Mischievous Kiss (BTS -Bangta...

By neerrr_

328K 15.9K 710

Cho Rayoung, menyukai seorang namja bernama Jeon Jungkook dengan sepenuh hati. Namun Rayoung -seorang gadis p... More

Part 1 - Cinta dan Bintang Jatuh
Part 2- Bintang Itu Sangat Bersinar
Part 3 - Aku Semakin Menyukai Bintang Itu
Part 4 - Pelukan Bintang
Part 5 - Ciuman Bintang (1st kiss)
Part 6 - Aku Ingin Melihat Bintang Ku Bahagia
Part 7- Rahasia Bintang
Part 8 - Menjaga Bintang (2nd kiss)
Part 9 - Hantaman Bintang
Part 10 - Menjauh Dari Bintang
NOT AN UPDATE (maaf -.-")
Part 11- Melupakan Bintang
Part 12- Selamat Tinggal Bintang
Part 13- Bersama Bintang
Part 15- Keajaiban Bintang Jatuh (kiss!kiss!kiss!)
Part 16- Cinta Dan Bintang Jatuh (pt.2) Kiss! Kiss! Kiss!
MISCHIEVOUS KISS 2 -Sinopsis-
INFO!

Part 14 - Bintang Jatuh Di Tempat Yang Salah

15.3K 819 48
By neerrr_

MISCHIEVOUS KISS -part 14- Bintang Jatuh Di Tempat Yang Salah

"Apakah aku sudah berhasil menggantikan posisi Jungkook dihati mu, Rayoung?"

-Taehyung

~~~~~

Cast :

Cho Rayoung

Jeon Jungkook

Kim Taehyung

Han Hyuna

Jung Nana

Kim Hyemi

And Other Cast

~~~~~

Rayoung POV

    Pagi ini aku memiliki janji dengan Nana dan Hyemi untuk bertemu di salah satu kafe langganan kami. Nana ingin memberi ku dan Hyemi oleh-oleh yang ia bawa dari tournya ke Amerika. Ah, sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka berdua.

    Aku segera berjalan keluar dari kamar ku dan menemukan Appa tengah membaca sebuah buku resep makanan di ruang tamu. Aku menghampiri Appa untuk meminta izin pergi padanya.

   "Appa, aku ingin keluar sebentar bersama Nana dan Hyemi. Appa tidak apa-apa kan sendiri di rumah?"

   Appa tertawa kecil dan mengusap kepala ku. "Aigoo! Kau ini, Appa sering meninggalkan mu sendiri di rumah. Dan sekarang kau bertanya apakah tidak apa-apa jika Appa sendirian di rumah. Kau sangat lucu, Rayoungie!"

   Aku tersenyum malu mendengar ucapan Appa. "Anio, Appa. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Karena akhir-akhir ini Appa terlihat sangat lelah. Appa, kau harus menjaga kesehatan mu."

   "Tentu saja! Appa ingin sehat sampai kau memiliki sebuah keluarga sendiri nanti. Tentunya bersama seorang pria yang tulus mencintai mu."

   Eoh? Mengapa Appa berbicara seperti itu? "Appa, kau tidak perlu khawatir. Banyak pria yang mengincar ku, kok! Hehe!"

   "Benarkah? Heol! Kau harus mengenalkan setiap pria yang ingin mendekati dirimu. Jika tidak, Appa pastikan mereka akan menyesal."

   Aku tertawa kecil mendengar ucapan Appa. "Tentu saja. Appa, jaga dirimu baik-baik. Aku pergi dulu, ya!"

   "Oh, Rayoungie!" Panggil Appa saat aku sudah berada di depan pintu dan sedang menukar sandal rumah ku dengan flat shoes kesukaan ku.

   "Kenapa, Appa?"

   "Malam ini Appa mengajak keluarga Jeon untuk makan malam bersama di restoran. Kau tidak ada acara apa-apa kan malam ini?"

    Apa? Keluarga Jeon? Jadi itu artinya, aku akan bertemu dengan Jungkook lagi malam ini?

   "Rayoungie?"

