Anghh.."

"Yangyang stop!"

Sang empunya nama tak mengindahkan panggilan itu sama sekali, seolah telinganya ditutup rapat-rapat hingga tak ada suara yang bisa menerobos masuk sekecil apapun. Pikirannya hanya berpusat pada tubuh bagian bawahnya yang terasa ngilu saat batang keras itu mulai menerobos masuk.

Air liurnya mengalir tanpa permisi, yangyang menundukkan kepalanya, menatap bagaimana penyatuan dibawah sana yang entah kenapa terasa sedikit berbeda malam ini. "Eunghh...sialan kenapa sakit?!"

Kepalanya pening luar biasa, punggungnya menegak saat jemari dingin Kun mencengkeram erat pinggulnya. Pria dewasa itu menggigit bibirnya kencang dengan erangan yang tertahan. "Astaga yangyanghh--"

Kun frustasi bagaimana si cantik yang bergerak teramat pelan, membuatnya sangat tersiksa dengan tempo bak siputnya itu. "Ahh..."

Jempol tangan Kun mengusap sudut mata si cantik yang berlinang air mata, kedua tangannya langsung menahan tubuh yangyang untuk tidak semakin menelan dirinya habis dibawah sana, dirinya tak memakai lapisan apapun dibawah sana! Bocah ini--!

"Anghh! H-hah anh! Oh fuc--" Yangyang menundukkan kepalanya menatap penyatuannya di bawah sana, tersenyum bangga walau nafasnya tersengal-sengal saat berhasil menelan habis kejantanan berukuran tak kecil itu. Kedua tangannya bertumpu pada perut keras sang suami.

"Oh God..." Manik bundarnya menatap bagaimana Lily yang kembali menumpahkan cairan putihnya, tak menyangka jika ia akan keluar bahkan saat dirinya baru berhasil memasukkan benda keras itu dengan sempurna.

Yangyang tersengal-sengal, mendongakkan kepalanya perlahan, kenapa suaminya itu tak mengeluarkan sepatah katapun?

Kedua netranya terbuka lebar, terkejut mendapati bibir bawah Kun yang lecet dan mengeluarkan sedikit darah. Kening pria dewasa itu dibanjiri oleh keringat, telapak tangan Kun menyapa kedua puting yang berwarna nude membuat yangyang mendesah kecil. Mengusap, mencubit hingga memelintirnya perlahan.

Entah hanya perasaan Kun atau bukan, tapi kedua dada istrinya ini terlihat berbeda dari sebelumnya-- sedikit lebih berisi dari biasanya; dan itu menambah kesan sexy disaat-saat seperti ini.

"Kamu nyoba bunuh saya, ya?"

"Nghh..ungh.. ngomong apasih?"

Slap!

"Gimana bisa kamu ngelakuin hal-hal tak senonoh dengan wajah polos gitu?"

"Shh! A-ahh!" Yangyang menjerit saat Kun menekuk lututnya hingga membuat penyatuan mereka dibawah sana semakin intim. Ditambah dengan tamparan pelan di pipi bokongnya membuat yangyang merinding parah. "Bergerak sayang, atau saya yang gerak?"

Hell no!

Yangyang cukup tahu diri untuk tak menyia-nyiakan kesempatan yang Kun berikan padanya, jika pria itu yang mulai mendominasi tentu saja tak ada waktu bahkan untuk menarik nafas dengan tenang setelah ini. Dengan begitu yangyang menaikkan tubuhnya membuat keningnya mengernyit, merasa sedikit asing dengan rasa nikmat yang ia terima.

"Mnnhh-- hnggh"

Kepalanya benar-benar pening menerima rangsangan yang meluap-luap, kedua pahanya gemetaran saat dirinya menurunkan diri, kembali menelan batang tebal itu.

Pinggulnya bergerak naik dan turun sesuai kehendaknya, jika rasa nyeri itu kembali datang maka yangyang tanpa memikirkan Kun langsung menghentikan pergerakannya, hal itu yang membuat Kun menggeram frustasi beberapa menit belakangan.

Sebagai ganti pelampiasan hasrat yang menggebu-gebu, Kun melumat serta menggigit kecil puting susu yangyang bergantian, membuat tubuh kecil di atasnya semakin bergerak tak beraturan.

Yangyang menoleh menatap kedua tangan yang mencengkram erat masing-masing pinggulnya hingga membuat yangyang mendesis kecil, "mas?"

"I can't hold myself any longer"

"Akh!" Yangyang dengan cepat memegang perut bagian bawahnya saat Kun menekan masuk kejantanannya lebih dalam, jauh lebih dalam bahkan dari yang ia lakukan sedari tadi. Air liurnya menetes di sudut bibir, air matanya membuat bulu matanya lembab, dan pipinya yang memerah menambah kesan manis.

"Agh.. angh ahh!! " Kun kembali menyambar pucuk dada dihadapannya, kedua benda kembar itu seolah bergerak-gerak memanggil dirinya untuk mampir mencicipi. Sedangkan yangyang terkulai lemas dengan kepalanya yang bergerak mengikuti pergerakan pinggulnya yang di ambil alih suaminya.

"Om! P-pelan ahh, sakit tahu gak?!"

Kun terhenti sejenak, menatap wajah memerah istrinya, "enggak"

Bukannya memelankan tempo gerakannya, Kun seolah menulikan pendengarannya, dirinya hanya berfokus menjemput pelepasan yang sedari tadi tertahan. Jika ia tahu rasanya akan berbeda diposisi seperti ini, seharusnya Kun melakukannya lebih awal. "Awh! Ahh sialan.."

