6 tahun sudah berlalu...
Semenjak kepergian gadis cantik itu, semua berubah.
Terutama lelaki tampan yang setiap harinya di hantui rasa bersalah dan kerinduan.
Sudah berkali kali dia mencari gadis-nya, namun hasilnya nihil.
Sudah berkali kali juga dia melakukan percobaan bunuh diri, namun itu semua tidak berhasil.
Hanya gadis itu. Hanya gadis itu yang bisa membuat nya seperti ini.
Kepergian gadis itu benar benar membuat nya nyaris gila. Ya, nyaris. Karna dia mengalami depresi berat, belum memasuki tahap gila.
Di benci teman temannya, koma selama 2 tahun akibat percobaan bunuh diri, dan sekarang mengalami depresi berat? Dan semua itu terjadi hanya karna kepergian gadisnya.
Untungnya, kedua orang tuanya sangat menyayangi dan selalu mendukung nya. Jika tidak, dia tidak tau lagi bagaimana hidupnya.
Banyak orang yang mengira dia sempurna karna kekayaan, ketampanan, dan keharmonisan keluarga nya.
Tanpa tau sehancur apa hidupnya karna di tinggal pergi orang yang paling dia cintai. Bahkan para sahabatnya.
Tiada hari tanpa bekerja, dan tiada malam tanpa menangis. Hanya itu yang dia lakukan selama 6 tahun ini, sangat miris bukan?
Seperti malam ini,
Lelaki itu tengah menangis dengan memandangi foto gadis cantik yang tengah tersenyum manis.
"Hai cantik." Sapa nya kepada foto itu, gila? Sebentar lagi mungkin.
Lelaki itu terkekeh miris, "Kenapa gak pernah balik? Apa kamu bener bener udah lupain aku?" Lirihnya.
"Aku hancur ay, a--aku hancur tanpa kamu hikss.." Isak tangis itu kembali terdengar di malam yang sunyi ini.
Lelaki itu mengusap lembut foto gadis-nya, "ayo balik, hikss.. ba-balik sebelum aku gila ay.."
"hiks.. hiks.. hikss.."
"ARGHHH"
SRETT
PRANGG
BUGHH
Bak orang kesetanan, lelaki itu menghancurkan semua barang yang berada di kamarnya.
Tanpa peduli tangan, bahkan wajah nya yang sudah terluka akibat terkena pecahan kaca.
Suara pecahan, pukulan, teriakan, itu di iringi dengan Isak tangis yang memilukan.
Siapapun yang melihat dan mendengar nya, pasti juga akan merasakan betapa hancurnya lelaki tampan itu.
Tak terkecuali kedua orangtuanya yang sedari tadi melihat itu semua dari celah pintu kamar lelaki itu.
Sang wanita sudah menangis terisak di pelukan suaminya, "Hiks.. k--kita ha-harus gimana mas?" Tanya nya lirih.
Pria paruh baya, itu menggeleng tidak tahu. Dia sudah mencari gadis yang di maksud putranya, namun tak kunjung menemukan hingga sekarang. "Aku juga gak tau." Sahut pria itu tak kalah lirih.
Wanita itu menatap suaminya sendu, "Pu-putra kita bisa gila, hiks.. klo di biarin k--kayak gini terus." ujarnya terdengar sangat frustasi.
"Nggak, kita harus berusaha cari gadis itu. Kita gak boleh nyerah sayang."
✨✨✨
Sedangkan di negara yang berbeda, seorang perempuan cantik tengah tersenyum manis menatap seorang gadis kecil yang terlihat sangat menggemaskan.
Perempuan itu merentangkan kedua tangannya, "Sini sayang." Seru nya.
Dengan langkah riang nya, gadis kecil itu berlari dan masuk ke dalam pelukan hangat perempuan itu, "Bunda udah lama dicini?" Tanya gadis kecil itu.
"Baru kok, papah kamu mana sayang?" Jawab dan tanya perempuan itu.
"Tadi papah lagi ngambil oleh oleh dulu di mobil buat bunda." Jawab gadis kecil itu.
"Wah bunda dapet oleh oleh nih?" Seru nya riang.
Gadis kecil itu tertawa, "Dapett dong bunda." Sahut nya tak kalah riang.
Saat sedang asik mengobrol, tiba tiba datang seorang pria tampan.
"Nah itu papah." Tunjuk gadis kecil itu.
Perempuan itu terkekeh, lalu menatap pria tersebut. "Gimana?" Tanya nya.
Pria itu memutar bola matanya malas, "Gimana apa nya?" tanya nya balik.
Sang perempuan berdecak kesal, "Berhasil gak?" tanya nya lagi.
Pria itu tersenyum manis, "Berhasill." Jawab nya senang.
"A--" baru saja hendak menyebutkan nama pria itu, tiba tiba ucapannya terpotong.