   "Eoh? Iya, aku akan pulang lebih cepat agar bisa membantu Appa mempersiapkan makanan di restoran nanti."

~~~~~

Author POV

    Rayoung mengaduk segelas milkshake cokelat favoritnya tanpa minat sama sekali. Ia bahkan tidak aktif mengobrol seperti biasanya saat bersama dengan Nana dan Hyemi saat ini.

  Hal itu membuat Nana dan Hyemi merasa kasihan melihat sikap murung Rayoung akhir-akhir ini. Mereka sudah tahu tentang berita perjodohan Jungkook. Dan mereka sangat menyayangkan hal seperti itu harus terjadi pada Rayoung.

  "Rayoung-ah, kau baik-baik saja?" Nana mencoba mengajak Rayoung berbicara.

   "Hmm, aku baik-baik saja." Rayoung berbicara dan mengangguk dengan lemas.

  "Anio, kau terlihat sangat kacau. Apa kau baik-baik saja setelah, perjodohan Jungkook akhir-akhir ini?" Kali ini giliran Hyemi bertanya.

  Rayoung menatap Nana dan Hyemi secara bergantian. Ia tahu jika mereka akan sangat mudah membaca kebohongan di wajahnya saat ia berbicara tadi.

   "Kau benar. Aku tidak baik-baik saja." Rayoung menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ia mencoba menahan rasa sakit dalam hatinya saat kembali mengingat Jungkook.

   Nana dan Hyemi menggenggam tangan Rayoung dengan erat. Mencoba memberi kekuatan pada sahabatnya itu.

   "Yaa, kau bisa menceritakannya pada kami. Agar beban dihati mu tidak semakin berat."

   "Nana benar," Hyemi membenarkan ucapan Nana. "Kau pasti tahu, kami akan membantu mu."

   Rayoung tersenyum kecil saat melihat betapa besar perhatian Nana dan Hyemi pada dirinya. Ia sangat beruntung memiliki sahabat-sahabat yang baik seperti mereka.

   "Jadi, aku akan menceritakan poin-poinnya saja. Tidak apa-apa, kan?"

   "Tentu saja, asalkan kau tidak menanggung semuanya sendirian."

    Rayoung mencoba menghela nafasnya sebelum mulai bercerita. "Aku belum bisa melupakannya. Aku masih sangat mencintainya hingga saat ini. Aku bahkan masih sering memimpikan dirinya di tiap tidur ku. Kalian tahu? Seharusnya aku tidak boleh seperti itu, di saat aku masih berusaha untuk melupakannya. Namun saat aku mencoba melupakannya, entah kenapa hal itu semakin membuat ku mengingatnya. Dan hal itu lah, yang membuat ku merasa bersalah juga terhadap Taehyung."

   "Taehyung?" Tanya Nana dan Hyemi bersamaan.

   "Hmm, Taehyung yang waktu itu pernah ku ceritakan pada kalian. Sepupu dari Hyuna."

   "Ah!" Hyemi menjentikan jarinya. "Yang kau bilang, ia menyukai mu, kan?"

   "Hemm," Rayoung menunduk lesu saat mengingatnya. "Aku semakin merasa bersalah pada Taehyung yang selalu bersikap baik padaku. Aku seakan memberi harapan padanya, namun aku sendiri masih belum bisa melupakan Jungkook. Karena selama ini aku selalu menerima semua perlakuan baik Taehyung dengan senang hati. Bukan karena ingin mempermainkan perasaan Taehyung. Hanya saja, Taehyung adalah pria yang terlalu baik untuk ku abaikan begitu saja. Dalam hubungan pertemanan ya, bukan yang lain."

    "Namun kenyataannya, Taehyung menginginkan hubungan yang lain dari pertemanan denganmu. Benar, kan?"

   Rayoung terdiam mendengar ucapan Nana. Mendengar ucapan Nana, ia teringat akan kejadian kemarin saat ia harus di hadapkan oleh pilihan yang sangat berat dan belum bisa ia tentukan hingga saat ini.

~~~~~

   Kemarin, sepulang dari taman bermain dan diantar oleh Jungkook, Rayoung menemukan dirinya berada dalam posisi sulit antara Taehyung dan Jungkook.

   "Jungkook-ah, gomawo sudah menolong ku tadi. Dan untuk tumpangannya." Ucap Rayoung saat Jungkook mengantarnya pulang.

   Jungkook mengangguk kecil tanpa mengucapkan balasan sekata pun pada ucapan terima kasih Rayoung. Ia memperhatikan rumah sewaan baru Rayoung. "Jadi ini rumah mu sekarang?"

