Obsesi Antagonis [ON GOING]

By coretan_virtual

1.2M 158K 14.5K

Transmigrasi ke dalam novel? Mungkin, itu hal biasa dalam dunia fiksi. Lalu bagaimana jika Seline Andromeda s... More

1. Awal Mula
2. Takdir Novel yang perlahan diubah
3. Tokoh Antagonis Pria
4. Mengenal Theo lebih dalam
5. Sudut pandang yang mulai berubah
6. Perubahan yang baik
7. Rasa posesif yang mulai timbul
8.Pertemuan dengan tokoh utama wanita
9. Hama menjijikan
10. Para tokoh berkumpul
11. Manjanya seorang Theodore Calderion
12. Seline bodoh!
13. Theo, ayo putus!
14. Sudut pandang Theo
15. Tidak bertepuk sebelah tangan
16. Kepemilikan
18. Jujurlah padaku
19. Random
20. Mati
21. Angga guru cinta
22. Duhh
23. ABS Theo
24. Bimbang
25. Aura Anggita
26. Putri Tidur
27. Move on
28. Theo yang terlalu pintar
29. Tambah & Berhenti.
30. Die
31. Mimpi?
32. Theo

17. Ngidam pertama bunda Widya

39.2K 5.3K 783
By coretan_virtual

" Sejak kejadian itu, senyumku berubah palsu, si pemakai topeng julukanku dan anehnya aku terbiasa;) "

SyifaAgustrianiYani

.

.

.

Seline menatap bulan yang bersinar terang malam ini, ia benar benar akan selamanya di dunia ini kan? Ia tidak ingin kehilangan semuanya, Theo, orang tuanya, Kesya dan... Kekayaannya.

Tidak mau munafik, Seline senang karena di dunia ini ia kaya raya! Tidak seperti kehidupan sebelumnya dimana ia harus berhemat agar tidak membebani orang tua angkatnya.

Sombong karena duit orang tua lebih terhormat dibandingkan sombong karena duit om om!

Meski ia pintar, tapi tetap saja, cita citanya adalah menjadi pengangguran kaya raya!

Seline kembali menatap bulan. Ngomong - ngomong, bagaimana keadaan Aura? Ia rindu. Bertahun tahun bersama, bukankah wajar jika ia merasa kehilangan? Meski, sebenarnya ia yang meninggalkan Aura si.

Drrrtt drrtt

Seline melihat ke arah ponselnya yang bergetar digenggamannya. Ia mengerutkan keningnya tatkala nama Theo tertera disana.

"Kok belum tidur?"

"Lagi kangen seseorang."ucap Seline jujur. Benar kan? Ia sedang memikirkan Aura.

"Siapa? Theo kan?"

"Ck. Engga ya. Tiap hari ketemu juga ngapain kangen?"Seline berdecak malas. Orang mana yang tiap hari ketemu tetap saja kangen?!

"Ck. Terus kangen siapa?!"

Seline tersentak mendengar teriakan Theo di telpon. Kupingnya bisa budeg!

"Oranglah. Kepo banget."ucapnya sewot. Jantungan lho dia!

Lagipula, tak mungkin ia menyebutkan nama Aura. Tidak ada yang mengenal Aura disini. Lalu dia harus jawab apa saat orang bertanya siapa Aura sedangkan ia tidak pernah dekat dengan orang yang bernama Aura? Yang ada ia dikira halu atau bahkan gila.

"Theo?" Seline akhirnya memanggil Theo yang tak kunjung berbicara.

"Yaudah, sekarang tidur. Ucapan love you nya dipending dulu. Theo lagi ngambek soalnya."

Tut

Seline menatap layar ponselnya tak percaya. Theo mematikan telponnya setelah mengatakan hal itu?

Mengapa Theo ngambek? Apa karena ucapannya? Perasaan ia tidak mengatakan hal aneh. Lagipula wajar kan merindukan seseorang?

Sudahlah, lebih baik ia tidur.

***

"Theo mana?"

