Hello, good morning
We meet again in Saturday 😁😁😁
Hope you all are healthy and in good condition
Please enjoy this story
Happy reading
😉😉😉
🌹🌹🌹🌹🌹
"bunda sedang apa?" tanya suara itu lagi dan Ai melihat Nina berdiri di pintu kamar mandi
Ai tersenyum memandang putrinya itu dan berkata, "bunda lagi cuci baju, sayang. Kamu ngapain disini? Masih pagi lho. Biasanya kalo libur, kamu tidur."
"ngga bunda. Aku mau bantuin bunda," kata Nina yang berjalan menuju Ai yang sedang mencuci
"kamu kok masuk sini?" tanya Ai saat Nina berjongkok
"kan Nina mau bantuin bunda," kata Nina
"ngga usah Nina. Nanti kamu basah," larang Ai
"tapi Nina pengen bantuin bunda," tolak Nina dengan nada kecewa
Ai diam sejenak dan kemudian menghela napasnya, "Nina mau bantuin bunda?"
Nina menganggukkan kepalanya dengan antusias dan Ai berkata, "Nina cukup berdiri dekat mesin cuci itu!" Ai menunjuk ke mesin cuci, "Nina tunggu sampai mesinnya berhenti ya!
Nina menganggukkan kepalanya lagi dan berjalan menuju mesin cuci yang berada di luar kamar mandi. Dia mengamati mesin cuci yang mengeluarkan suara halusnya. Itu menandakan bahwa mesin masih bekerja.
Ai tersenyum melihat Nina, yang tidak tahu mengapa, berubah. Putrinya itu mulai menuruti apa yang Ai katakan. Putrinya itu sudah tidak berkata kasar dan membentaknya. Bahkan putrinya itu sekarang selalu berkata lembut dan memanggilnya dengan sebutan 'bunda'. Mendengar kata tersebut dari putrinya, membuat Ai merasa senang.
Ai sudah membilas pakaian yang tadi sudah ia kucek. Dia menghampiri Nina yang masih setia menunggu mesin cuci yang belum berhenti bekerja. Ai menghampiri Nina sambil membawa ember berisi pakaian basah mendekati mesin cuci.
"kalo Nina ngantuk, tidur lagi aja! Ini masih pagi lho," kata Ai yang sudah berada di samping Nina
"ngga bun. Nina mau bantuin bunda!" tolak Nina
Suara mesin cuci yang sudah berhenti, mengurungkan niat Ai untuk membalas ucapan Nina. Ai memindahkan baju yang sudah dicuci ke tabung sampingnya dibantu oleh Nina dan kemudian Ai membuang air bekas cucian dari mesin cuci. Kemudian Ai memasukkan cucian yang ada di ember ke tabung yang sama. Tabung tersebut digunakan untuk mengeringkan pakaian.
"kenapa bunda cuci baju bunda sendiri? Kan ada bibi yang biasa mencuci baju," tanya Nina setelah Ai selesai mengatur mesin cuci untuk proses pengeringan
Ai menoleh ke Nina yang berada di sampingnya. Ai menggandeng Nina untuk duduk di kursi yang berada di luar. Mereka berdua duduk di kursi taman sambil menikmati sinar matahari yang baru menampakkan diri. Sinarnya terasa hangat dicampur dengan udara pagi yang segar.
Ai tersenyum menatap putrinya itu, "bunda hanya ingin menjadi istri yang baik terhadap suami."
"maksudnya bunda?" tanya Nina bingung
"sebagai istri, bunda harus melayani suami, yaitu papa kamu. Seperti memasak, menyiapkan keperluan kerja papa, mendidik anak - anak dan melakukan semua pekerjaa rumah lainya," kata Ai
"tapi kan, bibi sudah bekerja disini. Papa juga bayar bibi untuk bekerja disini," kata Nina
"iya sayang, bibi memang bekerja disini. Tapi bunda cuman melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan papa saja. Seperti mencuci baju papa, membersihkan kamar tidur bunda dan papa. Jadi kebutuhan papa, bunda yang mengurus," kata Ai
"kalo kebutuhan papa diurus sama bunda, bibi kerjanya apa dong? Kan kasihan bun, kalo bibi ngga kerja. Berarti nanti bibi dipecat dong," tanya Nina
Ai tersenyum sambil membelai rambut panjang putrinya itu yang diikat menjadi satu, "bibi ngga akan dipecat sayang."
