Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Begitu tiba di kamarnya, Elliot mencari-cari keberadaan istrinya. Diyakini Leandra tidak berada di kamar, Elliot berjalan keluar kamar untuk mencari keberadaan Leandra karena biasanya Leandra sering menghabiskan waktu di halaman belakang.
"Dimana Lea?" Elliot bertanya pada salah satu pelayannya.
"Nona Lea belum pulang, Tuan." Sopan pelayan tersebut menyampaikannya pada Elliot.
"Belum pulang?" Elliot mengulangnya dalam hati. Ia kembali menuju kamarnya, mengambil ponsel untuk menghubungi nomor Leandra.
Puluhan panggilan tidak terjawab terpampang pada layar ponsel Elliot dan itu adalah panggilan dari nomor Leandra. Ia merutuki kelalaiannya yang mensilent ponsel sejak siang, apalagi kegiatannya hari ini cukup padat, membuatnya tidak sempat bahkan lupa untuk menyentuh ponselnya.
Elliot berdecak, ia telah melakukan panggilan berulang kali dan hasilnya tetap sama, nomor Leandra tidak dapat di hubungi. Elliot juga menghubungi mantan asisten kakek Haris, Uncle Harry justru mengatakan jika Leandra sudah keluar dari ruangannya sejak 2 jam yang lalu. Feelingnya mengatakan ada yang tidak beres.
"Ken, Lea belum pulang. Coba kau cari tau dan tanya pada orang yang kau tempatkan untuk menjaga Leandra." Begitu panggilannya pada Ken tersambung, Elliot langsung berbicara pada intinya.
"Baik, Tuan. Saya akan mengabari anda."
Hari sudah malam, Leandra biasanya akan pulang lebih awal dari Elliot. Jika Leandra mampir ke suatu tempat, Leandra selalu mengabari atau meminta ijin padanya. Tentu Elliot cukup khawatir akan hal ini.
Dengan mulut di bekap, Nora menatap tajam pada sosok yang berjalan ke arahnya.
"Aku membawakan makanan untukmu." Vivi meletakkan piring berisi makanan di atas meja yang tidak jauh dari keberadaan Nora. Ia membuka kain yang menutupi mulut Nora.
"Dion yang melakukan ini padaku?" Tebak Nora begitu kain tersebut terlepas dari mulutnya.
"Kau tau jawabannya." Vivi menjawabnya dengan singkat.
"Kenapa kau membantu pria brengsek itu?" Ujar Nora.
"Kau tau alasanku." Vivi berkata dengan menatap lawan bicaranya.
Nora berdecih dalam hati, "Kau telah mencintai orang yang salah! Kau hanya di manfaatkan olehnya." Sarkas Nora yang memahami perangai Dion.
Vivi tersenyum sinis, "Kau salah. Jika Dion berhasil menguasai harta Lea, maka aku juga akan menikmati hasilnya." Ia yakin, Dion akan memujanya dengan harta berlimpah saat rencana Dion terwujud.
Dion sudah berjanji pada Vivi, akan menjadikan Vivi wanita satu-satunya di hidup Dion jika Vivi mendukung rencananya. Vivi pun menyambut baik permintaan Dion tersebut. Selain mendapatkan cinta Dion, ia akan menjadi wanita bergelimang harta nantinya.
"Dasar bodoh! Apa kau tidak bisa memahami karakter orang lain? Pria seperti Dion mana mungkin bisa di percaya!? Dia pria licik dan manipulatif!" Nora tidak habis pikir dengan Vivi, cinta benar-benar membuat orang menjadi bodoh karena Vivi justru mendukung kejahatan Dion.
Dengan tatapan tidak ramah, Vivi menyendokkan makanan ke depan mulut Nora. Dion memperingatkannya supaya tidak membuka ikatan Nora. Maka dari itu, mau tidak mau Vivi harus menyuapi Nora.
Nora tidak ingin jual mahal, ia membuka mulutnya karena perutnya sudah keroncongan sedari tadi. Jika perutnya kenyang, maka ia bisa berpikir untuk menyelamatkan diri dari sini. Ia juga tidak ingin bernasib tragis, mati karena kelaparan.
"Jadi Dion menculikku untuk mengancam Lea?" Nora bertanya dengan mulut dipenuhi makanan.
"Hmm." Vivi menjawabnya dengan gumaman.
"Mengancam apa?" Nora bertanya dengan penasaran.
"Menukarmu dengan menyuruh Lea bercerai dari suaminya, dengan begitu Dion bisa mengambil alih harta Lea setelah mereka menikah." Vivi menjawabnya dengan santai.
"Dan kau justru mendukung Dion menikahi Lea? Seharusnya kau tidak terima dengan hal itu! Jika Dion mencintaimu dengan tulus, mana mungkin dia berniat menikahi wanita lain." Cemooh Nora menyadarkan kebodohan Vivi.
