We meet again in Saturday 😁😁😁
Finally, I can update in this morning, although it is almost afternoon 🤭🤭🤭
Hope you all are healthy and in good condition
Please enjoy this story
Happy reading
😉😉😉
🌹🌹🌹🌹🌹
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya……"
(Al Baqarah ayat 286)
Kia dan bibi sedang berada di dapur. Bibi sedang membenahi piring dan barang lainnya yang baru saja dicuci. Kia, sang pengasuh Dion sedang mencuci dot dan alat makan Dion karena baru saja Dion selesai sarapan.
"Nyonya kenapa ya bi?" tanya Kia kepada bibi
"aku juga ngga tau. Nyonya terlihat aneh abis pulang lusa kemarin," jawab bibi
"iya bi. Kira - kira kenapa ya?" tanya Kia dan bibi hanya bisa menggelengkan kepalanya
"aku kasihan sama Nyonya, bi. Kenapa non Nina ngga suka ya," keluh Kia
"padahal Nyonya padahal baik banget. Cara bicaranya juga halus. Terus sayang banget sama Dion. Pokoknya Nyonya beda banget kayak ibu tiri yang ada di sinetron - sinetron atau di novel - novel, yang keliatan jahat," lanjut Kia
"aku juga ngga tahu, kenapa non Nina bisa kayak gitu ke Nyonya. Aku juga kaget waktu Non Nina berteriak, suka berkata kasar dan keras. Dulu non Nina ngga seperti itu," bibi menanggapi
"non Nina memang anaknya manja dan keras kepala serta seenaknya sendiri. Tapi selama aku bekerja disini, baru lihat kalo non Nina sampai segitunya sama Nyonya," lanjut bibi
Kia menganggukkan kepala tanda setuju, "apalagi den Nino. Wah… Auranya nyeremin, bi. Aku aja kalo ketemu sama den Nino, ngga berani ngapa - ngapain. Diem di tempat," Kia berpendapat
"kalo den Nino memang seperti itu anaknya. Pendiam seperti tuan," pendapat bibi
"den Nino itu kayak non Nina, bi. Sama-sama ngga sama Nyonya. Cuman bedanya, kalo den Nino mengekspresikan penolakan dengan cara diam dan tidak peduli. Sedangkan non Nina, mengekspresikan penolakan dengan cara berkata kasar ke Nyonya," kata Kia
"hus…. Jangan ngomong kayak gitu. Nanti kalo ketahuan! bisa habis kita!" bibi memperingatkan
Kia langsung memukul mulut berkali - kali karena membicarakan anak dari majikannya. Dia menyesal melakukannya karena dia takut kalo ketahuan, nanti dipecat.
"kita do'akan saja! Semoga Nyonya diberi kesabaran dan ketabahan. Semoga non Nina dan den Nino cepat berubah dan merasakan kasih sayang Nyonya," harap bibi
"Aamiin Aamiin Aamiin," Kia berharap
Ai sekarang berada di lantai dua, tepatnya di ruangan tengah yang dikelilingi oleh kamar. Ruangan itu terdapat 1 sofa panjang dan 2 single sofa dan karpet di bagian tengahnya. Ai tengah menemani Dion bermain.
Dion berada di sebuah kolam karet yang tadi dibuat Ai dengan bantuan Kia, sang pengasuh. Ai meletakkan Dion di dalam kolam tersebut dan mengisinya dengan bola - bola berwarna - warni dalam ukuran kecil. Sekarang Dion sedang mandi bola. Bayi kecil itu terlihat sangat senang karena tubuhnya dikelilingi oleh bola. Suara tawa Dion terdengar keras sekali. Ai yang melihatnya tersenyum sedang sekaligus getir. Dia memandang bayi kecil itu dan teringat akan ucapan sang suami yaitu Daaniyaal.