"kok bisa, bun. Kan kebutuhan papa sudah diurus sama bunda," kata Nina lagi
"kan bunda cuman ngurus kebutuhan papa saja. Lalu untuk mengurus kebutuhan kamu dan kak Nino siapa hayo?" tanya Ai sambil menjawil hidung mancung Nina
Nina tampak berpikir dan kemudian berkata, "iya juga ya bun," Nina memukul dahinya dengan pelan sambil tertawa.
"dulu waktu bunda masih kuliah, bunda berharap, jika sudah menjadi seorang istri, bunda pengen jadi istri yang baik untuk suami bunda. Bunda ingin melayani semua kebutuhan suami bunda. Apalagi dalam surat Al Baqarah menjelaskan 'Mereka (istrimu) adalah pakaian untukmu, dan kamu (suami) pun pakaian untuk mereka,' Ai bercerita.
"maksudnya arti dari surat itu apa bun?" tanya Nina
"Nina tahu, fungsi pakaian itu apa?" tanya Ai
"buat nutup badan," Ai menganggukkan kepalanya
"biar ngga kepanasan dan kedinginan, bun. Terus biar ngga telanjang juga," Nina nyengir mendengar ucapannya yang terakhir
"jadi, maksudnya itu, bunda harus menjaga aib papa kamu. Bunda tidak boleh membicarakan keburukan dan kekurangan yang ada di papamu kepada orang lain. Bunda harus bisa menjaga aib papa kamu agar orang lain tidak tahu," kata Ai
"gimana caranya, bunda menutupi aib papa?" tanya Nina ingin tahu
"dengan cara, melayani kebutuhan papa. Seperti mencuci pakaian papa dan menyeterikanya, menyiapkan keperluan kantor papa dan membersihkan kamar kami," kata Ai
"apa hubungannya, bunda melakukan itu semua dengan menutupi aib papa?" tanya Nina dengan nada bingung
"Jika asisten rumah tangga yang mengurus semua keperluan di rumah, sampai keluar masuk kamar utama, itu menandakan ada orang lain yang tahu tentang pribadi kita kan," Nina menganggukkan kepalanya
"jika masih lajang sepeti Nina, itu hal biasa. Tapi jika sudah menikah itu menjadi sesuatu yang harus dijaga. Contohnya kalo asisten rumah tangga yang mencuci baju, lalu menemukan sesuatu seperti bekas lipstik, wangi parfum yang berbeda atau sesuatu yang lainya, yang pertama kali menemukan orang lain. Kemudian ART itu yang tidak tahu apa - apa, bercerita terhadap orang lain. Lalu nanti timbul gosip dan hal tersebut bisa membuat rumah tangga menjadi bermasalah," kata Ai
"beda ceritanya, jika yang mencuci sang istri. Semua hal - hal yang mencurigakan akan ditemukan oleh istri. Lalu sang istri bertanya kepad sang suami. Dan masalah rumah tangga hanya mereka berdua yang tahu. Orang lain tidak tahu," jelas Ai
"jadi karena itu, bunda ngga mau kalo nanti bunda nemuain hal - hal yang mencurigakan?" tanya Nina
"bukannya bunda curiga kepada papa mu, atau pun tidak percaya kepada bibi. Bunda hanya menjaga aja, jika ada sesuatu, setidaknya bunda yang pertama kali menemukan," jawab Ai sambil tersenyum kepada Nina
"waktu bunda cuci baju papa, nemu yang mencurigakan ngga?" tanya Nina
"alhamdulillah bunda tidak menemukan apa - apa," jawab Ai sambil tersenyum
Mesin cuci sudah berhenti. Itu menandakan bahwa proses pengeringan sudah selesai. Ai berjalan menuju mesin cuci diikuti oleh Nina di belakangnya. Ai memasukkan baju kering tersebut ke dalam keranjang besar dibantu oleh Nina. Setelah selesai, Ai membawa keranjang itu keluar untuk dijemur.