Seline bertanya pada sahabat sahabat Theo yang sedang nongkrong di kantin. Karena sejak pagi ia belum melihat keberadaan Theo disekolah. Biasanya Theo akan berangkat pagi atau bahkan menjemputnya. Apa karena perkataan Theo yang berkata bahwa ia sedang ngambek? Yang benar saja!

"Kita ga tau. Dia ga ngabarin kita."jawab Bima acuh tak acuh.

Seline memincingkan mata curiga. Biasanya sahabat Theo ini selalu tau apa saja yang terjadi contohnya Theo. Apa mereka mencoba berbohong?

"Ck. Yaudah. Kalo kalian tau ntar kasih tau gue."ucap Seline ketus kemudian berjalan meninggalkan meja Bima dkk.

***

"Tuh, Lo denger sendiri kan? Si Bu bos nyariin Lo. Udah kali ngambek nya, ujung ujungnya Lo sendiri yang heboh bilang kangen."ucap Angga, sejak tadi memang ia sedang video call dengan Theo.

"Semalem Seline bilang dia kangen orang lain. Bahkan dia bilang dia ga kangen gue karena kita ketemu setiap hari. Makannya gue coba nahan ga ketemu Seline sehari. Ternyata susah Anjim!"

Angga hanya menyimak dengan baik.

Sahabatnya ini pintar, tampan, mapan, setia. Pasti banyak cewe yang mau. Namun, jangankan selingkuh, ga sengaja kesentuh cewe aja dia langsung jijik dan trauma.

Andai ia adalah Theo, sudah pasti ia akan membuka cabang dimana mana.

Kata orang, jika ingin memiliki anak maka dipancing dengan mengurus anak.

Maka, bukankah jika ingin memiliki jodoh maka dipancing dengan mengurus jodoh orang?

"Lo kalo udah cinta mati kek gini gausah sok sok an mau ngambek segala deh."komentar Angga malas.

Pasalnya 'acara ngambek' Theo membuatnya harus menguntit Seline sambil terus Vidio call dengan Theo! Pulsanya bisa saja habis! Pokoknya Theo harus menggantinya dengan mobil incarannya!

"Bacot Lo. Jomblo mana tau rasanya kangen seseorang."

Ucapan Theo langsung membuatnya bungkam.

ANAKNYA PAK ALEX MEMANG KURANG NGAJAR!

"Semoga anak Lo ada 5."ucap Angga berharap doanya terkabul. Biar saja, biar Theo merasakan bagaimana menghadapi orang yang sifatnya seperti Theo yang sangat menyebalkan!

"Semoga aja. Yang jelas anak gue sama Seline ga akan burik kek lo."

Tut

Setelah mengucapkan hal itu, Theo langsung mematikan telponnya membuat Angga Refleks mengumpat. Sedangkan Bima, Satria dan Galen hanya mengamati dalam diam meski dalam hati mereka mengucapkan kata kata semangat untuk Angga.

Drrtt drrttt drrttt

Angga menatap ponselnya yang kembali bergetar dan menampilkan nama Theo. Ia segera mengangkatnya.

"Gue lupa, guekan mau liat Seline. Cepetan arahin kamera ke Seline!"

Angga menghela nafas lelah.

Tidak tau diri sekali temannya ini!

***

Seline menghembuskan nafas lelah karena pesannya tak kunjung dibalas oleh Theo. Apa Theo benar benar marah padanya?

Biasanya ia akan istirahat bersama dengan Theo. Dan tadi, ia hanya istirahat sendiri karena Kesya hari ini juga tidak masuk. Rasanya seperti ada sesuatu yang hilang.

Bukannya tidak punya teman, hanya saja kebanyakan temannya fake! Ia merasa seperti dimanfaatkan. Setiap tugas mereka datang minta contekan. Saat ia ada tugas dan lupa mengerjakan mereka menghilang. Sialan!

Seline mengecek handphone nya sekali lagi. Namun lagi lagi Theo belum menjawabnya.