Yangyang memejamkan maniknya membuat cairan bening mengalir dari pelupuk mata, entah apa arti dari air matanya itu, dirinya merasa diambang sakit dan juga gelenyar kenikmatan.

Padahal om-om menyebalkan itu memberinya kesempatan, tapi lihat sekarang! Yangyang kembali berada dibawah kehendaknya!

Penis kecilnya terasa berdenyut sebelum kembali mengeluarkan cairan hangat, yangyang menggeleng dengan lidah terjulur keluar mencoba meraup udara dengan rakus. Cukup, dirinya merasa tak sanggup keluar lagi bahkan jika dipaksakan.

"S-stoph, eunghh!"

Jujur saja tulang ekornya mulai terasa keram saat Kun terus-terusan menghajarnya dibawah sana. Dirinya baru saja mendapat pelepasan, dan Kun sama sekali tak membiarkan dirinya menikmatinya.

Tubuh yangyang terhentak-hentak hebat saat Kun semakin mempercepat gerakan pinggulnya, tolong ingatkan Kun jika ia sama sekali tak menggunakan pelindung apapun sekarang.

Istri cantik Kun itu menatap lampu ruangan sebelum berkedip cepat walau tubuhnya masih terhentak-hentak diiringi desahan halus Kun. Dirinya bisa merasakan jika kejantanan suaminya ini perlahan membesar sebab pelepasan akan segera menjemput. Sedikit merasa lega saat pelepasan kesekian kalinya kembali mendahului sang suami.

Kun mengangkat tubuh istrinya sebelum pergerakan tangannya tertahan diatas kepala. Yangyang mengunci kedua lengan Kun membuat pria dewasa itu menggeram tertahan. "Yangyang--"

Pria dewasa itu menelan air liurnya susah payah saat obsidian gelapnya bertabrakan dengan binar bening bak berlian milik sang istri, bahkan dalam sekali lihatpun Kun dapat mengerti arti dari tatapan itu.

"Kamu bisa aja hamil setelah in--"

Yangyang terdiam sebelum tersenyum lebar bak orang mabuk, tingkahnya hampir seperti hewan yang sedang dilanda masa kawin sekarang. Si cantik Liu itu tidak bisa berfikir jernih.

"....Why not?"

Kun menggelengkan kepalanya diiringi desahan dalamnya saat yangyang semakin menekan pinggulnya, menelan habis kejantanan suaminya yang kian membesar, yangyang mendesis saat ujung kelamin itu menyentuh titik manisnya, erangannya keluar bertepatan saat Kun menggeram ketika alat vitalnya mulai menyemburkan lahar panasnya kedalam tubuh si cantik. "Aghh...yangyang"

Untuk kali pertamanya, Kun mengeluarkan cairan hangat miliknya kedalam tubuh sang istri tanpa pelindung apapun yang menghalangi.

Yangyang memeluk erat leher Kun, menelusupkan kepalanya pada perpotongan leher sang suami bersamaan dengan pahanya yang bergetar hebat membuat Kun sedikit panik kebingungan. Kun mengelus garis punggung yangyang saat dirinya tak bisa menatap wajah cantik itu. "D-dek?"

"Mhh.."

Apa yangyang terluka?! Kun merutuki dirinya saat mendapati jika paha istri kecilnya itu masih tak kunjung berhenti gemetaran. "Mas..."

Yangyang memundurkan tubuhnya, wajahnya memerah seperti menangis dengan pipi banjir air mata; lengannya masih melingkar erat sebelum mengatakan sesuatu yang bisa membuat Kun semakin tergila-gila dengan semesta nya.

"Maaf, mas lupa kalau gak pake pengaman--"
















"I feel like i could throw up-- it feels so full down here...and hot" Yangyang mengatakannya dengan wajah memerah nya, air matanya lagi-lagi menetes dengan bulu kuduk berdiri saat cairan hangat itu perlahan mengalir keluar dari lubang surgawi nya; ditambah dengan posisinya yang duduk berada di atas suami membuat yangyang terasa sangat terekspos, menambah gairahnya.

Satu hal yang baru Yangyang ketahui, rasanya sangat menyenangkan saat cairan panas itu menyembur mengisi ruang-ruang tubuhnya tanpa penghalang apapun, dirinya terlampau senang hingga tanpa sadar terus-terusan mengeluarkan bulir beningnya.

Demi apapun! Kun bersumpah jika eskpresi yang istrinya tunjukkan sekarang adalah sesuatu yang berbahaya untuk jantungnya-- dan juga adik kecilnya dibawah sana yang perlahan kembali mengeras.

Yangyang menyadari itu dan melotot, manabrakkan iris sayu nya menunjukkan keterkejutannya.

"You must've been a very naughty angel that they kicked you out of heaven"

"Anghh!"

"Persetan sama pengaman, now i want to fill you up until you really can't take it anymore, sayang "






















































Don't forget to vote + leave comments!

Tbc

⋆┈┈。゚❃ུ۪ ❀ུ۪ ❁ུ۪ ❃ུ۪ ❀ུ۪ ゚。┈┈⋆

4k words! Dan penuh adegan iya-iya, anggep aja permintaan maaf karena akhirnya up setelah sekian lama 🙇🏻

How u guys feel setelah baca chapter kali ini? Tell meeee🌝

Continue Reading

You'll Also Like

443K 44.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1M 83.2K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
811K 84.6K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
96.3K 10.7K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...