Obsesi Antagonis [ON GOING]

By coretan_virtual

1.2M 158K 14.5K

Transmigrasi ke dalam novel? Mungkin, itu hal biasa dalam dunia fiksi. Lalu bagaimana jika Seline Andromeda s... More

1. Awal Mula
2. Takdir Novel yang perlahan diubah
3. Tokoh Antagonis Pria
4. Mengenal Theo lebih dalam
5. Sudut pandang yang mulai berubah
6. Perubahan yang baik
7. Rasa posesif yang mulai timbul
8.Pertemuan dengan tokoh utama wanita
9. Hama menjijikan
10. Para tokoh berkumpul
11. Manjanya seorang Theodore Calderion
12. Seline bodoh!
13. Theo, ayo putus!
14. Sudut pandang Theo
15. Tidak bertepuk sebelah tangan
16. Kepemilikan
17. Ngidam pertama bunda Widya
19. Random
20. Mati
21. Angga guru cinta
22. Duhh
23. ABS Theo
24. Bimbang
25. Aura Anggita
26. Putri Tidur
27. Move on
28. Theo yang terlalu pintar
29. Tambah & Berhenti.
30. Die
31. Mimpi?
32. Theo

18. Jujurlah padaku

34.5K 4.7K 747
By coretan_virtual

"Harta, Tahta, Seline Andromeda "

.

.

.

"Bunda bilang apa?"tanya Seline pelan.

Setelah terkejut mendengar bundanya hamil, harus terkejut mendengar ngidam bundanya?

Yang benar saja!

Keluarkan janin itu dari dalam perut bunda!

"Bunda pengen kamu sama Theo nikah. Kenapa? Ada yang salah?"tanya Widya heran.

Salah lah!

Salah besar!

"Umur Theo kan masih belum cukup umur juga Bun, kita juga masih sekolah."ucap Seline mencoba memberi pengertian agar ngidamnya diganti saja.

Berbeda dengan Seline, Theo justru diam diam tersenyum senang.

Jika tau begini ia pasti akan senang dengan kehadiran calon adik iparnya ini!

'kalo dipikir pikir gue jadi pengen nyuap pemerintah biar gue bisa buat KTP lebih cepet.'batin Theo kesal

"Tapi ini permintaan calon adek kamu. Kamu mau nanti adek kamu ileran gara gara pas hamil ngidam bunda ga kesampaian?" Ucap Widya kekeh.

"Tapi nikah ga segampang itu bunda."ucap Seline lembut. Enak saja, meski jiwanya 20 tahun lebih ia tetap merasa belum siap untuk sebuah pernikahan. Baginya pernikahan adalah janji seumur hidup. Lagipula, apakah ia bisa menjadi orang tua yang baik untuk anaknya kelak?

"Terus? Gimana sama adek kamu?"tanya Widya.

Apakah bumil memang kepribadian nya menjadi berubah drastis seperti ini?!

"Gimana kalo nunggu aku sama Theo lulus dulu?"tanya Seline.

"Keburu brojol!"ucap Widya sewot.

Sedangkan Seline mencoba mengelus dadanya sabar.

"Yaudah, ganti aja yuk ngidamnya?" Seline tetap mencoba membujuk bundanya agar ngidam gila Widya bisa dialihkan.

"Mana bisa?!" Widya dengan cepat memprotes perkataan Seline dengan keras.

'Emaknya siapa si ini?' batin Seline gemas.

"Yaudah, kita nikah sirih aja dulu gimana Bun? Nanti kalo Theo udah cukup umur baru disahhin secara hukum dan diumumin?"

Mendengar ucapan Theo membuat Seline membelalakkan mata terkejut dan menoleh ke arah Theo yang hanya menampilkan wajah polosnya.

'ini Theo ngasih solusi atau apa si? Kalo gini mah kita sama aja nikah kan! Meski cuma sah secara agama?'batin Seline kesal.

"Nah boleh juga."ucapan Widya membuat Seline langsung menoleh ke arah Widya

Kalo Theo yang usul langsung disetujui!

Lalu yang ia lakukan sejak tadi apa?!

"Ga. Seline yang ga setuju."ucap Seline tegas.

"Apasi yang buat kamu ga setuju?"tanya Widya heran.

"Seline masih pengen kuliah ma."ucap Seline memelas.