  Rayoung mengangguk kecil. "Iya, lain kali ajak keluarga mu untuk datang berkunjung. Appa akan sangat senang jika kalian datang berkunjung."

   "Aku akan memberitahu Appa dan Eomma. Untungnya aku sudah tahu dimana kau tinggal. Jadi Eomma bisa mengunjungi mu kapan saja saat ia bertingkah karena merindukan mu."

   "Eoh? Ahjumma? Apa ia baik-baik saja?"

   "Ia sedikit tidak baik saat kau pergi. Namun aku dan yang lain bisa mengatasinya. Jadi kau tidak perlu khawatir."

   "Ah, syukurlah. Sampaikan salam ku pada keluarga mu. Maaf aku belum sempat berkunjung. Akhir-akhir ini aku sibuk mencari universitas."

   "Universitas? Ah, kau benar. Kehidupan mu harus terus berjalan saat kau sudah lepas dari keluarga ku. Apa kau masih ingin mengejar cita-cita mu menjadi seorang perawat?"

   "Tentu saja." Rayoung tersenyum yakin. "Aku masih ingin membantu setiap orang. Itu impian ku."

   Meski tanpamu, lanjut Rayoung dalam hati. Sambil terus tersenyum meyakinkan ke arah Jungkook.

   "Baiklah, kau harus mengejar cita-cita mu. Aku tahu kau bisa."

   Rayoung teraenyum senang mendengar ucapan Jungkook. "Lalu bagaimana dengan mu? Apakah impian mu-"

   "Itu sudah tidak penting." Potong Jungkook tiba-tiba. Membuat Rayoung membulatkan matanya tak percaya. Memyerah? Akankah Jungkook menyerah pada impiannya?

   "Kau menyerah?" Ucap Rayoung dengan lirih, nyaris berupa bisikan.

   "Entahlah, sudah terlalu banyak aku mengambil semua beban milik Appa. Dan sudah terlalu jauh untuk berhenti."

   Satu tetes air mata jatuh begitu saja dari mata Rayoung saat mendengar ucapan Jungkook. Rasa sakit timbul di dalam hatinya saat melihat Jungkook kehilangan harapan begitu saja. Ia merasa sakit saat melihat sinar harapan bintangnya mulai meredup secara perlahan oleh waktu.

   "Jungkook-ah," Rayoung mencoba memanggil Jungkook dan berbicara jika semua belum terlambat.

   "Sudah malam," Seakan sudah tahu apa yang akan Rayoung bicarakan padanya, Jungkook ingin segera mengakhiri percakapannya dengan Rayoung saat itu. "Aku pamit pulang dulu. Sampaikan salam ku pada Appa mu."

    Rayoung tak dapat berkata apa-apa lagi saat Jungkook kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkannya. Ia masih terpaku pada titik dimana sedan hitam Jungkook tak terlihat lagi.

   Ia benci saat merasakan sakit karena perasaanya terhadap Jungkook. Namun ia lebih benci lagi saat ia harus melihat Jungkook tersakiti seperti itu. Mungkin itu adalah tanda, dimana ia masih sangat mencintai pria dingin itu.

   Tak lama setelah kepergian Jungkook, Rayoung mendapati dirinya sudah kembali berhadapan dengan Taehyung. Pria itu datang tanpa Hyuna.

   "Kau baik-baik saja? Dimana Hyuna?" Rayoung merasa khawatir bukan main saat di lihatnya sudut bibir Taehyung membiru akibat pukulan para pengawal tadi.

   Meskipun dengan luka di sudut bibirnya, entah mengapa Taehyung masih bisa tersenyum semanis itu saat Rayoung bertanya. "Aku tidak apa-apa. Hyuna sudah ku antar pulang, ia terlihat sangat kelelahan hari ini. Maaf aku tidak bisa mengantarkan mu pulang."

   "Tidak apa-apa. Kau sudah membantu ku saat berhadapan dengan paman tadi. Sampai kau terkena pukul seperti ini. Aku minta maaf. Karena ku, kau jadi seperti ini."

   "Yang terpenting kau baik-baik saja. Apakah Jungkook menjagamu dengan baik?"

   Rayoung merasa aneh saat mendengar nada tidak suka Taehyung saat menyebut nama Jungkook. "Iya, ia juga yang mengantarkan ku pulang. Oh ya, kau pasti ingin mengambil ponsel dan kamera mu, kan? Ini dia, aku sudah menyiapkannya."