'lebih baik gue bolos di perpus.'batin Seline kemudian langsung berjalan menuju perpustakaan. Selain UKS, perpustakaan adalah tempat bolos yang bagus bagi Seline. Biarlah orang mengiranya sangat rajin hingga sering ke perpustakaan.

"Hai mba Seline. Selamat pagi."

Seline berhenti berjalan saat petugas perpustakaan menyapanya.

"Hai mba Siska, selamat pagi. Banyak yang datang mba?"tanya Seline.

"Engga mba, perpustakaan sepi. Hari ini cuma ada 5 anak. 2 nya balikin buku, 2 pacaran, 1 lagi tidur di pojok."jelas Siska, petugas perpustakaan yang terbilang masih cukup muda.

Saking seringnya Seline datang, Seline sampai kenal dan cukup akrab dengan petugas perpustakaan. Lagipula, siapa si yang tidak mengenal Seline?

Anggota osis ✔️

Anak salah satu donatur sekolah ✔️

Pintar ✔️

Cantik✔️

Murid kesayangan guru ✔️

Bukan sombong, hanya saja, itu adalah fakta.

'yah, tempat favorit gue udah ditempatin.'batin Seline kesal. Ia biasanya memilih pojok perpustakaan karena tempat itu tidak terlihat oleh siapapun.

"Yaudah mba, ga jadi deh, saya lupa saya masih ada urusan."ucap Seline kemudian berbalik menuju pintu keluar.

Mata Seline memincing aneh saat berpas Pasan dengan Angga di pintu masuk perpustakaan. Angga tidak salah masuk ruangan?

"Ngapain Lo disini?"tanya Seline heran. Jangankan datang ke perpustakaan, bawa buku di tas nya saja ia tidak percaya. Angga dkk ini menganut paham.

Ga dapat duit kalo ga sekolah.

Padahal mereka orang yang cukup berada. Kadang, orang yang kaya terlihat miskin, dan orang yang miskin terlihat kaya. Begitulah manusia.

"Gue mau ke perpus lah."Jawa Angga acuh tak acuh.

'emang si, tapi Aneh aja.'batin Selin.

"Oh, oke, semoga dosa dosa Lo diampuni. Gue cuma takut Lo masuk neraka cuma karena keseringan ngibulin orang."

Setelah mengucapkan hal itu Seline segera berlalu meninggalkan Angga yang termenung memikirkan ucapan Seline barusan.

****

"Gue setuju si kata Seline."

Angga tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Theo dari handphone nya.

"Gue juga bohong karena lu ya anjir!" Tanpa sadar Angga mengumpat dan berteriak sambil berbalik keluar perpustakaan.

Awalnya memang ia tidak ingin mengikuti Seline hingga masuk perpustakaan. Menurutnya perpustakaan adalah tempat sakral dimana hanya anak anak baik saja yang bisa masuk kesana. Namun Theo memaksanya bahkan mengancam nya untuk ikut Seline masuk kedalam perpustakaan.

"Lo bilang apa coba sini ulangin?"

Angga langsung bungkam mendengar ucapan Theo yang dingin. Salah dia lagi kan!

"Engga."ucap Angga acuh kemudian berjalan mengikuti jejak Seline.

Sampe kapan penderitaan ini berakhir!

Sudah jomblo! Jadi babu orang pula!

***

Tok tok tok

Ceklek

"Theo nya ada?"

Akhirnya, Seline memutuskan untuk menghampiri Theo ke rumahnya.

"Ada non. Dia sednag berada di kamarnya. Sejak semalam sama sekali belum keluar. Bahkan dia belum sarapan dan makan siang."

Penjelasan pelayan di rumah Theo membuat Seline terkejut. Serius?

"Yaudah bi, biar saya yang memasak untuk Theo." Ucap Seline kemudian berjalan menuju dapur. Theo tak mungkin menolak pemberiannya kan? Apalagi ini ia yang memasak.

***

Tok tok tok

"Theo, ini Seline. Tolong buka pintunya ya? Seline udah masakin makanan buat Theo."