"Kamu kan tetep bisa kuliah. Theo juga kayaknya ga bakal ngelarang."ucap Widya santai. Ia tidak mau anaknya nanti ileran ya! Lagipula sekarang atau besok Seline tetap akan menikah dengan Theo bukan?

Ia dan Morgan tau tabiat Theo. Dibalik wajah polosnya saat bersama Seline, Theo adalah raja drama yang tidak usah diragukan lagi aktingnya. Meski awalnya ragu, namun setelah melihat perilaku Theo pada Seline ia pun harus mau menerima apa adanya bukan? Ia pisahkan pun Theo pasti tidak akan membiarkannya.

"Seline masih muda."ucap Seline berharap bundanya ini luluh.

"Dewasa seseorang ga dilihat dari umur. Bunda lihat kamu udah cukup dewasa dan pintar buat ke jenjang yang lebih serius sama Theo."bantah Widya.

"Seline belum siap buat jadi ibu!"ucap Seline keras.

"Yaudah asalkan kamu jangan sama Theo ngga sampe malam pertama aja kamu ga bakal punya anak."ucap Widya santai.

Enak sekali mulut bundanya ini!

Tapi, memang Theo bisa ngelakuin itu?

Theo bukanlah tipe orang yang mesum dan berfikiran sampe sana. Jadi, seharusnya ia tidak perlu khawatir sampe kesana.

"Kasih waktu buat Seline mikir."ucap Seline pada akhirnya.

****

"Oke sip. Udah bagus. Tinggal tampil besok lusa."

Seline senang ia dan Theo bisa menyelesaikan lagu mereka dengan baik. Setelah debat tadi, Seline dan Theo memutuskan untuk latihan menyanyi sekali lagi karena ulang tahun sekolah tinggal 2 hari lagi!

"Menurut Seline gimana soal ngidamnya bunda Widya?"tanya Theo tiba tiba setelah beberapa saat hening.

Seline menoleh ke arah Theo kemudian ia menatap bulan.

"Menurut mu, kita benar benar harus menikah?"tanya Seline pelan.

"Harus."

Jawaban Theo membuat Seline langsung menoleh terkejut.

"Bukankah aku sudah pernah bilang aku menyukaimu? Sekarang atau pun nanti tidak akan ada bedanya. Kita akan tetap menikah."ucap Theo dengan nada rendah yang membuat Seline merinding.

'kenapa Theo kayak bisa nyeremin gini si anjir!'batin Seline keras.

"Apapun akan kulakukan untuk mendapatkanmu. Bahkan jika harus mendapatkanmu dengan cara licik sekalipun."

"Theo!"

Seline refleks berteriak saat mendengar lanjutan ucapan Theo. Apa? Apa maksud Theo?

Theo maju mendekat kearah Seline dan berbisik di telinga Seline dengan nada rendah.

"Seline adalah milikku. Dulu, sekarang, dan nanti. Kamulah yang memulai semua ini. Jangan harap ada kata akhir disini."ucap Theo.

Cup

Seline membeku saat merasakan Theo mencium dahinya pelan.

"I love you. Aku akan terus mengatakan itu selama jantung ini berdetak." Ucap Theo mengambil lengan Seline dan meletakkannya di dadanya.

Seline tetap terdiam. Ia tidak tau harus menjawab apa. Jantungnya terus berdetak kencang.

Theo menempelkan dahinya dengan dahi Seline.

"Apapun yang terjadi padamu, datanglah padaku. Saat dunia ini menolakmu, ingatlah bawa ada aku yang akan selalu menerimamu. Dan saat jantungku tak lagi berdetak, maka pergilah, lupakan aku, dan hiduplah dalam kebahagian."

Ucap Theo pelan kemudian kembali mencium dahi Seline.

***

Seline memandang langit yang saat ini sangat indah. Bintang bertaburan dilangit malam yang gelap.

Kata kata Theo masih teringat jelas dalam ingatannya. Rasanya, sepertinya malam ini ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.

Ia berharap semua ini adalah kenyataan dan akan terus seperti ini.

Apapun yang terjadi, ia harap dia dan Theo bisa melewatinya berdua sampai akhir.

