It's My Destiny

By NinsJo

9.1M 1.1M 25.2K

Tidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia ber... More

Chapter 1 : The Beginning
Chapter 2 : Second Life?
Chapter 3 : Value Of Friend
Chapter 4 : End Relationship With Dion
Chapter 5 : Shocking News
Chapter 6 : Dion's Persistence
Chapter 7 : Requirement
Chapter 8 : Foreign Man
Chapter 9 : Preparation
Chapter 10 : The Wedding
Chapter 11 : Face To Face For The First Time
Chapter 12 : Flat Face Without Smile
Chapter 13 : Trying To Love You
Chapter 14 : Humiliated
Chapter 15 : Girls Time
Chapter 16 : Reason
Chapter 17 : Elliot Is Restless
Chapter 18 : Dazzle
Chapter 19 : Problem
Chapter 20 : The Stranger Again?
Chapter 21 : Elliot Can Talk?
Chapter 22 : Reality
Chapter 23 : Chit Chat
Chapter 24 : Love At First Sight?
Chapter 25 : Fenceless
Chapter 26 : Kiss Forehead
Chapter 27 : Threat
Chapter 28 : Kiss On The Cheek
Chapter 29 : Caused By Dion
Chapter 30 : Lies
Chapter 31 : Utilise
Chapter 32 : End Of Debate
Chapter 33 : Plan
Chapter 34 : Leyton Destroyed?
Chapter 35 : One Bedroom?
Chapter 36 : Pillow Talk
Chapter 37 : Vivi and Sister
Chapter 38 : Who Is Gilda?
Chapter 39 : Jealous?
Chapter 40 : The Next Plan
Chapter 41 : Provocation
Chapter 42 : More Intimate
Chapter 43 : Insulted
Chapter 44 : Dinner
Chapter 45 : Kiss
Chapter 46 : Nora Kidnapped?
Chapter 47 : Where Is Leandra?
Chapter 48 : Miss You
Chapter 49 : Meet Elliot
Chapter 50 : Trying To Save
Chapter 51 : Accident
Chapter 52 : Bad Condition
Chapter 53 : Love Is Blind
Chapter 54 : Elliot Vs Dion
Chapter 55 : Amnesia?
Chapter 56 : So Sweet
Chapter 57 : Elliot Meet Gilda
Chapter 58 : Intimacy
Chapter 59 : Cooperate?
Chapter 60 : Elliot Parents
Chapter 61 : Complete Each Other
Chapter 62 : Excitant
Chapter 63 : The Joy Of A Calamity
Chapter 65 : Ending
Extra Chapter I
Extra Chapter II

Chapter 64 : Dion Goes To Prison

99.3K 10.7K 165
By NinsJo

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

🔸🔸🔸

Matahari yang malu-malu mulai terbangun dari mimpinya, memancarkan sebuah sinar yang mampu menghapus titik-titik embun pada dedaunan, menghangatkan setiap tubuh insan dari udara yang dingin. Ketika sang fajar memancarkan sinarnya, di saat itulah seluruh kehidupan dimulai kembali.

Mata Leandra mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam bola mata indahnya. Setelah kesadarannya terkumpul, Leandra mendesah dalam hati mengingat keagresifannya semalam.

Konyol bukan, ia melakukan hubungan intim pertama kalinya dengan Elliot justru dalam pengaruh obat perangsang. Bukan menyesal karena menyerahkan kesuciannya pada Elliot, ia justru sangat lega melampiaskan obat perangsang itu dengan suaminya. Bagaimana jika Dion berhasil menidurinya semalam? Entahlah, Leandra tidak bisa memikirkan jika itu benar terjadi.

Leandra menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang, badannya remuk redam akibat percintaannya dengan Elliot semalaman.

Menyadari pergerakan di dekatnya, Elliot membuka mata. "Kau sudah bangun?" Ia ikut menyandar ke kepala ranjang.