    Taehyung menerima ponsel dan kamera yang Rayoung berikan. Ia jadi teringat sesuatu akan niat kedatangannya mengunjungi Rayoung, selain untuk mengambil ponsel dan kameranya.

   "Kedatangan ku kesini, bukan hanya untuk mengambil ponsel dan kamera ini."

   "Eoh? Lalu?"

   Taehyung menatap intens kedua mata Rayoung. Ia ingin berbicara serius pada Rayoung tentang apa yang terjadi saat ini. "Tentang kelanjutan study ku ke Jerman, akan dimulai dari akhir bulan ini."

   Rayoung membulatkan matanya secara maksimal. "Akhir bulan?! Kau bilang, sekitar dua atau tiga bulan lagi?!"

   "Ya, memang rencana awalnya seperti itu. Namun setelah aplikasi ku di terima oleh pihak universitas disana, aku harus memajukan jadwal penerbangan ku Jerman untuk akhir bulan ini. Ada beberapa hal yang harus ku urus sebelum aku benar-benar memulai masa kuliah ku disana."

   "Apa?" Tenggorokkan Rayoung rasanya sangat tercekat saat mendengar penjelasan Taehyung. "Ja-jadi, hanya sampai akhir bulan ini kau berada di sini? Setelahnya kau-"

   "Akan pergi jauh dari mu. Dan melepas mu begitu saja." Taehyung menatap Rayoung dengan sorot kesedihan yang terpancar jelas di kedua iris pria itu.

   Rayoung terdiam tak percaya. Jadi secepat itu, kah? Taehyung akan pergi? Dan itu artinya, secepat itu juga kah, ia harus menjawab semua perasaan Taehyung padanya selama ini?

   "Rayoung-ah," Panggil Taehyung dengan lembut sambil memegang wajah Rayoung dengan kedua tangannya. "Maaf sudah membuat mu merasa tertekan dengan semua pemgakuan ku selama ini. Namun aku hanya ingin tahu, apakah aku sudah berhasil menggantikan posisi Jungkook di hati mu? Atau belum? Atau tidak sama sekali?"

~~~~~

    Nana dan Hyemi menganga tak percaya mendengar cerita yang mengalir begitu saja dari mulut Rayoung. Bagi mereka pantas saja jika saat ini Rayoung terlihat sangat tak bersemangat dan kacau.

   "Lalu apa jawaban mu, untuk Taehyung?" Tanya Hyemi dengan hati-hati. Ia takut menyinggung perasaan Rayoung.

   "Aku, masih belum menjawabnya. Aku bilang, aku butuh waktu. Namun sepertinya Taehyung tidak menginkan jawaban yang terlalu lama. Malam ini juga, setelah menghadiri acara makan malam bersama keluarga Jeon. Aku akan menemui Taehyung dan memberikannya jawaban."

    "Eoh?! Lalu malam ini, kau akan makan malam bersama keluarga Jeon?! Yang artinya kau akan bertemu kembali dengan, Jeon Jungkook?!" Tanya Nana.

   "Dan di saat kau harus menjawab semua pernyataan Taehyung?"

   "Iya,"

~~~~~

     "Eomma? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Jungkook memasuki kamar yang dulu di tempati Rayoung dan menemukan Nyonya Jeon tengah membuka beberapa kotak yang berisi dengan beberapa barang yang Rayoung tinggal di kamar itu.

   Dan untuk sekedar informasi, Nyonya Jeon melarang Jungwoo untuk kembali memakai kamar itu. Karena Nyonya Jeon merasa jika banyak sekali kenangan tentang Rayoung di kamar itu. Jadi ia tidak ingin kamar itu kembali di tempati oleh Jungwoo dan menghapus semua kenangan Rayoung di rumah itu.

   Nyonya Jeon sedang memperhatikan sebuah foto dimana saat Rayoung dan Jungkook sedang belajar bersama hingga tertidur saat mereka masih sekolah dulu. Saat itu ia ingat, menemukan Rayoung dan Jungkook yang sama-sama tertidur di atas meja belajar. Mereka berdua terlihat sangat manis di dalam foto itu. Namun sayang, Rayoung meninggalkan foto itu begitu saja saat Nyonya Jeon memberikan foto itu sebagai hadiah perpisahan darinya.