***

Seline melangkah menuruni tangga bersama Kesya. Jam istirahat telah berbunyi 2 menit lalu. Karena tadi pagi ia terburu buru ke sekolah dan bi Lusi yang sedang kurang sehat jadi hari ini ia tidak membawa kotak bekal ke sekolah.

Ia melambaikan tangan ke arah Theo yang sedang berjalan bersama sahabat sahabatnya kemudian menarik lengan Kesya berlari mendekati Theo.

"Eh ada Bu bos, selamat ya gue denger denger bunda Lo hamil."

Seline mendengus sebal mendengar ucapan Angga yang terdengar seperti mengejeknya. Mengapa mereka bisa tau! Theo yang memberitahukannya?

Pandangannya menoleh ke arah Theo dan menatapnya tajam. Sedangkan Theo malah menoleh kearah lain membuat Seline yakin bahwa Theo lah yang memberitahu para sahabatnya.

Sedangkan Kesya terkekeh geli. Saat tadi pagi ia mengucapkan itu, Seline bahkan langsung kesal dan sensian padanya. Bukankah seharusnya Seline senang memiliki calon adek? Pandangannya kemudian beralih ke Angga. Ia tiba tiba ingin menanyakan sesuatu.

"Mobil lo baru ngga?"tanya Kesya pada Angga. Pasalnya tadi pagi ia melihat Angga yang membawa mobil baru ke sekolah. Tak tanggung tanggung mobil yang dia bawa adalah mobil keluaran terbaru yang sangat ia idamkan. Ia memutar bola mata malas saat melihat Angga tersenyum lebar. Sepertinya ia salah bertanya.

"Iya dong! Butuh kerja keras buat dapetin mobil itu! Bagus kan? Mobil terbaru lagi."ucap Angga bangga.

Tak hanya Kesya. Semua yang mendengarkannya ikut memutar bola mata malas.

"Halah paling Lo nyolong."ucap Seline malas.

"Iri? Bilang bos."ucap Angga dengan wajah tengilnya.

"Gue lebih dari mampu ya cuma buat beli mobil kayak gitu!"ucap Seline sewot. Menyebalkan sekali teman Theo satu ini!

"Udah, mending kita cepet ke kantin, keburu ga kebagian tempat." Ucap Bima setelah berhenti tertawa. Entah Seline yang sensian atau Angga yang memang menyebalkan, namun wajah Seline terlihat lucu! Ah jika ia mengatakan itu secara langsung, sudah dipastikan wajahnya tidak akan baik baik esok.

***

"Sel, Lo tau ga Agatha temen sekelas Theo dan beberapa cewe disekolah ini tiba tiba dikabarkan menghilang"

Seline yang sedang mengetik di laptopnya langsung menghentikan kegiatannya saat mendengar ucapan Kesya. Agatha?

"Dan anehnya cewe cewe yang hilang itu adek kelas kita dulu waktu SMP."lanjut Kesya.

Theo.

Entah mengapa tiba tiba nama itu terlintas di kepala nya. Tapi sepertinya tak mungkin Theo dalang dari menghilangnya Agatha dan yang lainnya.

Sebenarnya dalam novel disebutkan tokoh Seline dan beberapa siswi menghilang akibat ulah Theo. Hal itulah saat dimana tokoh Seline terbunuh. Kerena dalam novel, Theo mampu melakukan apapun untuk mengejar cinta Agatha tak terkecuali membunuh orang orang yang menurutnya berpotensi menjadi penghalang seperti Tokoh Seline. Tapi bukankah sekarang Theo menyukainya? Tapi, meski Theo menyukai ny tak mungkin ini ulah Theo kan?

Theo yang ia kenal tidaklah seperti itu!

"Udah lapor polisi?"tanya Seline penasaran.

"Udah. Tapi katanya tidak ada jejak apapun. Gue ngerasa aneh si. Mana kasus itu tiba tiba ditutup beberapa jam setelah ada laporan menghilangnya mereka. Aneh bukan? Kayaknya si pelaku adalah orang yang ga bisa tersentuh hukum."

Mendengar ucapan Kesya membuat perasaan Seline menjadi tidak nyaman. Siapa kira - kira orang yang sampai bisa membungkam pihak kepolisian seperti itu? Theo? Zion? Atau ada tokoh lain yang tidak ia ketahui?

"Lo ga tau informasi sedikit pun soal pelakunya?"tanya Seline pelan.