Ceklek

Tak butuh waktu lama untuk Theo membuka pintu. Seline tersenyum lembut. Ia kemudian masuk diikuti pelayan yang membawakan masakannya.

"Tolong taruh di sini."ucap Seline menunjuk meja yang berada di kamar Theo.

Pelayan tersebut mengangguk dan menaruhnya sesuai perintah Seline. Kemudian pamit undur diri.

"Seline buat soto. Dimakan ya?" Ucap Seline lembut menatap Theo yang hanya terdiam.

"Kenapa ga buat ayam geprek?" Tanya Theo pelan.

"Kamu dari pagi belum makan kan? Ga baik makan makanan pedas saat perut kamu kosong sejak pagi."ucap Seline lembut kemudian menarik Theo duduk agar bisa segera memakan masakannya.

Tanpa menjawab ucapan Seline ataupun sekedar berkata apapun Theo langsung memakan makanan nya.

Ingat ya! Theo masih ngambek!

Sedangkan Seline hanya memandang Theo dalam diam. Bagaimana cara membujuk orang yang sedang ngambek? Mengapa cowo ribet sekali!

"Theo? Kamu masih ngambek?"tanya Seline pelan seelah Theo menghabiskan makanannya.

"Iya." Mendengar jawaban singkat Theo membuat Seline bungkam.

"Em, Theo mau apa biar ga ngambek lagi sama Seline? Apa saja, asalkan Theo memaafkan Seline." Setelah berfikir lama akhirnya Seline memutuskan menanyakan saja pada Theo apa yang membuat Theo memafkannya!

"Apa saja?" Seline tersenyum, akhirnya Theo mulai luluh padanya.

"Iya, apa saja."jawab Seline yakin.

"Meski aku meminta 100 permintaan?"tanya Theo meyakinkan.

"Eh? Itu, itu terlalu banyak! Emm 3 saja oke?"tanya Seline pelan. Yang benar saja!

"Yasudah 95 saja."

Ucapan Theo membuat Seline mendelik tak percaya.

Definisi diberi hati minta jantung ya begini!

"Kurangin lagi ya?" Tawar Seline. Itu jumlah yang terlalu besar!

"Oke. 80."

"3"

"75"

"3"

"60"

"3"

"65"

"3"

"60"

"3"

"55"

"3"

"50"

"3"

"45"

"3"

"40"

"3"

"35"

"3"

"30"

"3"

"25"

"3"

"20"

"3"

"15"

"3"

"10"

"3"

"5"

"3"

"0"

"Oke 0."

"Hah? Tidak tidak. Oke, 3 permintaan atau Theo tidak mau memaafkan Seline!"

Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya permintaan Theo bisa masuk akal.

"Oke. 3 permintaan."ucap Seline senang. 3  jauh lebih baik daripada 100 bukan?!

Seline mengambil gelas yang berada di meja dan mengisinya dengan air. Kemudian ia meminumnya. Berdebat dengan Theo cape juga ternyata!

"Oke, permintaan pertama. Kita harus meresmikan pertunangan kita dan mempublikasikan nya."

Uhuk uhuk

Ucapan tegas Theo membuat Seline tersedak oleh minuman nya sendiri.

'ohhhhh licik juga ya. Dia memanfaatkan kesempatan dengan baik.'batin Seline gemas.

"Kenapa?"tanya Seline santai.

Theo yang hanya terdiam membuat Seline mengerutkan keningnya.

"Theo?"

"Agar, agar semua orang tau kalo Seline adalah milik Theo. Agar semua pria yang menyukai Seline tidak lagi berharap dengan Seline. Agar, agar Theo bisa dengan leluasa mengusir pria pria yang mencoba mendekati Seline. Theo, ga mau Seline memiliki celah untuk pergi dari sisi Theo."

Ucapan Theo membuat Seline bungkam.

"Lalu? Itu hanya berlaku untukku?"tanya Seline setelah lama terjadi keheningan.

"Maksud Seline?"tanya Theo heran.