    Dan ternyata bukan hanya foto itu saja yang Nyonya Jeon temukan di kamar itu. Sekotak penuh barang-barang yang Nyonya Jeon yakini berisi kenangan tentang kebersamaan Rayoung dan Jungkook, ditinggalkan begitu saja oleh Rayoung di kamar itu. Membuat Nyonya Jeon yakin jika Rayoung akan semakin merasa sakit jika harus melihat semua benda kenangan itu. Maka dari itu Rayoung meninggalkan semua benda berisi kenangan itu.

    "Kookie," Panggil Nyonya Jeon pada Jungkook yang sedang duduk di sampingnya. "Kau ingat foto ini?"

   Jungkook memperhatikan foto dirinya bersama Rayoung yang di ambil saat hari kelulusan. Di foto itu terlihat wajah terkejut Rayoung dan dirinya yang sedang tertawa senang karena berhasil meledek gadis itu. Dalam hati ia tersenyum kecil mengenang semua kejadian itu.

   "Eomma tidak pernah melihat tawa bahagia mu seperti di foto ini setelah kepergian Rayoung." Nyonya Jeon kembali menaruh foto itu di dalam kotak.

    Jungkook sendiri sedang memperhatikan kamar itu. Ia menatap kamar bernuansa soft pink itu dengan sorot kesedihan. Karena semua banyak kenangan yang ia alami bersama Rayoung di kamar itu. Meresapi setiap kenangan yang ia miliki bersama Rayoung di kamar itu, membuat Jungkook kembali merasakan semua usaha dan perjuangan Rayoung untuk mendapatkan perhatiannya selama ini.

    Betapa tulus setiap cinta dan perhatian yang diberikan gadis itu padanya. Meski sering kali ia mengacuhkan semua kebaikan Rayoung begitu saja. Meski sering ia bersikap dingin pada Rayoung. Namun Rayoung tetap sabar dan terus berusaha untuk tetap selalu berada di sampingnya.

   Semangat dan kegigihan Rayoung-lah yang berhasil meluluhkan seluruh sisi dingin dalam dirinya sehingga ia dapat merasakan sesuatu berdetak sangat cepat dalam hatinya saat berada di dekat Rayoung. Dan bodohnya, ia baru menyadari itu akhir-akhir ini. Saat dirinya sudah berubah menjadi seorang pengecut yang bahkan tidak berani mengungkapkan perasaan sesungguhnya pada Rayoung.

   "Kookie-ah," Nyonya Jeon memberikan kotak berisi barang-barang yang Rayoung tinggalkan itu pada Jungkook. "Kau harus melihatnya. Di dalam kotak ini, kau akan tahu sebesar dan setulus apa perasaan Rayoung padamu."

   Jungkook menatap kotak berwarna merah hati itu dengan tatapan kosong. Ia tahu jika Rayoung mencoba melupakan semua kenangan bersamanya guna melupakan perasaan cinta gadis itu terhadap dirinya. Namun mengetahui kenyataan tersebut tak urung membuat Jungkook merasa sedih saat Rayoung dengan terang-terangan menunjukkan sikap untuk melupakan dirinya.

    Mencoba untuk mengetahui hal apa saja yang Rayoung coba untuk lupakan dari dirinya, Jungkook membuka kotak merah hati itu dan melihat berbagai barang berisi kenangan tentang dirinya dan Rayoung.

    Hal pertama yang Jungkook temukan adalah sebuah foto. Dimana dirinya dan Rayoung sedang tertidur bersama di atas meja belajar sehabis belajar bersama waktu itu. Ia ingat saat dimana ia harus mati-matian membantu Rayoung agar dapat masuk ke dalam peringkat 50 besar ujian sekolah. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuat Rayoung mencapai posisi itu. Dan dari waktu yang mereka habiskan bersama itulah tercipta suasana baru di antara mereka berdua.

   Jungkook pun menyadarinya. Jarak di antara dirinya dan Rayoung semakin dekat semenjak hal itu. Meski semakin lama Rayoung semakin menjadi tergantung padanya dan selalu menyusahkannya. Namun ia senang saat berhasil melihat tawa bahagia Rayoung saat berhasil mendapatkan peringkat 50 besar dalam ujian sekolah waktu itu.

   Dibelakang foto itu, Jungkook melihat keterangan yang Rayoung tulis menggunakan tinta merah hati juga.