Kesya menjawabnya dengan gelengan membuat Seline menghela nafas.

"Oke, thanks infonya. Gue cabut ke kelas dulu."ucap Seline, saat ini ia memang berada di ruang OSIS. Karena event sekolah adalah besok. Jadi dia harus mengecek beberapa hal lagi agar tidak terjadi kesalahan nantinya.

Sambil berjalan menuju kelasnya Seline terus memikirkan perkataan Kesya.

Siapa dalang menghilangnya Agatha?

Tidak mungkin Theo kan?

Apa karena dia yang tanpa sadar telah merubah alur membuat semua ikut berubah?

Tapi, Agatha adalah pemeran utama wanita? Bagaimana bisa ia mati?

Pandangan Seline menoleh ke arah kiri, matanya tak sengaja menatap keberadaan Theo dan teman teman sekelasnya yang sepertinya sedang pelajaran olahraga. Seline berhenti dan mengamati Theo yang nampak semakin tampan saat sedang berkeringat dengan rambut yang basah. Seline tersenyum tanpa sadar. Satu pikiran melintas di otaknya.

Bukankah ia pintar bisa mendapatkan bibit unggul seperti Theo?

Memang si, secara fisik pun tokoh Seline memang sudah cantik. Tapi, selagi bisa mendapatkan bibit unggul seperti Theo mengapa tidak?

Pasti anaknya akan sangat cantik dan tampan!

Pandangan Seline kembali menatap ke arah Theo berada. Tiba tiba seorang gadis menghampiri Theo sambil membawa sebuah botol minuman. Mungkin akan memberikannya?

Seline menghela nafas pelan. Susah ya punya pasangan tampan?

Benar kan dugaannya!

Seline bisa melihat gadis itu memberikan botol minuman yang ia bawa pada Theo.

'gue harap Lo ga nerima itu.'batin Seline sambil terus menatap interaksi Theo dan gadis itu.

Matanya terbelalak saat melihat gadis tersebut sudah jatuh terduduk karena dorongan Theo.

Semua terjadi begitu cepat!

Gadis tersebut sepertinya memaksa Theo untuk menerima botolnya hingga dia nekat memegang tangan Theo. Namun tak lama dari itu Theo mendorong wanita itu hingga terjatuh. Setelah itu dia pergi entah kemana.

Apa Theo masih trauma terhadap sentuhan wanita?

Satu pertanyaan itu terlintas di otaknya.

'tapi Theo selalu baik baik aja waktu gue sentuh. Sebenarnya, seberapa jauh gue ngerubah alur novel ini?'batin Seline.

Mengapa ia baru sadar?

Kesya sudah memberi tahunya bahwa Theo tidaklah sebaik yang ia kira. Namun ia tak pernah percaya itu. Karena, ia sudah bersama Theo beberapa tahun, dan Theo sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia bisa bertindak kasar pada seseorang apalagi wanita. Theo yang ia kenal adalah pria yang sangat baik!

Satu satu cara agar dia mengetahui semua ini adalah dengan bertanya pada Theo langsung!

***

"Theo."

Panggil Seline saat sudah dibelakang Theo.

Setelah memutuskan untuk menanyakan pada Theo langsung, Seline langsung memutuskan untuk mengikuti Theo dan berakhir di taman belakang sekolah. Meski Seline sering membolos jangan lupakan ia adalah anak kesayangan guru, anak donatur sekolah dan siswi berprestasi. Guru juga mikir seribu kali untuk mengeluarkannya kali.

Theo langsung menoleh ke arah Seline. Tak butuh waktu lama untuk Theo menarik Seline kedalam pelukannya.

Seline hanya diam tanpa berniat mengucapkan apapun. Banyak giliran melintasnya.

Apa selama ini Theo memeluknya untuk menghilangkan traumanya setelah tersentuh wanita?

Jika benar, sejak kapan itu terjadi?

Mengapa ia tidak pernah sadar?

"Theo."

Seline melepaskan pelukan mereka dengan paksa. Ia menatap Theo intens.

Seline harus bertanya langsung pada Theo!

"Jawab pertanyaan Seline jujur oke?"ucap Seline tegas.

Theo mengangguk dengan ragu ragu.

"Apa Theo trauma sama sentuhan wanita?"tanya Seline.