"Lalu bagaimana dengan mu? Apakah hanya aku yang tidak boleh mendekati atau didekati pria lain? Lalu kamu? Kamu membiarkan cewe cewe disekitarmu terus berharap karena kamu yang kurang tegas! Jangan egois Theo!"

Theo tersentak mendengar nada keras Seline. Apa? Kapan ia memberikan harapan pada wanita lain?

"Apa? Kapan aku memberikan harapan pada mereka?"tanya Theo.

"Kapan? Sejak dulu banyak wanita yang mencoba mendekati mu! Kamu memang tidak pernah meresponnya. Tapi itulah yang membuat mereka penasaran dan terus berharap padamu! Itulah yang terkadang membuatku meragukan mu! Aku tak ingin menjadi pihak yang tersakiti sendiri disini. Jika kamu diam saja saat didekati wanita. Mengapa aku tidak boleh? Andai kamu ketauan merespon mereka. Jangan salahkan aku jika aku lebih memilih mendua darimu."ucap Seline tegas.

Salah memang jika kejahatan dibalas kejahatan.

Namun, ego Seline terlalu tinggi untuk membiarkan dirinya untuk menjadi pihak yang tersakiti.

Selingkuh?

Meski ia tidak yakin Theo bisa melakukan itu, tapi, Theo tetaplah manusia yang bisa melakukan kesalahan bukan?

Baginya, selingkuh seperti narkoba. Sekali mencoba maka akan terus ketagihan mencoba. Apalagi jika si wanita dengan mudah memaafkannya, maka pria itu akan merasa senang dan kembali berselingkuh dengan alasan 'jika ketauhan tinggal minta maaf dan pasti cewe itu bakal maafin.' omong kosong, seharusnya pria itu tau, sesuatu yang telah pecah tidak akan pernah bisa dikembalikan menjadi utuh seperti semula. Seperti selingkuh. Meskipun telah dimaafkan, namun bukan berarti si wanita dapat melupakannya. Wanita itu akan terus curiga pada si pria, atau merasa hambar saat menjalani hubungan kembali dengan si pria. Bukankah itu adalah hubungan yang toxic?

"Tidak."

Seline langsung melihat ke arah Theo saat Theo tiba tiba berbicara dan langsung bersimpuh didepannya dengan tangan yang menggenggam tangannya.

Seline bisa merasakan tubuh Theo seperti bergetar? Apa?

"Theo, Aku, Aku tidak akan merespon mereka! Jadi, jangan, mencoba untuk mendua! Maaf, maafkan sikapku. Kukira, dengan tidak merespon mereka, mereka akan berhenti berharap padaku. Maaf. Maaf. Maaf."

Seline terkejut saat Theo menangis dengan mengucapkan kata maaf berkali kali. Mengapa? Apa yang terjadi pada Theo?

"Theo?"Seline mencoba memanggil Theo pelan. Ia hanya memperingati Theo, ia sama sekali tak memiliki niat untuk mendua. Mengapa reaksi Theo seperti ini?

"Tolong. Jangan. Lakukan itu. Theo salah. Tapi. Jangan mencoba mendua di belakang Theo."Theo berucap dengan lirih dan terus menunduk dengan air mata yang berjatuhan dan tubuh bergetar. Ia takut! Demi apapun, kehilangan Seline adalah ketakutan terbesarnya.

Kehilangan Seline, adalah kehilangan terbesarnya setelah ia kehilangan mamanya.

"Theo? Aku-"

"Aku akan memperbaikinya! Jika aku salah, tolong beritahu! Jangan memendamnya apalagi mencari pelampiasan yang lain!"Theo memotong ucapan Seline dengan panik. Ia hanya takut jika perkataan Seline bisa menyakitinya.

Apa yang telah ia lakukan selama ini? Bodoh!

Jika waktu bisa diulang maka ia akan bersikap tegas bahkan membunuh siapapun yang mencoba mendekatinya!

Ia salah

Kata itu terus terpikirkan olehnya.