Menyugar rambutnya ke belakang sambil melirik Leandra, "Apa obat itu masih bereaksi?" Celetuk Elliot.

"Tidak lagi." Leandra menjawab pertanyaan Elliot.

"Sayang sekali." Elliot menarik pelan selimut Leandra, tapi Leandra memegang selimut yang menutupi dadanya dengan erat.

"Sayang apanya." Sahut Leandra.

"Aku justru berharap obat itu masih bereaksi. Bukankah menyenangkan jika kita mengurung diri di kamar seharian dan mengulangi percintaan kita? Aku tidak keberatan." Ujar konyol dari Elliot.

Mendengarnya membuat Leandra menganga tidak percaya, ia lantas memukul wajah Elliot menggunakan bantal. "Berhenti berbicara konyol, Elliot Zoldyc!!" Ketus Leandra.

Elliot terkekeh, ia membawa tubuh Leandra untuk masuk ke dalam dekapannya.

Melihat Elliot tertawa membuat Leandra takjub, ia membiarkan kesenangan Elliot karena jika ia berkomentar pasti Elliot akan melunturkan tawanya.

"Apa yang kau rasakan?" Elliot mengecup puncak kepala Leandra.

"Kau membuat badanku remuk." Gerutu Leandra.

"Aku? Kau yang menginginkannya berkali-kali, Lea." Jawab Elliot, sebenarnya tidak hanya Leandra tapi ia sendiri juga tidak bisa mengontrol hasratnya, menginginkan lagi dan lagi.

Leandra memukul pelan dada Elliot yang tidak tertutup pakaian. "Kau juga seperti orang yang mengonsumsi obat perangsang. Tidak, kau seperti orang kerasukan semalam." Begitulah yang Leandra lihat, gairah suaminya tidak pernah padam semalaman.

Rasa sakit karena pertama kali melakukan kegiatan intim hingga tidak di rasakannya karena rasa nikmat yang Leandra dapatkan lebih mendominasi. Obat perangsang itu membuat libido Leandra selalu muncul, membuat keduanya mengulang percintaan semalam suntuk.

"Itu karena kau begitu nik...,." Sahut Elliot yang terpotong karena tangan Leandra membekap mulutnya.

Elliot menyingkirkan tangan Leandra, ia menurunkan wajahnya. Menelusuri leher Leandra dengan gerakan menggoda, berusaha membangkitkan gairah istrinya karena ia masih belum puas menggauli Leandra.

"Elliot." Leandra berkata dengan tercekat.

"Hmm..," Elliot menjawabnya dengan gumaman.

Mata Leandra pun kembali meredup, entah obat perangsang itu masih bekerja atau memang tubuhnya yang begitu murahan karena terhanyut pada sentuhan Elliot.

Elliot menarik wajahnya, keduanya saling bertatapan dengan intens. Leandra bisa melihat kobaran gairah dari mata Elliot.

Leandra menganga ketika selimut yang menutupi tubuh polosnya dibuang dengan serampangan oleh Elliot.

"El, apa yang kau lakukan?" Tanya Leandra karena Elliot mengangkat tubuhnya.

"Mandi bersama." Elliot mendaratkan ciuman penuh hasrat di bibir Leandra sambil melangkah menuju kamar mandi.

Bukan hanya mandi bersama yang Elliot maksud, tentu Elliot akan membuat istrinya mendesah kembali di dalam kamar mandi. Tubuh Leandra seakan menjadi candu untuknya. Mana mungkin dirinya kelak melirik wanita lain selain istrinya. Istrinya seperti paket komplit, Elliot sangat mencintai apapun yang ada pada Leandra.

Dion menoleh cepat pada papanya, "Apa maksud papa?" Tanya Dion dengan nada tinggi.

Pihak berwajib sekarang memborgol tangannya, ia di tangkap atas kasus penculikan Nora dan Leandra. Dan yang membuat Dion tidak percaya, penyidik menangkapnya setelah mendapatkan bukti akurat atas keterlibatannya. Bukti itu tidak lain di serahkan oleh Ferdi, papanya sendiri. Bukti yang Dion simpan di rumah papanya.