Seline bisa melihat Theo nampak terdiam. Theo akan jujur padanya kan?

"Iya."

Jawaban The membuat Seline terdiam. Entah ia harus merasa senang karena Theo mau jujur, kecewa karena Theo tak pernah memberitahunya, atau sedih karena Theo ternyata tetap saja memiliki trauma itu?

"Lalu bagaimana selama ini kamu ngatasin itu?"tanya Seline.

"Meluk Seline. Itu bakal buat Theo tenang."ucap Theo jujur.

"Lalu? Jika aku tidak disampingmu?"tanya Seline.

"Genggam atau meluk barang barang yang berkaitan dengan Seline seperti gelang ini. Hadiah pertama dari Seline. Atau kalung ini. Kalung pertunangan ini."ucap Theo jujur.

Seline menghembuskan nafas.

Apa kepekaannya memang selemah itu?

Bagaimana ia tidak sadar selama ini?

"Kenapa tidak jujur padaku?"tanya Seline.

Theo langsung menunduk.

"Aku takut kau akan menjauhiku. Aku pria yang aneh. Pria yang trauma dengan sentuhan wanita. Pria yang menyedihkan. Aku hanya takut kau akan ilfil padaku. Atau bahkan kau bertahan hanya karena rasa kasihan padaku. Aku tak ingin. Aku tak ingin."ucap Theo lirih.

Seline menghembuskan nafas. Ini tidak sepenuhnya salah Theo. Ia menarik Theo kembali ke pelukannya.

"Ssttt jangan pernah berfikiran negatif padaku lagi. Percayalah padaku. Aku tak butuh kesempurnaan. Aku hanya butuh uang."ucap Seline lembut.

Theo langsung melepas pelukan mereka.

"Seline tak butuh Theo?" Tanya Theo.

"Theo kan banyak uang. Jelas Seline butuh."ucap Seline diakhiri senyuman.

"Oke, kalo gitu Seline bisa terus sama Theo karena uang Theo tak akan pernah habis! Seline boleh pake uang Theo sepuasnya!"ucap Theo.

Ia akan mengabulkan semua keinginan Seline! Kecuali perpisahan tentunya.

Seline terkekeh geli.

"Seline bercanda. Seline sudah kaya. Aku bahkan sudah memegang blackcard ayah dan bunda."ucap Seline dengan bangga.

"Tapi aku serius."ucap Theo.

"Udah udah kok jadi bahas uang si."ucap Seline. Yang ada Theo bakal benar benar menyuruhnya untuk memakai uangnya.

Theo mengangguk kemudian mengajak Seline duduk dan menaruh kepalanya di paha Seline.

"Seline."

Panggilan Theo membuat Seline menunduk dan menatap Theo.

"I love you."

Seline terdiam mendengar ucapan Theo. Jantungnya selalu berdetak kencang!

"Kapan Seline jawab ucapan love you dari Theo?"

Seline langsung menatap Theo kembali saat Theo tiba tiba bertanya.

"Ya? Em nanti."ucap Seline langsung menoleh kearah lain.

Ia malu!

Ia tidak pernah mengatakan love you, sayang, dll pada seorang pria baik kehidupan dulu maupun sekarang. Rasanya, butuh keberanian besar untuk ia bisa mengatakan love you pada seseorang meski ia memang sudah menyukainya.

Theo hanya diam sambil terus menatap Seline. Tak lama ia membuang nafas pelan kemudian memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus.

****

Akhirnya, acara ulang tahun sekolah tiba. Seline sudah siap dengan pakaiannya yang senada dengan Theo. Tinggal satu penampilan lagi mereka akan tampil. Jujur, ia sangat gugup! Apalagi ia akan berduet dengan Theo!

Tiba - tiba ia merasakan tangannya yang digenggam. Ia menoleh kesamping dan melihat Theo yang juga sedang menatapnya.

"Gausah tegang."ucap Theo pelan.

Seline mengangguk mengerti. Ia mengatur nafasnya agar tidak lagi tegang.

Saat nama mereka akhirnya dipanggil, ia dan Theo berjalan menuju panggung dengan tangan yang saling menggenggam. Banyak pasang mata yang memperhatikan nya dan Theo. Mereka kemudian duduk di kursi yang telah disediakan. Theo mulai memetik gitarnya.