   'Belajar bersama Jungkook hingga tertidur. Rasanya seperti mimpi dapat melihat wajah tenang dan damai Jungkook yang menyambut pagi ku saat terbangun^-^ Ini adalah hadiah kenang-kenangan terindah yang Ahjumma beri!"

   Setelah puas menatap foto itu, Jungkook kembali melihat barang-barang selanjutnya. Ia menemukan sebuah sapu tangan miliknya yang waktu itu ia gunakan untuk mengompres kaki Rayoung yang bengkak karena terkilir saat menghadiri pesta bersama.

   Jungkook tak dapat menutupi rasa herannya saat menemukan barang-barang yang menurutnya sangat tak penting itu, ternyata memiliki arti yang sangat penting bagi Rayoung.

   Selanjutnya Jungkook kembali menemukan beberapa barang yang ia ingat selalu berhubungan dirinya. Mulai dari hal-hal kecil, hingga hal-hal besar yang tidak pernah ia kira akan Rayoung jadikan sebagai hal penting tentang dirinya.

     Hal terakhir yang Jungkook temukan adalah sebuah amplop berwarna pink dengan hiasan pita kecil di depannya. Di depan amplop itu tertulis 'Untuk Bintang Ku Yang Sangat Bersinar' yang Rayoung tulis dengan tinta berwarna merah hati.

   Jungkook ingat dengan amplop itu. Rayoung pernah memberikannya saat masa sekolah dulu. Saat pertama kalinya gadis itu menyatakan perasaannya secara langsung du depan umum. Ia tersenyum kecil mengingat hal itu.

    Jungkook membaca surat yang berada di dalam amplop itu. Dan tersenyum kecil membayangkan Rayoung yang saat itu dengan gugupnya memberikan surat cinta itu pada dirinya.

'Untuk mu, Jeon Jungkook.

    Aku Cho Rayoung, murid kelas 3-E yang telah mengagumi mu sejak kau membacakan pidato saat upacara pemyambutan murid baru di tingkatan kita. Melihatmu yang cerdas, tampan dan mempesona, selalu membuat jantung ku berdegup kencang saat melihatmu. Kau begitu bersinar bagaikan bintang. Setiap malam saat aku menatap bintang, aku selalu mengingat diri mu. Maka dari itu, ku namakan kau Bintang di dalam hati ku.

    Lewat surat ini, semoga kau dapat mengerti apa yang ku rasakan padamu selama ini, Jeon Jungkook.'