"SAYANGG, KITA MAKAN DULU YUK BARENG BARENG." Teriakkan menggelegar itu terdengar dari lantai bahwa.
"Lanjut nanti aja, ayo ke bawah."
✨✨✨
Pagi ini, meja makan terasa sangat hening. Seperti hari hari biasanya.
"Sayang, makanan nya di makan dong." Ujar seorang wanita paruh baya.
Lelaki itu hanya berdehem, lalu memakan makanannya dengan tak nafsu dan jangan lupakan tatapan kosongnya.
"Kamu gak mau cari perempuan baru aja gitu?" Celetuk pria paruh baya yang sedari tadi diam.
Lelaki itu menatap papahnya tajam, rahangnya mengeras, dan tangannya terkepal kuat. "Klo gak sama dia, Al gak mau sama perempuan mana pun." Jawab nya tegas.
Kedua orangtuanya hanya bisa menghela nafas.
"Ini sudah bertahun tahun nak, bagaimana klo perempuan yang kamu maksud sudah memiliki keluarga?" Tanya Rena lembut, masih ingat Rena kan? Bunda Al.
Al terdiam mendengar perkataan bunda nya, dia pun sering berfikir seperti itu. Namun bagaimana? Cinta nya terlalu besar untuk gadis-nya.
Al menatap kedua orangtuanya serius, "Al gapapa kok jadi yang ke-dua." Jawab nya enteng.
Kedua orang tua Al melongo mendengar perkataan kelewat santai itu.
Aldian Arganta, papah Al. Menghela nafas lelah, "Terserah kamu ajalah, papah udah capek." Sahut nya pasrah.
"Sayang." Panggil Rena pelan.
Al menatap sang bunda, "Kamu yakin kan cinta dia? Bukan obsesi?" Tanya Rena pelan.
Tatapan Al berubah datar, "Klo aku ter obsesi, aku gak bakal mau jadi yang ke-dua. Aku bakal maksa dia buat jadi milik aku sepenuhnya." Sahut Al dingin.
Setelah itu, Al langsung pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang sedang terdiam.
Al kecewa, sangat. Kenapa kedua orangtuanya selalu menganggap rasa cintanya ini obsesi? Ia bisa membedakan mana cinta, dan mana obsesi.
Al berjalan cepat ke garasi rumahnya, untuk mengambil mobil nya.
Setelah itu dia dengan cepat menjalankan mobilnya keluar dari halaman mansion nya.
Ia mengendarai mobilnya dengan tenang. Sampai tiba tiba matanya membulat, saat melihat siluet perempuan yang sangat mirip dengan gadis-nya.
Dengan cepat Al memberhentikan dan keluar dari mobilnya. Lalu langsung berlari kencang mengejar perempuan itu tanpa memperdulikan orang orang yang sudah ia tabrak.
Jantung nya berdetak kencang saat sudah dekat dengan perempuan itu.
"Berhenti." Seru nya, dengan refleks tangannya memegang kuat tangan perempuan itu dari belakang.
Perempuan tersebut menoleh, menatap bingung pria tampan yang mencekal tangan nya tiba tiba.
Saat melihat wajah perempuan itu, senyum bahagia Al yang sempat terpancar tergantikan dengan senyum kecut nya.
Lagi lagi matanya hanya salah melihat.
"Kenapa ya mas?" Tanya perempuan itu bingung, namun dirinya sudah gugup setengah mati Sekarang. Pesona Al memang tak main main.
Al menggeleng pelan, ia menatap perempuan itu datar. "Salah orang." Jawab nya singkat.
Setelah itu dia langsung pergi meninggalkan perempuan itu yang cengo di tempat.
Untung tampan, coba klo nggak. Batin perempuan itu kesal.
Balik lagi kepada Al,
Saat sudah masuk ke dalam mobilnya, Al menghela nafas berat.
Lagi lagi ia salah orang.
Apa se rindu itu dia dengan gadis-nya? Sampai berkali-kali salah orang seperti ini?
Tanpa sadar, air mata Al jatuh tanpa izinnya.
Sungguh, Al lelah.
Rasanya, lebih baik ia mati daripada tersiksa seperti ini.
QUEEN ZHEVAYLA, satu satunya perempuan yang benar benar berhasil membuat hidupnya hancur.
TBC.
Hallo, aku udah update lagi nihh✨
Gak kerasa udh 6 tahun aja wkwkwwk, aku sengaja skip biar gak kepanjangan chapter nya yaa.
Gimana sama chapter ini?
Al udah menderita banget lohh, udah hampir gila malah.
Ada yang berubah pikiran, dan dukung hubungan Al dan Zheva?
Okee segini dulu ya...
Jangan lupa vote dan komenn nyaa❤️
Dadahh 👋