Dengan tangan terborgol, Dion mendekati keberadaan Ferdi. "Jawab, Pa!?" Desis Dion.

Ferdi hanya diam, menatap Dion dengan ekspresi sedih. Tentu saja sedih, orangtua mana yang tega menjebloskan anak yang ia sayangi ke penjara.

"Kenapa papa tega padaku?" Dion kembali bersuara.

"Maafkan papa. Papa sudah memperingatkanmu tapi kau tidak mau berhenti untuk mengusik kehidupan Elliot dan Lea. Semalam kau justru ingin menculik Lea lagi." Ferdi berucap dengan suara kecil, ia sendiri terluka atas kejadian ini.

Elliot dan Dion sama-sama anak kandungnya, seandainya saja Dion mau berhenti untuk tidak menimbulkan kesulitan pada orang lain, pasti Ferdi tidak akan melakukan ini pada Dion.

"Aku anak papa! Kenapa papa harus memikirkan mereka!?" Desis Dion dengan gigi bergemeletuk.

Ferdi memilih mengatakan sejujurnya, "Elliot anak kandungku."

Dion menatap Ferdi dengan raut tidak percaya. Elliot anak kandung papanya? Ia dengan Elliot saudara kandung? Dion berharap apa yang di katakan Ferdi bukanlah kebenaran.

"Sudah papa katakan jangan mengusik keluarga Elliot." Ferdi tidak bisa menguasai dirinya, air mata terlihat menetes.

"Maafkan papa. Elliot kakakmu, papa tidak ingin kau menyulitkan hidup kakakmu." Ferdi menambahkan perkataannya.

"Kakak?" Dion tersenyum miris, kenapa harus Elliot? Dion masih tidak percaya atas kenyataan ini.

"Elliot anak dari Marissa, papa pernah bercerita padamu." Ferdi ingin menceritakan semuanya. Ia berharap Dion dapat menerima kenyataan ini.

Selama ini Dion tahu jika papanya selalu mencari keberadaan wanita bernama Marissa, tapi tidak pernah membuahkan hasil. Tentu Dion tidak pernah menduga jika hubungan Ferdi dengan wanita masa lalunya hingga menghasilkan anak. Apalagi anak itu adalah Elliot.

"Aku kecewa pada papa! Aku seperti ini juga karena papa!! Aku yang dari kecil bersama papa bukan orang lain!" Ujar Dion sebelum di giring oleh pihak kepolisian. Ia berpikir jika Ferdi lebih memihak pada Elliot.

Ferdi mencari pegangan apapun yang ada di dekatnya, dadanya sungguh sesak. Ia yang seharusnya mendekam di penjara karena Dion berbuat demikian juga karena didikannya, ia benar-benar menjadi orangtua yang gagal selama ini.

Ferdi berharap Dion dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik saat berada di jeruji besi, hal tersebut tidak lain juga untuk masa depan dan kebaikan Dion sendiri.

Dan dengan tertangkapnya Dion, setidaknya Elliot dan istrinya bisa hidup damai serta bahagia, karena tidak akan ada lagi yang mengusik pernikahan mereka.

Terus ikuti kelanjutan cerita "It's My Destiny"

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.

Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya 😚

Terima kasih. Sehat dan bahagia selalu untuk kalian.... 😉

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 364K 61
Di akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan mem...
7.3M 375K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...
10.8K 1.8K 43
Penyesalan kadang-kadang memang berakhir buruk. Ketidak setiaan hati seseorang bisa menyebabkan patahnya banyak hati yang lain. Memaksakan sesuatu...
1M 77.1K 30
#1in-FANTASI [08-12-2018] #2 in-ALICE [01-09-2018] #1 in-WEREWOLF [03-07-2020] #1 in -GREYSON [06-07-2020] [Completed] cerita ini udah tamat;) ATTENT...