   Semoga kau dapat mengerti apa yang Rayoung rasakan selama ini padamu, Jeon Jungkook.

~~~~~

    Nana dan Hyemi menatap Jungkook dengan garang saat berhasil menemui pria itu di rumahnya. Mereka ingin memarahi Jungkook atas perilaku pria itu selama ini pada Rayoung.

   Jungkook mempersilahkan Nana dan Hyemi untuk duduk di ruang tamu. "Ada apa?"

   "Yaa! Jeon Jungkook, kau fikir kau bisa memperlakukan Rayoung seperti itu begitu saja? Setelah berbagai hal yang kau alami bersama Rayoung selama ini? Hah?!" Nana yang pertama mulai menyerang Jungkook.

   Jungkook mengernyit heran mendengar ucapan Nana. Belum berkurang rasa heran Jungkook atas ucapan Nana, Hyemi ikut menyerang Jungkook dengan ucapannya. "Nana benar! Aku merasa kasihan pada Rayoung yang sampai saat ini masih mencintai pria jahat seperti mu! Ia bahkan masih sering membicarakan tentang diri mu pada kami, meski sudah jelas ada seorang pria yang lebih baik dari diri mu di depannya. Taehyung, kau tahu? Sudah berulang kali menyatakan perasaannya pada Rayoung. Namun dengan alasan hanya karena dirimu, Rayoung selalu menolak pernyataan tulus Taehyung!"

    "Lalu," Nana kembali berbicara. "Taehyung juga selalu memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus untuk Rayoung. Tak peduli jika Rayoung masih dengan bodohnya mencintai dirimu yang jelas-jelas tak pernah melihatnya! Meskipun begitu, Taehyung tetap sabar menunggu Rayoung  hingga saat ini."

     Mendengar nama Taehyung mau tak mau membuat Jungkook sedikit khawatir atas kehadiran pria itu akhir-akhir ini dalam kehidupan Rayoung. Di tambah lagi dengan pengakuan pria itu yang terus terang mencintai Rayoung. Namun, untuk apa rasa khawatir itu? Di saat ia sendiri masih menjadi seorang pengecut yang tidak berani mengungkapkan perasaannya.

    "Jeon Jungkook," Panggil Hyemi. "Menjauhlah dari Rayoung jika kau hanya bisa menyakitinya. Biarkan ia bahagia bersama Taehyung, ataupun pria lain yang akan menggantikan posisi mu di hatinya nanti. Karena jika tidak, ku pastikan Rayoung tidak akan pernah bisa melupakan dirimu dan akan selalu merasa sakit."

   Melihat tidak ada reaksi yang berarti dari Jungkook, Nana dan Hyemi menjadi kesal sendiri dan memilih untuk bangkit untuk segera pergi dari hadapan Jungkook.

    "Aku hanya ingin memberitahu mu, Jeon Jungkook. Kau tidak akan pernah bisa bahagia jika selalu menyakiti perasaan seorang yang kau cintai. " Nana memperingati Jungkook dengan nada final.

    "Hmm! Annyeong!" Hyemi segera menarik tangan Nana untuk pergi dan meninggalkan Jungkook sendiri.

    Kesendiriannya membuat Jungkook kembali merenung dan memikirkan Rayoung. Ia memikirkan ucapan Nana dan Hyemi tadi. Menyakiti Rayoung? Sudah sangat sering ia lakukan. Membuat gadis itu menangis dan bersedih adalah hal pertama yang selalu Jungkook beri pada Rayoung. Namun dengan bodohnya, Rayoung tetap mencintai Jungkook dengan tulus. Meski sudah berulang kali Rayoung ingin melupakan Jungkook dan menghapus semua perasaan Rayoung terhadap Jungkook.

    Hingga saat ini, Jungkook memiliki Hyuna. Tidak mungkin Rayoung tidak semakin tersakiti dengan pilihannya itu. Ia tahu dengan pasti sebesar apa perasaan Rayoung terhadap dirinya dari setiap usaha tulus gadis itu mendapatkan perhatiannya. Dan hal itulah yang membuat Jungkook tidak bisa mengabaikan setiap usaha tulus Rayoung begitu saja. Karena hatinya selalu tersentuh oleh setiap perlakuan tulus Rayoung pada dirinya.

   Namun saat ini, tidak mudah meraih Rayoung kembali ke sisinya. Ia memiliki sebuah tanggung jawab yang sangat besar dalam keluarganya. Ia tahu, jika tanggung jawab itu akan mengubur semua cita-cita dan impian, bahkan cintanya. Maka dari itu, ia selalu berharap, jika saja keadaan tidak memaksanya untuk memilih dan menyakiti Rayoung. Ia akan belajar lagi bagaimana caranya untuk tidak menjadi seorang pengecut yang selalu memendam perasannya sendiri hingga saat ini. Sehingga suatu saat nanti, ia akan yakin dan dengan lantangnya menyuarakan seluruh isi hatinya di depan orang yang ia cintai.

   

    Namun entah kapan kesempatan itu akan datang pada dirinya. Padanya -Jeon Jungkook- yang selalu menyangkal perasaan cinta di dalam hatinya untuk Rayoung.

~~~~~

Sori untuk update yg kelamaan :D

Oya part kmrin itu ada sebuah typo yg banyak bertebaran. Castnya itu sebenarnya Han Hyuna, bukan Han Hyena. Karena dari awal emg rencananya nama cast itu Hyena, dan blm sempet aku edit part kmrin. Aku lupa kalau nama Hyena itu udah aku ubah jd Hyuna di part2 sblumnya. Sekali lagi maaf untuk kesalahan aku.

Oya, next part bakal panjaaaaaaaaaaaaaaang bgt! Karena percampuran (?) antara 2 part + ending , gitu hehe

Jadi terima kasih untuk kalian semua yg udah nungguin cerita aku sampai sejauh ini :D

Continue Reading

You'll Also Like

164K 10.8K 17
Siapa sangka sang gadis harus bertemu lagi dengan Cinta pertamanya setelah dicampakan selama 7 tahun lamanya. Sang Cinta pertama kembali saat sang wa...
128K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
436K 4.6K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
4.1K 373 17
(Completed) (SEQUEL : Reason | Release, check my other FF!) Highest Rank : #1 Savage (27-07-18) #5 Swag (29-07-18) #22 BTSFF (29-07-18) #91 Angst(27...