"Theo, ssssttt coba sini duduk dulu."ucap Seline menarik Theo agar duduk disebelahnya. Theo pun hanya menurutinya dan duduk disamping Seline dengan kepala yang terus menunduk.

Seline kemudian memeluk tubuh Theo. Ia bisa merasakan tubuh Theo yang terkejut. Namun ia tetap memeluknya dan mengusap punggungnya.

"Ssstt aku hanya memperingatimu. Aku sama sekali tidak punya niat untuk mendua, ya, selagi kau juga tidak punya niat merespon mereka. Kamu tidak berbuat salah, jadi jangan merasa bersalah oke?"ucap Seline pelan. Nyatanya ucapan itu berhasil membuat Theo meredakan tangisannya.

'lebih tepatnya, gue takut lo akan tetap jatuh cinta sama Agatha, jadi, gue mohon tolong buat gue yakin kalo Lo cuma ada buat gue. Gue udah sejauh ini. Jangan buat semua ini dia sia dengan Lo yang jatuh cinta sama Agatha atau bahkan sampai membunuh gue. Demi apapun, dibunuh oleh orang yang kita sayang adalah kekecewaan yang sangat dalam. Selain rasa sakit, nantinya, rasa terkhianatilah yang akan membunuhnya perlahan.'batin Seline. Namun ia tak mungkin mengatakan hal itu secara langsung.

Seline bisa merasakan Theo yang mengangguk di pundaknya. Diam diam ia tersenyum tipis.

"Maaf."

Seline mengerutkan keningnya saat tiba tiba Theo kembali mengucapkan kata maaf.

"Maaf untuk?"tanya Seline.

"Maaf aku menjadi pria yang cengeng. Harusnya aku bisa menjadi pria yang kuat yang bisa menjadi sandaran untukmu."bisik Theo lirih.

Seline terkekeh ringan.

"No. Bagiku, cowo menangis bukanlah hal yang dilarang. Bahkan itu lebih baik daripada pelampiasan dengan kekerasan atau bahkan pergi ke tempat tempat haram."ucap Seline lembut.

"Ah iya. Cowo yang manja padaku juga salah satu cowo idamanku."lanjut Seline.

Theo bisa merasakan pipinya memanas. Dengan kata lain, Seline berkata bahwa ia adalah cowo idamannya kan?

"Lalu bagaimana? Apakah pertunangan ini jadi diresmikan dan diumumkan?"tanya Seline.

Sedangkan Theo langsung diam. Awalnya ia akan memaksa Seline agar bagaimanapun caranya dia mau meresmikan pertunangan ini. Namun, setelah percakapan ini, bukankah dengan memaksa Seline ia hanya akan memperburuk pandangan Seline padanya?

Namun, beda lagi jika Morgan yang memaksanya bukan?

"Terserah Seline."jawab Theo lirih.

"Baiklah."

Theo melepaskan pelukan mereka saat mendengar ucapan Seline.

"Baiklah, aku setuju untuk meresmikan dan mengumumkan pertunangan ini."ucap Seline.

Theo tentu saja terkejut!

Ia tidak salah dengarkan?!

Theo tersenyum senang.

"Terima kasih."ucap Theo.

"Tidak perlu berterima kasih. Bukankah hubungan ini dijalankan oleh kedua belah pihak? Bukan atas permintaan salah satu pihak?"

Ucapan Sekind membuat Theo mengangguk dan melebarkan senyumnya.

"Lalu? Apa permintaan kedua mu?"tanya Seline. Ia tidak ingin memiliki hutang janji pada Theo.

"Ayo kita ke pasar malam!"ucap Theo semangat.

'memangnya hanya Zion yang bisa mengajak Seline ke pasar malam?!'batin Theo sinis.

"Em oke?"jawab Seline sedikit heran. Tiba tiba ke pasar malam? Untung saja pasar malam diadakan selama 2 Minggu sehingga ia dan Theo bisa pergi kesana.

***

Seline tertawa mengingat reaksi Theo saat ia menyuruh nya untuk menyimpan boneka Boba yang couple dengannya. Jika Theo berwarna coklat, ia berwarna putih.