Vivi tidak ambil pusing akan hal itu, yang terpenting untuknya, Dion berhasil menguasai harta Leandra. Perihal status Dion dengan Leandra, itu masalah kecil, ia bisa menyingkirkan Leandra dengan mudah.
"Tidak usah cerewet!" Ketus Vivi.
"Jika Lea tidak menuruti permintaan Dion?" Sahut Nora kemudian.
Vivi menunjuk beberapa pria yang berada disana dengan dagunya, "Kau akan menjadi pemuas napsu mereka."
Nora melotot mendengarnya, walau Vivi berkata dengan santai, ia yakin jika Vivi mengatakan yang sebenarnya. Walau terdengar horor tapi Nora justru memikirkan Leandra sekarang. Leandra pasti sedang kalut memikirkan ancaman yang di berikan oleh Dion.
"Bantu aku keluar dari sini, Vi." Bisik Nora.
"Untuk apa aku melakukannya? Itu justru akan membuat Dion membenciku." Vivi tidak berniat membantu Nora.
Nora menghela napas, Vivi begitu di butakan oleh cinta. Apalagi Vivi pasti menaruh dendam padanya dan Leandra. Vivi tidak mungkin berniat membantunya bahkan mengeluarkannya dari sini.
"Aku sudah kenyang." Nora meminta Vivi untuk berhenti menyuapinya.
Vivi memberi minum pada Nora, setelah ini maka tugasnya sudah selesai.
Nora kembali bersuara ketika Vivi akan menutup mulutnya kembali dengan kain, "Apa yang Dion lakukan padaku ini kriminal, kau bisa ikut di penjara karena mendukungnya."
"Aku yakin Dion melakukan semuanya dengan terencana, Dion tidak mungkin melakukan ini tanpa perhitungan dan pemikiran yang matang. Tidak perlu mencemaskan nasibku dan Dion, kami tidak akan di penjara! Sebaiknya kau pikirkan dirimu sendiri, jika sahabatmu tidak memenuhi permintaan Dion, masa depanmu sudah di pastikan akan hancur!" Vivi menutup kembali mulut Nora dengan kain.
Nora memandang punggung Vivi yang mulai menjauh. Ia berharap bisa keluar dari sini dengan selamat tanpa mengorbankan kebahagiaan Leandra.
Walau situasi dan keadaan sedang tidak baik-baik saja, Elliot memiliki kontrol diri yang cukup baik setelah mendengar informasi dari asistennya. Ken memberikan hasil informasi yang tidak memuaskan.
Ken mengatakan jika mobil Nora di temukan di jalan yang sepi tanpa di ketahui dimana penumpangnya. Nora sendiri yang meminta supaya tidak diberikan penjagaan lagi, kini teman istrinya justru menghilang entah kemana.
Sedangkan istrinya? Orang yang ia tempatkan untuk mengawasi Leandra lengah, mengira jika Leandra masih berada di Perusahaan karena tidak melihat Leandra keluar dari Perusahaan.
Menghilangnya Leandra dan Nora kemungkinan besar saling berkaitan, dan hanya ada satu orang yang Elliot curigai.
"Sudah kau tempatkan orang untuk mengawasi Dion?" Elliot bertanya pada Ken.
"Sudah, Tuan. Orang kita mengatakan jika Dion berada di rumah sakit." Ken menyampaikan informasi yang ia dapatkan.
"Pergilah dan suruh orangmu untuk mencari istriku sampai ketemu, Ken." Perintah Elliot.
"Baik, saya permisi." Ken menjauh dari Elliot untuk melaksanakan apa yang di perintahkan Tuannya.
Hari sudah larut tapi istrinya belum pulang hingga sekarang. Kegelisahan dan kecemasan melingkupi Elliot. Pikiran-pikiran buruk berkecamuk di kepalanya. Ia juga sudah melaporkan hal ini pada pihak berwajib, tapi Elliot tetap mengerahkan banyak orang untuk mencari keberadaan istrinya.
Ketika Leandra meneleponnya dan tidak ia angkat, mungkin istrinya ingin memberitahukan padanya tentang suatu hal yang penting atau mungkin meminta bantuannya. Elliot berharap, Leandra baik-baik saja dan segera di temukan keberadaannya. Jika terjadi sesuatu pada Leandra, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
To be continued...
Coment di chapter sebelumnya pada bar-bar yak 😅 suruh Leandra lebih licik, lebih jahat. Duh, si Leandra disini protagonis bukan antagonis 🙈 Leandranya juga bukan cenayang yang tau kejadian apa yang akan menimpanya, karena Author yang bikin cerita 😂 Di nikmati aja ya guys ceritanya✌🏻
Terus ikuti kelanjutan cerita "It's My Destiny"
Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.
Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya 😚
Terima kasih. Sehat dan bahagia selalu untuk kalian.... 😉