Flashback on
"mas, kapan aku mempunyai anak selucu Dion?" tanya Ai kepada suaminya sambil menatap Dion yang tertidur nyenyak di sampingnya setelah melihat sang suami keluar dari kamar mandi
"kamu sudah punya anak 3, jadi tidak perlu memiliki anak lagi," jawab Daaniyaal dengan suara dinginnya sambil menatap Ai yang sedang membelai putranya di ranjang mereka
"tapi aku ingin hamil dan memiliki anak sendiri yang lahir dari rahimku," jawab Ai dengan nada berharap sambil mencium Dion dengan sayang dan tersenyum melihat putra kecilnya yang tidur dengan nyenyak
"kamu tidak perlu hamil, karena tugasmu adalah menjadi ibu untuk ketiga anakku," jawab Daaniyaal sambil melihat ke arah Ai
"maksudnya?" tanya Ai tidak mengerti dan memandang Daaniyaal, sang suami dengan ekspresi bingungnya
"aku menikahimu karena aku ingin kamu menjadi ibu bagi mereka bertiga. Jadi tugasmu hanyalah menjadi ibu bagi mereka, bukan melahirkan anak," jawab sang suami dengan nada tidak ingin dibantah
Flashback off
"nda…nda…" panggil tak jelas yang keluar dari mulut kecil Dion menyadarkan Ai dari lamunannya (bunda… Bunda)
Ai menghapus air matanya saat mengingat ucapan sang suami. Dia tersenyum kepada bayi kecilnya itu. Dia berjalan mendekati sang bayi dan mencium kepalanya yang wangi. Seketika air matanya menetes kembali.
"anak bunda kenapa?" tanya Ai sambil mengelus kepala kecil Dion
"nda….nda…." suara Dion yang terdengar ceria sambil melempar bola yang berada di sekeliling tubuhnya (bunda… bunda)
"seneng ya, mandi bola," kata Ai sambil mencubiti pioi gemuk Dion dengan gemas
Dion berusah menghindar dan kemudian berteriak, "nda…" (bunda…)
Ai terkejut dengan teriakan Dion yang sangat keras. Kemudian dia tertawa melihat wajah bayi itu yang marah. Tetapi tetap terlihat lucu dan menggemaskan, sehingga Ai menciumnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"ini siapa Dion?" Ai menunjukkan foto yang ada di ponselnya
Dion menghentikan kegiatannya yang bermain bola dan beralih melihat foto yang berada di depannya, "ia… ia…" (Nina.. Nina..)
"bukan ia, sayang! Tapi kak Nina," kata Ai membenarkan
Dion melihat sang bunda yang sedang berbicara dengan ekspresi lucunya, kemudian dia berkata dengan suara lucu khas bayinya, "ak ia" (kak Nina)
Ai tersenyum dan berkata kepada Dion, "kak Nina!"
"ak ia," Dion mengulang (kak Nina)
"pinternya putra bunda!" puji Ai dan mencium kepala Dion
Kemudian Ai memperlihatkan foto lainnya Kepada Dion dan Dion langsung berkata dengan nada senang dan suara kerasnya, "io… io.." (Nino… Nino)
"kak Nino!" kata Ai dengan suara pelan dan lembut
Dion pun mengikuti apa yang diucapkan bundanya, "ak io… ak io…" (kak Nino.. Kak Nino)
"Putra bunda memang pintar, ya!" puji Ai lagi dan sekarang Dion mendapatkan ciuman di pipi gembulnya. Dion yang mendapat ciuman sayang dari bundanya merasa senang dan dia tertawa. Dion juga membalas mencium sang bunda.
"ini siapa, Dion?" tanya Ai sambil memperlihatkan foto lagi
"pa… pa… pa… pa…." Dion berkata sambil menepuk tangannya gembira
"ini siapa?" Ai menunjuk gambar lain di foto tersebut
"ak io…" Dion menjawab (kak Nino)
"ini siapa?" tanya Ai lagi
"ak ia.." kata Dion (kak Nina)
Ai menunjukkan dirinya sendiri dan bertanya, "ini siapa?"
"nda… nda…" Dion berkata dengan suara keras dan senang (bunda… bunda…)
"yang ini siapa namanya?" tanya Ai sambil menunjuk Dion
Dion menyentuh dadanya dan berkata, "on… on…" (Dion.. Dion…)
"bunda sayang sama Dion," Ai membawa Dion dalam gendongannya, "Dion sayang sama bunda?" tanya Ai
"on yang nda.." Dion menjawab sambil menganggukkan kepalanya (Dion sayang bunda)
"cium bunda dulu dong!" pinta Ai dan Dion langsung mencium pipi bundanya dengan senang dan Ai juga menciumi pipi gemuk Dion dengan gemas
🌹🌹🌹🌹🌹
Enough for today
Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊
Don't forget vote and comment
Follow fanyawomenly
Thank you have waited this story
Thank you have read this story
Thank you have voted and commented
Have a nice day