Awalnya memang Theo menolak, hanya saja, siapa yang bisa membantah perkataannya? Lagipula, Theo lucu saat membawa boneka itu.

Seline kembali tertawa saat mengingat nya.

Saat ini Theo sedang pergi untuk membelikan makanan sesuai pesanan nya. Dan ia tinggal duduk manis menunggu.

"Ini"

Seline menoleh kesamping dan mendapati Theo yang menyerahkan makanan pesanan nya padanya. Ia segera menerimanya.


"Terima kasih."ucap Seline.

Theo mengangguk dan duduk di sebelah Seline. Mereka akhirnya mulai memakan makanan mereka.

'ternyata, hal hal sederhana seperti ini, tidak terlalu buruk. Apalagi dengan Seline, rasanya apapun yang dilakukan akan terasa menyenangkan.'batin Theo.

Karena sejak kecil Theo dilimpahi oleh kemewahan, jarang sekali atau bahkan tidak pernah ia datang ke tempat seperti ini.

'tapi, rasanya gue ga rela Seline pernah ke tempat ini sama si jamet.'batin Theo kesal saat mengingatnya.

***

"Papa? Mama? Bukannya kalian bilang mau pergi ke rumah nenek dan menginap disana?"tanya Seline heran.

Saat ia dan Theo tiba dirumahnya ia melihat Morgan dan Widya sedang berpelukan mesra di ruang keluarga. Padahal sepertinya tadi pagi mereka mengatakan akan pergi ke rumah neneknya atau orang tua dari Morgan untuk memberitahu kan kabar 'bahagia' mengenai kehamilan Widya. Lalu, mengapa mereka bisa dirumah?

"Akhirnya Seline pulang." Ucapan Widya entah mengapa membuat perasaannya tidak enak?

Ia menatap Morgan yang hanya memandangnya seperti berkata 'ayah ga bisa larang bunda.'

Perasaan Seline semakin tidak enak saat Widya tiba tiba mendekat ke arahnya dan Theo.

Apa? apa? Ini pasti ada hubungannya dengan debay sialan!

"Seline."panggil Widya dengan senyuman yang membuat Seline merinding.

"Ya bunda?"tanya Seline sedikit heran.

"Bunda tiba tiba ngidam."ucap Widya pelan.

"Lalu? Mengapa tidak mengatakan pada ayah?"tanya Seline sambil menatap Morgan.

"Soalnya cuma kamu yang bisa menuhin ngidam bunda."ucap Widya penuh harap.

Benar kan! Perasaan nya tidak enak! Masih dalam kandungan saja merepotkan!

"Emang bunda ngidam apa?"tanya Seline pelan.

"Kamu bakal kabulin kan?!"tanya Widya, lebih tepatnya seperti menuntut?

"Iya. Aku, aku usahain."ucap Seline ragu. Sangat ragu malah!

"Bunda pengen kamu nikah sama Theo."ucap Widya semangat.

Sianida mana sianida?!
















***

Nikahin ga ni?

Sorry ga up berapa hariಥ‿ಥ

Trauma pake hiks hiks ah

Knp komen kalian lebih seru daripada cerita ini? 🙂🙏

YESS SEKOLAH GW PJJ LAGI!😭🙏

Menurut gue, makanan paling simple dibuat si seblak..

Tapi apapun itu, makanan gratis yang paling nikmat..

Baik, seperti biasa, keluarin unek unek kalian buat

Seline👉🏻

Theo👉🏻

Morgan👉🏻

Widya👉🏻

Angga👉🏻

Author ( defa aja deh, kalian manggil Thor Thor Mulu kek berasa apaanಥ‿ಥ )👉🏻

Continue Reading

You'll Also Like

100K 635 19
cerita seorang anak laki laki sulung yang memiliki hubungan terlarang bersama sosok mama kandung nya warning!! sering menggunakan kata vulgar !TYPO B...
2.7M 153K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
2.3M 165K 47
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...
2.9M 183K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...