"ini gimana bun cara jemurnya?" tanya Nina sambil membawa sebuah kemeja berwarna biru langit
Ai yang baru saja meletakkan bra pada gantungan, langsung menatap Nina yang berdiri di sampingnya,
"kalo kemeja, cukup kamu taruh di gantungan, sayang!" kata Ai sambil menunjuk gantungan yang berada tidak jaub dari mereka, "kamu gantung seperti baju yang pernah kamu lihat di mall!"
Ai melanjutkan mengambil dalaman lainnya. Disisi lain, Nina mengambil gantungan yang ditunjuk bundanya tadi. Kemudian di meletakkan kemeja tersebut dan berjalan menuju tempat Ai yang sedang menjemur.
"seperti ini bun?" tanya Nina
"iya. Gantung disitu aja!" perintah Ai. Ai berjalan menuju tempat Nina. Ai mengurut kemeja yang tadi dijemur Nina, "diurut seperti ini, biar keliatan rapi. Jadi nanti kalo menyeterika bisa cepat halus!" kata Ai dengan suara lembut.
"siap bunda," kata Nina dengan nada penuh semangat dan mereka berdua sibuk menjemur pakaian.
Setelah menjemur, Ai berjalan menuju ruangan yang tak jauh dari situ. Ruangan itu terdapat banyak pakaian yang berada di dalam keranjang. Ada lemari gantung juga. Di ujung ruangan terdapat sebuah papan yang berbentuk seperti meja. Papan tersebut berbentuk persegi panjang dengan lebar kurang lebih sekitar 1,5 meter.
"bunda mau apa?" tanya Nina
"bunda mau menyetrika kemeja papa, sayang," jawab Ai yang sedang menancapkan kabel setrika pada stop contact
Ai duduk di kuris yang sudah disediakan sedangkan Nina duduk di kursi yang ada di dekat pintu. Ai meletakkan kemeja sang suami di papan tadi dan menyemprotkan cairan yang berbau wangi pada baju sang suami. Nina melihat bundanya sedang sibuk menyetrika baju papanya itu.
"bunda, Nina mau tanya?" kata Nina
"tanya apa sayang?" jawab Ai dengan tanoa menoleh ke Nina karena dia sedang sibuk menyeterika
"tadi kan bunda bilang, kalo kamar utama yang juga diurus sama bunda. Terus aib apa yang harus ditutupi, bun?" tanya Nina yang dari tadi dia masih bingung
Ai menoleh kepada Nina dan tersenyum, kemudian dia melanjutkan kegiatannya lagi sambil menjawab, "karena di dalam kamar utama adalah area yang paling pribadi. Contohnya, kalo ada sesuatu yang rahasia, pasti orang akan menyimpannya di dalam kamar. Seperti buku harian, benda berharga, dan lainnya." Nina menganggukkan kepalanya
"di kamar, juga tempat kita untuk berganti baju. Nanti kalo tiba-tiba ada orang lain masuk ketika kita dalam keadaan yang belum berpakaian, nanti orang lain akan lihat, gimana? Kan kita jadi malu. Dan sesuatu yang kita sembunyikan malah ketahuan," lanjut Ai
"maksudnya bun?" tanya Nina
"ya, bisa aja seseorang memiliki bekas luka di tubuh dan disembunyikan. Eh.... Ternyata ada yang lihat. Terus orang yang lihat menyebarkan bekas luka tersebut. Kan sama aja orang yang lihat menyebarkan kekurangan orang lain," kata Ai
"iya juga ya bun," jawab Nina menyetujui
"jadi alasan bunda mencuci, menyeterika dan membersihkan kamar utama karena itu, ya?" kata Nina
"iya," Ai menganggukkan kepala, "seperti yang bunda bilang tadi. Bunda ingin menjadi istri yang Sholehah. Jadi bunda harus melayani kebutuhan papa mu. Dan yang bisa bunda lakukan untuk melayan kebutuhan papa mu, ya dengan cara itu," jawab Ai sambil tersenyum
🌹🌹🌹🌹🌹
Enough for today
Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊
Don't forget vote and comment
Follow this account fanyawomenly
Thank you have waited this story
Thank you have read this story
Thank you have voted and commented
Have a nice day