Aku yang tak akan melepaskan

Theo mulai bernyanyi terlebih dahulu. Dia duduk disamping Seline dengan sebuah gitar ditangannya. Ia kemudian melanjutkan liriknya.

Kamu yang menggenggam hatiku

Kita takkan mungkin terpisahkan

Biarlah terjadi, apapun yang terjadi ... huuu

Seline menarik nafas kemudian mulai menyanyikan bagiannya.

Aku yang tak bisa melepaskan

Seline menoleh kerah Theo, mereka saling bertatapan satu sama lain. Rasanya, hanya ada mereka berdua disini

Kamu yang miliki hatiku ... Ohh

Walau mungkin terlalu cepat

Seline merasa, Theo sangat mendalami lagu ini, ia bisa melihat Theo yang sangat menghayati lagu sambil menatap dirinya. Ia pun menghadap ke penonton dan melanjutkan liriknya.

Bagi kita berdua untuk mengatakan...

Seline dan Theo saling berpandangan kemudian menyanyikan lirik bersama.

Selamanya kita akan bersama

Melewati segalanya

Yang dapat pisahkan kita berdua

Selamanya kita akan bersama

Takkan ada keraguan

Kini dan nanti percayalah

Aku yang tak bisa melepaskan

Kamu yang menggenggam hatiku

Walau mungkin terlalu cepat

Bagi kita berdua untuk mengatakan...

Selamanya kita akan bersama

Melewati segalanya

Yang dapat pisahkan kita berdua

Selamanya kita akan bersama

Takkan ada keraguan

Kini dan nanti percayalah

Hanya dirimu satu-satunya tercipta untukku.

Rasanya saat Theo mengucapkan lirik itu, entah mengapa Seline merasa Theo benar benar mengucapkannya untuknya. Seline bisa melihat Theo yang terus menatapnya dengan tatapan yang intens. Ia kemudian melanjutkan lirik bersama Theo.

Selamanya kita akan bersama

Takkan ada keraguan kini dan nanti

Percayalah...

Takkan ada keraguan kini dan nanti

Takkan ada keraguan hati tlah memilih

Setelah menyanyikan lirik terakhir, Seline bisa mendengar banyak suara tepuk tangan heboh. Fokusnya saat ini bukanlah itu, tapi Theo yang masih menatapnya tanpa menoleh ke arah penonton sekalipun.

***

Yah digantung... Nunggu jawaban Seline...

Maaf masih banyak typonya🙂✌🏻

Udah ngerti kan pembagian lagunya?

Kanan Seline, Kiri Theo, Tengah Seline dan Theo

Kalo mau buat GC, mau Wa atau Tele?

Ga ada gambar makanan dulu ya untuk part ini!🙂

Masih banyak yang belum Seline tau ga si? Contohnya trauma Theo waktu liat Seline terluka, sifat kejam Theo, dll.

Kalian komen minta adegan uwu, lah Seline sama Theo baru janjian aja udah nethink. Ntar kalo dikasih adegan uwu malah pada lebih nethink🙂

Mana banyak kerja kelompok weyy capek bgt🙂 belum ada waktu luang buat ngetik double part, sorry

Cuma 3 mata pelajaran si yang kerja kelompok, cuma bagi waktunya itu! Buat besok Selasa lagi! Ditambah Selasa ada ulhar MTK🙂 PJJ gue cuma sampe Senin tapi besok PTS untungnya dirumah. Semoga aja pjjnya tambah lama!

Keknya kalo banyak pebinor seru.

Mood ancur gara gara baca cerita WP sad ending. Nyesel gue baca. Akhirnya nangis nangis sendiri.

Btw, semalem malming kemana?

Jangan lupa vote dan komennya ya! Makasi!

Ada yg mau disampein buat

Seline👉🏻

Theo👉🏻

Widya👉🏻

Angga👉🏻

Kesya👉🏻

Author👉🏻

Udah dulu deh kultum hari ini see you next part

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 153K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
397K 44.9K 43
Karena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Ize...
220K 16.8K 18
[SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR!!] Jiwanya berpindah memasuki raga permaisuri didalam novel? Bukankah terdengar aneh dan gila? Tentu saja, t...
2.2M 121K 71
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Genre: 1. Drama Psikologis 2. Thriller / Suspense 3. Action 4. Romance 5. Crim...